Abstract
This quantitative-qualitative research study aimed to assess the pedagogical competence of Arabic teachers at SDIT Permata Mulia Mojokerto based on the standards outlined in the Regulation of the Minister of National Education Number 16 of 2007. The research employed a descriptive quantitative analysis to interpret the data obtained through questionnaires and observations. The results revealed that the pedagogical competence of Arabic teachers at SDIT Permata Mulia Mojokerto was categorized as "Good" with a score of 3.33 (83.33%). The research findings indicate that the implementation of pedagogical competence was effective, although some areas such as language quality and Arabic language skills still require further attention. The implications of this study highlight the importance of ongoing professional development for Arabic teachers to enhance their language proficiency and instructional abilities, ultimately contributing to the improvement of Arabic language education in similar contexts.
Highlight:
- Pedagogical competence assessment: This study examines the pedagogical competence of Arabic teachers at Permata Mulia Integrated Islamic Elementary School Mojokerto, focusing on various aspects of teaching and learning activities.
- Mixed-method approach: The research utilizes a combination of quantitative and qualitative methods, employing questionnaires and observations to collect data and descriptive quantitative analysis to interpret and describe the findings.
- Findings and implications: The study concludes that the implementation of pedagogical competence among Arabic teachers is categorized as "Good," meeting the standards set by the Ministry of National Education. However, the study also identifies the need for improvement in language quality and Arabic language skills, emphasizing the importance of ongoing professional development for teacher
Keyword: Pedagogical Competence, Arabic Teachers, Quantitative-Qualitative Research, Permata Mulia Integrated Islamic Elementary School, Mojokerto.
Pendahuluan
Guru dengan fungsi sebagai tenaga dalam pendidikan yakni tenaga profesional yang punya tugas membuat rencana dan melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Selain daripada itu pendidik juga memberikan nilai hasil pembelajaran. Guru juga harus melakukan bimbingan serta pelatihan. Bimbingan terhadap anak didik sangatlah penting utnuk perkembangan mereka selain itu guru juga harus melakukan penelitian. Guru juga mempunyai aspek lain yaitu pengabdian kepada masyarakat[1]. Untuk inilah seorang pendidik dalam pelaksanaan tugas pokoknya dalam mendidik harus baik dan profesional. Guru ditekankan agar memiliki empat kompetensi. yakni kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional[2].
Penjelasan Kompetensi pedagogik yang diambil berdasarkan rangkuman lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang terangkum adalah: (a) Penguasaan dan pemahaman karakter anak didik, penguasaan dan pemahaman karakter dimaksudkan sebagai upaya pendekatan guru kepada peserta didik. Dilihat dari aspek seperti, phisical skill, spiritual, moralitas ,social skill, intelektual, emosional, dan kultural guru diharapkan mampu untuk mengorek informasi dan memahami peserta didiknya. (b) Penguasaan teori-teori dalam proses pembelajaran, penguasaan teori adalah hal yang menjadi tolok ukur kualitas ilmu yang dibawa oleh seorang guru. Semakin dalam dan luas penguasaan teori seorang guru maka semakin membantu kegiatan belajar mengajar. Seorang guru juga harus menguasai prinsip-prinsip dalam sistem kegiatan belajar mengajar proses pendidikan. (c) Melaksanakan aspek pengembangan dalam kurikulum yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran yang sedang diemban. Kurikulum yang bersifat tetap juga terkadang mempunyai kecocokan atau mungkin kekurangan dalam penerapannya tergantung pada kondisi sekolah dan lingkungan peserta didik. (d) Melaksanakan tugas pembelajaran yang bersifat memberikan pendidikan, dimaksudkan seorang guru harus mampu untuk menjadi pembimbing, teladan, dan pembina dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan sosial, keluarga dan kepribadian untuk peserta didik. (e) Memanfaatkan perkembangan dalam teknologi keinformasian dan komunikasi untuk menyempurnakan perihal kepentingan aspek keberhasilan proses belajar. Seorang guru harus berwawasan mengenai teknologi. Teknologi informasi semakin berkembang maka seorang guru harus mampu merubah gaya mengajar dan mendidik sesuai perubahan zaman dan mempermudah untuk mentransfer ilmu. (f) Memberikan fasilitas untuk pengembangan potensi anak didik guna mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada. Peserta didik memiliki berbagai macam potensi-potensi berbeda yang antara yang satu dan yang lain. Seorang guru harus mampu untuk memberikan motivasi, bimbingan dan pendidikan secara khusus terhadap potensi yang dimiliki peserta didik. (g) Melaksanakan kegiatan komunikasi yang bersifat santun, empatik, dan efektif bersama anak didik. Kegiatan komunikasi menjadi salah satu faktor untuk menaikkan hasil dari sebuah kegiatan belajar mengajar. Seorang guru haruslah memiliki communication skills yang baik sehingga mempermudahnya untuk proses belajar mengajar. (h) Melaksanakan fungsi dalam menilai dan memberikan pengevaluasian terhadap pembelajaran dan hasil pembelajaran. Fungsi dari penilaian dan evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan kualitas pesertadidik dalam proses pendidikan. Guru dituntut untuk mengembangkan secara maksimal peserta didik, maka kegiatan penilaian dan evaluasi dianggap sebagai sumber informasi untuk menetapkan strategi dan langkah yang akan dilakukan. (I) Memaksimalkan pemanfaatan dari hasil pengolahan nilai dan kegiatan pengevaluasian untuk digunakan dalam realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar. Pengolahan ini adalah upaya untuk menerapkan langkah selanjutnya untuk meningkatkan kualitas peserta didik. (j) Melaksanakan tindakan reflektif guna memberikan peningkatan kualitas dalam proses kegiatan pembelajaran. Reflektif dimaksudkan agar guru mampu untuk menangani momen-momen tak terduga dari pelaksanaan kegiatan pendidikan guna menambah efektivitas kegiatan belajar mengajar[3].
Kompetensi pedagogik pada guru bahasa arab memiliki arti penting dalam kelangsungan proses pembelajarannya, sehingga proses tersebut dapat terrealisasi menjadi perubahand dalam perilaku dan pemahaman peserta didik selain dari skill bahasa arabnya. Kompetensi pedagogik juga sebagai solusi problematika pembelajaran dan pendidikan bahasa arab. Banyak guru bahasa arab bukan berasal dari latar belakang pendidikan guru bahasa arab. Masalahnya adalah hanya sekadar mengetahui tentang bahasa Arab [4].
Penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan adalah penelitian dengan judul; (1) Analisis Kompetensi pedagogik guru SD di UPTD Pendidikan Banyumanik Kota Semarang[5], Jenis Penelitian Kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif fokus penelitian seluruh guru SD di UPTD kecamatan banyumanik oleh Muhammad Afandi, (2) Analisis Kompetensi Pedagogik Guru SD Negeri 2 Margomulyo[6] , jenis penelitian kualitatif deskriptif dan fokus penelitian adalah seluruh guru di SD Negeri Margomulyo oleh M. Abdul Halim, (3), Analisis Kompetensi Pedagogik Guru IPS di SMP Negeri 1 Kabupaten Pulau Morotai[7] jenis penelitian kualitatif fokus penelitian seluruh guru IPS SMP Negeri 1 kabupaten Pulau Morotai olehAndreas Dego dkk.
Dengan tujuan mempelajari kompetensi pedagogik guru bahasa arab, terbentuklah pertanyaan “Bagaimana pelaksanaan kompetensi pedagogik guru bahasa arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto?”
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Penelitian kualitatif berarti kegiatan meneliti yang mempunyai tujuan guna mencari pemahaman terhadap kejadian yang dialami oleh subyek penelitian. Penelitian ini memiliki maksud secara fundamental bergantung kepada kegiatan mengamati oleh seseorang. Pengamatan manusia yang dilakukan dalam kawasan sendiri dan memiliki keterkaitan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan istilahnya[8].
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara yang merupakan sebuah teknik pencarian data atau informasi melalui pembicaraan yang dilaksanakan dengan sebuah maksud tertentu, dari dua atau lebih pihak bersangkutan[8].
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif yaiut berupa angka atau bilangan. digunakan adalah Kuantitatif deskriptif untuk menjelaskan atau mendeskripsikan objek atau subjek yang menjadi penelitian sesuai dengan apa adanya dan diuraikan secara sistematis atau dijelaskan sesuai fakta[9].
Teknik analisis data menggunakan deskriptif-kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan, menjelaskan, berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya yang didapat, dipotret, diwawancarai, diobservasi, serta melalui bahan-bahan dokumen yang diteliti[10].
Teknik Pengumpulan data kuantitatif yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket, maka angket diberikan kepada 30 siswa/responden sebagai penilaian persepsional terhadap guru bahasa arab dan dibatasi untuk kelas 4, 5 dan 6 dengan anggapan bahwa sudah mampu untuk memahami isi dari pernyataan yang disebutkan.
Instrumen angket dibuat berpedoman pada konsepsional yang meliputi definisi konseptual, definisi operasional, dan kisi-kisi instrumen penelitian, kalibrasi instrument, Pengujian Validitas dan Realiabilitas[5].
Analisis kuantitatif deskriptif bisa diartikan statistik yang mempelajari tata cara mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penelitian yang berwuju angka-angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, keadaan peristiwa, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu[11].
Analisis Data kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil dari data kuantitatif secara naratif. Dan nantinya analisis data kuantitatif dejelaskan dengan metode komparasi.
Data disajikan dengan menunjukkan mean, range, dan frekuensi dari setiap butir pernyataan yang dikumpulkan dalam tiap indikator pedagogik. Sebagai pembanding pengunaan kategori penilaian yang digunakan adalah “SANGAT BAIK” dengan nilai mean (3,5-4,00), “BAIK” dengan nilai mean (3,0-3,49), “CUKUP BAIK” dengan nilai mean (2,5-2,99) dan “KURANG BAIK” dengan nilai mean dibawah (2,5).
Dalam penelitian ini observasi dilaksanakan guna mengetahui kompetensi pedagogik guru bahasa arab di SDIT permata mulia Mojokerto. SDIT Permata Mulia Mojokerto terletak di Desa Banjaragung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Jumlah Guru bahasa arab di SDIT Permata mulia adalah 3 guru, dan jumlah murid seluruhnya kelas 1 sampai 6 adalah 186 murid.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh semua guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terkait peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar peserta didik dan pengembangan potensi peserta didik yang diaktulisasikan guru dalam berbagai kegiatan[12].
Hasil penelitian ini adalah penjelasan tentang bagaimana kompetensi pedagogik guru bahasa Arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto. Penelitian kompetensi pedagogik ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru bahasa Arab[13]. Penelitian tentang Kompetensi guru pedagogik bahasa arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto berisi deskripsi tentang Kompetensi pedagogik guru bahasa arab dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kompetensi pedagogik guru bahasa arab SDIT Permata Mulia Mojokerto yang berdasar pada rangkuman lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dari hasil analisis kuantitatif-kualitatif peneliti mendapati data sebagai berikut;
Berdasarkan keseluruhan data nilai pada tiap komponen kompetensi pedagogik guru bahasa arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto yang didapat dari penilaian persepsional siswa termasuk dalam kategori “ Baik “ (3,33) dengan presentase (83,33%). Komponen pedagogik dengan nilai mean tertinggi ditemukan pada komponen pedagogik melaksanakan tugas pembelajaran yang bersifat mendidik yaitu dengan nilai mean (3,58) dengan presentase (89,58%) dan dikategorikan “ Sangat Baik “ serta jawaban mayoritas tiap komponen adalah (58,35%) memilih nilai (4). Komponen pedagogik dengan nilai terendah ditemukan pada komponen pedagogik melakukan tindakan reflektif yaitu dengan nilai mean (2,88) dan presentase (72,08%) dan dikategorikan “ Cukup Baik ” serta jawaban mayoritas tiap komponen adalah (34,18%) untuk pilihan nilai (2) dan (34,15%) untuk pilihan nilai (4) .
Dari seluruh data tersebut maka guru bahasa arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto dinyatakan Unggul pada komponen pedagogik melaksanakan tugas pembelajaran yang mendididik, sementara Guru Bahasa Arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto dinyatakan sudah baik pada komponen melakukan tindakan reflektif untuk memaksimalkan proses kegiatan pembelajaran.
Pembahasan
Melaksanakan tugas pembelajaran yang bersifat mendidik
Kompetensi peagogik guru bahasa arab pada komponen melaksanakan tugas pembelajaran yang mendidik berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Sangat Baik " dengan nilai (3,58) dan presentase nilai (89,58%), ditunjukkan dengan 53,3% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (3) dan 70% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan yaitu pada komponen berikut;
- Aspek fisik, guru menggunakan berbagai macam gerakan saat proses pembelajaran bahasa arab berlangsung seperti melompat, menunjuk, berjalan, membungkuk dan bertepuk tangan. Gerakan-gerakan yang dilakukan guru adalah untuk mengukur dan mengetahui keadaan peserta didiknya dari hal kesiapan, pemahaman, konsentrasi serta kemampuan mengucap berbahasa arab, juga sebagai tolok ukur antusiasme peserta didik terhadap perintah guru.
- Aspek moral, guru menggunakan bahasa-bahasa yang santun. Komunikasi yang lebih pribadi antara laki-laki dan perempuan, menjaga rahasia serta selalu mengingatkan peserta didik laki-laki dan perempuan yang berkomunikasi tidak menjaga adab. Guru juga memberikan sedikit nasehat-nasehat ketika di awal pembelajaran.
- Aspek sosial, guru melakukan pembagian kelompok guna mengetahui kemampuan siswa yang aktif aatau pasif saat bersosialisasi serta memberikan semangat kepada siswa yang terlihat pasif saat pelajaran.
- Aspek kultur dan emosional, guru memberikan pelajaran dan nasehat berupa adab serta memberikan motivasi-motivasi, serta larangan-larangan untuk memberiakn semangat dan batasan-batasan dalam berkomunikasi. murid yang malas harus diberikan motivasi.
- Aspek intelektual, dalam hal bahasa arab guru menekankan untuk selalu mengingat mufradat dan meningkatkan kualitas menulis ( maharah kitabah ) dalam hal ini melatih untuk mengingat. enguasaan dan pemahaman karakter dimaksudkan sebagai upaya pendekatan guru kepada peserta didik. Dilihat dari aspek seperti, phisical skill, spiritual, moralitas ,social skill, intelektual, emosional, dan kultural guru diharapkan mampu untuk mengorek informasi dan memahami peserta didiknya[3].
Melaksanakan aspek pengembangan dalam kurikulum yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran yang sedang diemban.
Kompetensi Pedagogik Guru bahasa arab pada komponen pengembangan kurikulum berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Sangat Baik " dengan nilai (3,53) dan presentase nilai (88,33%), ditunjukkan dengan sebanyak 70% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (4) dan 63,3% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (3)
Guru menggunakan beberapa teknik dalam membuka dan menutup pelajaran yaitu dengan menyanyi dan tepuk tangan berguna sebagai metode untuk mengingat pelajaran. Hukuman dapat diberikan ketika pertemuan selanjutnya.hukuman yang diberikan dapat berupa tambah hafalan ayat atau membaca ayat yang dihafal didepan kelas. Guru bahasa arab memiliki prinsip dalam pembelajaran seperti kesiapan rencana dengan merancang RPP dan kurikulum yang akan diterapkan, tantangan, penguatan sampai evaluasi. Menggunakan kata-kata motivasi seperti bahasa arab itu mudah, saya pasti bisa, kamu hebat dan kalimat motivasi lainnya. Memberikan kuis ketika akan keluar istirahat sebagai solusi untuk memaksimalkan daya ingat. Yang menarik dari penelitian ini yakni, bagaimana seorang guru bahasa Arab yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan namun sudah belasan tahun mengajar mata pelajaran yang bukan vaknya, dapat mengelola peserta didik[14]
Penguasaan teori dan prinsip dalam proses pembelajaran
Kompetensi Pedagogik Guru bahasa arab pada komponen Penguasaan Teori dan Prinsip Belajar berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,24) dan presentase nilai (81,11%), ditunjukkan dengan 53,3% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (3) dan 70% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4) serta pada indikator pernyataan ke 3 mendapatkan nilai kurang baik yaitu hanya 36,7% saja yang memilih nilai (4) sebagai catatan kindikator pernyataan ke 3 mendapatkan rata-rata nilai terendah yaitu (2,57)
Guru bahasa arab mengajarkan maharah istima’, maharah kalam, maharah kitabah secara simbang agar penguasaan bahasa arab dapat maksimal, kurikulum telah memberikan acuan-acuan yang lengkap namun modifikasi dari kurikulum dilakukan sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik[15]. Kondisi peserta didik yang abstrak dan banyak kelemahan semakin menjadi tantangan dalam pembelajaran bahasa arab dan modifikasi cara pembelajaran dilakukan dengan mengganti sudut pandang, contoh mufradat, isu-isu kontemporer dan populer, barang-barang yang dimiliki serta aturan-aturan yang diterapkan di sekolah. Memberikan nilai plus bagi yang kreatif, aktiv dan rapi, serta memberikan reward bagi yang tertib dan memperhatikan saat pelajaran. Guru memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik dengan menciptakan suasana belajar menyenangkan, sehingga siswa terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka melalui berbuat atau melakukan[16]
Penguasaan dan pemahaman karakter
Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab pada komponen penguasaan dan pemahanman karakter berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Sangat Baik " dengan nilai (3,56) dan presentase nilai (88,96%), ditunjukkan dengan 53,3% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (3) dan 70% pada indikator pernyataan ke 2 dan ke 3 dengan nilai (4) sementara indikator ke 4 mayoritas responden memberikan nilai (3) dengan presentase 63,3%.
Penyusunan rancangan pembelajaran yang matang menjadi solusi untuk problematika sebelumnya. Guru juga teladan dari segi sikap dan perilaku maka harus menjaga lisan, murah senyum, rendah hati dan menjaga perilaku meskipun tidak dilihat peserta didik. Guru juga melakukan pendekatan kekeluargaan guna memaksimalkan kegiatan pembelajaran seperti dengan gerakan tangan, sentuhan, reflek dan kata-kata seperti seorang ibu. Juga dalam merancang dan mengambil keputusan seorang guru menggunakan keputusan yang adil dan paling cocok dengan keadaan seperti, mendamaikan ketika berantem, mencari mufradat yang mudah-mudah, tegas menegur, dan bersikap profesional. bisa dikatakan seorang guru dalam komponen pengelolaan kelas dan penguasaan bahan ajar sangat baik, tidak berarti bahwa dia juga sangat baik dalam pengelolaan kelas[16]
Memanfaatkan perkembangan dalam teknologi keinformasian dan komunikasi untuk menyempurnakan perihal kepentingan aspek keberhasilan proses belajar.
Kompetensi Pedagogik Guru bahasa Arab pada komponen memanfaatkan Teknologi Informasi Dan komunikasi berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,47) dan presentase nilai (86,67%), ditunjukkan dengan 60% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (4) dan 60% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (3).
Seorang guru harus berwawasan mengenai teknologi. Teknologi informasi semakin berkembang maka seorang guru harus mampu merubah gaya mengajar dan mendidik sesuai perubahan zaman dan mempermudah untuk mentransfer ilmu. Guru bahasa arab masih belum memakai teknologi selain menggunakannya untuk zoom, membuat video tugas yang dikirim ke orang tua, dan slide proyektor untuk kegiatan didalam kelas. Zoom dipakai saat pembelajaran Rumah saat pandemi dan video tugas.
Memberikan fasilitas untuk pengembangan potensi anak didik guna mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada[17].
Kompetensi pedagogik guru bahasa arab pada komponen memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,25) dan presentase nilai (81,25%), ditunjukkan dengan 36,7% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (4), 60% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4), Pernyataan ke 3 mendapatkan masing-masing 50% pada nilai (3) dan (4) dan pernyataan ke 4 mayoritas menmberikan nilai (3) dengan presentase 60%. Nilai rata-rata terendah diperoleh oleh pernyataan ke 1 dengan nilai (2,57).
Peserta didik memiliki berbagai macam potensi-potensi berbeda yang antara yang satu dan yang lain. Seorang guru harus mampu untuk memberikan motivasi, bimbingan dan pendidikan secara khusus terhadap potensi yang dimiliki peserta didik. Guru memberikan pelajaran dengan berbagai macam cara diantaranya
- linguistik, guru memberikan tugas-tugas untuk menjelaskan kepada temannya yang belum bisa dan sering mengajak untuk berinteraksi secara bahasa arab.
- Logis matematis, guru memberikan hitungan, wahid, istnaini tsalatsah,memberikan reward berupa nilai-nilai, dan memberikan pelajaran-pelajaran yang langsung bisa dirasakan di kelas.
- Spasial, guru memberikan tugas ketika peserta didik bertanya dengan perintah untuk mencari di dalam buku, sehingga anak tersbut membaca dengan teliti.
- Dengan memberikan pelajaran menggunakan tepuk-tepuk, tunjuk bendanya, membaca di depan, menulis di papan, dan gerakan badan.
- Musik, dengan memakai nyanyian untuk menambah mufradat,melatih peserta didik untuk mengingat-ingat dengan melagukan rangkuman ketika awal pelajaran dan akhir pelajaran.
- Intrapersonal, guru memberikan tugas pribadi, guru mendengarkan keluhan dan menyimpan rahasia.
- Interpersonal, guru memberikan tugas kelompok, kerjasama tim akan membuat peserta diidk bertambah semangat.
- Spiritual, dengan memberikan cerita-cerita motivasi, orang alim, ulama-ulama, Nabi dan Rasul, dengan tetap memberikan stimulan bahasa arab yaitu memahami teks bahasa arab.
Kriteria ini sebenarnya hampir tidak tersentuh dalam komponen- komponen penilaian persepsional, karena beberapa indikator komponen ini tidak dapat diamati secara langsung dalam satu kali proses pembelajaran berlangsung misalnya saja apakah guru melakukan mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik, apakah guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing, dan apakah guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing. Dan kebanyakan guru bahasa arab tidak memenuhi kriteria itu, karena hanya mengandalkan evaluasi formal (ujian, ulangan)[18].
Melaksanakan kegiatan komunikasi yang bersifat santun, empatik dan efektif bersama anak didik.
Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab pada komponen melaksanakan kegiatan komunikasi yang empatik-efektif dan santun berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor rata-rata yang berada pada kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,18) dan presentase nilai (79,44%), ditunjukkan dengan 53,3% pilihan mayoritas responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (3), 36,7% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4), mayoritas responden pada pernyataan ke 3 dengan presentase 53,3% memilih pada pilihan nilai (4). Nilai terendah yang didapat dari total skor adalah pernyataan ke 2 dengan rata-rata (2,57).
Kegiatan komunikasi menjadi salah satu faktor untuk menaikkan hasil dari sebuah kegiatan belajar mengajar. Seorang guru haruslah memiliki communication skills yang baik sehingga mempermudahnya untuk proses belajar mengajar.
- Guru memberikan komunikasi dengan pelan, tegas, seru dan penuh semangat. Guru dituntut untuk perpandangan luas dalam hal komunikasi bahasa arab, seperti pembiasaan kaifa haluka?, thayyib, na’am,bil lughatil arabiyyah! Dan lainnya sehingga pelajaran menjadi efektif.
- Guru memberikan ungkapan keberhasilan, motivasi, sanjungan jayyid, laa ba’sa, shahih, mumtaz, ayo anak hebat, mantap, sgera-segera dan lainnya.
- Guru memberikan bahasa yang santun menghindari celaan, ejekan, merendahkan, dan ungkapan-ungkapan menyindir. Seperti bodoh, sangat jelek, kamu tidak tahu apa-apa, terserah kamu, alah dan lainnya. Guru bahasa Arab menerapkan komunikasi yang santun sebagai teladan peserta didiknya[19].
Melaksanakan fungsi dalam menilai dan memberikan pengevaluasia terhadap pembelajaran dan hasil pembelajaran. Fungsi dari penilaian dan evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan kualitas pesertadidik dalam proses pendidikan.
Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab pada komponen melaksanakan penilaian dan evaluasi berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,28) dan presentase nilai (81,88%), ditunjukkan dengan 53,3% pilihan mayoritas responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (4), 43,3% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4), mayoritas responden pada pernyataan ke 3 dengan presentase 70% memilih pada pilihan nilai (4) dan pada pernyataan ke 4 responden memilih dengan presentase 33,3% masing-masing diberikan pada nilai (3) dan (4).
Guru dituntut untuk mengembangkan secara maksimal peserta didik, maka kegiatan penilaian dan evaluasi dianggap sebagai sumber informasi untuk menetapkan strategi dan langkah yang akan dilakukan. Guru memberikan nilai dalam penilaian tengah dan akhir semester,nilai ulangan harian dan dari aspek lain seperti, keaktifan, kecepatan menulis, kemampuan berbahasa arab, adab, moral, santun, percakapan dengan temannya, dan kecepatan penyelesaian tugas. Untuk akhirnya di ketahui kesimpulan peserta didik mana yang harus di drill kemampuannya atau diasah dalam hal kelemahan seperti, lemah dalam memahami teks, lemah menghafal mufradat, terlalu banyak diam, terlalu aktif, menggangu temannya. Ketika sudah begitu maka diberlakukan reward dan punishment. Pengayaan juga bisa diterapkan kepada peserta didik yang dirasa tertinggal
Memaksimalkan pemanfaatan dari hasil pengolahan nilai dan kegiatan pengevaluasian untuk digunakan dalam realisasi proses pelaksanaan kegiatan belajar.
Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab pada komponen memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian mendapatkan kategori " Baik " dengan nilai rata-rata (3,36) dan presentase 83,96% ditunjukkan dengan 43,3% pilihan mayoritas responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (4), 46,7% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai (4), mayoritas responden dengan presentase 50% pada pernyataan ke 3 memilih pada pilihan nilai (4) dan mayoritas tertinggi memilih nilai (4) dengan presentase 70% pada pernyataan ke 4. dan disimpulkan dari seluruh pernyataan pilihan responden terbanyak memilih nilai 4.
Berdasarkan hasil analisis nilai keseluruhan dari guru bahasa arab di Sdit Permata Mulia pada kategori memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian mendapatkan kategori ”s” dengan nilai (3,21).
Pengolahan ini adalah upaya untuk menerapkan langkah selanjutnya untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Guru mengetahui ketertinggalan peserta didiknya, siapa yang malas, siapa yang bersemangat, siapa yang tidak mau sama sekali. Untuk itu guru memanfaatkan hasil dari evaluasi dengan merubah gaya bicara, gaya mengajar, metode dan hukuman yang diberikan, aturan dalam kelas seperti, tidak memperhatikan maka harus berdiri di depan, atau menghafal ayat. Guru menggunakan hasil evaluasi secara maksimal seperti mencoba strategi dan metode baru, mengembangkan kurikulum dan dalam memberikan tes-tes reward dan punishment.evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional sehingga tindak lanjut bisa dilakukan[20].
Melaksanakan tindakan reflektif guna memberikan peningkatan kualitas dalam proses kegiatan pembelajaran.
Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab pada komponen melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berdasarkan penilaian persepsional siswa menunjukkan skor yang berada pada kategori " Cukup Baik " dengan nilai rata-rata (2,88) dan presentase nilai (72,08%), ditunjukkan dengan mayoritas responden dengan presentase 56,7% pilihan responden pada indikator pernyataan 1 mendapatkan nilai (2), 33,3% pada indikator pernyataan ke 2 dengan nilai masing-masing (3) dan (4), Pernyataan ke 3 mendapatkan 56,7% pada nilai (2) dan pernyataan ke 4 mayoritas menmberikan nilai (3) dengan presentase 60%. Nilai rata-rata terendah diperoleh oleh pernyataan ke 1 dengan nilai (2,63). indikator pedagogik ke 10 mendapatkan nilai rata-rata terendah yaitu (2,88).
Reflektif dimaksudkan agar guru mampu untuk menangani momen-momen tak terduga dari pelaksanaan kegiatan pendidikan guna menambah efektivitas kegiatan belajar mengajar. Guru memberikan drill saat pelajaran bagi yang belum bisa atau sering lupa mufradat, mengulang-ulang dengan membaca bersama-sama teks bahasa arab, memberikan tambahan khusus disela-sela pelajaran bagi yang belum bisa. Guru menghindari kaata-kata atau mufradat yang lupa artinya. Ketika ada yang mengantuk, bosan, sedih, dan capek, guru memberikan suara lantang, penguasaan kelas serta permainan-permainan. Selain itu guru memikirkan kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan guna memperkuat kualitasnya[14].
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis kompetensi pedagogik guru Bahasa Arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aspek kompetensi pedagogik telah terlaksana dengan baik, dengan beberapa aspek memperoleh kategori "s" dan sebagian besar memperoleh kategori "b". Meskipun demikian, terdapat beberapa area yang masih perlu ditingkatkan, terutama dalam pengembangan kualitas bahasa dan kekayaan bahasa guru dalam berbahasa Arab. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya lebih lanjut perlu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru Bahasa Arab, terutama dalam hal pengembangan keterampilan berbahasa dan kekayaan bahasa. Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada strategi pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa guru, penggunaan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Arab, serta pemanfaatan hasil pengolahan nilai untuk evaluasi yang lebih efektif. Dengan penelitian lebih lanjut, diharapkan peningkatan kompetensi pedagogik guru Bahasa Arab dapat dicapai, sehingga kualitas pembelajaran Bahasa Arab di SDIT Permata Mulia Mojokerto dapat lebih optimal.
References
- U. Sidiq, M. Choiri, and A. Mujahidin, "Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan," Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53, no. 9, pp. 1-228, 2019.
- U. Sidiq, "Kajian Kritis Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen," Edukasi.
- W. B. Sulfemi, "Kemampuan Pedagogik Guru," 2019.
- A. Fahrurrozi, "Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika dan Solusinya," 2014.
- M. Afandi and S. Wahyuningsih, "Analisis Kompetensi Pedagogik Guru SD di UPTD Pendidikan Banyumanik Kota Semarang," Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 6, no. 1, pp. 1-21, 2018.
- M. A. Halim, "Analisis Kompetensi Pedagogik Guru di SD Negeri 2 Margomulyo," PhD Thesis, UIN Raden Intan Lampung, 2019.
- A. Dego, Y. D. Santie, S. Deehop, and F. Kerebungu, "Analisis Kompetensi Pedagogik Guru IPS di SMP Negeri 1 Kabupaten Pulau Morotai," Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, vol. 6, no. 2, pp. 81-89, 2019.
- F. Nugrahani and M. Hum, "Metode Penelitian Kualitatif," Solo: Cakra Books, vol. 1, no. 1, pp. 3-4, 2014
- M. Fattah, "Al-Kafa'ah Al-Ihtirafiyyah Li Mudarris Al-Lughah Al-Arabiyah fi Al-Madrasah Al-'Aliyah Al-Hukumiyyah bi Kalimantan Asy-Syarqiyah," Dinamika Ilmu, vol. 20, no. 1, pp. 147-164, 2020.
- M. Abdullah, "Metode Penelitian Kuantitatif," Aswaja Pressindo, 2015.
- I. A. Siregar, "Analisis Dan Interpretasi Data Kuantitatif," ALACRITY: Journal of Education, pp. 39-48, 2021.
- F. Achmad, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab di MTs Negeri Model Purwokerto," PhD Thesis, IAIN Purwokerto, 2019.
- N. E. M. Fiftina, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab di MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas," PhD Thesis, IAIN, 2020.
- E. Hanum and R. Fiqi, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 1 Purbalingga," PhD Thesis, IAIN Purwokerto, 2019.
- K. K. Janah, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Paguyangan," PhD Thesis, IAIN Purwokerto, 2017.
- Y. Wisman, "Komunikasi Efektif dalam Dunia Pendidikan," Jurnal Nomosleca, vol. 3, no. 2, pp. 2017.
- R. Iswanto, "Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pemanfaatan Teknologi," Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, vol. 1, no. 2, pp. 139-152, Dec. 2017.
- M. Fattah, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab Madrasah Aliyah Se Kota Samarinda," Fenomena, vol. 5, no. 1, 2013.
- V. F. Herdiana, "Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas IV di MI AL-Jihad Karanggebang, Jetis, Ponorogo," PhD Thesis, IAIN Ponorogo, 2022.
- C. E. Setyawan, "Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Arab dalam Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Yogyakarta," At-Ta'dib, vol. 12, no. 1, pp. 143-156, 2017.