Learning at SMA Muhammadiyah 1 Taman uses the syllabus set by the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia, which is called K-13. Which in the implementation of Arabic language learning at SMA 1 Muhammadiyah Taman uses the storytelling method. The application of the story telling method is carried out in 3 stages, namely opening, core activities, and closing. Student responses to the application of this storytelling method are very good. blackboard projection. In practice, learning at SMA Muhammadiyah 1 Taman is carried out offline and online using zoom during a pandemic. the use of the Storetelling method in teaching speaking skills is an effective indication. Based on the questionnaire processing of student responses to the application of the storytelling method, a score of 83.2% was obtained which was included in the very strong category, namely between 81%-100%. So from the results of this questionnaire, it can be seen that the storytelling method was responded well by students.
Mempelajari Bahasa Arab merupakan syarat wajib untuk memahami isi dalam Al-Qur'an. Bahasa Arab dan al qur`an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar alqur`an Bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai.[1] Di Indonesiaterdapat penduduk sebanyak lebih dari 150 juta jiwa yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa ibu, atau bahasa sehari hari mereka. Jumlah itu menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang terkenal dan banyak digunakan oleh masyarakat di dunia.[2]
Banyaknya populasi umat muslim di Indonesia membuat bahasa arab dapat diterima dengan mudah dikarenakan adanya kebutuhan untuk mempelajari bahasa Al- Quran dan juga kebutuhan untuk menjalankan ibadah keagamaan lainnya[3] Untuk itu, penggunaan bahasa Arab tidak hanya sebagai komunikasi antar manusia saja, melainkan bahasa Arab adalah bahasa yang terpilih untuk peribadatan dalam islam.[4]
Saat ini bahasa arab sudah berkembang menjadi bahasa resmiinternasional, yang mana pada saat ini bahasa tersebut banyak digemari oleh peserta didik. Maka sangatlah pantas jika pengajaran bahasa arabmembutuhkan penekanan dan perhatian seksama
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Bagaimana penerapan metode story telling dalam pembelajaran Bahasa Arab siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Taman serta Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode Storytelling dalam pembelajaran Bahasa Arab siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Taman.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.Penelitian Kualitatif yaitumelakukan penelitian tentang latar belakang keilmuan atau latar belakang suatu entitas dengan mengumpulkan data dari subjek yang diteliti sebagai sumber langsung. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat kejadian yang terjadi secara hati-hati, melakukan analisis, serta membuat laporan secara mendetail.[5]. Teknik analisis data yang digunakan adalah presentase.
Dalam pembelajaran dibutuhkan penetapan dan pengembangan metode atau strategi pembelajaran yang tepat untuk mendapat hasil belajar yang maksimal.[6]
Selama pandemi Lembaga Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Taman tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran.Selama pandemi di SMA Muhammadiyah 1 Tamantidak hanya melakukan pembelajaran offline tetapi juga pembelajaran online menggunakan Zoom. Pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Taman menggunakan silabus yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI, yang disebut K-13. Penerapan metode bercerita pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Taman, dengan jumlah siswa 38 orang.
Dalam proses pembelajaran tentu saja SMA Muhammadiyah 1 Taman memiliki beberapa metode supaya siswa dapat dengan mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Metode adalah suatu komponen atau suatu faktor dalam pendidikan, dimana faktor tujuan, faktor situasi murid dan kepribadian guru juga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Mempelajari metode pengajaran tentu saja merupakan suatu keharusan mutlak bagi seorang guru, dimana guru harus memiliki pengetahuan dan penguasaan mengenai materi.[7]
Metode yang tepat, menurut pendapat kami, adalah yang membantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan khususnya pengajaran bahasa kedua.Apa yang mungkin sesuai di sini mungkin tidak sesuai di sana[8] salah satu metode yang digunakan ketika pembelajaran di kelas XI ini adalah Metode Story telling.
Storytelling terdiri atas dua kata Story berarti cerita dan telling berarti penceritaan, penggabungan dua kata Storytelling berarti penceritaan cerita atau menceritakan cerita.selain itu, Storytelling disebut juga bercerita atau mendongeng,mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan..
Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1. Sebelum Pembelajaran
2. Pembukaan
3. Kegiatan Inti
4. Penutup
Dalam proses penerapan metode Storytelling terdapat catatan antara guru dan peneliti. Guru mengamati proses mengajar peneliti dengan menerapkan metode Storytelling.
Kelebihan metode storytelling
Kekurangan dari metode Storytelling adalah bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk menceritakan lagi.Karena siswa harus menggunakan cerita dalam bahasa Arab. Pendengar harus menguasai kosa kata untuk memahami apa yang dimaksud dengan cerita.[9]
Ketika pembelajaran berlangsungpun sangat dibutuhkan media pembelajaran untuk memudahkan siswa memahami penjelasan guru. Media merupakan salah satu faktor pendorong siswa untuk memaksimalkan daya serap dan kreatifitasnya yang mana dimiliki oleh siswa, dengan itu, media dapat menjadikan pembelajaran lebih ekspresif dan mengoptimalkan aktivitassiswa,sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.[10]
Media yang digunakan di SMA Muhammadiyah 1 Taman ialah media cetak, papan tulis, dan LCD.Namun saat ini di SMA Muhammadiyah 1 Taman masih belum memiliki media pembelajaran berupa E-Learning.
peneliti menyebarkan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap metode Storytelling. Pada angket yang tersebar, terdapat 20 pernyataan, 5 indikator dengan dua alternatif jawaban yaitu YA dan TIDAK dan terdapat juga pernyataan yang bersifat positif dan negarif. Indikator 1 adalah Tanggapan Siswa mengenai metode Storytelling, indikator 2 adalah Konsentrasi siswa, indiktor 3 adalah Cara Belajar, indikator 4 adalah Karakter siswa dan indikator 5 adalah Evektifitas MetodeStorytelling.
Dari hasil perhitungan data angket per item, dapat disimpulkan dari 20 pernyataan mengenai respon siswa terhadap metode Storytelling terdapat 16 item yaitu no 1,3,4,5,6,8,9,11,12,13,14,16,17,18,19 dan 20 yang prosentasenya 81%-100% dikategorikan sangat kuat. Dan dapat dilihat juga pernyataan no 7,10 dan 15 yang prosentasenya 61%-80% dengan kategori kuat. Juga dapat di lihat pada pernyataan no 2 yang mana prosentasinya berada di antara 41%-60% dengan kategoricukup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa mersepon baik dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode Storytelling
Berdasarkan hasil penelitian penulis terkait pembelajaran bahasa arab di SMA Muhammadiyah 1 Taman dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Taman menggunakan silabus yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI, yang disebut K-13.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa arab yaitu metode storytelling. Penerapan metode story telling dilakukan dengan 3 tahap, yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup.Respon siswa terhadap penerapan metode storytelling ini sangat baik.
Media yang digunakan ketika pembelajaran yaitu, media cetak berupa buku panduan, media audio visual berupa LCD, serta media non proyeksi berupa papan tulis.
Penggunaan metode Storetelling dalam mengajar keterampilan berbicara merupakan indikasi yang efektif. Berdasarkan pengolahan kuesioner respon siswa terhadap penerapan metode storytelling secara keseluruhan diperoleh skor sebesar 83,2% termasuk dalam kategori sangat kuat yaitu antara 81%-100%. Maka dari hasil survey ini terlihat bahwa metode storytelling direspon dengan baik oleh siswa.