Abstract

The purpose of this study was to describe Arabic language learning using the book Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di Ma'had Umar Bin Al-Khattab Putri Muhammadiyah University of Sidoarjo. This study uses a qualitative research approach. Data collection techniques in this study by carrying out observations, interviews and documentation. The data analysis technique used in this research is Miles and Huberman data analysis technique. The results showed that: Preparation before learning Arabic, namely: Preparing the Lesson Plan (RPP), opening a dictionary, preparing learning media and studying the pattern of practice questions. The process of learning Arabic, which uses a communicative method. Evaluation of Arabic learning, namely formative evaluation and summative evaluation. Supporting factors are learning media, dictionaries, preparation, motivation and google. While the inhibiting factor is that at the beginning of learning there are some students who do not have the al-arabiyah baina yadaik book, when students do not do the assignments given by the teacher, students do not bring dictionaries into the classroom while learning, and the learning audio has not been updated.

Pendahuluan

Bahasa arab telah dipelajari banyak orang khususnya umat islam. Setiap muslim harus mempelajari bahasa arab supaya setidaknya mereka bisa membaca dan bisa berbicara menggunakan bahasa arab yang merupakan bahasa para pendahulu seperti Rasulullah saw dan para nabi lainnya. Sumber dalil syariah umat islam juga banyak yang berbahasa arab, misalkan al-qur’an maupun hadist dan sumber lainnya. Bahasa arab dapat dikategorikan menjadi bahasa dengan kosa kata terkaya sepanjang sejarah. Hal tersebut disebabkan karena bahasa arab merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak kosa kata. Satu kosa kata dalam bahasa arab bisa memiliki banyak makna yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam penggunaannya. Dalam literatur lain disebutkan, Tahiyya Abdul Aziz seorang dosen Linguistik Inggris telah melakukan riset bertahun tahun tentang bahasa-bahasa dunia. Hasilnya, dia mengatakan, “Bahasa Arab adalah bahasa ayang paling luas kosa katanya. Bahasa latin hanya memiliki 1000 akar kata, sementara bahasa Arab memiliki 16.000 akar kata”.[1]

Pentingnya bahasa arab untuk dipelajari supaya dapat membantu berbagai macam kepentingan dalam mempelajari berbagai macam khazanah keilmuan, khususnya ilmu agama dan supaya pelajar bisa berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa arab dengan baik dan benar dan juga supaya dapat tercipta lingkungan bahasa arab yang baik sebagai salah satu bentuk upaya dalam perkembangan pelajar. Peningkatan yang sangat signifikan juga terjadi untuk penutur bahasa arab. Orang yang menggunakan bahasa arab sangat banyak, lebih kurang dari 60 negara serta sebanyak 350 juta jiwa yang memakai bahasa arab sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa arab bukan hanya dijadikan sebagai bahasa dalam mempelajari agama, bahkan lebih dari pada itu. Seperti digunakan sebagai bahasa ekonomi, keamanan global, politik maupun pariwisata.[2] Dalam proses mempelajari bahasa arab maka pelajar diharapkan mampu untuk menguasai empat keterampilan yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis maupun keterampilan berbicara. Keterampilan tersebut sudah memiliki kategori masing-masing seperti keterampilan berbicara dan keterampilan menulis dapat dikategorikan ke dalam keterampilan produktif (maharah al-intajiyah). Sedangkan keterampilan membaca dan keterampilan menyimak dapat dikategorikan dalam keterampilan reseptif (maharah al-istiqbaliyah).[3]

Beberapa perguruan tinggi Islam mengajarkan bahasa Arab sebagaimana yang telah diterapkan Ma’had Umar Bin al-Khattab Putri Sidoarjo. Dengan mengadopsi kurikulum yang telah diterapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta yang tidak kurang dari 15 lembaga bahasa arab yang telah didirikan diberbagai kota besar di Indonesia salah satunya adalah ma’had umar bin al-khattab.[4] Ma’had Umar Bin al-Khattab Putri Sidoarjo merupakan salah satu perguruan tinggi Islam yang mengajarkan ilmu syari’ah serta bahasa arab. Di Ma’had Umar Bin al-Khattab Putri Sidoarjo bahasa arab telah diajarkan mulai dari mustawa tamhidi atau kelas persiapan, sampai mustawa empat.

Ma’had Umar bin Al-Khattab putri Sidoarjo memberikan persayaratan untuk calon mahasiswi supaya bisa lulus menempati mustawa awal, yaitu calon mahasiswi harus memiliki bekal pemahaman bahasa arab dasar dan bisa membaca al-qur’an. Solusi yang diberikan ma’had kepada calon mahasiswi yang belum memenuhi kriteria dari persyaratan tersebut yaitu dengan memyediakan kelas persiapan bagi mahasiswi yang membutuhkan persiapan untuk memasuki mustawa awal, karena tidak semua mahasiswi baru di ma’had umar bin al-khattab putri sidoarjo berasal dari sekolah menengah atas yang mengajarkan bahasa arab secara intensif. Sehingga banyak dari mereka yag belum bisa membaca huruf hijaiyyah dengan baik apalagi untuk mengungkapkan sesuatu menggunakan bahasa arab. Oleh karena itu, untuk pembelajaran bahasa arab di mustawa tamhidi perlu untuk adanya penyesuaian antara mahasiswi dan buku pembelajaran supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang menjadi prioritas di mustawa tamhidi yaitu pembelajaran bahasa arab yang menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik. Buku al-arabiyah baina yadaik merupakan kitab yang diperuntukkan bagi orang-orang yang senang dalam mempelajari dan mengajarkan bahasa arab dari pengajar maupun pembelajar.[5] Buku al-arabiyah baina yadaik bertujuan agar peserta didik bisa menguasai tiga kompetensi, yaitu: kompetensi bahasa, kompetensi komunikasi serta kompetensi budaya.[6] Berdasarkan paparan masalah diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Buku al-Arabiyah Baina Yadaik di Mustawa Tamhidi di Ma’had Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.[7] Penelitian kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk mengeksplorasi atau mengklarifikasi suatu gejala, fenomena atau kenyataan sosial yang ada.[8] Penelitian ini dilaksanakan di mustawa tamhidi Ma’had Umar Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang terletak di Jl. Mojopahit nomor 666 B Celep, Sidowayah, Sidoarjo. Fokus yang terdapat dalam penelitian ini adalah merujuk pada rumusan masalah yaitu, persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penggunaan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di Ma’had Umar bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Informan dalam penelitian ini yaitu pengajar bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi serta mahasiswi kelas tamhidi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.[8] Teknik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tiga tahapan model analisis data menurut Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.[9]

Hasil dan Pembahasan

Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di Ma’had Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

1. Persiapan Pembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di M’ahad Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Materi yang disajikan dalam buku al-arabiyah baina yadaik tersebut sangat mudah untuk dijangkau oleh mahasiswi kelas tamhidi sebagai pemula dalam mempelajari bahasa arab, meskipun materi yang disajikan mudah dipahami tetapi tentunya harus ada persiapan yang lebih matang, baik untuk guru yang akan menyampaikan pembelajaran maupun mahasiswi yang akan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru mesti mempersiapkan pelajaran dengan sebaik-baiknya sebelum masuk kelas.[10]

Sebagaimana penjelasan seorang pengajar maharah kitabah mengenai persiapan yang dilakukannya yaitu dengan mempelajari pola tadribatnya atau hanya mempelajari model soalnya sebelum menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik dalam pembelajaran bahasa Arab di mustawa tamhidi. Persiapan yang dilakukan oleh pengajar maharah kitabah tersebut sangat berbeda dengan persiapan yang dilakukan oleh ustdzah A’yunina selaku pengajar dua maharah yaitu maharah istima’ dan maharah qiraah yang harus menjelaskan kosa kata baru dan hiwar. Persiapan yang dilakukan diantaranya membuka kamus untuk mencari makna kosa kata yang lebih mudah untuk dipahami oleh mahasiswi, Kemudian juga menyiapkan wasailul idoh atau media pembelajaran yang berupa gambar yang digunakan untuk menjelaskannya jika mereka benar-benar tidak memahami makna kosa kata yang mudah tersebut, Ketika mahasiswi kelas tamhidi akan mempelajari materi yang disajikan dalam buku al-arabiyah baina yadaik, maka mereka melakukan persiapan juga sebelum masuk kelas.

Persiapan yang dilakukan oleh pengajar dengan mahasiswi tentu akan berbeda. Persiapan yang dilakukan mahasiswi sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas yaitu membaca buku al-arabiyah baina yadaik di bab yang akan dipelajari esok hari. Karena guru yang menyampaikan materi bahasa Arab ini diawali dengan menutup buku al-arabiyah baina yadaik terlebih dahulu dan mahasiswi mengikuti apa yang diucapkan gurunya di depan tanpa melihat langsung tulisannya di buku. Persiapan ini dilakukan untuk meminimalisir kesulitan untuk mengucapkan khususnya karena merek masih pemula. Untuk maharah kitabah yang dipersiapkan yaitu dengan melihat contoh soalnya dan dipahami tanpa ditulis atau dikerjakan langsung karena soal tersebut akan dikerjakan saat pembelajaran berlangsung.

2. Proses Pembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di M’ahad Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di kelas tamhidi terbagi menjadi dua yaitu ta’bir syafahi dan ta’bir tahriri, ta’bir tahriri ini lebih fokus ke tadribat. Tetapi seiring berjalannya waktu terjadi perubahan kurikulum dan penamaan mata kuliahnya, yakni dibagi menjadi tiga maharah yaitu maharah qiraah,maharah istima’ serta maharah kitabah. Yang lebih ditekankan dalam dalam maharah kitabah ini yaitu pada pengerjaan tadribatnya dan materinya lebih difokuskan dalam kemampuan menulis.

Dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik terdapat dua belas sks dan setiap sks memiliki durasi waktu lima puluh menit. Buku al-arabiyah baina yadaik yang digunakan di kelas tamhidi yaitu jilid satu dan jilid dua. Setiap jilid buku al-arabiyah baina yadaik terdiri dari tiga mata kuliah yaitu maharah qiraah, maharah istima’ dan maharah kitabah. Maharah qiraah dan maharah istima’ lebih fokus pada penyampaian kosa kata baru dan hiwar. Dan untuk maharah kitabah lebih fokus ke tadribatnya.

Penyampaian mata kuliah maharah istima’ dan maharah kalam tidak sesuai dengan jadwal, karena dua keterampilan tersebut diajarkan kepada mahasiswi oleh satu guru, jadi guru menyesuaikan dengan target yang ingin dicapainya. Penyampaiannya sesuai dengan urutan tiga keterampilan berbahasa yaitu istima’, kalam dan qiraah. Jika dalam satu kali pertemuan telah menyelesaikan tiga keterampilan ini, maka untuk pertemuan selanjutnya guru menyampaikan judul baru sesuai dengan urutan tiga keterampilan yang akan disampaikan. Jika guru pengajarnya berbeda, maka harus disesuaikan dengan jadwal yang ada dengan cara melakukan koordinasi sesama pengajar di luar kelas. Batas minimal dalam satu minggu bisa menyampaikan satu judul materi.

Buku al-arabiyah baina yadaik mencakup empat keterampilan berbahasa yakni maharah istima’, maharah kalam, maharah qiraah serta maharah kitabah. Untuk pembelajaran bahasa Arab khususnya maharah istima’ dan maharah qira’ah yang menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di kelas tamhidi menjelaskan tentang kosa kata baru dan juga hiwar. Berdasarkan penyajian materi yang terdapat dalam buku al-arabiyah baina yadaik dimulai dari hiwar lalu mufradat kemudian tadrib. Tapi ustadzah menyampaikan materinya dimulai dari mufradat terlebih dahulu kemudian menyampaikan hiwarnya, karena ustadzah beranggapan bahwa jika kosa kata baru disampaikan terlebih dahulu, maka ketika penjelasan mengenai hiwar akan lebih mudah dipahami oleh mahasiswi karena mereka sudah memahami kosa kata barunya.

Medote pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi yaitu metode komunikatif. Proses penyampaian kosa kata baru tersebut berdasarkan beberapa tahapan seperti pertama-tama mahasiswi diminta oleh pengajar untuk menutup bukunya sehingga mereka fokus untuk mendengar saja lalu setelah mereka mendengarkan guru membaca kosa kata mereka diminta untuk mengulangi apa yang gurunya baca dan setelah itu guru meminta mahasiswi untuk membuka buku al-arabiyah baina yadaik dan meminta mereka untuk membacanya.

Berbeda dengan maharah kitabah dimana materinya berupa tadribat. Ustadzah sering kali meminta mahasiswi untuk mengerjakan tadribatnya dengan cara mahasiswi diminta untuk menuliskannya di papan tulis dan urutannya menyesuaikan kondisi di kelas tersebut supaya mereka sama-sama mendapatkan bagian dalam mengerjakan tadrib tersebut. Meskipun ustadzah meminta untuk menuliskan jawaban dari tadrib tersebut di papan tulis, tapi terkadang usadzah meminta kepada mahasiswi untuk menuliskan langsung di buku al-arabiyah baina yadaik ataupun di buku tulis yang mereka miliki sesuai dengan bentuk soal yang mereka kerjakan. Untuk pekerjaan rumah harus ditulis di buku tulis atau ditulis di buku al-arabiyah baina yadaik langsung.

3. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di M’ahad Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Evaluasi merupakan upaya seorag guru dalam suatu tahapan dengan pengenalan cakupan kekuatan dan kelemahan di dalam pembelajaran keterampilan berbahasa agar bisa memperbaiki cakupan yang lemah dan memperkuat cakupan yang kuat.[11] Terdapat dua jenis evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had umar bin al-khattab putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yaitu evaluasi formatif yaitu evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.[12]

Bentuk evaluasi formatif yang terdapat di dalam kelas ketika proses pembelajaran, yaitu ustadzah memberikan tugas berupa soal-soal yang terdapat di dalam buku al-arabiyah baina yadaik setelah penyampaian materi. Kemudian ustadzah memberikan mahasiswa pekerjaan rumah dan jawabannya didiskusikan pada pembelajaran selanjutnya. Sedangkan evaluasi sumatif biasanya dilaksanakan setelah penyelesaian terakhir dari proses belajar mengajar.[13] Evaluasi suamatif dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi dapat berupa ujian tengah semester dan juga ujian ahir semester tahun ajaran 2021-2022.Judul Artikel:

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik Di Mustawa Tamhidi Di M’ahad Umar Bin Al-Khattab Putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Faktor pendukung dalam pembelajaran baha Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had umar bin al-khattab putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu adanya wasailul idhoh, kamus, persiapan serta semangat guru ketika mengajar. Hiwar dan google translate yang menjadi faktor pendukung bagi mahasisiwi tamhidi dalam penggunaan buku al-arabiyah baina yadaik dalam pembelajaran bahasa Arab untuk mengatasi kesulitan yang mereka temukan di buku al-arabiyah baina yadaik. Jadi untuk mengerjakan latihan-latihan soalnya biasanya mereka melihat hiwar terlebih dahulu karena hiwar telah di jelaskan sebelumnya. Selain hiwar mereka kadang menggunakan google translate untuk mengetahui cara pengucapan tulisan bahasa arab yang tidak berharakat tersebut lalu mereka mendengarkan bunyi yang didengar dari google translate tersebut.

Motivasi dari guru ternyata juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk mahasiswi supaya mereka lebih giat lagi dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik, dimana dalam satu kelas tersebut terdiri dari berbagai macam usia. Dari yang belum berkeluarga hingga mereka yang sudah berkeluarga. Untuk yang sudah berkeluarga tentunya sudah memiliki tanggung jawab lebih dari sekedar belajar formal di kelas, dan juga karena banyaknya mahasiswi yang tidak melanjutkan pembelajarannya lagi di kelas tersebut dengan berbagai alasan yang mereka miliki.

Adapun faktor penghambat dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik dalam di mustawa tamhidi yaitu, ketika di awal semester di awal pembelajaran, masih ada mahasiswi yang belum memiliki buku al-arabiyah baina yadaik sebagai buku pegangan. Ketika mahasiswi tidak mengerjakan tugas saat ustadzah meminta mereka untuk mengerjakannya. Serta mahasiswi yang tidak membawa kamus ke dalam kelas saat pembelajaran. Latihan imla’ masih belum bisa tersampaikan dengan menggunakan audio, dimana di dalamnya terdapat maharah istima’ dan maharah kitabah yang bisa digunakan untuk latihan imla’. Karena dalam buku al-arabiyah baina yadaik sudah tersedia audio yang salah satu kegunaannya untuk latihan imla’. Audionya sudah ada tapi audio lama dan tidak sesuai dengan urutan materi dari kitab hasil revisi. Jadi, ustadzah tidak memakai audio untuk latihan imla’nya melainkan membuat sendiri beberapa baris kalimat untuk materi imla’. Faktor penghambat dalam pembelajaran ta’bir tidak hanya terdapat pada audio yang masih belum diperbaharui, melainkan adanya mahasiswi yang masih memiliki kemampuan berbahasa arab yang rendah disebabkan belum mengenal atau mempelajari bahasa Arab sebelumnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa persiapan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had Umar Bin Al-Khattab putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu; ustadzah membuat rencana persiapan pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran bahasa Arab di mustawa tamhidi, membuka kamus, membuat media pembelajaran, mempelajari pola tadribat atau mempelajari model soal sebelum mengajar bahasa arab dengan menggunakan kitab al-arabiyah baina yadaik. Adapun proses pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan kitab al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had Umar bin Al-Khattab putri Sidoarjo yaitu dengan menggunakan metode komunikatif dengan penjelasan materi yang berdasarkan urutan dari empat keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajran bahasa arab yaitu: keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Adapun evaluasi pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had Umar bin Al-Khattab putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu dengan menggunakan dua jenis evaliasi yaitu evaluasi formatif dan evalusi sumatif. Evaluasi formatif yaitu ustadzah memberikan tugas kepada mahasiswi ketika pembelajaran berlangsung maupun tugas untuk dikerjakan di rumah atau pekerjaan rumah. Sedangkan evaluasi sumatif yaitu dilaksanakan ketika ujian tengah semester dan juga ujian akhir semester tahun ajaran 2021-2022 M. Adapun faktor pendukung pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had Umar bin Al-Khattab putri Sidoarjo yaitu: media pembelajaran, kamus, persiapan, motivasi dari pengajar google dan powerpoint. Faktor penghambat pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan buku al-arabiyah baina yadaik di mustawa tamhidi di ma’had Umar bin Al-Khattab putri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu: pada awal pembelajaran masih ada beberapa mahasiswi yang belum memiliki buku al-arabiyah baina yadaik sebagai buku pegangan, ketika mahasiswi tidak mengerjakan tugas yang diberikan ustadzah, mahasiswi tidak membawa kamus ke dalam kelas ketika pembelajaran, audio tidak sesuai dengan buku hasil revisi, rendahnya kemampuan mahasiswi dalam memahami pembelajaran bahasa arab.

References

  1. Wahyudi Imam, Ada Apa dengan Bahasa Arab ?, Cet. 1. Surabaya: Pustaka Syahab, 2013.
  2. Kementerian Agama Republik dan Diroktorat Jendral Pendidikan Islam dan Direktorat KSKK Madrasah Indonesia, “KEPUTUSAN MENTERI AGAMA NOMOR 183 TAHUN 2019 TENTANG KURIKULUM PAI DAN BAHASA ARAB PADA MADRASAH,” Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019.
  3. U. F. Rahmah, “PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SMP PLUS AL-AQSHA JATINANGOR SUMEDANG,” AN NABIGHOH, vol. 21, no. 02, pp. 256–266, 2019.
  4. Uril Bahruddin, BISA BAHASA ARAB BUKAN HANYA MIMPI: 33 Gagasan Efektif Menggeliatkan Belajar Bahasa Arab, Cet.1. Sukoharjo: Tartil Institute, 2016.
  5. عبد الرحمن بن إبراهيم الفوزان وآخرون, العربية بين يديك (الجزء الأول). الرياض: العربية للجميع, 2014.
  6. عبد الرحمن بن إبراهيم الفوزان وآخرون, “العربية بين يديك (الجزء الثاني).” العربية للجميع, الرياض, 2014.
  7. Siyoto Sandu dan M Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Cet.1. Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.
  8. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2019.
  9. Nurdin Ismail dan Sri Hartati, METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL. Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019.
  10. N. Yayan, MET ODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Bandung: Zein Al-bayan, 2008.
  11. علي عبد المحسن عبد التواب الحديبي, دليل معلّم العربية للناطقين بغيرها. الرياض: مركز الملك عبد الله بن عبد العزيز الدولي لخدمة اللغة العربية, 2015.
  12. Ahmad Nahjiah, BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN, Cet. 1. Yogyakarta: INTERPENA, 2015.
  13. أسامة زكي علي, المرجع في تعليم اللغة العربية لأغراض خاصة. الرياض: مركز الملك عبد الله بن عبد العزيز الدولي لخدمة اللغة العربية, 2017.