Islamic Psychology
DOI: 10.21070/ijis.v6i0.1601

Journal of the Relationship Between Social Support and Achievement Motivation in High School Students


Jurnal Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Sekolah Menengah Atas

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Achievement Motivation Social Support Students

Abstract

Achievement motivation is a determinant of student achievement, students should have high achievement motivation regardless of the circumstances, when motivation for achievement is low, it will affect student achievement. Therefore it is necessary to look for factors that influence achievement motivation. This study aims to determine the relationship between social support and achievement motivation and how much influence social support has on achievement motivation on students at the AL-Islam Krian High School Sidoarjo. This research was conducted with a quantitative correlational research method, using proportional sampling. with a sample of 382 students. The measurement tool uses two scales, namely social support scale and achievement motivation scale using the Spearman product moment correlation technique with the help of IBM Statistics 20 Version for Windows. The results of the analysis show that there is a relationship between social support and achievement motivation. The implication of this research is to develop student achievement and provide interventions to improve the quality of education. Increasing the quality of education to the maximum can increase social support and achievement motivation in students.

Pendahuluan

Siswa sekolah menengah atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan sebelum memasuki ke jenjang perkuliahan. Pada jenjang pendidikan ini siswa sudah mulai diarahkan ke jurusan-jurusan yang diminati. Untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) pada umumnya dibagi kedalam dua jurusan, yaitu jurusan IPA dan IPS [1]. Umumnya siswa SMA berusia antara usia 16-19 tahun. Menjadi siswa yang berprestasi pasti akan sangat membanggakan orang tua, baik itu prestasi akademik maupun prestasi non-akademik. Pada masa ini, siswa-siswa SMA mulai berlomba-lomba untuk mendapatkan prestasi baik di bidang akademis maupun non-akademis. Hal ini diharapkan dapat mempermudah siswa-siswa SMA untuk melaju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu universitas. Selain itu berprestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik juga akan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa [2].

Motivasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi presetasi seseorang, dengan adanya motivasi maka belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses [3]. [4] menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan faktor yang penting dalam dunia pendidikan. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi cenderung berhasil dalam tugas sekolah. Selain itu [4] juga menyatakan bahwa, walaupun telah mengalami kegagalan, siswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan bertahan lebih lama dalam tugas tertentu dari pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang rendah atau kurang tinggi. Karena pentingnya motivasi berprestasi didalam dunia pendidikan, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Menurut [5] dorongan berprestasi (need of achievement) merupakan usaha dalam pencapaian sasaran untuk memperoleh keberhasilan. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan pendorong untuk meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang diinginkan dapat diraih, serta mampu mengaktualisasikan diri dengan mencapai berbagai macam prestasi khususnya dibidang akademik. Dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan dapat menjadi sikap dan perilaku permanen pada diri individu.

Motivasi adalah salah satu kunci untuk meraih prestasi guna memenuhi tuntutan, maka siswa harus memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Dalam dunia pendidikan, Idealnya siswa harus mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi bagaimanapun keadaannya [6]. Penelitian yang dilakukan oleh [7] menunjukan bahwa motivasi berprestasi mempunyai hubungan positif dengan prestasi akademik, sehingga semakin tinggi motivasi berprestasi siswa akan semakin tinggi pula prestasi akademiknya.

Siswa mengalami naik-turun nilai mata pelajarannya tergantung dari peran guru, teman, orang tua dan lingkungan sekitar [8]. Siswa yang mendapatkan nilai rendah akan berakibat pada proses pembelajaran dan prestasi hasil belajar siswa, selain itu dapat juga mempengaruhi perilaku siswa. Misalnya, siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa tidak naik kelas, kurang semangat dalam belajar, tidak antusias dalam mengerjakan tugas, kurang bisa menyesuaikan diri dengan pelajaran dan lingkungan sekolah bahkan juga dapat berpengaruh pada kenakalan yang banyak dilakukan oleh siswa [7] .

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dan berprestasi siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, yaitu kesehatan dan cacat tubuh, dan faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. Sementara faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat [9].

Motivasi berprestasi sangat dipengaruhi oleh pengalaman keluarga [4]. Kemudian [3] juga menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam berprestasi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor dukungan keluarga, karena keluarga merupakan pembelajaran pertama pada anak. Artinya dukungan dari keluarga baik secara materi maupun non-materi akan mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang tersebut.

[10] bentuk-bentuk dukungan sosial meliputi: (1) dukungan emosional, yaitu perasaan empatik, perhatian, dan keprihatinan terhadap orang lain. Dukungan emosional dapat memberikan individu perasaan nyaman, tentram, dimiliki, dan merasa dicintai ketika sedang memiliki masalah atau berada dalam situasi yang stressfull. (2) dukungan penghargaan, dukungan penghargaan terlihat dari ekspresi seseorang ketika memberikan penghargaan yang positif, dorongan atau persetujuan terhadap ide atau perasaan individu dan perbandingan positif antara individu yang satu dengan yang lain. (3) dukungan instrumental, meliputi bantuan langsung, yaitu ketika seseorang memberikan atau meminjamkan uang atau pertolongan berupa pekerjaan ketika orang lain menghadapi situasi yang stressfull. (4) dukungan informasional, meliputi pemberian nasehat, petunjuk, saran atau umpan balik tentang bagaimana seseorang mengerjakan sesuatu.

[11], juga mengatakan bahwa dukungan sosial menunjukan kuantitas hubungan sosial, keyakinan atau kepercayaan terhadap bantuan, dan bantuan yang dipercaya individu. Di sekolah terdapat teman dan guru yang dapat mempengaruhi pengungkapan diri remaja. Berdasarkan penelitian [12], dapat kita ketahui bahwa terdapat kontribusi dari teman terhadap pengungkapan diri remaja. Selain teman sebaya, terdapat kepala sekolah, dan guru yang dapat mempengaruhi pengungkapan diri remaja di lingkungan sekolah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berniat untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Al-Islam krian sidorajo.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan yang berada pada variabel-variabel penelitian [13]. Subjek Penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Al – Islam Krian Sidoarjo yang berjumlah 382 siswa dan diambil menggunakan teknik Proportional sampling. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah Skala Motivasi berprestasi dan skala dukungan sosial. Koefisien reliabilitas dari Skala motivasi berprestasi yaitu 0,909 dan Koefisien reliabilitas dari Skala dukungan sosial yaitu 0,917.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa di atas diperoleh hasil koefisien korelasi = 0.894** dengan signifikansi 0,000 <0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan. Sehingga terbukti bahwa dukungan sosial mempunyai hubungan secara signifikan terhadap motivasi berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula motivasi berprestasinya pada siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang dimiliki siswa maka semakin rendah pula motivasi berprestasi pada siswa tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [3] yang berjudul hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada siswa. Hal ini juga menguatkan hasil penelitian dari [14] yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi.

[9] mengatakan bahwa motivasi adalah semua penggerak atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang mengarahkan pada suatu tujuan tertentu dan motivasi dapat di pengaruhi faktor-faktor eksternal seperti faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Selanjutnya, [15] mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi. [16] mengatakan bahwa dukungan sosial yang diterima seseorang akan dapat memberikan rasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Artinya dukungan sosial yang diterima seseorang akan dapat memberikan rasa percaya diri seseorang tersebut sehingga akan memberikan dorongan dalam diri seseorang tersebut untuk menggapai tujuannya.

Hal ini tergambarkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang positif dengan motivasi berprestasi pada siswa. Yang berdasarkan hasil uji determinasi pada penelitian ini menunjukan 0,845 (adjusted R Square) membuktikan bahwa dalam penelitian ini variabel dukungan sosial memberikan sumbangan yang sangat besar dengan prosentase 84,5% terhadap motivasi berprestasi pada siswa di SMA Al-Islam Krian.

Dari hasil kategorisasi diatas dapat diketahui bahwa siswa SMA Al-Islam Krian memiliki tingkat dukungan sosial dan motivasi berprestasi dalam kategori sedang. Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat diketahui dari 382 siswa, 67 siswa memiliki tingkat dukungan sosial rendah dengan presentase 18%, 249 subjek memiliki tingkat dukungan sosial sedang dengan presentase 65% dan 66 siswa memiliki tingat dukungan sosial tinggi dengan presentase 17%. Sedangkan pada variabel motivasi berprestasi diketahui dari 382 siswa, 64 siswa memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah dengan presentase 17%, 261 siswa memiliki tingkat motivasi berprestasi yang sedang dengan presentase 68% dan 57 siswa memiliki tingat motivasi berprestasi yang tinggi dengan presentase 15%.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan hasil koefisien korelasi = 0.894** dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menujukkan ada korelasi positif antara dukungan sosial dengan motivasi berprestasi, semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi, dan sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula motivasi berprestasi pada siswa di SMA AL-Islam Krian Sidoarjo. Tergambarkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang positif dengan motivasi berprestasi pada siswa di SMA Al-Islam Krian. Berdasarkan hasil uji determinasi pada penelitian ini menunjukkan 0,845 (adjusted R Square) membuktikan bahwa dalam penelitian ini variabel dukungan sosial memberikan sumbangan yang efektif sebesar 84,5% terhadap motivasi berprestasi pada siswa.

References

  1. Asmani, Guide to Internalizing Character Education in Schools. Yogyakarta: Diva Press, 2013.
  2. Yosephin Darista Hasfrentia and E. Wahyuningrum, "The relationship between self-efficacy and academic stress in SMAN 1 students is complete," Thesis, 2016.
  3. Toding, David, and Pali, "The relationship between social support and achievement motivation in students of class 2013, Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University," J. e-Biomedics, vol. 3 (1), 2015.
  4. R. E. Slavin, Cooperative learning. Bandung: Nusa media, 2017.
  5. D. M.. Clelland, Human motivation. New york: Cambridge University Press, 2005.
  6. Atkinson, Motivation in Fantasy, Action and Society. New Jersy: D. Van Narst and Company. Inc., 1984.
  7. M. F. Riza, "The Relationship Between Student Achievement Motivation and Discipline in Class Viii Regular Students Mtsn Nganjuk," J. Psikol. Undip, vol. 4, no. 2, pp. 146–152, 2015.
  8. Veronica Kurnia Nesti Noviari, "Identification of factors causing academic stress in grade VII students at SMPN 8 Yogyakarta," 2013.
  9. Sugihartono, Educational psychology. Yogyakarta: UNY Press, 2013.
  10. Sarafino and S. W. Timothy, Healty Psychology: Biopsychosocial Interactions, 7th edition. United States: John Wiley and Sons., 2011.
  11. A. G. Kumalasari and Dinie Ratrie Desiningrum, "The Relationship Between Teacher Social Support and Self-Disclosure in Adolescents," J. Empathy, vol. 5 (4), pp. 640–644, 2016.
  12. I. Setyawati and A. Rahmandani, "The relationship between self-disclosure towards peers and forgiveness in adolescents," J. Empathy Undip, vol. 6 (4), pp. 444–450, 2017.
  13. Azwar, Research methods. Yogyakarta: Student Library., 2012.
  14. A. L. Nurrahman, "The relationship between social support and achievement motivation in high school students 'X' in Playen sub-district," Universitas Islam Indonesia, 2018.
  15. S. and Indriantoro, "The pasewark & ​​strawser turnover model: an empirical study in the public accounting environment," J. Ris. accounting Indones., 2009.
  16. Kumalasari and Ahyani, "The relationship between social support and adolescent self-adjustment in orphanages," J. Psikol. Pitutur, vol. 1 (1), pp. 21–31, 2012