Islam and Other Religions
DOI: 10.21070/ijis.v5i0.1591

Social Prejudice, Ethnicity, and Effectiveness of Communication, Against Tolerance Between Religious People in Sidoarjo Regency


Prasangka Sosial, Etnisitas, dan Efektivitas Komunikasi, Terhadap Toleransi Antar Umat Beragama Di Kabupaten Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Interpersonal Communication Tolerance

Abstract

This study aims to describe and explain social prejudice between religious communities in Sidoarjo Regency. This research is based on a bombing case that occurred some time ago which was carried out by several individuals and occurred in the Sidoarjo area which is related to inter-religious communities. This research uses quantitative research. Data was collected by means of interviews, observations, and relevant studies. The data collection technique used is by using a questionnaire or questionnaire method. The results of this study indicate that partially or individually the social prejudice variable has a significant value on religious tolerance in Sidoarjo Regency of 0.843; the ethnicity variable has a significant value on religious tolerance in Sidoarjo Regency of 0.729; and the communication effectiveness variable has a significant value on religious tolerance in Sidoarjo Regency of 0.741 that the independent variables are rejected by the dependent variable. Then if it is reviewed simultaneously or together with the variables of social prejudice, ethnicity and the effectiveness of interpersonal communication on tolerance between religious communities in Sidoarjo Regency it is 3% while the remaining 97% is influenced by other variables outside the variables used in this study.

Pendahuluan

Semboyan Negara Indonesia yang kita kenal dengan nama “Bhinneka Tunggal Ika” memiliki arti “Berbeda-beda namun tetap satu jua” bukan hanya semboyan belaka. Semboyan ini dituliskan karena kondisi bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman. Indonesia merupakan sebuah negara dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi. Terdapat keberagaman suku dengan jumlah 300 suku, 6 agama, 200 bahasa daerah serta 14 etnis[1]. Kurangnya komunikasi juga salah satu penyebab terjadinya prasangka sosial. Seringnya kesalahpahaman dalam menerjemahkan pesan sering membuat masyarakat berpikiran negatif terhadap orang lain, dan berdampak menimbulkan masalah-masalah sosial. Salah satu sifat manusia yang ingin menyampaikan keinginan dan hasratnya kepada orang lain merupakan pemicu seseorang untuk melakukan komunikasi berupa verbal, maupun nonverbal.

Etnis Jawa merupakan etnis terbesar yang ada di Indonesia dengan jumlah 95,2 juta jiwa (40,2%) dari total jumlah penduduk Indonesia.¬ Etnis Jawa banyak yang tersebar di seluruh wilayah kota dan kabupaten di Jawa Timur. Ajaran yang terdapat dalam agama Islam memandang prasangka sosial yang mengakibatkan keburukan bagi kehidupan manusia[2].

Sejarah telah mencatat konflik etnis di beberapa daerah di Indonesia seperti di Ambon, Poso, Sampit merupakan konflik perang antar saudara yang memprihatinkan. Konflik perang antar suku biasanya disebut dengan konflik antar etnis. Kelompok etnis dan minoritas di manapun selalu menemui kesulitan dan hambatan. Dalam beberapa waktu terakhir, sering kita dengar pemberitaan tentang konflik atau perang antar suku. Kebanyakan etnis di Negara Indonesia saling mempertahankan identitas masing-masing, salah satu penyebabnya yaitu dari lokasi geografis yang tempatnya terpisah, penyebab lainnya yaitu karena adanya pengaruh dari berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Ketertarikan antar satu etnis dengan etnis lain akan menimbulkan prasangka antaretnik yang bisa menghambat proses akulturasi bangsa[3].

Dalam masyarakat multietnis dan multiagama kemampuan untuk beradaptasi dan toleransi menjadi pedoman pokok dalam berinteraksi dengan masyarakat. Masalah toleransi pada dasarnya berkaitan dengan problem terbesar dalam keberagaman manusia, yaitu kesadaran antarumat beragama dan kepercayaan. Banyaknya konflik yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir berhubungan dengan antarumat beragama bukanlah hal yang baru[4]. Berawal dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema Pengaruh Prasangka Sosial, Etnisitas, Efektivitas Komunikasi terhadap Toleransi Antarumat Beragama di Kabupaten Sidoarjo

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti beberapa sampel atau beberapa populasi. Pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian. Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif, yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan[5]. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk menjelaskan tentang hubungan, perbedaan, atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain[6]. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data kuantitatif. Data Kuantitatif adalah data yang dapat diinput kedalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dengan numerik. Teknik sampling yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah teknik yang digunakan dimana cara pengambilan anggota populasi dan sample dilakukan secara acak dan tidak perlu diperhatikan kelompok-kelompok yang ada dalam populasi[7]. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuisioner atau angket. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada responden untuk kemudian dijawab sesuai dengan indikatornya[8].

Hasil dan Pembahasan

Sidoarjo adalah suatu wilayah yang berada diantara dua sungai, yang menjadikan Sidoarjo terkenal dengan sebutan kota delta. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112, 5 – 112,9 derajat bujur timur dan 7,3 – 7,5 derajat lintang selatan. Luas wilayah kabupaten Sidoarjo adalah 712.243 KM2 yang berbatasan langsung di sebelah utara denagn Kota Surabaya dan Kbupaten Gresik. Di sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan data-data responden seperti klasifikasi responden. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden yang tersebar di Kabupaten Sidoarjo. Berikut hasil klasifikasi responden dalam peneliti ini:

Keterangan Frekuensi Presentase
Laki-Laki 49 49%
Perempuan 51 51%
Total 100 100%
Table 1.Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Frekuensi Presentase
< 21 Tahun21 – 30 Tahun31 – 40 Tahun41 – 50 Tahun51 – 60 Tahun> 61 Tahun 16261421167 16%26%14%21%16%7%
Total 100 100%
Table 2.Klasifikasi Reponden Berdasarkan Usia

Keterangan Frekuensi Presentase
Belum Kawin 35 35%
Kawin 62 62%
Cerai Hidup 1 1%
Cerai Mati 2 2%
Table 3.Klasifikasi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Keterangan Frekuensi Presentase
Tidak/ belum pernah bersekolah 2 2%
SD/ MI/ SDLB/ Paket B 9 9%
SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B 12 12%
SMA/ MA/ SMK/ SMALB/ Paket C 56 56%
Diploma III 3 3%
Diploma IV/ S1 16 16%
S2/ S3 2 2%
Table 4.Klasifikasi berdasarkan Pendidikan

Keterangan Frekuensi Presentase
Islam 73 73%
Protestan 14 14%
Katolik 5 5%
Hindu 8 8%
Table 5.Klasifikasi responden berdasarkan agama

Keterangan Frekuensi Presentase
PNS 5 5%
TNI/ POLRI 1 1%
Guru/ Dosen 5 5%
Wiraswasta 19 19%
Swasta 39 39%
Lainnya 31 31%
Table 6.Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Keterangan Frekuensi Persentase
1 - 10 Tahun 11 11%
11 - 20 Tahun 21 21%
21 - 30 Tahun 28 28%
31 - 40 Tahun 10 10%
41 -50 Tahun 14 14%
> 51 Tahun 16 16%
Table 7.Klasifikasi responden berdasarkan lama tinggal

Data yang diperoleh di lapangan melalui penyebaran sebanyak 100 kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden, peneliti mendapatkan gambaran mengenai persepsi yang diberikan responden terhadap butir-butir yang dipertanyakan. Dalam hal ini, terdapat 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Hal tersebut dapat dijelaskan seperti tabel-tabel yang ada di bawah ini:

Keterangan Frekuensi
Sangat Tidak Setuju 0
Tidak Setuju 0
Setuju 32
Sangat Setuju 68
Total 100
Table 8.Persepsi Responden terhadap butir pernyataan Prasangka sosial dengan Sikap Kognitif (X1.1)

Keterangan Frekuensi
Sangat Tidak Setuju 0
Tidak Setuju 0
Setuju 24
Sangat Setuju 76
Total 100
Table 9.Persepsi Responden terhadap butir pernyataan Prasangka sosial Dengan Sikap Afektif (X1.2)

Keterangan Frekuensi
Sangat Tidak Setuju 0
Tidak Setuju 0
Setuju 28
Sangat Setuju 72
Total 100
Table 10.Persepsi Responden terhadap butir pernyataan Prasangka sosial dengan komponen perilaku (X1.3)

Keterangan Frekuensi
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0
Setuju 50 22 25 27
Sangat Setuju 50 78 75 73
Table 11.Persepsi Responden terhadap Aspek Internal (X2.1, X2.2, X2.3, X2.4)

Keterangan Frekuensi
X2.5 X2.6 X2.7 X2.8.1 X2.8.2
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Setuju 27 37 38 45 32
Sangat Setuju 73 63 62 55 68
Table 12.Persepsi Responden terhadap Aspek eksternal (X2.5, X2.6, X2.7, X2.8.1, X2.8.2)

Keterangan Frekuensi
X3.1.1 X3.1.2 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0
Setuju 44 55 41 61 42 47
Sangat Setuju 56 45 59 39 58 53
Table 13.Persepsi Responden terhadap efektivitas komunikasi (X3.1.1, X3.1.2, X3.2, X3.3, X3.4, X3.5)

Keterangan Frekuensi
Y.1.1 Y.1.2 Y.2.1 Y.2.2
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0
Tidak Setuju 0 0 0 0
Setuju 45 39 33 33
Sangat Setuju 55 61 67 67
Table 14.Persepsi Responden Terhadap Toleransi ( Y.1.1. Y.1.2, Y.2.1, Y.2.2)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 20 untuk menghitung jawaban dari 100 responden yang telah disebarkan sebelumnya. Hasil yang telah diperoleh, dikumpulkan dan diberi nilai sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dan kemudian dimasukkan nilainya kedalam program microsoft excel, yang nantinya hal tersebut berfungsi untuk melaksanakan pengujian data. Didalam penelitian kuantitatif, uji validitas berfungsi sebagai pengukur sah atau tidaknya suatu data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Data yang berupa kuesioner dalam suatu penelitian dapat dikatakan valid apabila pernyataan yang dibuat dapat digunakan untuk memperoleh informasi dari sesuatu yang diukur dengan hasil kuesioner tersebut. Pada penelitian ini uji validitas merupakan nilai korelasi yang diperoleh dari per item dengan total item yang diperoleh. Symbol (r) biasanya digunakan sebagai simbol dari nilai korelasi[9]. Nilai r hitung akan lebih besar dari r standar (table), maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05 atau 5% dapat dikatakan valid. dapun dalam penelitian ini ujin validitas menggunakan program SPSS versi 20 dan memperoleh hasil sebagai berikut:

Item Variabel Pearson Correlation Signifikansi Keterangan
X1.1 Prasangka Sosial 0,825 0,000 Valid
X1.2 0,854 0,000 Valid
X1.3 0,825 0,000 Valid
X2.1 Etnisitas 0,592 0,000 Valid
X2.2 0,845 0,000 Valid
X2.3 0,907 0,000 Valid
X2.4 0,893 0,000 Valid
X2.5 0,355 0,000 Valid
X2.6 0,446 0,000 Valid
X2.7 0,314 0,001 Valid
X2.8.1 0,675 0,000 Valid
X2.8.2 0,547 0,000 Valid
X3.1.1 Efektivitas Komunikasi 0,646 0,000 Valid
X3.1.2 0,606 0,000 Valid
X3.2 0,659 0,000 Valid
X3.3 0,655 0,000 Valid
X3.4 0,688 0,000 Valid
X3.5 0,805 0,000 Valid
Y.1.1 Toleransi 0,812 0,000 Valid
Y.1.2 0,819 0,000 Valid
Y.2.1 0,804 0,000 Valid
Y.2.2 0.393 0,000 Valid
Table 15.Hasil Uji Validitas

Dari 100 responden dapat diektahui bahwa r (standar) table dalam penelitian ini sebesar 0,1946. Dan hasil penelitian ini seperti tabel diatas menjelaskan bahwa semua item mempunyai nilai lebih besar dari r table (standart) yang berarti tiap item tersebut dapat dikatakan valid dengan tingkat signifikasi kurang dari < 0,05 (5%) . Dengan demikian data ini dapat digunakan untuk uji yang lebih lanjut.

Reabilitas merupakan hasil pengukuran yang telah dilakukan dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama akan diperoleh hasil yang sama pula, namun apabila kelompok subyek yang diukur berubah maka hasilnya akan berubah. Jadi uji reabilitas dapat dikatakan untuk menguji tingkat konsistensi, kepercayaan dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, uji reabilitas menggunakan iji statistik cronbach’s alpha (α). Mengenai ketentuan dalam pengujian ini yaitu apabila setiap variabel kuesioner dalam penelitian ini memiliki nilai cronbach’s alpha (α) lebih dari 0,61 maka dinyatakan reliabel[10]. Adapun hasil uji reabilitas dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:

Item Variabel cronbach’s alpha (α) Keterangan
X1.1 Prasangka Sosial 0,781 Reliabel
X1.2
X1.3
X2.1 Etnisitas 0,790 Reliabel
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8.1
X2.8.2
X3.1.1 Efektivitas Komunikasi 0,763 Reliabel
X3.1.2
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
Y.1.1 Toleransi 0,673 Reliabel
Y.1.2
Y.2.1
Y.2.2
Table 16.Hasil Uji Reabilitas

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai setiap variabel yang ada dalam penelitian ini mempunyai nilai lebih dari 0,61 ( >0,61 ) diantaranya : Variabel X1 memiliki nilai cronbach’a alpha sebesar 0,781, variable X2 memiliki nilai cronbach’a alpha sebesar 0,790, variabel X3 memiliki nilai cronbach’a alpha sebesar 0,763, dan variabel Y memiliki nilai cronbach’a alpha sebesar 0,673. Dengan kata lain dapat disimpulan bahwa setiap variabel dalam penelitian ini sudah reliabel atau konsisten dan dapat digunakan untuk tes pengujian yang lainnya.

Berdasarkan hasil uji koefisien berganda (R) yang memperoleh nilai 0,03 yang artinya bahwa variabel prasangka sosial, etnisitas dan efektivitas komunikasi interpersonal terhadap toleransi umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sebesar 3%. Sedangkan sisanya sebesar 97% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Pada uji F yang telah dilakukan juga menunjukkan hasil bahwa Fhitung sebesar 0,089 sedangkan Ftabel sebesar 2,698. Hal ini berarti menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan nilai signifikansi 0,966 lebih besar dari 0,05. Jadi Hi ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara simultan atau bersama-sama tidak ada pengaruh signifikansi antara prasangka sosial (X1), Etnisitas (X2), dan efektivitas komunikasi (X3) terhadap toleransi umat beragama (Y) di Kabupaten Sidoarjo.

Toleransi umat beragama di Kabupaten Sidoarjo selama ini tidak dipengaruhi oleh prasangka sosial. Kejadian ini berbeda dengan kejadian di lokasi lain seperti dalam penelitian Khomsahriul (2014) dengan judul penelitian prasangka sosial dalam komunikasi antaretnis di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung, Erlyani (2013) dengan judul penelitian prasangka sosial warga di kawasan pertambangan, Suhanti (2017) dengan judul hubungan antara prasangka sosial dan intensi melakukan diskriminasi mahasiswa etnis Jawa terhadap mahasiswa yang berasal dari NTT, dan Nurjannah (2015) dengan judul prasangka sosial terhadap umat kristiani pada muslim minoritas yang tinggal di Indonesia Timur yang menjelaskan bahwa adanya pengaruh dari prasangka sosial terhadap toleransi.

Kesimpulan

Dari analisa data, hipotesis dan pembahasan, maka penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan secara parsial atau sendiri-sendiri variabel prasangka sosial mempunyai nilai signifikan terhadap toleransi umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,843; variabel etnisitas mempunyai nilai signifikan terhadap toleransi umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,729; dan variabel efektivitas komunikasi mempunyai nilai signifikan terhadap toleransi umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,741 bahwa variabel-variabel bebas tersebut ditolak oleh variabel terikat. Kemudian jika ditinjau secara simultan atau bersama-sama dengan variabel prasangka sosial, etnisitas dan efektivitas komunikasi interpersonal terhadap toleransi antar umat beragama di Kabupaten Sidoarjo sebesar 3% sedangkan sisanya 97% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini..

References

  1. P. S. H. Guntoro Sazali, Subejo B, “PENGUATAN TOLERANSI AGAMA ‘ANALISIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN AGAMA’ (Studi Pemerintahan Kota Bogor),” J. Komun., 2015.
  2. P. Riyanti, “RELASI SOSIAL PEDAGANG ETNIS CINA DAN ETNIS JAWA DI PASAR TRADISIONAL,” Int. J. Indones. Soc. Cult., pp. 53–63, 2013.
  3. I. Adelina, F., Hanurawan, F., Suhanti, & Yasminum, “HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA SOSIAL DAN INTENSI MELAKUKAN DISKRIMINASI MAHASISWA ETNIS JAWA TERHADAP MAHASISWA YANG BERASAL DARI NUSA TENGGARA TIMUR,” J. Sains Psikol., pp. 1–8, 2017.
  4. S. Bachri, S., Lutfi, I., “PENGARUH RELIGIUSITAS DAN KEPRIBADIAN LIMA FAKTOR TERHADAP PRASANGKA SOSIAL KEPADA JAMA’AH TABLIGH,” TAZKIYA J. Psychol., pp. 227–242, 2013.
  5. Sugiyono, METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
  6. M. L. J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
  7. A. Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2009.
  8. S. & A. Hermawan, METODE PENELITIAN BISNIS PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF. Malang: Media Nusa Creative, 2016.
  9. B. Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP, 2005.
  10. C. Juditha, “Streotip dan Prasangka dalam Konflik Etnis Tionghoa dan Bugis Makassar,” Ilmu Komun., pp. 87–104, 2015.