Abstract

Background: This study examines Mahmud Yunus' Arabic-Indonesian dictionary using a library research method. Gap: Limited research exists on the dictionary's structural features and supplementary content. Aim: The research analyzes the dictionary's components and applies Philip Mayring's content analysis. Results: The 14th edition of the dictionary includes linguistic tools like tashrif and wazan but lacks elements such as historical chronology, maps, and compiler details. It does feature visual aids related to everyday objects. Novelty: The study reveals missing supplementary content, suggesting areas for improvement. Implications: Updates could enhance its educational value.

Highlights :

 

  • Library Research Method: Emphasizes the use of primary and secondary data sources for comprehensive analysis.
  • Structural Components: Identifies key elements in the dictionary, such as tashrif and wazan, and highlights missing features like historical chronology.
  • Educational Value: Suggests the need for updates to enhance the dictionary's utility as a linguistic resource.

Keywords: Mahmud Yunus, Arabic-Indonesian dictionary, content analysis, linguistic tools, supplementary features

 

Pendahuluan

Dokumen ini adalah petunjuk penulis dan template artikel yang baru untuk UMSIDA Preprints Server. Setiap artikel yang dikirimkan ke redaksi UMSIDA Preprints Server harus mengikuti petunjuk penulisan ini. Jika artikel tersebut tidak sesuai dengan panduan ini maka tulisan akan dikembalikan.

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia saat berinteraksi sebagai makhluk sosial. Kemajuan peradaban telah membawa perubahan pesat dalam perkembangan bahasa, kemajuan tersebut tercermin dalam keragaman bahasa di seluruh dunia dan kemunculan kamus-kamus untuk memahami keanekaragaman bahasa tersebut. Salah satu bahasa yang mencerminkan ragam ini adalah bahasa Arab, yang telah menjadi bahasa internasional untuk berkomunikasi.

Di Indonesia, bahasa Arab telah lama menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat muslim, dengan alasan agama menjadi motif utama dalam mempelajarinya[1]. Para pelajar di Indonesia pun saat ini masih banyak yang berminat dalam mempelajari bahasa Arab, dan dalam proses pembelajaran itu, ada media pembelajaran sebagai pelengkap dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran memegang tugas vital dalam mengirimkan pesan dari guru kepada siswa[2]. Salah satu media yang dipakai saat pembelajaran bahasa Arab ialah kamus.

Kata kamus sendiri berasal dari bahasa Arab yang disebut Al-Mu'jam atau Al-Qamus. Ahmad Abul Ghafur Attar mendefinisikan kamus sebagai buku yang berisi kosa kata dalam jumlah besar, dilengkapi dengan penjelasan atau interpretasi makna kata-kata tersebut yang mana semua isi kamus disusun secara sistematis, baik berdasarkan urutan hijaiyyah (pengucapan) maupun tema(makna)[3]. Abdul Qadir Abu Syarifah juga menyatakan bahwa mu’jam atau kamus saat ini adalah buku yang mengumpulkan kata-kata dalam jumlah besar, dilengkapi dengan penjelasan dan makna, serta disusun baik berdasarkan urutan huruf hijaiyah maupun berdasarkan tema[4]. Kamus, dalam esensinya, adalah kumpulan kosakata yang dilengkapi dengan arti dan informasi lain yang terkait dengan kata-kata dalam daftar tersebut[5].

Kamus Mahmud Yunus ini memiliki dimensi yang sedang, bobot ringan, dan sangat portabel untuk dibawa ke mana-mana. Kamus ini mengorganisir entri kata-kata dalam bentuk fi'il madhi, sehingga pencarian kata dalam berbagai bentuk harus dikembalikan ke bentuk aslinya. Pengaturan kamus ini dilakukan secara alfabetis, dimulai dari huruf alif hingga huruf ya'[6]. Bahasa yang digunakan dalam kamus ini ialah bahasa Arab, sementara penjelasannya disampaikan dalam bahasa Indonesia. Setiap kata, derivasi, dan kalimat yang terdapat dalam kamus ini dilengkapi dengan syakl (cara membacanya). Terdapat pula kosakata bergambar dalam kamus ini, sehigga membantu penggunanya secara visual tanpa perlu menghafal mufradat terlebih dahulu. Dari segi ukuran dan harga yang mana harga kamus ini berada dalam kisaran Rp. 70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah) hingga Rp. 80,000,- (delapan puluh ribu), menjadikannya kamus menengah yang sangat memadai untuk dijadikan pilihan oleh para siswa.

Pada saat jalannya penulisan kamus, tentu harus ada kriteria dan komponen terpenuhi agar menghasilkan kamus yang baik dan mudah dipakai oleh si pemakai. Ali Al Qasimy menambahkan bahwa untuk menilai kelengkapan suatu kamus, perhatian harus diberikan pada isi atau komponen kamus. Kamus dianggap lengkap jika memenuhi kriteria berikut:

No Bagian Awal Bagian Utama Bagian Akhir
1 Tujuan penyusunan kamus Font (khat) yang digunakan Lampiran
2 Sumber yang digunakan Model kolom Tabel
3 Latar belakang penyusunan kamus Informasi fonetik (ashwat) Peta
4 Petunjuk penggunaan kamus Informasi morfologis (sharaf) Kronologi sejarah
5 Pedoman tata bahasa Informasi sintaksis (nahwu) Rumus-rumus
6 Jumlah materi/kata dalam kamus Informasi semantik (dalalah) Tentang penyusun
7 Keterangan singkatan Contoh pemakaian kata Dan sebagainya
8 Makna simbol atau gambar Dalil atau syawahid (bukti pemaknaan)
9 Kaidah transliterasi Gambar-gambar
10 Dan informasi lainnya Informasi derivasi kata
Table 1. Komponen-komponen kamus menurut Ali al-Qasimy

Selain aspek isi, penilain terhadap kamus juga mencakup aspek penampilan, dari kamus yang dicetak dengan kualitas bagus, mempunyai bentuk cover yang bagus, harga yang ekonomis, senantiasa keluar edisi revisi untuk mengiringi lajunya kemajuan bahasa dan lain-lain. Ali Al-Qasimy ialah seorang dosen yang mengajar di Bagdad, Riyadh. Beliau penulis dari buku yang berjudul Ilmu al-Lughoh wa Shinaatul Mu’jamyang mana buku ini membahas teori dalam menyikapi permasalahan kebahasaan dalam kamus dan penerapan linguistik dalam penyusunan kamus. Karyanya yang lain ialah al-Mu’jam al-Arabi al-Asaasy dan Linguistics and Bilingual Dictionaries[7].

Penelitian yang dilakukan oleh Uhame Binti Harun dengan judul Analisis Komponen Kamus Arab Indonesia Al-Mufied dari sudut pandang Dr. Ali Al-Qasimy, Penelitian ini menunjukkan bahwa kamus Al-Mufied memenuhi sejumlah kriteria yang dikemukakan Ali Al-Qasimy hingga dikatakan ideal atau hampir sempurna. Komponen kamus yang terdapat di kamus Al-Mufied ini ialah 1). Bagian Awal yang memuat maksud disusunnya kamus, sumber yang dipakai, latar belakang penyusunan kamus, petunjuk pemaukaian kamus, kaidah tata bahasa, jumlah materi/kata dalam kamus, keterangan singkatan, makna dan simbol. 2). Bagian utama berisi informasi tentang font yang dipakai, model kolom, informasi morfologis (sharaf) dan sintaksis (nahwu), contoh penggunaan kata, ketersediaan derivasi kata. 3). Bagian akhirnya berisi kronologi sejarah dan penyusunan kamus. Jadi kamus ini bisa dikatakan kamus yang ideal sehingga dapat dipakai untuk membantu memahami kosakata bahasa Arab [8].

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khasanah, Habib Bawafi dan Asyief Al-Qorny yang berjudul “Kamus Al-Munawir Dalam Bingkai Leksikologi dan Semantik” menyampaikan bahwa Kamus Al-Munawwir dapat dikatakan sebagai sebagai kamus yang standar dan dapat dimanfaatkan oleh para akademisi dan masyarakat yang memerlukan kamus sebagai referensi dalam proses penerjemahan bahasa Arab-Indonesia. Adapun komponen-komponen yag terdapat di kamus ini yakni 1). Bagian Awal kamus ini berisi maksud disusunnya kamus, latar belakang penyusunan kamus, petunjuk pemakaian kamus, keterangan singkatan, makna simbol dan gambar; dan lainnya. 2). Bagian utamanya meliputi jenis khat yang dipakai model kolom, keterangan fonetik (ashwat), keterangan morfologis (sharaf), keterangan sintaksis (nahwu), dan gambar. 3). Lampiran dan peta disertakan dalam bagian akhir[9].

Peneliti Siti Ghitsna Naily Nasyithoh, Siti Masrufah Nur Ani, Thayyib Thayyib dan Mukhammad Miftahul Huda memaparkan kelengkapan Kamus Akbar Arab (Indonesia-Arab), sebagaimana tertuang pada riset bertajuk Perspektif Dr. Ali Al-Qasimy pada Kamus Besar Bahasa Arab (Indonesia-Arab). Komponen yang telah dilengkapi kamus ini adalah 1). Bagian pertama memuat maksud disusunnya kamus, sumber yang dipakai, latar belakang penulisan kamus, petunjuk pemakaian kamus, kaidah tata bahasa, jumlah kata/isi kamus, keterangan singkatan, makna dan simbol. 2). Bagian utama berisi jenis khat yang digunakan pada kamus, model kolom, keterangan semantik (dalalah), keterangan morfologis (sharaf), keterangan sintaksis (nahwu), contoh pemakaian kata, dan keterangan derivasi kata. 3). Bagian terakhir hanya berisi biografi penyusun kamus. Kamus ini bahkan mendekati sempurna karena komponen-komponennya cukup lengkap. Di antara 27 unsur yang dikemukakan Ali Al Qasimy, hanya 3 unsur yang belum terdapat dalam kamus ini, yaitu lampiran, tabel, dan peta[10].

Dari tiga penelitian di atas, penelitiannya sama-sama membahas komponen-komponen kelengkapan kamus namun belum ada yang membahas tentang komponen-komponen kelangkapan kamus di kamus Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji komponen-komponen kelengkapan kamus pada kamus Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus untuk mengetahui apakah kamus ini adalah kamus yang ideal dan baik merujuk pada poin-poin komponen kamus yang dikemukakan oleh Ali Al-Qasimy.

Metode

Metode penelitian yang diterapkan dalam kajian ini adalah penelitian kepustakaan, yang melibatkan serangkaian aktivitas terkait dengan pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah materi penelitian[11]. Sumber data yang dipakai mencakup data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari kamus bahasa Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus, sementara data sekunder didapat dari berbagai sumber perpustakaan terkait dengan penelitian ini, yang dicari melalui penelusuran di perpustakaan dan internet. Teknik pengumpulan data yang dipakai ialah teknik dokumentasi, yang melibatkan pengumpulan dan analisis dokumen, baik yang berbentuk tulisan, gambar, maupun elektronik[12]. Dalam hal analisis data, penelitian ini memakai teknik analisis isi. Analisis isi adalah metode yang dipakai untuk memahami dan menganalisis teks, didefinisikan sebagai pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikannya secara obyektif, sistematis, dan kuantitatif[13]. Adapun analisis isi yang akan peneliti terapkan yaitu analisis isi dari Philip Mayring.

Hasil dan Pembahasan

A. Biografi Mahmud Yunus dan identitas kamus Mahmud Yunus dilahirkan pada hari Sabtu, 10 Februari 1899 di desa Sungayang Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat[14]. Mahmud Yunus terlahir dari sosok keluarga tokoh agama yang terpandang, dan dididik, dibesarkan dalam lingkungan agama. Menginjak usianya yang ke tujuh tahun, ia mulai belajar al-Qur’an dan ibadah yang lain. Sempat menimba ilmu di sekolah desa selama empat tahun, ia pindah ke madrasah lantaran tak betah karena pelajarannya seringkali di ulang-ulang. Selanjutnya pada tahun 1924, beliau berangkat ke al-Azhar, Kairo, Mesir guna menimba ilmu. Setelah lulus di tahun 1929, Mahmud Yunus kembali ke kampung halamannya dan menekuni dunia pendidikan serta menelurkan banyak karya hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 1982.

Kamus Arab-Indonesia yang penyusunya ialah Mahmud Yunus cetakan ke 14 yang diterbitkan oleh PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah. Kamus ini berukuran 13 x 18,5 cm dengan jumlah halaman sebanyak 522 hlm serta cover kamus berwarna coklat kehitam-hitaman. Kamus ini dilengkapi dengan kata pengantar penerbit, kata pengantar penulis, gambar-gambar, daftar pustaka, daftar keterangan singkatan Arab maupun Indonesia, cara pemakaian kamus, dan beberapa tashrif beserta wazan[15]. Harga kamus ini, dalam marketplacedihargai kisaran Rp. 70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah) hingga Rp. 80,000,- (delapan puluh ribu rupiah)

B. Komponen kamus dari perspektif Ali Al-Qasimy Dalam buku Taufiqurrochman, Ali Al-Qasimy menyatakan bahwa kamus harus memiliki sejumlah komponen agar dapat memenuhi syarat sebagai kamus ideal. Komponen tersebut terbagi menjadi tiga bagian yakni bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir seperti yang telah tertera pada tabel 1.

Adapun untuk hasil analisis komponen kamus Mahmud Yunus dari pandangan Ali Al-Qasimy menghasilkan temuan berikut :

1. Bagian Awal

a. Tujuan penyusunan kamus Tujuan disusunnya kamus ini adalah untuk melengkapi kemauan para pelajar dan masyarakat yang ingin mempelajari bahasa Arab, meskipun dari segi ilmu sharaf belum mahir.

b. Sumber yang digunakan Sumber yang digunakan dalam penyusunan kamus Arab-Indonesia ini diperoleh dari tiga belas macam kamus yakni:

1. Al-Mishbah Al-Munir oleh Ahmad Al-Muqry. (bahasa Arab)

2. Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an oleh Ar-Raghib Al-Ashfahany. (bahasa Arab)

3. Al-Mu’jam Al-Wasith oleh Majma’ Bahasa Arab. (bahasa Arab)

4. Al-Munjid oleh Luwice Ma’luf. (bahasa Arab)

5. Kamus Arab-Melayu oleh H. Muhd. Fadlullah/H. Th. Brondgeet. (Arab-Melayu)

6. Kamus Idris Al-Marbawy oleh Mhd. Idris Al-Marbawy. (Arab-Melayu)

7. Kamus Zahaby oleh Mahmud Yunus/H. M. K. Bakry. (Arab-Melayu)

8. Al-Qamus Al-‘Ashry oleh Elias A. Elias. (Inggris-Arab)

9. Al-Qamus Al-‘Ashry oleh Elias A. Elias. (Arab-Inggris)

10. Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh W. J. S. Purwadarminta. (bahasa Indonesia)

11. Kamus Modern Bahasa Indonesia oleh St. Mohd. Zein (bahasa Indonesia)

12. Kamus Umum Inggris-Indonesia oleh Drs. Wojowasito dkk. (Inggris-Indonesia)

13. Kalimat Al-Qur’an (Kamus Al-Qur’an) oleh Hasanain M. Makhluf. (bahasa Arab)

c. Latar belakang penyusunan kamus Pada saat Mahmud Yunus sedang belajar di Mesir, beliau telah menyusun kamus Zahabi Arab-Melayu dan telah di cetak beberapakali di Indonesia dan Mesir. Pasca Indonesia merdeka banyak para penuntut ilmu yang menginginkan agar kamus Zahabi dicetak kembali untuk membantu guru-guru dan pelajar ini dalam belajar bahasa Arab. Namun, Mahmud Yunus merasa keberatan karena kamus Zahabi amat banyak kekurangan. Maka dari itu beliau menyusun kamus Arab-Indonesia ini agar bisa memenuhi kebutuhan orang-orang yang akan belajar bahasa Arab walaupun mereka, dalam hal ilmu sharaf belum pandai.

d. Petunjuk penggunaan kamus

Figure 1.

e. Pedoman tata bahasa

Pada kamus Mahmud Yunus di halaman i, diuraikan mengenai Sharaf yaitu tentang wazan-wazan dan tashrifnya seperti gambar di bawah ini

Figure 2. Wazan dan Tashrifnya

f. Jumlah materi/ kata dalam kamus Dalam kamus Mahmud Yunus edisi ke-14 ini tak disebutkan jumlah materi atau kata, hanya saja di halaman hak cipta (copyright) disebutkan bahwa kamus ini terdiri dari 522 halaman.

g. Keterangan singkatan Terdapat dua keterangan singkatan dalam kamus ini yaitu keterangan singkatan bahasa Arab seperti

Figure 3.

h. Makna dan simbol atau gambar Dalam kamus ini terdapat makna dan penjelasan simbol. Contoh : tanda () (kurung) untuk kata asal, terkadang untuk penerangan, tanda , (koma) pada kata-kata Indonesia adalah dan/atau, tanda – (kurang) pada kata-kata Arab untuk pembatas antar kata yang mempunyai arti sama dan berbeda bentuk tashrifnya. Kamus ini juga menyediakan gambar-gambar seperti gambar perkakas sekolah, pakaian, alat-alat di kamar makan, rempah, buah-buahan, alat transportasi, alat musik, senjata, manusia dan organ tubuhnya , alat dan barang yang beragam, berbagai binatang melata, serangga, ikan, binatang berkaki empat, dan burung. Semua gambar-gambar tersebut termuat dari halaman 5 hingga halaman 29.

i. Kaidah transliterasi Dalam kamus Mahmud Yunus ini, penyusun kamus tidak mencantumkan tentang kaidah translitersi. Dan keterangan lainnya

2. Bagian Utama Dalam kamus Mahmud Yunus ini, penyusun kamus tidak mencantumkan tentang kaidah translitersi.

a. Font (khat) yang dipakai Penyusun kamus ini tidak menyebutkan font (khat) yang digunakan, namun menurut pengamatan penulis kamus ini menggunakan font tradisional arabic

b. Model kolom Kamus Mahmud Yunus ditata memakai 2 kolom. Pada kamus ini kolom dimulai dari kolom kanan ke kiri

c. Informasai fonetik (Ashwat) Ashwat adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa khususnya bunyi dalam bahasa Arab, termasuk huruf hijaiyyah dan harakatnya. Kamus Mahmud Yunus ini telah menggunakan tanda harakat ( dhammah, fathah, kasrah, fathatain(tanwin fathah), kasratain (tanwin ksrah), dhammahtain (tanwin dhammah), sukun dan tasydid).

d. Informasi morfologis (Sharaf) Dalam kamus ini menyertakan informasi morfologis (sharaf) dengan bentuk kata (wazan) yang menyebabkan perubahan arti atau makna dalam kata tersebut, seperti kata secara morfologis keduanya berbeda bentuk kata (wazan) yaitu antara sehingga kedua kata tersebut terdapat perbedaan dalam segi makna. Kata berarti sakit dan berarti berpura-pura sakit.

e. Informasi sintaksis (Nahwu) Kamus Mahmud Yunus ini menyertakan informasi nahwu akan tetapi tidak diurutkan kedudukan kata dalam kalimat seperti kata kerja, subjek dan objek. Akan tetapi hanya menyertakan informasi bahwa kata tersebut ialah jama’, muannats, masdar dan mufrod. Misalnya kata pada halaman 194 dalam kamus ini.

f. Semantik adalah telaah makna, ia menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu semantik mencakup makna-makna kata, perkembangannya, dan perubahannya[16]. Contoh dalam kata pada halaman 419 dalam kamus ini mempunyai dua makna yaitu menyapu, menghapus.

g. Contoh penggunaan kata Penulis kamus ini tidak menyertakan contoh penggunaan kata pada kamus ini.

h. Dalil atau syawahid (bukti pemaknan) Penyusun kamus ini tak menyertakan dalil atau syawahid (bukti pemaknaan kata) dalam kamus ini

i. Gambar-gambar Terdapat gambar-gambar lengkap seperti gambar perkakas sekolah, pakaian, alat-alat di kamar makan, rempah, buah-buahan, alat transportasi, alat musik, senjata, manusia, alat dan barang yang beragam, berbagai binatang melata dan serangga, ikan-ikan, binatang berkaki empat, dan burung-burung. Semua gambar-gambar tersebut termuat dari halaman 5 hingga halaman 29.

j. Informasi derivasi kata Penyusun kamus ini memberikan informasi derivasi kata yang artinya mengubah suatu kata menjadi kata baru. Contoh seperti kata (melalui-kawat-perangai) pada halaman 177 dalam kmus ini.

3. Bagian Akhir

a. Lampiran Lampiran dalam kamus ini berupa gambar-gambar seperti seperti gambar perkakas sekolah, pakaian, alat-alat di kamar makan, rempah, buah-buahan, alat-alat perhubungan, alat-alat musik, senjata-senjata, manusia dan organ tubuhnya, alat dan barang yang beragam, hewan, ikan, dan burung-burung.

b. Tabel Penyusun kamus ini tidak menuliskan tabel pada kamus ini.

c. Peta Penyusun tidak mencantumkan peta dalam kamus ini.

d. Kronologi sejarah Penyusun kamus tidak mencantumkan kronologi sejarah pada kamus ini.

e. Rumus-rumus Penulis tidak menemukan adanya rumus-rumus dalam kamus ini.

f. Tentang penyusun Penyusun kamus tidak menyertakan informasi tentang penyusun kamus pada kamus ini.

g. Dan sebagainya Berikut peneliti lampirkan tabel kelengkapan komponen Kamus Mahmud Yunus agar memudahkan pembaca dalam memahami kelengkapan komponen kamus Mahmud Yunus dari perspektif Ali Al-Qasimy

No Komponen kelengkapan kamus Menurut Ali Al-qasimy kamus muhammadiyah yunus Arab-Indonesia
Bagian Awal
1 Tujuan penyusunan Kamus ü
2 Sumber yang digunakan ü
3 Latar belakang penyusunan kamus ü
4 Petunjuk peggunaan kamus ü
5 Pedoman tata bahasa ü
6 Jumlah materi/kata dalam kamus ü
7 Keterangan sigkatan ü
8 Makna dan simbol atau gambar ü
9 Kaidah transliterasi -
10 informasi lainnya -
Bagian Utama
11 Font (Khat) yang digunakan ü
12 Model kolom ü
13 Informasi Fonetik (ashwat) ü
14 Informasi mofologis (Sharaf) ü
15 Informasi sintaksis (Nahwu) ü
16 Informasi Semantik (Dalalah) ü
17 Contoh pemakaian kata ü
18 Dalil atau syawahid (Bukti pemaknaan) -
19 Gambar-gambar -
20 Informasi derivasi kata ü
Bagian Akhir
21 Lampiran ü
22 Tabel -
23 Peta -
24 Kronologi sejarah -
25 Rumus-rumus -
26 Tentang penyusun -
27 dan sebagainya -
Jumlah 17
Table 2.

Simpulan

Kamus adalah suatu buku yang memiliki banyak kosakata bahasa disertai maknanya,yang memegang peranan penting dalam kegiatan penerjemahan. Kamus Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus merupakan salah satu dari sekian banyak kamus yang banyak disukai di kalangan penerjemah. Ali Al-Qasimy berpendapat bahwa komponen-komponen yang perlu dipenuhi untuk menghasilkan kamus yang ideal seperti mana yang telah tertulis di atas. Berikut komponen-komponen yang termuat dalam kamus bahasa Arab Indonesia Mahmud Yunus: 1). Bagian awal: maksud disusunnya kamus, sumber yang dipakai, latar belakang penyusunan kamus, cara pemakaian kamus, kaidah tata bahasa, jumlah materi/kata, makna dan simbol atau gambar. 2). Bagian utama: jenis khot yang pakai, tampilan kolom, keterangan morfologis (sharaf), keterangan sintaksis (nahwu), keterangan fonetik (ashwat), keterangan semantik (dalalah), keterangan derivasi kata. 3). Bagian akhirnya hanya mencakup lampiran. Oleh karena itu kamus bahasa Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus dapat dikatakan sebagai kamus ideal karena didalamnya terdapat komponen yang sebagaimana sudah dipaparkan oleh Ali Al-Qasimy.

References

  1. E. N. Suroiyah and D. A. Zakiyah, “Perkembangan Bahasa Arab Di Indonesia,” Muhadasah J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 3, no. 1, pp. 60–69, 2021.
  2. A. Furoidah, “Media Pembelajaran Dan Peran Pentingnya Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa Arab,” Al-Fusha Arab. Lang. Educ. J., vol. 2, no. 2, pp. 63–77, 2020, doi: 10.36835/alfusha.v2i2.358.
  3. A. Abdul Ghafur At Tar, Muqaddimah Al-Shihah. Beirut, Lebanon: Dar Al-Ilm Lil Malayin, 1979.
  4. A. Q. A. Syarifah, Ilm Al-Dalalah Wa Al-Mu’jam Al-Arabi. Aman, Jordan: Dar Al-Fikr, 1989.
  5. Taufiqurrohman, Leksikologi Bahasa Arab. Malang, Indonesia: UIN-Maliki Press, 2015.
  6. R. Hutari, “Manhaj Kitabat Qamus Arabi-Indunisi Li Mahmud Yunus: Dirasah Tahliliyyah Washfiyyah,” Bahs Ilmi, vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2011.
  7. A. Al-Qasimy, Ilm Al-Lughah Wa Sina’ah Al-Mu’jam. Riyadh, Saudi Arabia: Jami’ah Malik Sa’ud, 1991.
  8. U. B. Harun, “Analisis Komponen Al-Mufied Indonesia-Arab Perspektif Dr. Ali Al-Qasimy,” Pros. Konf. Nas. Bhs. Arab V, vol. 8, no. 2, pp. 639–647, 2019.
  9. Khasanah, H. Bawafi, and A. El Qorny, “Kamus Al-Munawwir Dalam Bingkai Leksikologi-Semantik,” Al-Hikmah, vol. 3, no. 2, pp. 1–15, 2021.
  10. S. G. N. Nasyithoh, S. M. N. Aini, T. Thayyib, and M. M. Huda, “Perspektif Dr. Ali Al-Qasmy Pada Kamus Akbar Bahasa Arab (Indonesia-Arab),” Shaut Al Arab, vol. 9, no. 2, p. 233, 2021, doi: 10.24252/saa.v9i2.24202.
  11. M. Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta, Indonesia: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2004.
  12. N. Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung, Indonesia: Remaja Rosdakarya, 2005.
  13. L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 38th ed. Bandung, Indonesia: Remaja Rosdakarya, 2018.
  14. I. Rifa’i, “Mengenal Kamus Arab-Indonesia Mahmud Yunus,” Al Bayan UIN Raden Intan, vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2012.
  15. M. Yunus, Kamus Arab Indonesia. Jakarta, Indonesia: PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2010.
  16. H. G. Tarigan, Pengajaran Semantik. Bandung, Indonesia: Titian Ilmu, 2009.