Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v12i3.1703

Factors Influencing SIMRS Quality at Al-Islam H.M Mawardi General Hospital


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas SIMRS di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Hospital Management Information Systems Organizational Factors PRISM Analysis Technology Improvement User Training

Abstract

This quantitative study investigates the impact of organizational factors on Hospital Management Information Systems (HMIS), employing the PRISM framework. The absence of a search menu linked to the primary key of national identity number in the HMIS was scrutinized for its effects. Results reveal significant influences of organizational factors on technical and behavioral aspects of HMIS. Notably, periodic evaluations by the IT team significantly enhance technological advancements within hospitals, while frequent training sessions for HMIS users markedly improve their comprehension of system functionalities. These findings underscore the pivotal role of organizational strategies in shaping the effectiveness and efficiency of HMIS, offering valuable insights for optimizing healthcare information management practices.

Highlights :

  • Organizational factors significantly influence technical enhancements in Hospital Management Information Systems.
  • Frequent evaluations by the IT team contribute to technological advancements within hospital systems.
  • Regular user training sessions enhance comprehension and utilization of HMIS functionalities

Keywords: Hospital Management Information Systems, Organizational Factors, PRISM Analysis, Technology Improvement, User Training

Pendahuluan

Rumah Sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang melakukan penyelenggaraan dalam pelayanan kesehatan secara perorangan serta menyediakan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat [1]. Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan pancasila serta di dasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas [2]. Rumah sakit juga memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dalam kesehatan, kemajuan pada teknologi, dan dapat terjangkau oleh masyarakat [3]. Seperti yang di jelaskan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa rumah sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif. Rumah sakit tentunya bergerak dalam bidang kesehatan sehingga petugas harus berusaha secara maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada setiap pasien [4]. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu akan berpengaruh terhadap setiap pasien yang datang untuk berobat ke rumah sakit [5]. Salah satu yang menjadi penunjang rumah sakit untuk memiliki mutu dan kualitas yang baik yaitu dengan terselenggaranya Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang efektif dan efisien serta mengikuti setiap perkembangan teknologi [6].

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 memuat tentang setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). SIMRS adalah tatanan yang berhubungan dalam mengumpulkan data, pengolahan data, analisis data, dan menyampaikan informasi yang di perlukan terhadap kegiatan rumah sakit [7]. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memiliki peran penting dalam berkembangnya suatu teknologi, dengan adanya teknologi sistem informasi dapat mendukung kinerja. Sedangkan keberhasilan dalam sistem informasi rumah sakit memerlukan user untuk menginput data ke sistem informasi dan bermanfaat sebagai suatu pelayanan data, dengan demikian dapat meningkatkan efektivitas maupun produktivitas pelayanan kesehatan di setiap instansi [8].

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah di lakukan di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi. Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi merupakan salah satu rumah sakit tipe C dan Aplikasi yang digunakan menggunakan versi desktop bukan web based. Sedangkan menggunakan versi desktop memiliki banyak kekurangan diantaranya tidak bisa digunakan pada banyak tempat dan membutuhkan Uninterrubtible power supply. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) hanya menyediakan sistem pencarian data pasien dengan menggunakan nama dan tanggal lahir, bukan dengan metadata yang unik seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), hal ini bisa berdampak salah saat memberikan terapi terhadap pasien, maka diperlukan juga pencarian data pasien menggunakan metadata Nomor Induk Kependudukan (NIK), dengan adanya hal tersebut dapat diartikan bahwa Nomor Induk Kependudukan (NIK) sangat berperan penting dalam mencocokkan data pasien sehingga tidak terdapat lagi kesalahan dalam melakukan terapi terhadap pasien. Berdasarkan penelitian [9], mengatakan bahwa kesalahan yang paling beresiko terdapat pada tahap pengambilan obat (26,32%) dan entri data (51,58%).

Terdapat satu user yang dimanfaatkan pada unit radiologi untuk login ke aplikasi dan digunakan oleh beberapa petugas sehingga petugas sangat mudah untuk melakukan kecurangan. Berdasarkan penelitian [10], mengatakan bahwa kebijakan yang menegaskan untuk menjaga kerahasian user name dan password, jika dalam penerapannya belum dijalankan dengan baik, maka orang yang memperbolehkan menggunakan akunnya terhadap petugas yang lain harus berani bertanggung jawab. Apabila ingin menambahkan stok obat secara manual di unit farmasi yaitu dengan cara petugas farmasi menghubungi petugas logistik farmasi dan petugas logistik farmasi dapat membawakan obatnya ke farmasi, jika semua selesai maka tahap selanjutnya akan di tulis pada buku dan di masukkan kepada sistem secara manual. Apotek yang melakukan penyetokan untuk obat dilakukan melalui pencatatan sehingga lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan obat harus dilakukan pengecekan satu persatu sesuai dengan tanggal kadaluwarsa [11].

Negara berkembang mempunyai Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) serta cenderung dilewatkan dalam menyediakan suatu data yang digunakan untuk melacaknya. SIMRS merupakan sistem pengumpulan informasi kesehatan secara berkala, untuk kegunaannya dapat mencakup data kunjungan, stok obat yang telah ditentukan, jumlah kasus, dan lain sebagainya [12]. Data SIMRS dapat digunakan sebagai representasi terhadap status kesehatan, pelayanan pada kesehatan serta sumber daya kesehatannya [13]. Dalam bidang sistem informasi kesehatan rutin digunakan karena beberapa faktor, mulai dari pendanaan yang kurang, bahkan terbatasnya penelitian terhadap topik di dunia kesehatan sehingga diperlukan suatu pemahaman agar tidak menghambat suatu data SIMRS sampai kinerjanya [14]. Selanjutnya dikembangkan menjadi kerangka kerja Kinerja PRISM (Performance of Routine System Management). Pada kerangka PRISM dapat digunakan untuk merancang serta dilakukan evaluasi terhadap SIMRS [15]. Sistem ini terdapat bagian data yang dikumpulkan sebagai indikator kesehatan dan sebelumnya telah ditentukan fasilitas kesehatan maupun waktu yang sudah terkonsep [16]. PRISM merupakan pendekatan inovatif untuk memperkuat serta mengevaluasi SIMRS dalam menghubungkan suatu penentu kinerja organisasi, teknis, dan perilaku [17].

Kerangka kerja PRISM adalah mengidentifikasi dua fungsi utama SIMRS serta tiga domain utama yang mempunyai pengaruh terhadap SIMRS, untuk dua fungsi utama SIMRS yaitu produksi data yang berkualitas serta penggunaan data yang efektif dalam mengambil suatu keputusan, sedangkan tiga domain utama dapat digunakan untuk mewakili area untuk meningkatkan SIMRS yaitu meliputi perilaku : intervensi perilaku yang tujuannya meningkatkan suatu motivasi serta keterampilan staf dalam mengumpulkan maupun mengekstraksi pada penggunaan data secara efektif, teknis : intervensi yang dapat meningkatkan SIMRS (pada desain dan aspek teknis SIMRS), sedangkan organisasi : intervensi untuk menguatkan suatu aturan, nilai, praktik dalam organisasi yang di gunakan pada penggunaan data dan pengambilan suatu keputusan [18]. Untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas data dengan menggunakan kerangka Performance of Routine System Management di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi secara kuantitatif. Sedangkan tujuan khusus pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor teknis dengan faktor organisasi b. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor organisasi dengan faktor teknis c. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor teknis dengan faktor perilaku d. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor organisasi dengan faktor perilaku e. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor organisasi dengan penggunaan SIMRS f. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor teknis dengan penggunaan SIMRS g. Melakukan suatu analisis pengaruh faktor perilaku dengan penggunaan SIMRS

Dari pengambilan data awal penelitian ini at beberapa analisis faktor yang mempengaruhi kualitas Sistem Manajemen Informasi Rumah Sakit (SIMRS) pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi, sehingga saya tertarik melakukan penelitian ini dengan metode Performance of Routine System Management (PRISM).

Metode

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik kuantitatif tentang analisis faktor yang mempengaruhi kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi dengan metode PRISM. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2023 di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi. Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Terdapat 310 karyawan, untuk pengguna SIMRS terdapat 293 user. Populasi saya menggunakan sample random sampling dengan bantuan aplikasi Statistics Analysis Version 1.0 sehingga menghasilkan minimal sampel 96.Teknik untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi variabel faktor teknis (technical factors), faktor organisasi (organizational factors), faktor perilaku (behavioral factors), dan meningkatkan kinerja SIMRS yang terdiri dari 17 pertanyaan yang menggunakan skala likert.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian merupakan suatu rangkaian dari beberapa langkah yang sudah terkonsep serta sistematis yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah tertentu [19]. Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo, data primer secara langsung dapat diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap responden melalui link google form, pengisian kuesioner di lakukan oleh pengguna sistem informasi manajemen Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo, dari 150 kuesioner yang tersebar terdapat minimal 96 serta yang di isi terdapat 122 dan dapat di analisis.

3.1 Distribusi Responden di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo 3.1.1 Hasil Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo

Figure 1.Hasil Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

Pada gambar 1. Hasil Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo di atas dapat menunjukkan bahwa hasil distribusi jenis kelamin terbanyak dari responden terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah 92 orang.

3.1.1 Hasil Distribusi Responden Pada Unit Instalasi Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

Figure 2.HasilDistribusi Responden Pada Unit Instalasi Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

Pada gambar 2. di atas menunjukkan distribusi responden terbanyak pada unit instalasi Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo yaitu terdapat pada unit ruang firdaus berjumlah 13 responden dan ruang VK berjumlah 12 reponden.

3.1.1 Hasil Distribusi Responden Dari Jenjang Pendidikan Terakhir Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

Figure 3.HasilDistribusi Responden Dari Jenjang Pendidikan Terakhir Pada Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

Pada Gambar 3. di atas menunjukkan bahwa hasil distribusi terbanyak pada jenjang pendidikan terakhir berada pada tingkat pendidikan diploma DIII yaitu sekitar 74 di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.

3.1 Uji Regresi Linier Sederhana Output Model ANOVA

Uji regresi linier sederhana output ANOVA apabila ingin mengetahui nilainya maka dapat dilihat pada Regression berdasarkan nilai F dengan tingkat signifikansi atau probabilitas (p), jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,752 1 4,752 17,048 ,000b
Residual 33,453 120 ,279
Total 38,205 121
Table 1. Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Teknis Dengan Faktor Organisasi Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 1. Uji regresi linier sederhana antara variabel faktor teknis terhadap faktor organisasi output model ANOVA mempunyai nilai F hitung sebesar 17,048 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,000 sehingga (p) < 0,05, maka dapat di artikan mempunyai pengaruh signifikan antara variabel faktor teknis terhadap faktor organisasi. Pada faktor teknis di Rumah Sakit Umum Al-Islam H.M Mawardi mengenai salah satu kekurangannya yaitu aplikasi masih menggunakan aplikasi versi dekstop sehingga membutuhkan banyak tempat dan harus menggunakan Uninterrubtible power supply (UPS).

Kelengkapan formulir pelaporan pada SIMRS bepengaruh terhadap data yang di masukkan oleh petugas serta mempunyai kualitas data yang valid. Kriteria dari kualitas informasi adalah kelengkapan, ketepatan, kemudahan membaca, tepat waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, tahan uji dan kualitas [20]. Kualitas suatu informasi tergantung tiga hal yaitu meliputi : tepat waktu, relevan, dan akurat atau valid [21].

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8,039 1 8,039 17,048 ,000b
Residual 56,584 120 ,472
Total 64,623 121
Table 2.Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Organisasi Dengan Faktor Teknis Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 2. Uji regresi linier sederhana variabel faktor organisasi terhadap faktor teknis mempunyai nilai F hitung sebesar 17,048 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,000 sehingga (p) < 0,05, maka dapat di artikan mempunyai pengaruh signifikan antara variabel faktor organisasi dengan faktor teknis, jika tim IT mengadakan suatu evaluasi SIMRS secara berkala maka berpengaruh terhadap peningkatan teknologi pada rumah sakit dan tim IT dapat meningkatkan fasilitas software yang memadai pada SIMRS. Berdasarkan penelitian [22], mengatakan bahwa penilaian kinerja perlu dilakukan secara objektif karena dapat memotivasi petugas dalam melakukan kegiatannya. Setelah penggunaan termotivasi untuk pengguna sistem, selanjutnya meningkatkan faktor teknologi agar tetap berkembang dan kedepannya semakin meningkat [23].

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,672 1 ,672 1,634 ,204b
Residual 49,361 120 ,411
Total 50,033 121
Table 3.Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Teknis Dengan Faktor Perilaku Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 3. Uji regresi linier sederhana antara variabel faktor teknis terhadap faktor perilaku mempunyai nilai F hitung sebesar 1,634 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,204 sehingga (p) > 0,05, maka dapat di artikan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel faktor teknis terhadap faktor perilaku, apabila dilihat dari formulir pelaporan SIMRS, fasilitas software yang memadai, kesesuaian desain SIMRS dan kelengkapan teknologi dalam rumah sakit tidak dapat berpengaruh dengan kepercayaan dan keterampilan terhadap perilaku petugas dalam menginput data pada SIMRS. Berdasarkan penelitian [24], mempunyai hasil yang sama dengan suatu pelaporan SIMRS jika dilihat dari template laporan RL, desain SIMRS, dan software yang digunakan tidak dapat berpengaruh terhadap perilaku pengguna yang mengisi pelaporan.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,825 1 5,825 15,812 ,000b
Residual 44,208 120 ,368
Total 50,033 121
Table 4.Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Organisasi Dengan Faktor Perilaku Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 4. Uji regresi linier sederhana variabel faktor organisasi terhadap faktor perilaku mempunyai nilai F hitung sebesar 15,812 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,000 sehingga (p) < 0,05, maka dapat di artikan mempunyai suatu pengaruh signifikan antara variabel faktor organisasi terhadap faktor perilaku, apabila sering memberikan suatu pelatihan yang dianggap perlu bagi pengguna SIMRS maka dapat berpengaruh penting dalam pemahaman pengguna terhadap bentuk isi SIMRS sehingga mempunyai keterampilan dan kepercayaan dalam menginput data pada SIMRS. Berdasarkan penelitian [25], mengatakan bahwa dengan adanya suatu pelatihan maka petugas dapat mengusai program dan mengimplementasikan sesuai dengan kompetensinya.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,672 1 1,672 3,582 ,061b
Residual 56,009 120 ,467
Total 57,680 121
Table 5.Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Faktor Organisasi Dengan Penggunaan SIMRS Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 5. Uji regresi linier sederhana variabel faktor organisasi terhadap penggunaan SIMRS mempunyai nilai F hitung sebesar 3,582 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,061 sehingga (p) > 0,05, maka dapat di artikan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel faktor organisasi terhadap penggunaan SIMRS, dengan adanya pengawasan pada setiap instalasi maka dapat membuat petugas merasakan suatu tekanan dalam bekerja sehingga petugas yang menggunakan SIMRS sehari – hari akan merasa tidak nyaman dalam menggunakan SIMRS saat bekerja. Petugas yang merasa diawasi oleh pengawas ruang akan memperoleh suatu tekanan secara external. Tekanan secara external dapat membuat seseorang melakukan sesuatu, alasan seseorang untuk melakukan sesuatu karena adanya dorongan dan keterpaksaan dari pihak external [26]. Berdasarkan penelitian [27], mengatakan bahwa suatu pengawasan dikatakan penting karena terdapat pengawasan yang baik, tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan bagi organisasi maupun setiap pekerja.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7,126 1 7,126 16,914 ,000b
Residual 50,555 120 ,421
Total 57,680 121
Table 6.Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Teknis Dengan Penggunaan SIMRS Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 6. Uji regresi linier sederhana variabel l faktor teknis terhadap penggunaan SIMRS mempunyai nilai F hitung sebesar 16,914 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,000 sehingga (p) < 0,05, maka dapat di artikan mempunyai pengaruh signifikan antara variabel faktor teknis terhadap penggunaan SIMRS. Adanya suatu kelengkapan teknologi dalam rumah sakit, memiliki software yang memadai dan desain SIMRS yang sesuai dengan ketentuan setiap instalasi maka pengguna dapat merasakan kenyamanan saat menggunakan SIMRS dan pengguna dapat menggunakan SIMRS dalam pekerjaan sehari – hari. Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh [28], apabila suatu alat memiliki tingkat kesulitan yang tinggi maka akan menurunkan motivasi untuk menggunakan alat tersebut dan sebaliknya jika alat tersebut user friendly terhadap seseorang maka akan mendorong seseorang untuk menggunakan alat tersebut secara baik.

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,549 1 1,549 3,311 ,071b
Residual 56,131 120 ,468
Total 57,680 121
Table 7.Uji Regresi Linier Sederhana Antara Variabel Faktor Perilaku dengan Penggunaan SIMRS Output Model ANOVA

Berdasarkan hasil pada tabel 7. Uji regresi linier sederhana variabel faktor perilaku terhadap penggunaan SIMRS mempunyai nilai F hitung sebesar 3,311 dengan nilai probalitas (p) atau signifikansi sebesar 0,071 sehingga (p) > 0,05, maka dapat di artikan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel faktor perilaku terhadap penggunaan SIMRS. Apabila petugas tidak memahami bentuk isi SIMRS maka petugas akan mengalami kesulitan dan ke tidaknyamanan dalam menggunakan SIMRS sehari - hari. Berdasarkan penelitian [29], menjelaskan bahwa masih banyak pengguna yang kurang memahami serta tidak mengerti dalam melaksanakan SIMRS, hendaknya manajemen rumah sakit harus mengevaluasi dan memberikan suatu pelatihan terhadap pengguna sehingga pengguna dapat mengetahui beberapa kekurangan SIMRS dalam memenuhi kebutuhan karena akan berpengaruh dalam penggunaan SIMRS sehari – hari.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor organisasi karena dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor organisasi mempengaruhi dua faktor yaitu meliputi faktor teknis dan faktor perilaku. Salah satu pengaruh faktor organisasi terhadap faktor teknis yang mempunyai nilai f-hitung 17,048 dan (p) 0,000 adalah jika tim IT mengadakan suatu evaluasi SIMRS secara berkala maka sangat berpengaruh terhadap peningkatan teknologi pada rumah sakit serta dapat meningkatkan fasilitas software yang memadai pada SIMRS, sedangkan untuk faktor organisasi yang mempengaruhi faktor perilaku memiliki nilai f-hitung 15,812 (p) 0,000 apabila suatu pelatihan sering diberikan dan dianggap penting bagi pengguna SIMRS maka dapat berpengaruh penting dalam pemahaman pengguna terhadap bentuk isi SIMRS sehingga pengguna memiliki keterampilan dan kepercayaan dalam menginput data terhadap aplikasi SIMRS.

References

  1. E. Mayasari, N. Munna, L. Kodriyah, I. Herawati, and R. S. Aditya, "Keputusan Masyarakat Dalam Pemilihan Rumah Sakit Untuk Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Malang Raya," J. Keperawatan, vol. 5, no. 2, pp. 114–121, Nov. 2020, doi: 10.32668/jkep.v5i2.317.
  2. S. Farlinda, R. Nurul, and S. A. Rahmadani, "Pembuatan Aplikasi Filling Rekam Medis Rumah Sakit," J-Kes, vol. 5, no. 1, pp. 8–13, Feb. 2019, doi: 10.25047/j-kes.v5i1.47.
  3. M. Yusuf, "Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin," Jurnal Ilmu Keperawatan, vol. 5, no. 1, pp. [Page numbers], 2017.
  4. B. Irawan, R. A. Kurnia, E. D. Sitanggang, and S. Achmady, "Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Rumah Sakit Berdasarkan Metode Service Quality (Servqual)," Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi, vol. 3, no. 1, pp. 58–64, Oct. 2020, doi: 10.35451/jkf.v3i1.522.
  5. N. Hasan, "Implementasi Pelayanan Kesehatan Kepada Penerima Bpjs (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)," Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, vol. 8, no. 4, pp. [Page numbers], 2019, doi: 10.33366/jisip.v8i4.2013.
  6. T. Sudiarti, S. Soepangat, and T. Wiyono, "Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen di Instalasi Rawat Jalan Klinik Paru," Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS Dr.Soetomo, vol. 5, no. 1, pp. [Page numbers], 2019, doi: http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v5i1.138.
  7. A. D. Putra, M. S. Dangnga, and M. Majid, "Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Dengan Metode Hot Fit Di Rsud Andi Makkasau Kota Parepare," MAKES, vol. 3, no. 1, pp. 61–68, Feb. 2020, doi: 10.31850/makes.v3i1.294.
  8. T. R. Ariantoro, "Evaluasi Penggunaan Aplikasi SIM-RS Menggunakan Metode Hot-Fit," Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, vol. 08, no. 3, [Page numbers], 2021.
  9. E. Kusumahati, A. Anggriani, and A. Choirul, "Menanggulangi Kesalahan Pengobatan Bagi Pasien Peserta BPJS Di Depo Farmasi Rawat Jalan Salah Satu Rumah Sakit Bandung," MS, vol. 3, no. 1, pp. 59–66, Sep. 2018, doi: 10.37874/ms.v3i1.65.
  10. L. D. Irlaili and Stik. M. H. Karanganyar, "Tinjauan Keamanan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berdasarkan Aspek Privacy, Integrity Dan Authentication Di Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri," Open Journal Systems, vol. 11, no. 1, [Page numbers], 2014.
  11. H. Murtina, "Sistem Informasi Pengelolahan Data Persediaan Obat Menggunakan Metode Waterfall," Journal of Information Management, vol. 3, no. 1, [Page numbers], 2018.
  12. R. O. Boadu, J. Obiri-Yeboah, K. A. Okyere Boadu, N. Kumasenu Mensah, and G. Amoh-Agyei, "Assessment of RHIS Quality Assurance Practices in Tarkwa Submunicipal Health Directorate, Ghana," Advances in Public Health, vol. 2021, pp. 1–11, Oct. 2021, doi: 10.1155/2021/5561943.
  13. K. Hoxha, Y. W. Hung, B. R. Irwin, and K. A. Grépin, "Understanding the challenges associated with the use of data from routine health information systems in low- and middle-income countries: A systematic review," HIM J, vol. 51, no. 3, pp. 135–148, Sep. 2022, doi: 10.1177/1833358320928729.
  14. M. R. Law, D. R. Hotchkiss, and K. A. Grépin, "Evaluating Health Systems Strengthening Interventions Using Routinely Collected Data," HSS Evaluation Collaborative, pp. 01–21, 2022.
  15. S. Feng, C. Hategeka, and K. A. Grépin, "Addressing missing values in routine health information system data: an evaluation of imputation methods using data from the Democratic Republic of the Congo during the COVID-19 pandemic," Popul Health Metrics, vol. 19, no. 1, p. 44, Dec. 2021, doi: 10.1186/s12963-021-00274-z.
  16. P. Muhoza et al., "Behavioral Determinants of Routine Health Information System Data Use in Senegal: A Qualitative Inquiry Based on the Integrated Behavioral Model," Glob Health Sci Pract, vol. 10, no. 3, p. e2100686, Jun. 2022, doi: 10.9745/GHSP-D-21-00686.
  17. A. Aqil, T. Lippeveld, and D. Hozumi, "PRISM framework: a paradigm shift for designing, strengthening and evaluating routine health information systems," Health Policy and Planning, vol. 24, no. 3, pp. 217–228, May 2009, doi: 10.1093/heapol/czp010.
  18. F. Saigí-Rubió, J. J. Pereyra-Rodríguez, J. Torrent-Sellens, H. Eguia, N. Azzopardi-Muscat, and D. Novillo-Ortiz, "Routine Health Information Systems in the European Context: A Systematic Review of Systematic Reviews," IJERPH, vol. 18, no. 9, p. 4622, Apr. 2021, doi: 10.3390/ijerph18094622.
  19. M. Syakir, S. Kurniawan, A. Sani, and A. M. Ngando, "Pengaruh Stres Kerja, Komunikasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Prima Karya Manunggal Kabupaten Pangkep," AMAR, vol. 2, no. 1, pp. 20–27, 2022.
  20. G. Winarti, "Literature Review: Faktor Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)," Community Development Journal, vol. 4, no. 1, pp. 486–497, 2023, doi: https://doi.org/10.31004/cdj.v4i1.12291.
  21. A. Setiorini, S. R. Natasia, Y. T. Wiranti, and D. A. Ramadhan, "Evaluation of The Application of Hospital Management Information System (SIMRS) in RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Using The HOT-Fit Method," J. Phys.: Conf. Ser., vol. 1726, no. 1, p. 012011, Jan. 2021, doi: 10.1088/1742-6596/1726/1/012011.
  22. H. T. Koesmono, "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur," Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, vol. 7, no. 2, pp. 171–188, 2005.
  23. A. Faigayanti, L. Suryani, and H. Rawalilah, "Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Bagian Rawat Jalan dengan Metode HOT -Fit," JKSP, vol. 5, no. 2, pp. 245–253, Aug. 2022, doi: 10.32524/jksp.v5i2.662.
  24. M. Nurmalasari, A. Pratama, and S. Salsabila, "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online dengan PRISM Framework," Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi, vol. 10, no. 4, pp. [Page numbers], 2022, doi: 10.26418/justin.v10i4.50999.
  25. P. D. Igiany, "Systematic Review: Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)," Prosiding Seminar Nasional INAHCO 2019, vol. 1, [Year].
  26. I. Rosyidi and B. E. Warsito, "Analisa Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Perawat Dalam Penggunaan Simrs Di Rsud Ambarawa," JGK, vol. 9, no. 22, [Year].
  27. J. A. B. Sigar, S. A. P. Sambul, and S. Asaloe, "Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada Hotel Sintesa Peninsula Manado," Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 6, no. 3, [Year], doi: https://doi.org/10.35797/jab.v6.i003.%25p.
  28. M. Muhlizardy, M. N. Solihah, and H. D. Puspita, "Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Perawat Dalam Penggunaan Simrs Di Rsud Kabupaten Karanganyar," JIKKI, vol. 2, no. 2, pp. 66–73, Jul. 2022, doi: 10.55606/jikki.v2i2.495.
  29. T. Wulandari and D. M. Putra, "Study Literature Review Tentang Implementasi Simrs Pada Unit Kerja Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Hot-Hit," Administration & Health Information of Journa, vol. 1, [Year].