Abstract

This study employs a qualitative, descriptive approach to investigate the comprehensive learning process of the Arabic textbook, al-karmaji, in a high school X class at eLKISI Mojokerto. The research delves into planning, methodology, strategies, and utilized media, encompassing stages of initiation, core activities, and conclusion assessments. Findings reveal a unique pedagogical method relying on training from the book's author or designated teacher rather than traditional syllabi or lesson plans. Learning activities adopt a humanistic approach coupled with the qowaid wa tar method, integrating motivational techniques and gamification. Notably, assessments occur weekly and tri-monthly. The study underscores the transformative potential of the al-karmaji approach in Arabic language instruction.

Highlight:

  • Innovative Pedagogy: This study introduces a unique pedagogical approach in Arabic language instruction, emphasizing experiential learning over conventional lesson plans.

  • Humanistic Learning: The research highlights the incorporation of a humanistic approach alongside the qowaid wa tar method, enhancing student engagement and motivation in the learning process.

  • Assessment Frequency: The study identifies a structured assessment schedule, conducted weekly and tri-monthly, providing continuous feedback and opportunities for student progress tracking.

 

Keyword: Arabic Language Instruction, Al-Karmaji Textbook, Qualitative Research, Pedagogical Approach, Learning Assessment

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mempengaruhi peserta didik dengan sedimikian rupa agar pengetahuan dan ilmu yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik melalui suatu kegiatan belajar mengajar [1]. Pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan dapat tercipta dari proses interaksi dan kerjasama antara dua pihak yaitu guru dan peserta didik [2]. Pembelajaran tidak hanya didapat dari lingkungan sekolah namun juga didapat dari lingkungan luar sekolah. Sebagaimana peserta didik saat ini dapat belajar melalui berbagai macam media seperti melalui internet dan e-learning [3]. Di Indonesia sendiri begitu banyak mata pelajaran yang disuguhkan kepada peserta didik untuk dipelajari, seperti halnya Matematika, Bahasa Indonesia, Fisika, Olahraga, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan lainnya. Tidak semua sekolah menerapkan pembelajaran Bahasa Arab, namun di beberapa sekolah, khususnya di pesantren pelajaran ini menjadi pelajaran wajib disana.

Pembelajaran Bahasa Arab dinilai sangat penting untuk dipelajari, karena peserta didik akan mendapatkan manfaat dari segi pemahaman agama atau lebih mudah mendalami kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena dua sumber ajaran Islam tersebut ditulis dalam Bahasa Arab [4]. Ditambah lagi Bahasa Arab merupakan salah satu sarana terpenting untuk memahami Islam, perundang-undangannya, hukum-hukumnya dan keyakinannya. Serta Bahasa Arab berperan sebagai sarana pemahaman dan pengikat antara umat Islam di timur dan barat bumi [5]. Selain itu juga bisa mendapatkan manfaat dari segi lainnya seperti dapat menambah kesempatan untuk berkuliah di perguruan tinggi di Timur Tengah, dapat dengan mudah mempelajari berbagai macam referensi, buku maupun manuskrip berbahasa Arab yang selain menambah pengetahuan juga dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat [6], dapat menjadi penerjemah buku atau film berbahasa Arab, menambah pengetahuan secara global, dapat mempelajari adab dan syair Bahasa Arab, mempelajari ilmu sains dan banyak manfaat lainnya yang didapatkan dari mempelajarinya [7]. Selain itu, terdapat 2 tujuan dalam mempelajari Bahasa Arab yaitu yang pertama membantu pelajar dalam mempelajari serta mendalami agama islam melalui pendalaman Al-Qur’an dan Al-hadits serta khazanah-khazanah keislaman yang berbahasa Arab, lalu yang kedua ialah mampu menjadikan peserta didik atau pelajar berkomunikasi Bahasa Arab baik secara lisan maupun tulisan dengan baik.[1]

Karena begitu banyak manfaat dari mempelajari Bahasa Arab, sehingga membuat banyak pendidik ataupun lembaga pendidikan mengembangkan buku Bahasa Arab sesuai dengan perkembangan potensi siswa agar memudahkan peserta didik dalam memahami dan menerapkan pembelajaran Bahasa Arab serta mengembangkan potensi mereka [8]. Bahkan terdapat juga beberapa lembaga pendidikan yang membuat buku Bahasa arab sendiri secara khusus agar peserta didiknya mampu lebih cakap dan lebih mahir dalam berBahasa Arab. Salah satu lembaga pendidikan yang membuat buku Bahasa Arab khusus bagi peserta didiknya adalah pondok pesantren eLKISI Mojokerto.

Di pondok pesantren eLKISI pembelajaran Bahasa Arab dilaksanakan dengan menggunakan buku Bahasa Arab khusus bagi santrinya, yaitu buku Al-Karmaji, dan beberapa buku khusus lainnya. Buku al-Karmaji sendiri merupakan buku Bahasa Arab yang memiliki dua jilid. Buku ini dikhususkan untuk anak kelas X SMA eLKISI dan di dalamnya berisi kumpulan percakapan sehari-hari dalam Bahasa arab yang sangat relevan untuk diterapkan bagi para santri di pondok. Buku ini berbentuk seperti buku saku percakapan Bahasa Arab sehari-hari dan ditulis oleh Ahmad Shohibul Muttaqin, Lc., M.Pd dan Achmad Zulkifli, Lc. yang merupakan Asatidz yang mengajar di pondok tersebut[9].

Begitu banyak teks percakapan yang tertulis di dalam buku ini, seperti percakapan di kelas saat pembelajaran berlangsung, percakapan dengan keluarga, percakapan di kantin, di Edupark dan lainnya. Pada jilid pertama buku ini berisi 20 bab dan berisi macam-macam soal latihan dan merangkai kalimat yang dipelajari di percakapan sebelumnya, berisi sinonim dari beberapa mufrodat yang sulit dipahami dan juga berisi macam-macam makna kata [9]. Lalu pada jilid kedua buku tersebut juga berisi 20 bab percakapan sehari-hari, seperti percakapan yang terjadi saat pembelajaran Ulumul Qur’an, Hadits Al-Maudhu’iy, Tajwiid, Fiqh, Nahwu, Ilmi At-Taarikh, Bahasa Indonesia, PKN, IPS, Olahraga, dan Teknologi Informasi. Selain itu terdapat juga percakapan dengan keluarga, percakapan di Laboratorium, percakapan saat ujian, dan percakapan di SD, SMP, SMA serta perguruan tinggi eLKISI. Setiap pertemuan pembelajaran, guru dan peserta didik setidaknya akan membahas dan mempelajari dua materi pemebelajaran dengan menggunakan buku tersebut dan disertai dengan praktek ke depan [10].

Dengan begitu banyaknya pengembangan maupun pembuatan buku ajar Bahasa Arab yang dilakukan oleh pendidik, membuat banyak peneliti melakukan penelitian maupun menganalisis penggunaan buku ajar Bahasa Arab dalam pembelajaran Bahasa Arab di suatu lembaga pendidikan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Ali Basa dkk (2020) yang memiliki judul “Istikhdam Kitab Al-Arabiyyah Baina Yadaik Bilmadkhol Al-Ittishol Bi Daari Al-Lughoh Al-Arabiyyah Banda Aceh”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui seluruh proses pembelajaran Bahasa Arab menggunakan buku ajar Al-Arabiyyah BainaYadaikdengan menggunakan pendekatan komunikatif di Darul Lughah Al-Arabiyyah Banda Aceh. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa seluruh proses pembelajaran Bahasa Arab di sana menggunakan metode mubasyarah, pendidik selalu memberikan berbagai macam latihan agar siswa mudah menguasai pembelajaran dan berbagai dorongan agar siswa aktif berbahasa Arab baik saat pembelajaran berlangsung maupun saat berinteraksi di luar kelas, sehingga siswa mampu dengan baik berbahasa arab [11]

Sementara itu terdapat juga penelitian lain yang dilakukan oleh yang memiliki judul “Pembelajaran Bahasa Arab dengan Bahan Ajar Al-Ashri (Studi Kasus Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang)”. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui seluruh proses pembelajaran Bahasa Arab yang menggunakan buku Al-Ashri pada peserta didik SMK Muhammadiyah 2 Malang serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat pembelajaran tersebut. Dari penelitian ini dapat diketahui seluruh proses pembelajaran Bahasa Arab menggunakan buku Al-Ashri. Selain itu juga dapat diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Arab di SMK Muhammadiyah 2 Malang yang menggunakan buku ajar Al-Ashri sudah cukup baik. Namun dalam buku ajar tersebut perlu adanya sedikit perbaikan pada bagian tertentu karena masih banyak peserta didik yang sulit memahami Bahasa arab dengan menggunakan buku tersebut.[12]

Selain itu terdapat juga yang meneliti efektivitas dan efisiensi pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan buku Alarabiyah Baina Yadaika di Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan buku Alarabiyah Baina Yadaika di Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta serta untuk mengetahui informasi yang benar mengenai penggunaan buku Alarabiyah Baina Yadaika dengan tepat. Dan dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwasanya buku ajar tersebut sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab mahasiswa Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan dapat diketahui juga faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan buku ajar tersebut.[13]

Selain ketiga penelitian ini, terdapat juga penelitian yang dilakukan berjudul “Penggunaan buku ajar durus al-lughah karangan As-syaikh Abdullah Awad Abdun dalam pembelajaran Bahasa arab di Pondok Pesantren Daruttauhid Malang”. Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seluruh pelaksanaan pembelajaran bahsa Arab dengan menggunakan buku ajar durus al-lughah tersebut serta untuk mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan buku ajar tersebut. Hasil penelitian tersebut ialah bahwasanya pelaksanaan pembelajaran menggunakan kitab ini meliputi beberapa langkah diantaranya proses menyampaikan mufradat dan penugasan. Dengan metode yang digunakan ialah metode mubasyaroh, drill, qawaid wa tarjamah, hafalan dan metode resitasi. Sedangkan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan buku ini dilaksanakan melalui tes tulis dan tes lisan yang dilakukan setelah akhir pembelajaran dan di akhir program.[14]

Melihat dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai penggunaan buku ajar Bahasa Arab dalam pembelajaran Bahasa Arab, belum ditemukan penelitian mengenai analisis penggunaan buku ajar Al-Karmaji dalam pembelajaran Bahasa arab. Sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti, karena pada dasarnya kitab tersebut digunakan oleh para pengajar Bahasa Arab di salah salah satu SMA terkenal di Mojokerto yaitu SMA eLKISI Mojokerto dalam pembelajaran Bahasa Arabnya dan digunakan sebagai persyaratan penting sebelum ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan. Selain itu, sangat penting untuk menganalisis seluruh pelaksanaan pembelajaran secara utuh, baik dari segi persiapan pembelajaran, langkah-langkah pembelajarannya, proses pembelajaran, pendekatan, media dan metode pembelajaran serta evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan buku tersebut. Serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan buku tersebut sebagai bahan ajar. Sehingga dengan adanya hal tersebut maka peneliti melakukan Analisis pembelajaran Bahasa Arab yang menggunakan buku Al-Karmaji di SMA eLKISI Mojokerto.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran menyeluruh menggunakan buku Al-Karmaji di kelas X SMA eLKISI Mojokerto mulai dari perencanaannya, pendekatan, metode, strategi dan media pembelajaran yang digunakan, proses kegiatan pembelajaran hingga evaluasi pembelajarannya.

METODE

Pada penelitian ini, metode yang akan digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif tidak hanya mendeskripsikan suatu fenomena semata, namun juga mendeskripsikan makna dari fenomena atau peristiwa yang muncul, bahkan juga menjelaskan makna dari makna yang muncul atau metamaknawi.[15] Penelitian ini dilaksanakan di SMA eLKISI Mojokerto dengan subjek penelitian guru pengajar Bahasa Arab sebagai informan dalam penelitian ini. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang memiliki kaitan langsung dengan masalah yang diteliti dan didapatkan peneliti dari informan secara langsung untuk dianalisis. Sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak didapatkan langsung dari informan atau sumber utama dan tidak digunakan sebagai bahan utama yang dianalisis dalam penelitian.[16] Sehingga dalam penelitian ini data primer didapatkan penulis dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk wawancara dilakukan terhadap guru Bahasa Arab kelas X SMA eLKISI Mojokerto. Sementara itu untuk observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pembelajaran Bahasa Arab yang terjadi di kelas X SMA eLKISI Mojokerto. Dan untuk dokumentasi diambil dari pengambilan gambar dan video saat proses pembelajaran berlangsung maupun rekaman saat wawancara dilaksanakan. Sedangkan data sekunder dalam penelian ini berupa data yang berasal dari penelitian terdahulu, buku-buku, jurnal, dan pendapat para ahli.

Sumber data dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi 2 yaitu sumber data utama dengan sumber data tambahan. Sumber data utama dalam penelitian ini berupa wawancara terhadap beberapa peserta didik kelas X serta guru pengajar Bahasa Arab, observasi atau pengamatan secara langsung di kelas, serta dokumentasi, sedangkan sumber data tambahan berupa hasil dokumentasi seperti foto, video, rekaman suara maupun film [17]. Dengan sumber data yang ada, teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara terstruktur, observasi Check list serta dokumentasi kegiatan. Dengan menggunakan wawancara terstruktur, peneliti akan menyiapkan seluruh instrumen penelitian berupa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada setiap responden yaitu peserta didik dan guru pengajar Bahasa Arab eLKISI dan juga menyiapkan tape recorder, atau alat lainnya untuk mendokumentasikan wawancara.[18] Selain itu peneliti juga menggunkan teknik pengumpulan data berupa observasi check list, dengan menggunakan observasi check list ini peneliti akan membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan seluruh proses pembelajaran Bahasa Arab yang terjadi yang kemudian jawaban tersebut akan dijabarkan secara detail.[19]

Lalu, untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman, yang mana terdapat tiga hal yang harus dilakukan dalam menganalisis data yaitu mereduksi data, data display atau menyajikan data yang telah dikumpulkan kemudian verification atau penarikan kesimpulan. Mereduksi data Iialah emilih data-data pokok yang penting bagi penelitian dan membuang data yang tidak diperlukan serta mengorganisasi data tersebut sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan [20]. Lalu untuk display data, display data ini bertujuan untuk menyajikan data secara rapi dan lebih tersusun agar data tersebut dapat ditarik kesimpulannya dan dapat diambil tindakan selanjutnya.[21]

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Buku Al-Karmaji

Penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren eLKISI dengan menjelaskan secara rinci proses pelaksanaan dengan melakukan observasi beberapa kali dan wawancara sebanyak 4 kali serta dokumentasi menyesuaikan kondisi lapangan.

Terdapat tiga tahapan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab yang menggunakan buku Al-Karmaji sebagai bahan ajarnya:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan hal sangat penting dalam segala hal, termasuk dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan adanya perencanaan pembelajaran yang matang maka akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan [22]. Perencanaan pembelajaran merupakan konseptualisasi dari seluruh program pembelajaran yang dibentuk oleh pendidik dan dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai [23]. Perencanaan pembelajaran biasanya berupa prota, promes, silabus, dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat materi pembelajaran, metode, media pembelajaran dan beberapa hal lainnya yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada ustadz Shohibul Muttaqin yang merupakan pengajar Al-Karmaji di pondok pesantren eLKISI Mojokerto,beliau menyatakan bahwasanya “Terdapat bagian administrasi sendiri yang bertugas untuk membuat prota, promes, silabus dan RPP di seluruh mata pelajaran, namun untuk pembelajaran Al-Karmaji sendiri tidak dibuatkan RPP maupun silabus secara khusus, tergantung ustadz maupun ustadzah pengajar Al-Karmaji masing-masing ingin membuat atau tidak”. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat ustadzah Nurul yang menyatakan bahwa “Karena pembelajaran Al-Karmaji sendiri bukan pembelajaran utama dan hanya dijadikan sebagai pembelajaran tambahan yang yang mendukung pembelajaran Bahasa Arab sehingga tidak ada RPP maupun silabus yang dibuatkan khusus untuk pembelajaran tersebut. Hal ini juga dikarenakan padatnya jadwal setiap pengajar sehingga belum mampu untuk membuat RPP maupun silabus sendiri. Namun beberapa hari sebelum pembelajaran Al-Karmaji berlangsung tepatnya setelah sholat shubuh dilaksanakan, seluruh pengajar Al-Karmaji akan dilatih secara khusus oleh ustadz Shohib selaku penulis buku agar mampu mengajarkan Al-Karmaji dengan baik”.Hasil wawancara yang telah disampaikan oleh ustadz Shohibul Muttaqin dan ustadzah Nurul tersebut dapat dibuktikan oleh observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 11 Februari 2023, bahwasanya tidak ada dokumen rencana pembelajaran Al-Karmaji baik itu berupa prota, promes, silabus maupun RPP, hal ini dikarenakan padatnya jadwal mengajar setiap pengajar di pondok pesantren tersebut. Sehingga sangat tidak memungkinkan bagi setiap pengajar atau guru untuk membuat perencanaan pembelajarannya sendiri.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pendahuluan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ustadzah Nurul selaku guru bahasa Arab pondok pesantren eLKISI Mojokerto bahwasanya “Kegiatan pembelajaran Al-Karmaji dilaksanakan setiap hari sabtu setelah apel pagi dilaksanakan yaitu sekitar pukul 07.30–08.40 WIB. Kegiatan dimulai dengan ucapan salam menanyakan kabar dan mengabsen siswa, berdo’a, dan memberikan kaitan dengan pembelajaran sebelumnya atau mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari”. Hal ini dapat dibuktikan saat peneliti melakukan observasi, peneliti mendapati bahwasanya pembelajaran Al-Karmaji diawali ketika guru mengucapkan salam dan meminta seluruh peserta didik untuk berdo’a bersama sebelum memulai pembelajaran. Setelah itu, guru juga menanyakan tanggal dan mulai mengabsen seluruh peserta didik serta menanyakan kabar peserta didik. Lalu, guru juga menanyakan mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yang merupakan materi pembelajaran kelima yaitu “Fii Maktabil Mudarrisiin”, serta menjelaskan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Arab untuk melatih peserta didik agar terbiasa menggunakan Bahasa Arab. Kegiatan awal pembelajaran terdapat beberapa tahapan yaitu mengucapkan salam, menanyakan kabar, berdo’a bersama serta mengulang maupun mengaitkan kembali dengan pembelajaran sebelumnya atau dengan kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti pembelajaran dimulai ketika guru atau pengajar memberikan game mufrodat kepada peserta didik. Menurut ustadzah Nurul menyatakan bahwa “Adanya game dalam pembelajaran bertujuan agar peserta didik semakin bersemangat dan aktif dalam melaksanakan pembelajaran”. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 1 April 2023, yang mana hari tersebut bertepatan dengan puasa Romadhon sehingga membuat peserta didik mudah capek dan mengantuk. Dengan dilaksanakannya game sebelum pembelajaran membuat peserta didik kembali bersemangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Setelah game mufrodat tersebut telah dilaksanakan, guru menanyakan kembali materi pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu materi pembelajaran kelima “Fii Maktabil Mudarrisiin” serta menanyakan halamannya sebagaimana pada Gambar 1 berikut ini:

Figure 1.Contoh materi pembelajaran Al-Karmaji

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh guru atau pendidik dalam melaksanakan pembelajaran tersebut, yaitu guru menuliskan percakapan atau materi pembelajaran di papan tulis. Kemudian meminta seluruh peserta didik untuk menulis percakapan tersebut di buku tulis masing-masing. Hal ini dikarenakan tidak semua peserta didik memiliki buku Al-Karmaji. Setelah seluruh peserta didik selesai menulis materi pembelajaran, guru mulai membacakan percakapan atau materi pembelajaran yang ada di papan tulis kemudian diikuti oleh seluruh peserta didik. Setelah membaca teks percakapan bersama-sama, guru membaca lagi teks percakapan dan pada setiap kalimatnya guru menanyakan makna kalimat tersebut kepada peserta didik, agar peserta didik turut aktif dalam pembelajaran. Misalnya guru menanyakan makna kalimat “Athlubul imdloo’a yaa ustadz”, Jika peserta didik tidak mengetahui makna kalimat atau mufrodat yang ada pada percakapan tersebut, maka guru akan menjelaskan makna mufrodat atau kalimat tersebut dengan memberikan sinonim atau memberikan contoh-contoh kalimat yang mudah dimengerti peserta didik. Namun, jika peserta didik belum juga dapat mengetahui makna teks pmbelajaran dari sinonim tersebut, maka guru kan menjelaskan maknanya dalam Bahasa Indonesia. Setelah penjelasan makna mufrodat atau kalimat, guru meminta seluruh peserta didik untuk membaca kembali teks percakapan yang ada di papan tulis dengan menutup buku tulis masing. Kemudian guru mulai menghapus satu persatu kalimat yang ada di papan tulis namun terus meminta peserta didik melafalkan teks percakapan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik menghafal dan mengingat kembali apa yang telah mereka tulis. Setelah teks percakapan di papan tulis telah terhapus bersih, maka guru akan memberikan pertanyaan kepada masing-masing peserta didik terkait mufrodat maupun makna kalimat yang telah dijelaskan. Selain agar peserta didik semakin mengingat materi pembelajaran, hal ini juga dilakukan untuk mengatasi rasa kantuk peserta didik saat pembelajaran berlangsung.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran, tentunya setiap guru atau pengajar memiliki pendekatan pembelajaran, metode, strategi serta media pembelajarannya masing-masing. Pada pembelajaran Al-Karmaji pendekatan pembelajaran, metode, strategi serta media pembelajaran yang digunakan ialah:

1. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran ini berfungsi sebagai tolak ukur dalam memandang seluruh permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran [24]. Sebagaimana wawancara yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul mengenai pendekatan pembelajaran Al-Karmaji, beliau menyatakan bahwa “Pendekatan pembelajaran yang dilakukan ialah dengan cara memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya belajar Bahasa Arab dan memberikan semangat kepada peserta didik dalam menuntut ilmu”. Dari wawancara tersebut didapati bahwasanya guru atau pengajar Al-Karmaji sendiri belum mengetahui secara pasti pendekatan apa yang digunakan dalam mengajarkan Al-Karmaji. Namun saat penulis melakukan observasi beberapa kali saat pembelajaran berlangsung, penulis mendapati bahwa guru atau pengajar seringkali menggunakan pendekatan pendekatan kemanusiaan atau Humanistic Approach. Pendekatan tersebut diterapkan dengan memberikan perhatian kepada peserta didik, memberikan semangat maupun motivasi, dan melakukan permainan peran dari teks percakapan yang telah dipelajari dan dihafal. Hal ini sesuai dengan pendapat H.M. Abdul Hamid dkk dalam Jabal Nur yang menyatakan bahwa pendekatan kemanusiaan ialah pendekatan yang memberikan perhatian kepada peserta didik dan memperlakukannya secara manusiawi, karena peserta didik bukanlah alat atau benda yang berfungsi sebagai alat perekam pengetahuan. Sehingga pendekatan ini cenderung memberikan perhatian, kesempatan dan kebebasan kepada peserta didik dalam mengenal diri mereka sendiri dan mengaktualisasikan dirinya. Sehingga relasi antara peserta didik dan guru akan semakin erat yang membuat cepatnya proses transfering knowledge pada diri peserta didik [25]. Selain itu, pada pendekatan kemanusiaan, pembelajaran bukanlah suatu hal yang membenani dan menekan peserta didik melainkan menjadi suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi sebagaimana kebutuhan lainnya [25].

2. Metode Pembelajaran

Dalam menyampaikan materi pembelajaran tersebut, metode yang digunakan ialah dengan metode Qowaid wa Tarjamah yang merupakan metode yang menerjemahkan teks-teks Bahasa Arab ke Bahasa asli peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci mengenai aspek tata Bahasanya. Metode Qowaid wa Tarjamah ialah metode tradisional yang biasanya digunakan pada pembelajaran Bahasa Yunani dan Bahasa Latin, yang lebih menekankan pada pemahaman tata bahasa, sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan menerjemahkan peserta didik [26]. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada ustadzah Nurul selaku pengajar Al-Karmaji pondok pesantren eLKISI Mojokerto yang menyatakan bahwa “Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Al-Karmaji ini ialah dengan mentahsinkan anak-anak terlebih dahulu hingga mereka dapat mengucapkan setiap kata maupun kalimatnya dengan benar. Kemudian setelah mereka mampu mengucapkan dengan benar, maka kami akan bertanya kepada anak-anak makna kalimat maupun mufrodatnya yang sukar. Jika mereka tidak mengetahui makna kalimat maupun mufrodat tersebut, maka akan kami jelaskan maknanya baik itu dengan memberikan sinonimnya atau menjelaskan secara langsung dengan Bahasa Indonesia. Lalu setelah ditahsin dan diterjemahkan, anak-anak akan menghafalkan teks percakapan tersebut beserta artinya kemudian disetorkan kepada guru atau penguji”.

3. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Al-Karmaji ialah dengan memberikan motivasi semangat belajar Bahasa Arab serta pemberian game Bahasa Arab yang menambah semangat peserta didik dalam belajar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul, beliau menyatakan bahwasanya “Jika terdapat siswa yang mengantuk kami biasanya mengadakan game, menyuruh mereka berwudlu atau menyuruh siswa tersebut membacakan teks percakapan dengan keras sehingga mereka tidak mengantuk lagi. Tentunya game yang dilakukan sesuai dengan kreativitas guru masing-masing. Selain itu untuk menanamkan rasa cinta Bahasa Arab kepada siswa biasanya dilakukan dengan memberikan motivasi pentingnya belajar Bahasa Arab”. Hasil wawancara tersebut mampu dibuktikan lewat observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 1 April 2023, yang mana pembelajaran inti dimulai ketika guru mengadakan game mufrodat agar peserta didik lebih semangat ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu, terkadang guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik ditengah-tengah pembelajaran dan diakhir pembelajaran.

4. Media Pembelajaran

Saat pembelajaran berlangsung, guru juga menggunakan berbagai media pembelajaran di sekitar maupun di dalam kelas seperti buku Al-Karmaji 1 dan 2, buku Al-Af’al wa Al-Asma’ Yaumiyyah, papan tulis, spidol, penghapus papan tulis, dan beberapa media pembelajaran lainnya sesuai dengan tema atau bab pembelajaran pada setiap pekannya. Sebagaimana hasil wawancara yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul yang menyatakan bahwa, “Untuk media pembelajarannya sendiri kami tidak menggunakan media pembelajaran seperti laptop, LCD proyektor, video, gambar dan peralatan elekronik lainnya karena padatnya jadwal mengajar setiap asatidz. Namun kami menggunakan media pembelajaran yang ada di sekitar maupun di dalam kelas seperti buku Al-Karmaji, buku absen, penghapus papan tulis, spidol dan lainnya”. Apa yang disampaikan ustadzah Nurul tersebut dapat dibuktikan melalui observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 1 April 2023 yang didapati bahwa saat game mufrodat berlangsung, ustadzah Nurul selaku pengajar Al-Karmaji menggunakan penghapus papan tulis sebagai media permainan game tersebut. Dan pada saat pembelajaran berlangsung ustadzah Nurul juga menggunakan media pembelajaran berupa papan tulis, spidol, buku Al-Karmaji yang mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran.

c. Penutup

Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas oleh guru kepada peserta didik untuk menghafalkan seluruh teks percakapan yang telah dipelajari beserta artinya yang kemudian akan dipraktikkan langsung bersama teman sebangkunya. Sebagaimana wawancara yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul yang menyatakan bahwa “Setelah pembelajaran telah selesai, siswa akan disuruh menghafal seluruh teks percakapan yang telah dipelajari beserta artinya kemudian akan diujikan di depan guru. Hafalan ini dilakukan setiap pekannya setelah pembelajaran berlangsung”. Apa yang dikatakan ustadzah Nurul tersebut dapat dibuktikan pada observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 1 April 2023, bahwasanya setelah pembelajaran berlangsung guru akan memberikan tugas berupa menghafalkan teks percakapan yang telah dipelajari beserta artinya. Setelah itu, peserta didik akan maju berpasangan dengan temannya untuk menghafalkan teks percakapan tersebut di depan guru. Kegiatan hafalan ini juga merupakan evaluasi mingguan yang rutin dilakukan. Saat semua kelompok telah menyelesaikan tugas hafalannya maka guru pun mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan beberapa kata motivasi kepada peserta didiknya agar semangat dalam belajar yang kemudian dilanjutkan dengan ucapan salam dan do’a kafaratul majlis.

3. Evaluasi Pembelajaran

Tentunya dalam setiap pembelajaran terdapat evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan agar dapat menentukan keputusan maupun tindakan lanjut dari hasil yang didapatkan. Dari evaluasi pembelajaran tersebut, guru atau pendidik akan mendapatkan hasil dan informasi yang obyektif dan akurat mengenai program-program pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga informasi tersebut akan mempermudah guru atau pendidik dalam mengambil keputusan, membuat suatu kebijakan, maupun menyusun program berikutnya [27]. Pada pembelajaran Al-Karmaji, terdapat dua evaluasi pembelajaran yang dilakukan, yaitu evaluasi setiap pekan dan evaluasi triwulan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul selaku guru atau pengjar Al-Karmaji pondok pesantren eLKISI Mojokerto, beliau menyatakan bahwasanya “Pelaksanaan ujian dilaksanakan setiap tiga bulan sekali atau evaluasi triwulan yang dilaksanakan sebelum UTS dan UAS. Ada juga evaluasi setiap pekannya setelah pembelajaran berlangsung”. Hasil wawancara tersebut dapat dibuktikan saat penulis melakukan observasi di pondok pesantren eLKISI sebelum dilaksanakannya UTS (Ujian Tengah Semester), yang mana peserta didik berkumpul di Masjid atau ruangan kelas menunggu gilirannya untuk diujikan. Selain itu, terdapat juga evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan tiap pekannya setelah pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam menghadapi ujian triwulan nantinya.

a. Evaluasi Pembelajaran Setiap Pekan

Evaluasi pembelajaran setiap pekan biasanya dilaksanakan diakhir pembelajaran. Sebagaimana wawancara yang telah dilakukan kepada ustadzah Nurul yang menyatakan bahwa “Setelah pembelajaran telah selesai, siswa akan disuruh menghafal seluruh teks percakapan yang telah dipelajari beserta artinya kemudian akan diujikan di depan guru. Hafalan ini dilakukan setiap pekannya setelah pembelajaran berlangsung”. Hasil wawancara tersebut mampu dibuktikan pada observasi yang dilakukan pada tanggal 1 April 2023, bahwasanya diakhir pembelajaran guru memberikan tugas berupa hafalan teks percakapan beserta mufrodat yang ada didalamnya. Setelah itu, peserta didik akan maju berpasangan dengan temannya untuk diujikan hafalannya di depan guru pengajar. Setelah seluruh peserta didik selesai dengan hafalannya, maka guru akan menutup pembelajaran dengan ucapan salam.

b. Evaluasi Pembelajaran triwulan

Kegiatan evaluasi pembelajaran triwulan dilaksanakan pada sabtu pagi sebelum UTS dan UAS dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 07.30 – 08.40 WIB, sehingga peserta didik memiliki waktu yang terbatas dalam membacakan teks percapakan yang diujikan. Hal ini juga dinyatakan ustadzah Nurul lewat wawancara pada tanggal 18 Juni 2023, bahwasanya “Ujian dilaksanakan pada sabtu pagi pukul 07.30 – 08.40 WIB tepat sebelum ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan. Mereka menghafalkan seluruh teks percakapan yang telah dihafal sebelumnya, lalu maju kedepan berpasangan untuk membacakan atau menghafalkan teks percakapan yang telah dihafal secara acak. Pelaksanaan ujian triwulan ini sama dengan ujian setiap pekan, tapi bedanya siswa akan diminta menghafal atau muroja’ah kembali percakapan yang telah dihafal”.

Sebagaimana kegiatan evaluasi pembelajaran tiap pekan, evaluasi pembelajaran triwulan dimulai saat guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar di depan kelas lalu meminta kepada peserta didik untuk berdo’a bersama. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan peraturan ujian oleh guru kepada peserta didik. Setiap peserta didik akan maju berpasangan dan membacakan beberapa materi ujian yang telah dihafal sesuai dengan apa yang telah dipelajari selama tiga bulan sebelumnya. Selain menghafalkan seluruh teks percakapan yang telah dipelajari, peserta didik juga diminta untuk menghafalkan mufrodat yang ada pada setiap teks percakapan. Hal ini bertujuan untuk membuat peserta didik semakin mengingat teks percakapan yang telah dihafal dan dipelajari. Karena memiliki waktu yang terbatas, guru juga akan mengingatkan kepada peserta didik jika waktu pelaksanaan ujian akan segera habis, sehingga setiap kelompoknya akan bergegas maju ke depan untuk diujikan. Setelah seluruh peserta didik selesai diuji, guru akan mengakhiri kegiatan evaluasi triwulan dengan ucapan salam dan do’a kafaratul majlis.

SIMPULAN

Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab yang menggunakan buku Al-Karmaji meliputi tiga tahapan yaitu perencanaan pembelajaran yang tidak dilakukan dengan membuat maupun menggunakan silabus atau RPP, namun dilakukan dengan mengikuti training atau pelatihan pembelaharanyang diadakan oleh penulis buku Al-Karmaji kepada seluruh guru atau pengajar Al-Karmaji. Kegiatan trersebut dilakukan dengan membacakan setiap kalimat berbahasa Arab dengan benar sehingga guru atau pengajar Al-Karmaji mampu membaca teks percakapan dengan baik dan benar, mengajarkan setiap tahapan-tahapan dalam mengajar, serta dilakukan dengan melatih seluruh guru dalam menggunakan pendekatan, metode, strategi serta media pembelajaran yang diguanakan agar mampu mengajarkan Al-Karmaji dengan baik dan benar.

Tahapan yang kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan melalui tiga tahapan pula yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi kegiatan salam, berdo’a, menanyakan kabar, absensi pembelajaran, serta pemberian kaitan dengan pembelajaran sebelumnya atau dengan kehidupan sehari-hari. Setelah itu, kegiatan selanjutnya ialah kegiatan inti yang dimulai dengan dilaksanakannya gameatau permainan mufrodatuntuk menambah semangat peserta didik dalam pembelajaran serta mengurangi rasa kantuk peserta didik sebelum pembelajaran. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membacakan teks, menirukan bacaan, menerjemahkan, dan menghafal teks yang telah dipelajari. Pada kegiatan inti ini, pendekatan yang diguanakan ialah pendekatan Humanistic approach atau pendekatan kemanusiaan, menggunakan metode qowaid wa tarjamah, lalu menggunakan strategi pemberian motivasi serta permainan dalam pembelajaran, serta menggunakan media pembelajaran seperti papan tulis, penghapus papan tulis, spidol, buku Al-Karmaji dan lainnya. Lalu pelaksanaan pembelajaran yang terakhir ialah kegiatan penutup yang dilakukan dengan pemberian tugas, berdo’a dan salam.

Tahapan yang terakhir yaitu, evaluasi pembelajaran yang dilakukan setiap pekannya dan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi pembelajaran setiap pekan dilaksanakan setelah kegiatan inti pembelajaran berakhir. Kegiatan dilaksanakan dengan menghafalkan teks percakapan yang telah dipelajari pada hari tersebut bersama dengan temannya. Sedangkan kegiatan evaluasi triwulan dilaksanakan sebelum UTS dan UAS dengan menghafalkan seluruh teks percakapan yang telah dipelajari selama tiga bulan terakhir secara berpasangan dengan temannya.

References

  1. Batmang, "Potret Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren Gontor VII Indonesia," 1st ed. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
  2. I. Fathinah, "Daurul Biiah At-Ta’limiyyah Fii ’Amaliyyati At-Ta’liim."
  3. A. M. Al-Ghamidii, "Bayyanat At-Ta’allum As-Syahshiyyah PLE wa Syarhi Istikhdam Tathbiq Netvibes." edsanam wordpress, 2016. [Online]. Available: https://www.academia.edu/32491382/PLE_Baiaat At-Ta'liim Ash-Shahshyii_pdf
  4. A. Suja, "Ahamiyyah Dirosatu Al-Lughoh Al-’Arabiyyah Fii Fahmi Ma’anii Al-Qur’an (Dirosatu A’n Al-Fi’li Al-Arabiy," Perad. J. Stud. Islam Kaw. Melayu, vol. 2, 2019, doi: https://doi.org/10.35961/perada.v2i2.84.
  5. F. Hendra, "Ta’liim Al-Lughoh Al-Arabiyyah Fii Al-Jaami’aat Al-Indonesia: Maa Lahaa wa Maa Yanbaghiy A’laihaa (Masyaakil Al-latii Tuwaajihuhaa wa Al-Huluul minhaa," Jaami’atu Al-Azhar Indones., p. 9, 2015, [Online]. Available: https://repository.uai.ac.id/wp-content/uploads/2021/09/File210910095628210910095628050321047303.pdf
  6. A. Sholihuddin, "Ta’liim Al-Lughoh Al-Arabiyyah Fii Al-Ma’had As-Salafii," p. 178, 2007.
  7. I. S. Dewi, "Al-’Alaaqah Baina Al-Lughoh Wa At-Tarjamah," At-Tadriis, vol. 4, 2016.
  8. A. Abdul Aziz, "Kitab Ta’liim Al-Arabiyyatil Marhalah Al-Awaliyyah (Dirosatut Tahliiliyyah Wa Taqwimiyyah)," Jaami’ah Syarif Hidayatullah Al-Islamiyyah Al-Hukumiyyah Jakarta, 2017.
  9. A. S. Muttaqin and A. Zulkifli, "Al-Karmaji fii Al-Hiwaar Al-Arobiy Baina Talaamidz eLKISI, Mujallid 1," 1st ed. Mojokerto: eLKISI IIBS, 2021.
  10. A. S. Muttaqin and A. Zulkifli, "Al-Karmaji fii Al-Hiwaar Al-Arobiy Baina Talaamidz eLKISI, Mujallid 2," 2nd ed. Mojokerto: eLKISI IIBS, 2021.
  11. A. Basa, F. Tarbiyah, and U. I. N. A. Banda, "Istikhdam Kitab Al-Arabiyyah Baina Yadaik Bilmadkhol Al-Ittishol Bi Daari Al-Lughoh Al-Arabiyyah Banda Aceh," LISANUNA J. ilmu Bhs. Arab dan pembelajarannya, vol. 10, no. 2, pp. 178–187, 2020.
  12. Mukaromah, "PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN BAHAN AJAR Al-ASHRI (STUDI KASUS PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG)," UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021, 2021.
  13. A. G. Yasir, "EFEKTIVITAS dan EFISIENSI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (StudiPembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku al-Arabiyah Baina Yadaika di Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta)," J. Ilm. Didakt. Media Ilm. Pendidik. dan Pengajaran, vol. 20, no. 1, p. 113, 2019, doi: 10.22373/jid.v20i1.4767.
  14. M. Iqbal, "Penggunaan buku ajar durus al-lughah karangan as-syaikh abdullah awad abdun dalam pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Daruttauhid Malang," universitas Negeri Malang, 2022.
  15. M. Burhan Bungin, "Penelitian Kualitatif," 2nd ed. Jakarta: KENCANA, 2017.
  16. M. Musfiqon, "Metodologi penelitian pendidikan matematika," 1st ed. Jakarta: PRESTASI PUSTAKA, 2015. [Online]. Available: http://repository.uncp.ac.id/22/1/2. Buku-Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika.pdf
  17. Lexy J. Moelong, "Metodologi Penelitian Kualitatif, Revisi." Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2007.
  18. Sugiyono, "Memahami Penelitian Kualitatif." Bandung: ALFABETA, CV, 2016.
  19. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D," 1st ed. ALFABETA, CV, 2016.
  20. Sugiyono, "Metode Penelitian," 26th ed. Bandung: ALFABETA, CV, 2017.
  21. I. Gunawan, "Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Pertama." Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
  22. W. N. Nasution, "Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan Dan Prosedur," Ittihad, vol. 1, no. 2, pp. 185–195, 2017.
  23. Munir, "Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, Pertama.," no. 1. Jakarta: KENCANA, 2017. [Online]. Available: file:///C:/Users/OWNER/Documents/About me/JURNAL YOK BISA YOK/REFERENSI/Buku_Perencanaan Sistem Pengajaran-.pdf
  24. Abdurochman, “MANAJEMEN PENDEKATAN PEMBELAJARAN,” AL FATIH, vol. 1, pp. 23–32, 2021, [Online]. Available: https://journal.an-nur.ac.id/index.php/ALF
  25. J. Nur, “Pendekatan, landasan dan model pembelajaran bahasa arab,” vol. 6, no. 2, 2013.
  26. A. Rauf, "Penerapan metode qawaid wa al tarjamah dalam kitab amtsilati untuk meningkatkan kemampuan santri memahami kitab kuning di pondok pesantren nuhiyah pambusuang kabupaten polewali mandar," UIN ALAUDDIN MAKASSAR, 2018.
  27. D. Handriawan and M. Nurman, “Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab I,” pp. 172–173, 2021.