Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v11i3.1673

Enhancing Arabic Language Proficiency in Islamic Boarding Schools: A Comprehensive Study


Menyempurnakan Kemahiran Bahasa Arab di Sekolah Asrama Islam: Kajian Komprehensif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Arabic language learning Islamic boarding schools Curriculum planning Implementation evaluation Language competency

Abstract

This qualitative research study investigates the planning, implementation, and evaluation of Arabic language learning at Ar-Rohmah Putri II Islamic Boarding School in Malang, Indonesia. The research aims to elucidate the intricacies of Arabic language development within the context of Islamic boarding schools, emphasizing its pivotal role. Data was gathered through observation, interviews, and documentation analysis, employing the interactive data analysis technique by Miles and Huberman. The findings reveal three key aspects: 1) meticulous planning of Arabic language curriculum, learning tools, and language competency enhancement programs; 2) effective implementation aligned with educational objectives and the integral curriculum based on tauhid (Islamic monotheism); 3) multifaceted evaluation methods encompassing both student assessments and teacher performance evaluations. This research contributes to a deeper understanding of Arabic language education in Islamic boarding schools and its implications for educational practices worldwide.

Highlights: 

  • Curriculum Planning: A crucial step in Arabic language learning within Islamic boarding schools involves meticulous curriculum planning.
  • Effective Implementation: The successful execution of language programs aligns with educational objectives and the integral curriculum.
  • Comprehensive Evaluation: A multifaceted evaluation approach assesses both students' Arabic language proficiency and teachers' performance.

Keywords: Arabic language learning, Islamic boarding schools, Curriculum planning, Implementation evaluation, Language competency.

PENDAHULUAN

Peradaban baru yang muncul pada suatu zaman memberikan dampak tertentu terhadap seluruh sektor dalam kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan. Hadirnya revolusi industri 5.0 atau peradaban super smart society yang digagas oleh Jepang memberi nafas baru bagi kemajuan pendidikan di Indonesia karena era Society 5.0 memiliki keterikatan kuat dengan kompetensi kecakapan pembelajaran abad 21 dimana salah satu penguasaannya berorientasi pada kecakapan komunikasi (communication skills)[1]. Guna menunjang aspek kecakapan dalam berkomunikasi diperlukan sebuah keterampilan dalam menguasai bahasa asing baik bahasa arab maupun bahasa inggris karena kompetensi tersebut mampu menghantarkan masyarakat memasuki tatanan kehidupan global era society 5.0. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bahasa menduduki posisi yang penting dalam era society 5.0[2].

Menghadapi tantangan pendidikan di era revolusi industri 5.0 maka dibutuhkan pendidikan yang dapat merepresentasikan proses tilawah, tazkiyah dan ta’lim dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi insan kamil yang mampu bersaing dalam kehidupan global. Melihat urgensi tersebut, pesantren adalah solusi pendidikan terbaik yang berfungsi sebagai wadah dalam merefleksikan ketiga nilai inti pendidikan di atas sekaligus mampu berperan dalam mengajarkan peserta didik tentang kecakapan berbahasa asing terutama berbahasa arab sebagai penunjang kemampuan pembelajaran abad 21 dengan mensinergikan pembelajaran bahasa arab dalam program kepesantrenan. Pondok pesantren termasuk salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki hubungan tererat dengan bahasa arab dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya seperti madrasah dan perguruan tinggi islam. Berdasarkan fakta sejarah pendidikan islam di Indonesia disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa arab pertama di Indonesia diselenggarakan di pesantren-pesantren tanah air sehingga bukan hal asing lagi jika bahasa arab dan pondok pesantren merupakan dua hal yang memiliki ikatan kuat dimana hal tersebut selaras dengan kalam masyhur yang menyebutkan bahwa al-lughah taj al-ma’had yang bermakna bahasa adalah mahkota (kehormatan) pondok pesantren[3].

Pada hakikatnya, pembelajaran dapat dimaknai sebagai aktivitas yang berkaitan dengan proses bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar[4]. Pembelajaran merupakan proses dinamis dan esensial yang tampak pada setiap perubahan pola perilaku dan proses kognitif yang relatif konstan yang terjadi pada individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial[5]. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mengajarkan peserta didik tentang cara mendapatkan dan mengolah pengetahuan, keterampilan dan sikap[6]. Oleh sebab itu, pembelajaran bertumpu pada pentingnya aktivitas belajar yang bernilai edukatif bagi peserta didik sebagai (individu) pembelajaran begitu pula pembelajaran bahasa arab yang bertujuan untuk mendorong dan mengembangkan kompetensi linguistik siswa dalam menjadikan bahasa arab sebagai alat komunikasi secara lisan dan tulisan. Setiap aktivitas pembelajaran memiliki orientasi dan tujuan yang merupakan unsur yang wajib dipahami oleh pelaku pendidikan serta termasuk landasan dari keseluruhan aktivitas pembelajaran[7]. Pembelajaran bahasa arab khususnya di pesantren memiliki orientasi religius (tujuan umum) yang menjelaskan bahwa bahasa arab berfungsi sebagai alat dalam memahami sumber-sumber otentik islam[3]. Selain itu, pembelajaran bahasa arab juga mengandung orientasi akademis (tujuan khusus) dimana bahasa arab bertujuan untuk menguasai empat keterampilan dalam berbahasa arab yang teraplikasikan pada muthala’ah, imla’, insya’ dan qawa’id[8]. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Dr.Thu’aimah yang mengatakan bahwa pembelajaran bahasa arab memiliki tiga tujuan utama antara lain membiasakan peserta didik untuk mempraktikkan bahasa arab dengan metode dan gaya bahasa penutur asli bahasa arab serta mengembangkan kemampuan empat keterampilan berbahasa, memperkenalkan peserta didik tentang karakteristik bahasa arab dibanding bahasa lain dari segi bunyi, kosa kata, struktur dan konsep dan mengenalkan peserta didik tentang kebudayaan arab[9]. Dengan demikian, dalam merealisasikan tujuan pembelajaran bahasa arab dan mengoptimalkan sistem pendidikan pesantren dalam memberi layanan pendidikan maka dibutuhkan proses pembelajaran bahasa arab yang berkualitas baik dari segi kurikulum, tenaga pendidik, metode dan strategi pengajaran, media pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi pembelajaran.

Pondok pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam swasta unggulan di Malang yang berada dalam jaringan lembaga pendidikan integral Hidayatullah yang memiliki lebih dari 300 cabang lembaga pendidikan di Indonesia maka sebagai lembaga pendidikan Hidayatullah, Ar-Rohmah Putri memiliki konsep pendidikan berbasis tauhid yang berlandaskan pada lima surah pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah atau dikenal dengan konsep Sistematika Wahyu dimana hal ini menjadi pola dasar pendidikan Hidayatullah yang memadukan aspek ruhiyah, aqliyah dan jismiyah dalam praktik pendidikan. Selain itu, program penunjang kebahasaan santri yang telah disusun oleh pihak pesantren tak hanya dipraktikkan di sekolah saja. Namun, juga dipraktikkan di wilayah asrama guna meningkatkan keterampilan berbahasa santri secara aktif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam terkait pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang sehingga menghasilkan rumusan masalah terkait bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang.

Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan tema penelitian yang diangkat oleh peneliti antara lain penelitian Mahyudin et.al (2020) yang berjudul “Analysis of Arabic Language Learning at Higher Education Institutions with Multi-Religion” bertujuan untuk mengungkap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi dalam menerapkan bahasa arab sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kekuatan institusi terletak pada ketersediaan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi bahasa arab yang unggul, tersedianya pusat studi bahasa dan pengajaran bahasa arab yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi lulusannya. Sedangkan kelemahan institusi disebabkan oleh ketidakmampuan berbahasa tenaga pendidik dalam bidang tertentu terutama pada program studi yang berbeda. Selain itu, lembaga tersebut dihadapkan pada kemungkinan kehilangan calon peserta didik yang tidak mengerti transkripsi bahasa arab[10]. Penelitian kedua yang telah dilakukan oleh Zulheddi et.al (2021) yang berjudul “Analysis of Arabic Learning in MTsN Binjai: Problematika and Solutions” bertujuan untuk menganalisa proses pembelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri Binjai khususnya pada kelas VII dan mengetahui problematika yang terdapat dalam pembelajaran bahasa arab. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa perlunya pelaksanaan evaluasi pada proses pembelajaran bahasa arab di sekolah tersebut. Selain itu, problematika pembelajaran bahasa arab terletak pada beberapa hal yaitu rendahnya motivasi belajar siswa, kurangnya pemahaman siswa terkait materi, rendahnya kompetensi mengajar guru serta manajemen kurikulum yang belum efektif sehingga solusi yang dibutuhkan berupa peningkatan kompetensi guru, penyediaan bahan ajar yang sesuai dan memposisikan guru sebagai motivator[11]. Penelitian ketiga yang telah dilakukan oleh Sugirma et.al. (2022) dengan judul “Analisis Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah” bertujuan untuk menganalisa pembelajaran bahasa arab di MAN Insan Cendekia Halmahera Barat dalam mengungkap problematika dan menemukan solusi supaya pembelajaran bahasa arab dapat terlaksana secara efektif. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pembelajaran bahasa arab di MAN Insan Cendekia Halmahera Barat memiliki dua sistem pembelajaran yaitu pembelajaran bahasa arab di kelas yang berlangsung saat jam pembelajaran sekolah dengan menggunakan kurikulum KMA no.184 tahun 2019 dan pembelajaran bahasa arab di asrama melalui kajian kitab kuning yang dilaksanakan selepas pembelajaran di kelas[12]. Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang lebih memfokuskan pengkajian terhadap aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bahasa arab yang berkiblat pada kurikulum khas pesantren Hidayatullah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran bahasa arab, pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang. Di sisi lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bahasa arab terlebih bagi pengajar bahasa arab di luar lembaga pendidikan berbasis pesantren sehingga diperoleh sistem perencanaan hingga evaluasi pembelajaran bahasa arab yang sesuai dengan karakteristik lembaga pendidikan dimana guru tersebut mengajar dengan harapan pembelajaran bahasa arab dapat terlaksana dengan baik dan peserta didik dapat memahami serta mampu mengimplementasikan setiap unsur dan keterampilan berbahasa arab dalam kesehariannya.

METODE

Ditinjau dari segi pendekatan penelitian, riset ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa deskriptif sebab penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan objek yang diteliti secara alamiah dan mendalam[13]. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dilandasi oleh filsafat postpositivisme dan digunakan dalam menjawab problematika penelitian yang berhubungan dengan data narasi yang berasal dari proses interview, observasi dan dokumentasi[14]. Penelitian ini difokuskan pada jenjang SMA (marhalah ula dan wustha) sehingga subjek penelitian dalam riset ini terdiri dari wakil kepala bagian kurikulum Madrasah Diniyah Ar-Rohmah Putri II Malang, guru koordinator mata pelajaran bahasa arab tingkat SMA, guru pengampu mata pelajaran bahasa arab tingkat SMA, guru koordinator bagian bahasa unit asrama serta santri SMA Ar-Rohmah Putri II Malang (marhalah ula dan wustha). Data primer diperoleh dari hasil data wawancara, observasi, dokumentasi serta dokumen perangkat pembelajaran terkait pembelajaran bahasa arab di lokasi penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari website serta sosial media Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang, buku dan jurnal yang berkaitan dengan topik kajian penelitian.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh melalui tiga hal yaitu proses wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu in-depth interview atau wawancara secara mendalam sehingga peneliti perlu menyiapkan instrumen pedoman wawancara disertai alat bantu berupa recorder dan notes guna mencatat informasi yang berkaitan dengan bahasan penelitian. Proses observasi dalam penelitian ini menerapkan teknik observasi partisipatif dimana peneliti mengamati hal yang dikerjakan subjek penelitian, mendengar hal yang mereka ucapkan serta berpartisipasi dalam kegiatan mereka dengan tujuan memperoleh data secara lengkap dan mendalam. Obervasi dilaksanakan dengan cara mengamati sekaligus menganalisa segala bentuk fenomena yang tampak di lapangan dan berhubungan dengan kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan pembelajaran bahasa arab di lokasi penelitian. Proses dokumentasi dilakukan dengan mendokumentasikan file, dokumen serta kegiatan di lapangan terkait pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang.

Pada penelitian kualitatif, analisis data didefinisikan sebagai proses mencari dan membangun data secara terstruktur yang didapatkan dari kegiatan interview, data lapangan dan bahan lainnya untuk memberi informasi kepada orang lain[15]. Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data Analysis Interactive Model meliputi fase pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dilakukan secara berkesinambungan hingga memperoleh data yang jenuh[16]. Fase awal berupa pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi untuk menggali data terkait rumusan masalah yang ada. Selanjutnya, fase reduksi data dimana peneliti memilih data-data inti, merangkum, memfokuskan pada sesuatu yang penting, mengkategorikan data dan mengurangi data yang tidak berhubungan dengan topik penelitian. Selanjutnya, data disajikan dalam bentuk uraian teks yang bersifat naratif. Pada fase terakhir, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil temuan dari proses reduksi dan display data kemudian dilanjutkan dengan verifikasi data yang dilakukan dengan memperoleh bukti-bukti yang kuat terkait penelitian yang bertujuan menghasilkan kesimpulan yang valid dan kredibel dalam penelitian[17].

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang

Pondok pesantren Ar-Rohmah Putri International Islamic Boarding School Kampus II Malang berlokasi di Jl. Raya Sempu No. 1, Jetak Ngasri, Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan Yayasan Pendidikan Islam di Kota Malang yang tergabung dalam Ar-Rohmah Islamic Boarding School Group yang didirikan pada tahun 2020 dan berada di bawah naungan Pesantren Hidayatullah yang dipelopori oleh Ustadz Abdullah Sa’id Allahu Yarham yang berpusat di Balikpapan Kalimantan Timur. Lembaga pendidikan Islam di Malang tersebut yang kini memiliki peserta didik berjumlah 3000 santri memiliki visi mewujudkan sekolah unggul dan kompetitif sehingga mampu melahirkan generasi yang siap memikul amanah Allah sebagai hamba dan khalifah fi al-ardh serta memiliki misi menyelenggarakan pendidikan secara integral yang memadukan aspek tarbiyah, ruhiyah, aqliyah dan jismiyah sehingga terbentuk pribadi muslim yang takwa, cerdas dan mandiri. Pondok pesantren Ar-Rohmah Putri yang menganut konsep pendidikan berbasis tauhid berusaha mencetak profil output santri yang mampu memiliki 15 karakter dasar yang merupakan turunan dari ketiga karakter di atas yang dikenal dengan “Generasi 554” yaitu generasi terbaik pilihan Allah yang senantiasa berjama’ah dalam memperjuangkan Islam dan menjadi penolong agama Allah sebagaimana yang tercermin dalam al-Qur’an pada surah kelima al-Maidah ayat 54.

Sebagai lembaga pendidikan yang menerapkan sistem boarding school, Ar-Rohmah Putri membekali para santri dengan pengetahuan yang seimbang dalam bidang al-Qur’an, ‘ulumuddin, ilmu akademik (umum) dan linguistik (arab dan inggris) sehingga hal tersebut mampu mengantarkan santri dalam menuntaskan target kelulusan selama tiga tahun seperti mampu menghafal 5 juz dari al-Qur’an, 42 hadits arba’in nawawi serta mahir dalam berbahasa arab dan inggris. Program unggulan yang terdapat di lembaga pendidikan ini mencakup delapan program pada jenjang SMP, SMA dan dauroh yaitu program tahfizh al-Qur’an, program internasional, pembelajaran bilingual (arab-inggris), pembelajaran abad 21, dirasah islamiyah, kemandirian dan kepemimpinan, adab dan akhlaq serta sukses masuk universitas dalam dan luar negeri. Sistem kurikulum yang diterapkan di Ar-Rohmah Putri merupakan kurikulum integral yakni perpaduan kurikulum nasional (Kemendikbud), kurikulum diniyah khas Hidayatullah dan kurikulum kepengasuhan khas Hidayatullah.

B. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang

Perencanaan pembelajaran didefinisikan sebagai proses sistematis yang berisikan serangkaian kegiatan dan keterampilan yang berkaitan dengan analisis, desain, implementasi, evaluasi dan pengolaan pendidikan serta digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan[18]. Bagi seorang pengajar, perencanaan pengajaran merupakan keterampilan dasar yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran karena dengan merencanakan pembelajaran pengajar atau guru dapat lebih kreatif, inovatif dan sukses dalam melaksanakan pembelajaran[19]. Pentingnya aspek perencanaan dalam pembelajaran tersebut sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam al-Qur’an surah al-Hasyr ayat 18:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan[20].

Melalui ayat tersebut, secara tidak langsung Allah telah memberikan tarbiyah kepada para hamba-Nya agar melakukan persiapan atau perencanaan secara matang untuk segala hal yang akan datang dengan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan guna wewujudkan tujuan yang dikehendaki sekaligus ayat tersebut menjadi bukti urgensi perencanaan dalam kehidupan[21].

Berdasarkan analisa observasi, wawancara dan dokumentasi, komponen perencanaan pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang mencakup tiga hal diantaranya adalah menetapkan kurikulum pembelajaran, menyiapkan perangkat pembelajaran dan merencanakan program penguatan kompetensi kebahasaan.

1) Tahap pertama adalah menetapkan kurikulum pembelajaran bahasa arab. Hal terkait disampaikan oleh Ustadzah Sielvi bahwa penetapan kurikulum yang digunakan mengacu pada panduan kurikulum lembaga pendidikan Hidayatullah yang disesuaikan dengan karakteristik lembaga pendidikan pada masing-masing cabang sehingga Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang menggunakan kurikulum diniyah khas Hidayatullah dimana kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang dirancang secara mandiri oleh Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang dengan tetap mengedepankan nilai integralitas aspek ruhiyah - spiritual, aqliyah - intelektual dan jismiyah – keterampilan[22]. Kurikulum pendidikan khas Hidayatullah berasaskan aqidah islamiyah (tauhid) yaitu asas yang menjadikan Allah subhanahuwata’ala sebagai satu-satunya sumber ilmu maka world view, pemahaman, penghayatan dan implementasi ilmu dalam pola tata tutur dan perilaku harus senantiasa mentauhidkan dan mengagungkan Allah Ta’ala. Struktur kurikulum dalam pendidikan Hidayatullah adalah struktur paradigma tauhid yang terdiri dari tiga komponen pendidikan utama sekaligus menjadi karakteristik khas yakni aspek ruhiyah, aqliyah dan jismiyah dimana muatan materi ketiga karakteristik tersebut meliputi ‘ulumuddin, ilmu pengetahuan umum dan keterampilan sedangkan unsur dalam kurikulum paradigma tauhid mencakup ranah afeksi, kognisi dan psikomotorik baik dalam ilmu wajib ‘ain (‘ulumuddin) dan ilmu wajib kifayah (ilmu pengetahuan umum)[23].

Tujuan termasuk perkara yang penting dan strategis dalam kerangka kurikulum lantaran tujuan memiliki keterkaitan dengan arah dan hasil yang dikehendaki[24]. Tak hanya itu, guna menunjang pembelajaran tujuan juga berperan dalam memberi landasan yang kuat kepada guru untuk mendesain kegiatan dan penilaian yang relevan juga nantinya memudahkan peserta didik dalam memahami pola pengajaran dan penilaian[25]. Dengan demikian, tujuan kurikulum di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang adalah membina peserta didik agar menjadi insan yang memiliki pemahaman tsaqofah islamiyah dan syakhsiyah islamiyah yang mulia, unggul dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta lingkungan pendidikan integral dari segi afektif, kognitif dan psikomotorik dalam bingkai pendidikan islami.

Dalam perencanaan pembelajaran, tujuan pembelajaran termasuk komponen di dalamnya yang berfungsi sebagai tolak ukur kesuksesan kegiatan pembelajaran[26]. Tujuan pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang termasuk dalam kategori bahasa arab berperan sebagai tujuan dalam arti bahasa arab merupakan suatu keterampilan yang sempurna sehingga kemampuan mendengarkan (istima’), kemampuan berbicara (kalam), kemampuan membaca (qira’ah) dan kemampuan menulis (kitabah) adalah keterampilan mutlak yang perlu dikuasai oleh para pembelajarnya[27]. Penentuan tujuan pembelajaran tersebut terefleksi dalam tabel target capaian kompetensi pembelajaran bahasa arab berikut:

Marhalah (Ula & Wustha) Target Pembelajaran
I Santri menguasai kaidah dasar bahasa arabSantri mampu menghafal mufrodat pada tingkat pemulaSantri mampu menguasai maharah kalam dengan baik serta terampil dalam mempraktikkannya
II Santri mampu mempraktikkan materi bahasa arab yang telah dipelajari di tingkat dasar secara lisan dan tulisanSantri mampu menguasai qowaid al-lughah dengan baik dan tuntas
III Santri mampu menghafal 1000 – 1500 mufrodatSantri terampil dalam ber-muhadatsah yaumiyyah di area pesantren secara aktifSantri lulus ujian TOAFL (ILAA) dengan skor minimal 400 poin
IV, V, VI Santri mampu menghafal sebanyak 1500 mufrodatSantri terampil dan menguasai empat keterampilan berbahasa (kalam, qiro’ah, kitabah, istima’)Santri lulus ujian TOAFL (ILAA) dengan skor minimal 450 poinSantri tuntas dalam munaqosyah Qiroatul Kutub
Table 1. Target Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam menyeimbangkan tujuan di atas, pondok pesantren yang berafiliasi dengan Hidayatullah tersebut mengadakan beberapa program penunjang kebahasaan antara lain matrikulasi bahasa arab, TOAFL, arabic trading dan arabic in use. Ketuntasan munaqosyah Qiroatul Kutub sebagai salah satu target pembelajaran menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran bahasa arab di lembaga ini tak sebatas pada keterampilan. Namun, pembelajaran bahasa arab berfungsi sebagai wasilah dalam memahami dirosah Islamiyah melalui pembelajaran ‘ulumuddin yang menggunakan muqarrar berbahasa arab antara lain kitab al-‘Aqidah at-Thohawiyyah, Mukhtashar Syu’ab al-Iman, at-Tadzhib (syarh taqrib), al-‘Arba’in an-Nawawiyah, Riyadhus Sholihin, Qashash al-‘Anbiya’ dan Fiqh as-Sirah. Pernyataan tersebut menunjukkan makna bahwa bahasa arab sebagai alat yang digunakan untuk menelaah pengetahuan Islam sebagaimana tujuan pengajaran bahasa arab pada umumnya di pesantren dan madrasah[28]. Target ketercapaian kompetensi pembelajaran bahasa arab yang tertera dalam tabel di atas diperuntukkan bagi peserta didik yang menempuh marhalah ula dan wustha (setara dengan kelas X, kelas XI dan kelas XII SMA). Marhalah ula terdiri dari dari marhalah I, II, III jenjang SMA jalur non alumni SMP Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang sementara marhalah wustha terdiri dari marhalah IV, V dan VI jenjang SMA jalur alumni SMP Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang.

Kurikulum pembelajaran di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang mengarah pada sistem pendekatan nadhoriyyah furu’iyyah (separated system) dimana unsur dan keterampilan berbahasa arab diajarkan secara terpisah dan terbagi menjadi beberapa cabang mata pelajaran bahasa arab dengan tema yang berbeda serta bahasa arab menjadi mata pelajaran sendiri. Oleh karena itu, dalam menerapkan sistem nadhoriyyah furu’iyyah setiap cabang mata pelajaran bahasa arab memiliki muqarrar dan alokasi waktu masing-masing sesuai dengan karakteristik mata pelajaran[29]. Dalam menerapkan sistem terpisah, Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang membagi bahasa arab menjadi beberapa mata pelajaran seperti imla’-khot, nahwu, sharf, bahasa arab (durusul lughah madinah 1-4) dan TOAFL sebagaimana yang tertera dalam tabel struktur kurikulum berikut:

Mata Pelajaran Alokasi Waktu per Pekan
No Bahasa Arab Ula Wustha
I II III ganjil III genap IV V VI ganjil VI genap
1 Imla’- Khot 2 - - - - - - -
2 Nahwu (Jurumiyah) - 1 1 1 1 - - -
3 Sharf (Amtsilah Tashrifiyah) - 1 1 1 1 - - -
4 Bahasa Arab (Durusul Lughah Madinah 1-4) 4 2 2 2 2 2 2 2
5 TOAFL - - - 2 - - - 2
6 Arabic Night* (Qism al-Lughah) 4 4 4 4 4 4 4 4
Table 2. Struktur Kurikulum Madrasah Diniyah Ar-Rohmah Puti II Malang

Berdasarkan tabel di atas, jam pembelajaran diniyah yang dilaksanakan di sekolah diklasifikasikan menjadi dua waktu KBM yaitu waktu pagi dan waktu sore yang terdiri dari satu jam pelajaran di pagi hari dan dua jam pelajaran di sore hari dengan alokasi waktu 60 menit untuk setiap mata pelajaran. Perihal jam pelajaran pertama pada pagi hari diawali sejak pukul 05.00 WIB – 06.00 WIB, sedangkan pada sore hari jam pelajaran kedua berlangsung mulai pukul 15.30 WIB – 16.30 WIB dan jam pelajaran ketiga dimulai dari pukul 16.30 WIB – 17.30 WIB. Adapun pembelajaran bahasa arab yang dilaksanakan di asrama berlangsung pada malam hari selepas sholat isya’ dengan alokasi waktu 30 menit.

2) Tahap perencanaan pembelajaran kedua yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran dimana pada tahap ini proses perencanaan pembelajaran merujuk pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 yang menyatakan: “Perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus, perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar[30].” Sehingga dalam menyiapkan perangkat pembelajaran, lembaga pendidikan ini melakukan beberapa langkah yang terdiri dari membuat kalender akademik, menyusun silabus, program tahunan, program semester, i’dad tadris dan termasuk pula merumuskan tingkatan kelas.

Langkah perencanaan pada tahap ini diawali dengan membuat kalender akademik yang dilanjutkan dengan menganalisis RPE (rincian pekan efektif) sebab adanya RPE akan memudahkan para pengajar dalam menyusun silabus, program semester, program tahunan dan i’dad tadris. Dalam hal ini, penyusunan format muatan perangkat pembelajaran memiliki pedoman tersendiri yang disesuaikan dengan karakteristik sekolah maka muatan silabus yang disusun terdiri dari identitas lembaga pendidikan dan mata pelajaran beserta pembagian bab, indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Adapun subsistem pada program semester dan program tahunan memiliki kesamaan yang terletak pada identitas lembaga pendidikan, mata pelajaran, bab, indikator pembelajaran dan alokasi waktu. Namun, letak perbedaan keduanya ialah pada rentang alokasi waktu antara semester dan tahunan. Sedangkan muatan i’dad tadris berisikan beberapa hal yang cukup kompleks antara lain identitas hari dan tanggal, marhalah (kelas), mata pelajaran, materi, sumber belajar, alokasi waktu, kompetensi dasar (KD), indikator, langkah pembelajaran (apersepsi-penanaman konsep-pemahaman konsep-keterampilan-evaluasi-penutup), media pembelajaran dan penilaian.

Sumber belajar yang digunakan dalam menyusun materi pelajaran berupa kitab Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah (Syaikh V. Abdur Rahim) Jilid 1-4, Muqarrar Imla’ wa al-Khoth, al-Imla’ al-Muyassar, Matan al-Ajurumiyyah dan al-Amtsilah at-Tashrifiyyah, nahwu wadlih, kamus bahasa arab dan buku bahasa arab MA Kemenag (KMA 183). Adanya penentuan muqarrar dalam perencanaan pembelajaran akan memudahkan pengajar dalam menentukan teknik pengajaran yang efektif melalui proses analisa karakteristik buku ajar yang kemudian disesuaikan dengan kondisi peserta didiknya. Perangkat pembelajaran tersebut disusun oleh pengajar yang merupakan koordinator mata pelajaran tiap jenjang selaku penanggung jawab mata pelajaran kemudian diserahkan kepada kepala madrasah diniyah untuk dilakukan proses validasi perangkat pembelajaran. Menilik beberapa komponen yang telah disebutkan menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran sejatinya berarti mengorganisir dan menetapkan aspek tujuan, bahan ajar, metode dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran[31]. Pada tahap ini juga terdapat pembagian jenjang marhalah atau tingkat kelas yang ditentukan berdasarkan hasil analisa penilaian dari placement test peserta didik baru dalam mengikuti seleksi PPDB yang dirumuskan dalam forum rapat hasil seleksi PPDB. Sedangkan bagi peserta didik lama, penentuan tingkat kelas dirumuskan berdasarkan nilai rapor diniyah.

3) Tahap ketiga ialah perencanaan penguatan atau peningkatan kompetensi berbahasa arab. Peningkatan kompetensi guru merupakan kegiatan terencana yang bertujuan untuk mengoptimalkan sisi pengetahuan, sikap dan keterampilan guru yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pendidik agar proses pembelajaran dan pendidikan terlaksana dengan efektif[32]. Berkenaan dengan hal ini, Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang telah merancang beberapa program upgrading skill dan kompetensi berbahasa arab yaitu pembinaan TOT for arabic teachers dan dauroh bahasa arab. Penguatan kompetensi berbahasa arab tidak hanya diberlakukan bagi guru atau tenaga pendidik di sekolah maupun asrama. Namun, juga diberlakukan bagi peserta didik dengan program kegiatan yang berbeda guna menunjang kompetensi berbahasa arab antara lain program matrikulasi bahasa arab, TOAFL dan musabaqah.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang

Pelaksanaan pembelajaran bahasa arab merupakan bentuk implementasi dari perencanaan pembelajaran yang telah dirumuskan sekaligus proses berlangsungnya aktivitas pembelajaran dan pengajaran yang termasuk inti dari kegiatan sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan[33]. Dalam hal ini, Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang memadukan pembelajaran bahasa arab dengan kurikulum mandiri pondok pesantren sehingga penerapan pembelajaran bahasa arab bersinergi pada madrasah diniyah dan keasramaan. Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pembelajaran bahasa arab terbagi menjadi beberapa rangkaian kegiatan pembelajaran antara lain:

1. Program Matrikulasi Bahasa Arab

Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan pesantren kategori pembelajaran bahasa asing berupa kegiatan pemantapan bahasa arab yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru selama dua bulan yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mempertajam kemampuan berbahasa arab khususnya bagi santri baru kelas VII SMP dan kelas X SMA. Program tersebut memiliki tujuan khusus yaitu agar peserta didik mampu menguasai kosakata text book baik lisan dan tulisan serta mampu mempraktikkan muhadatsah yaumiyyah. Dalam kegiatan tersebut diajarkan materi-materi khusus bahasa arab seperti mufradat, ‘ibarah yaumiyyah, qawaid al-lughah dan imla’ dalam rangka menunjang kompetensi berbahasa arab. Kemudian pada setiap pekannya diselenggarakan evaluasi yang disebut dengan APT (Arabic Progression Test) untuk mengukur progres pemahaman dan perkembangan kompetensi berbahasa peserta didik tentang materi yang telah diajarkan oleh para tutor dan guru. Menjelang program matrikulasi berakhir, guru beserta peserta didik mengadakan sebagai kegiatan pentas puncak yang dikemas semacam farewell party sebagai agenda penutup program matrikulasi bahasa arab dimana pada kegiatan tersebut para peserta didik dapat berpartisipasi dalam menjadi MC, mengikuti lomba khitobah serta unjuk diri dalam menampilkan performance seperti ghina ‘arobi, drama serta kegiatan inspiratif dan menarik lainnya.

Dalam program tersebut terdapat kegiatan arabic trading yaitu salah satu kegiatan yang bersifat refreshing yang diselenggarakan di pertengahan kegiatan matrikulasi bahasa arab. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk bazar kuliner makanan dan minuman secara outdoor dan terdapat aktivitas transaksi jual beli di dalamnya yang melibatkan antara guru dan peserta didik. Peserta didik tidak hanya terfokus pada transaksi jual beli semata. Tetapi dalam kegiatan tersebut disertakan peraturan khusus yang wajib dipatuhi oleh peserta didik yaitu peserta didik dan guru diperbolehkan menjalankan aktivitas jual beli baik proses menjual, membeli maupun menawar dengan syarat wajib menggunakan bahasa arab. Selain itu, para peserta didik dibatasi untuk membeli tiga jenis makanan dan minuman dengan tujuan menghindari munculnya sifat konsumerisme dan mubadzir dan yang terpenting adalah penjual tidak berasal dari pihak luar sekolah maka dalam hal ini penjual adalah para guru sendiri sehingga sterilisasi dan keterjaminan mutu makanan dan minuman tetap terjaga.

2. Pembelajaran Bahasa Arab

a. Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Diniyah

Tahapan pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang merujuk pada pendapat Atwi Suparman yang menyatakan bahwa pembelajaran meliputi tiga tahapan yaitu pendahuluan, inti dan penutup dimana pada masing-masing tahapan memiliki beberapa prosedur[34]. Pernyataan terkait juga disampaikan oleh Ustadzah Ma’rifah dalam wawancaranya bahwa,”Proses pembelajaran bahasa arab dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dimuat dalam i’dad tadris atau RPP yang dimulai dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.”. Dengan demikian, proses pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang terinci dalam tahapan berikut ini:

1) Pendahuluan

Kegiatan belajar diawali dengan pengondisian peserta didik secara fisik dan psikis. Setelah guru hadir dalam kelas, peserta didik seketika berdiri tegap di bangku masing-masing untuk bersiap menjawab salam, berdo’a dan membalas sapaan kabar barulah guru mempersilahkan mereka untuk duduk lalu dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran peserta didik. Sebelum mengenalkan materi baru, guru memberi pertanyaan lisan terkait materi yang telah dipelajari dengan menunjuk peserta didik secara acak guna mengukur penguasaan peserta didik tentang materi ajar yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, guru memberi pertanyaan pemantik terkait materi baru yang bertujuan untuk memfokuskan peserta didik agar siap dalam mempelajari materi yang akan diajarkan. Proses pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa metode pengajaran yang diterapkan oleh guru berupa metode komunikatif (at-thariqah al-ittishaliyyah) yang berfungsi untuk memfokuskan peserta didik agar terampil dalam berkomunikasi dalam bahasa target secara aktif[35]. Penggunaan metode komunikatif ini tampak pada aktivitas tanya jawab yang meminimalisir penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dimana hal ini termasuk karakteristik metode komunikatif sehingga hal tersebut turut menghidupkan bi’ah lughawiyah dalam area sekolah.

2) Kegiatan Inti

Tahap ini terdiri dari kegiatan penanaman atau pemahaman konsep dan keterampilan. Proses penanaman konsep dilakukan dengan mengenalkan materi ajar yang hendak diajarkan dengan mengaitkan konsep-konsep gramatikal terkait materi baru yang mudah dipahami oleh peserta didik sebagaimana yang dilakukan oleh Ustadzah Ma’rifah ketika akan mengajarkan bab ke-lima tentang Idhafah pada kitab Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah Jilid 1, beliau membuka materi dengan menjelaskan korelasi antara jumlah ismiyah, jumlah fi’liyyah dan idhofah yang dilanjutkan dengan membaca hiwar secara klasikal. Kemudian guru memaparkan materi tentang definisi idhofah dari kalimat (jumlah) yang mengandung idhafah serta mengajarkan cara membuat kalimat dengan beberapa mufradat yang familiar dan berkaitan dengan keseharian. Pelaksanaan proses pengajaran tersebut selaras dengan panduan pengajaran kitab Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah yang menyatakan bahwa dalam mempelajari kitab tersebut perlu untuk diawali dengan membaca percakapan pada setiap bab serta mempelajari kaidah yang digunakan dengan menganalisa pola gramatikal pada materi yang dipelajari[36]. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berupa LCD, laptop, papan tulis dan spidol dimana media tersebut memiliki fungsi sebagai pembawa informasi guna memperjelas pesan dalam materi yang disampaikan. Pada tahap pemahaman konsep, guru membimbing peserta didik untuk mengaplikasikan penerapan idhafah dalam surah al-Fatihah yaitu dengan mengulas serta mentafsir ayat yang mengandung konsep idhofah secara singkat seperti lafadz "رَبِّ العَالَمِيْنَ" pada ayat kedua dan dilanjutkan dengan membaca surah al-Fatihah secara klasikal. Proses pemahaman konsep tersebut mencerminkan internalisasi pendidikan tauhid dalam pembelajaran bahasa arab sebab penggunaan ayat-ayat qauliyah yaitu surah al-Fatihah yang dikaitkan dengan materi yang diajarkan menunjukkan bahwa al-Fatihah termasuk salah satu wahyu pertama dalam sistematika wahyu yang berperan sebagai pola dasar pendidikan Hidayatullah sekaligus ruh pembentuk syakhsiyah islamiyah dalam pribadi peserta didik agar mampu ber-Islam secara kaffah[23]. Adapun pada sisi keterampilan, guru mengajak peserta didik untuk mereview bentuk penerapan idhafah yang telah diajarkan yaitu dengan mengulang juga menghafal kosa kata baru beserta contoh penerapan idhofah guna meningkatkan dan mempertajam memori peserta didik terhadap materi yang baru diajarkan. Pemberian motivasi dilakukan oleh guru di tengah pembelajaran tepatnya ketika peserta didik hendak mengerjakan tugas yang diberikan dengan tujuan membangkitkan semangat belajar peserta didik yang mulai letih dan mengantuk saat pelajaran. Pemberian motivasi tersebut termasuk bentuk penerapan metode tazkiyah sebab guru berusaha untuk membersihkan ruhani peserta didik dengan mengikis sikap kurangnya mujahadah dan riyadhah saat proses belajar. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru menggunakan metode ceramah pada saat menyampaikan materi ajar sedangkan penerapan metode langsung (at-thariqah al-mubasyaroh) tampak saat guru menjawab pertanyaan peserta didik dengan meminimalisir penggunaan bahasa ibu secara langsung tetapi guru menggunakan sinonim atau makna yang serupa dengan jawaban yang dimaksud sebab muatan pembelajaran pada kitab Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah Jilid 1 ini beorientasi pada pendekatan komunikatif dalam pembelajaran. Penerapan tersebut selaras dengan karakteristik metode langsung yaitu pembelajaran lebih memfokuskan pada maharah kalam yang berbasis teknik demonstratif[37]. Penggunaan beberapa metode pembelajaran tersebut merupakan bentuk integrasi paradigma tauhid dalam pembelajaran yang tergolong dalam metode pendidikan ta’limah yaitu metode tranformasi ilmu yang memadukan metode active learning, diskusi, praktik dan demonstrasi serta metode reward dalam proses pembelajaran[23].

3) Penutup Sebelum jam pelajaran berakhir, guru memberi penugasan kepada peserta didik berupa pengerjaan latihan soal yang terdapat dalam kitab Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah secara tertulis. Selepas itu, guru memberikan feed back terhadap hasil pengerjaan peserta didik serta mengapresiasi mereka dengan memberikan reward bagi peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Menurut hasil observasi selama belajar di kelas, peserta didik memiliki sikap antusias dalam belajar. Hal tersebut tampak ketika peserta didik yang aktif bertanya tentang materi yang belum dipahami baik selama penyampaian materi dan penugasan. Selain itu, peserta didik juga mencatat hal-hal penting terkait materi yang disampaiakan tanpa ada seruan dari guru. Kemudian sebelum pembelajaran berakhir, guru melakukan follow up terhadap penugasan yang diberikan. Kemudian pembelajaran diakhiri dengan membaca do’a dengan bahasa arab dan inggris lalu ditutup dengan salam. Menurut hasil observasi dari kegiatan penutup dalam pembelajaran, kesesuaian implementasi pembelajaran bahasa arab dengan panduan pengajaran bahasa arab yang telah didesain oleh Syaikh V.Abdurrahim terlaksana 80% pada pasal keharusan dalam mengerjakan setiap latihan soal[36].

b. Pembelajaran Bahasa Arab Asrama

Pembelajaran bahasa arab di lingkungan asrama merupakan salah satu program kegiatan keasramaan yang terintegrasi dengan program arabic in use yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi linguistik santri agar terampil berbahasa arab. Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran yang dikehendaki maka tim LIC (Language Improvement Center) dan LMT (Language Movement Team) unit asrama melaksanakan beberapa program kebahasaan asrama dalam menunjang pembelajaran bahasa arab yang meliputi:

1) Arabic Night merupakan pembelajaran bahasa arab secara berkelompok yang dilaksanakan pada malam hari selepas sholat Isya’ selama 30 menit di koridor asrama masing-masing guna membekali santri tentang materi dasar bahasa arab. Pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam sepekan ini berisikan pembelajaran mufradat berupa kegiatan pemberian lima mufradat baru yang dibaca berulang-ulang dengan sistem talaqqi hingga para santri hafal dan dilanjutkan dengan menulis mufradat baru yang diberikan serta diakhiri dengan mereview mufradat baru yang telah didapat lalu dilanjutkan dengan praktik muhadatsah secara berpasangan. Pembelajaran mufradat termasuk pembelajaran substansial sebab mempelajari dan menguasai kosa kata dapat menjadikan santri terampil dan cakap dalam aspek kalam dan kitabah[38]. Selain itu, pada sesi istima’ para santri diajarkan untuk menganalisa video atau audio dengan mencatat dan mengartikan mufradat baru, menulis uslub yang digunakan dalam video serta meringkas intisari video. Kegiatan tersebut dipandu oleh tim departemen bahasa dari kalangan santri (LMT) dimana tim LMT berperan sebagai tutor sebaya dalam mengajarkan materi seputar at-ta’aruf serta kosa kata dan uslub yang berhubungan dengan aktivitas harian santri di lingkungan pesantren. Aktivitas yang mencerminkan konsep active learning tersebut mampu menciptakan parstisipasi aktif dan kolaboratif antar peserta didik sebab pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.

2) I’lam merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian pengumuman informasi terkait segala hal yang berhubungan dengan aktivitas santri di Pondok Pesantren sehingga dalam penyampaiannya santri diwajibkan menggunakan bahasa arab sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadzah Umi Khoiriyah selaku koordinator bahasa bagian asrama,”Jadi apapun bentuk informasi yang disampaikan, baik berkaitan dengan agenda akademik maupun asrama santri wajib menggunakan bahasa. Jika tidak tahu tarkib kalimatnya santri harus berusaha untuk bertanya kepada ustadzah atau temannya.”

3) Kreativitas adalah rangkaian program pengembangan kompetensi kebahasaan santri yang terdiri dari:

a. Mading merupakan salah satu media pembelajaran bahasa arab yang memfasilitasi santri dalam mengasah kreativitas dan meningkatkan kemampuan maharah kitabah.

b. Language Corner merupakan aktivitas labelisasi kosa kata yaitu dengan memasang kosa kata pada area-area tertentu baik di kelas maupun asrama.

c. Relaxing Corner merupakan program kebahasaan yang berkaitan dengan penyiaran radio yang berisikan podcast, info berita terkini, ilqo’ as-salam dan pemutaran nasyid bahasa arab.

d. Muhadharah adalah kegiatan santri yang berorientasi pada metodologi khitobah atau berdiskusi dalam bahasa arab yang dilaksanakan sekali dalam satu bulan. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh santri dan asatidz di pesantren tersebut berfungsi untuk melatih mental dan keberanian santri dalam berbicara dihadapan khalayak umum, menumbuhkan rasa percaya diri serta mengasah kompetensi maharah kalam sekaligus penguasaan kosa kata yang dimiliki. Oleh karenanya, muhadharah termasuk kegiatan yang penting bagi santri karena program tersebut mampu membekali dan menyiapkan santri untuk mengemban amanah sebagai da’i atau mubaligh yang siap mendakwahkan Islam diseluruh penjuru dunia.

4) Haflah al-Lughah merupakan festival bahasa sekaligus ajang kreativitas santri yang diadakan pada saat pekan fakultatif selama 3 hari yang berfungsi sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan berbahasa arab para santri. Kegiatan yang diselenggarakan dengan sistem blended tersebut dikemas dengan berbagai event yang meliputi talk show bersama native speaker, arabic trading atau bazar berbahasa arab, la’bu al-lughah serta berbagai penampilan santri seperti khitobah, ghina ‘arobi, malikah al-lughah dan tamsil masrohiy.

5) Bi’ah Lughawiyyah merupakan aktivasi penggunaan bahasa arab di beberapa area tertentu di Pondok pesantren seperti area asrama, kelas, perpustakaan dan math’am. Aktivasi bi’ah lughawiyah tersebut dimonitoring oleh tim LMT dan jasus sehingga jika terdapat santri yang tidak menggunakan bahasa arab di area yang ditentukan akan diberi teguran, peringatan serta diberlakukan reward dan punishment berdasarkan tingkat pelanggaran bahasa yang dilakukan.

3. Program Penguatan Kompetensi Berbahasa Arab

Program penguatan kompetensi berbahasa berperan sebagai program penunjang pembelajaran yang didesain oleh lembaga untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan tenaga pendidik dan peserta didik dalam keberlangsungan pengajaran maupun pembelajaran bahasa arab. Program penguatan kompetensi berbahasa di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang disebut dengan istilah program upgrading. Program TOT (Training of Trainers) for arabic teachers atau tadrib al-mudarribin adalah program pelatihan yang diperuntukkan bagi para pengajar bahasa arab guna mengasah dan meningkatkan kompetensi guru dalam proses pengajaran. Program yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan Pendidikan dan Bahasa Masqot Dirghoem Academy ini mencakup beberapa kegiatan pendukung di dalamnya seperti pelatihan pembuatan buku ajar bahasa arab serta pengembangan kurikulum dan buku ajar bahasa arab. Sedangkan program dauroh bahasa arab merupakan pelatihan pembinaan kebahasaan yang dikemas dalam bentuk mukhayam ‘arabi yang berlangsung selama dua pekan dan bekerjasama dengan lembaga Pusat Pengembangan Bahasa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kegiatan yang diselenggarakan menjelang tahun ajaran baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa arab sumber daya insani.

Adapun program penguatan kompetensi berbahasa bagi peserta didik antara lain yakni TOAFL dimana program ini termasuk dalam kategori mata pelajaran cabang bahasa arab yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan beberapa materi seputar fahm al-masmu’, fahm al-maqru’ dan qawa’id al-lughah agar siap dalam menghadapi ujian TOAFL di akhir tahun kelulusan. Sebelum pelaksanaan ujian TOAFL, peserta didik mengikuti kegiatan mukhoyyam al-‘arabiyyah liikhtibari al-lughah al-‘arabiyyah al-mi’yariy sebagai kegiatan pembekalan terakhir dalam mempersiapkan ujian TOAFL. Kegiatan tersebut berisi rangkaian kegiatan yang terdiri dari dari pembekalan materi TOAFL yang diselingi dengan ice breaking dan games berbahasa arab dengan menghadirkan para tutor yang expert di bidangnya dengan tujuan mempertajam kompetensi kebahasaan dan menyiapkan mental peserta didik menjelang ujian yang akan datang. Selain itu, terdapat program arabic in use berupa aktivitas pembelajaran bahasa arab di pesantren yang mencakup area asrama dan sekolah sebagai bentuk praktik dan follow up dari kegiatan matrikulasi bahasa arab yang dalam pelaksanaannya dimonitoring oleh departemen bahasa pada unit asrama maupun sekolah yang disebut dengan tim LMT (Language Movement Team).

D. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang

Salah satu subsistem penting dan fase yang wajib ditempuh oleh seorang pengajar dalam mengetahui efektifitas dan efisiensi pembelajaran adalah evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan penguasaan kompetensi tertentu pada peserta didik dalam kegiatan belajar[39]. Melalui proses evaluasi, pengajar dapat menentukan kualitas pembelajaran secara komprehensif dan mendapat informasi atau data berupa nilai, makna dan faidah aktivitas belajar mengajar[40].

Berdasarkan perspektif hasil belajar, evaluasi pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang menggunakan evaluasi berbasis tes dan non tes. Tes diartikan sebagai metode atau proses pengukuran dan penilaian berupa penugasan yang berisi kumpulan pertanyaan dan seruan kepada sasaran pengujian agar tercipta nilai yang mencerminkan sikap dan prestasi[41]. Jenis tes yang dilaksanakan selama ini tidak hanya berlaku pada akhir pembelajaran. Namun, tes dilakukan secara berkesinambungan yang mencakup tes formatif dan sumatif. Oleh sebab itu, pelaksanaan tes secara berkesinambungan di lembaga ini sesuai dengan prinsip kontinuitas atau berkelanjutan yakni evaluasi wajib dilakukan secara terus-menerus guna mengetahui perkembangan siswa secara utuh[42]. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengajar bahasa arab dan observasi, evaluasi pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang teraplikasi sebagai berikut:

1) Penilaian harian, jenis tes ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dalam bentuk pemberian tugas berkala berupa tugas individu atau kelompok secara tertulis maupun lisan serta quiz berbentuk pertanyaan lisan.

2) Ulangan harian, penilaian ulangan harian dilakukan ketika selesai mempelajari satu bab materi ajar berupa tes tulis guna mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai satu materi yang telah diajarkan.

3) Penilaian Akhir Diniyah (PAD), penilaian ini dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu ujian tulis dan ujian praktik (lisan). Penilaian akhir diniyah dilaksanakan setiap akhir semester baik semester ganjil maupun semester genap dalam rangka ujian kenaikan marhalah dimana dalam praktiknya berbentuk ujian tulis berupa soal pilihan ganda dan uraian serta ujian lisan (syafahi) berupa praktik hiwar, tamsil masrahiy dan taqdim al-qishah yang bertujuan untuk mengasesmen kecakapan peserta didik dalam mempraktikkan maharah kalam

4) Munaqosyah Qira’ah al-Kutub, ujian tersebut diberlakukan bagi peserta didik tingkat akhir jenjang marhalah as-sadisah dimana ujian ini sebagai bentuk evaluasi akhir terhadap Ujian Diniyah. Ujian ini merupakan ujian membaca, menterjemah dan mensyarh kutipan isi kitab gundul (tidak berharokat) yang disadur dari beberapa kitab ‘ulumuddin. Ujian ini bersifat terbuka serta dihadiri oleh wali santri, dewan asatidz dan ustadzat beserta tamu undangan. Sistematika ujian ini yaitu para santri diuji oleh orang tua masing-masing atau asatidz dengan memilih paket soal yang terpampang di layar lalu membacakan soal yang dipilih bagi santri yang bersangkutan, barulah santri menjawab soal yang diberikan. Di sisi lain, ujian ini menekankan pada kompetensi fahm al-maqru’ dalam mempelajari kitab berbahasa arab serta mengetahui sejauh mana penguasaan santri terhadap kandungan kitab yang dibaca.

5) TOAFL (Test of Arabic As a Foreign Language), tes TOAFL atau yang disebut dengan ILAA (Ikhtibar al-Lughah al-‘Arabiyyah al-Mi’yariy) diperuntukkan bagi santri tingkat akhir marhalah III dan marhalah VI sebagai syarat kelulusan pondok pesantren serta pendukung program internasional yang digagas pesantren. Tes ini berfungsi sebagai salah satu bentuk evaluasi kemampuan bahasa arab peserta didik yang menekankan pada sisi tarakib, fahm al-masmu’ dan fahm al-maqru’ guna mengukur kedalaman pemahaman bahasa arab.

Evaluasi pembelajaran non tes berupa penilaian pengamatan sikap peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran dengan teknik pengukuran skala angka. Guna menunjang efektivitas pembelajaran, para guru juga mengadakan evaluasi kinerja pengajaran yang dilaksanakan sekali dalam sepekan dalam forum MGMP dengan melibatkan beberapa pihak yaitu kepala Madrasah Diniyah, waka kurikulum, guru koordinator mata pelajaran bahasa arab dan guru pengampu mata pelajaran bahasa arab sebagaimana pernyataan terkait disampaikan oleh Ustadzah Ulla,”Proses evaluasi bagi guru ya lebih ke evaluasi strategi penyampaian materi seperti apa, apakah target pembelajaran tersampaikan dengan baik, bagaimana evaluasi terhadap metode yang digunakan dan sharing berbagai kendala atau hambatan pengajaran yang dihadapi.”

Adapun evaluasi pembelajaran bahasa arab di asrama dilakukan dalam bentuk tes tulis guna mengukur penguasaan materi yang telah diajarkan dalam kegiatan arabic night secara berkala. Selain itu, juga terdapat penilaian non tes berupa uji personal dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu semester dan berfungsi untuk melatih kejujuran santri dalam praktik berbahasa sekaligus sebagai tolak ukur penguasaan kemampuan berbahasa arab.

KESIMPULAN

Penelitian ini telah mendeskripsikan tentang pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang yang terdiri dari komponen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bahasa arab. Perencanaan pembelajaran bahasa mencakup tiga subkomponen yaitu menetapkan kurikulum pembelajaran, menyiapkan perangkat pembelajaran dan perencanaan program penguatan kompetensi kebahasaan.

Pembelajaran bahasa arab di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri II Malang terlaksana dengan baik sesuai perencanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan proses internalisasi aspek tazkiyah dan ta’limah sebagai pola pendidikan kurikulum integral Hidayatullah dalam aktivitas pembelajaran bahasa arab baik di sekolah maupun asrama. Selain itu, adanya matrikulasi bahasa arab, arabic trading, arabic in use dan TOAFL merupakan bentuk keselarasan antara tujuan pembelajaran bahasa arab dengan visi misi Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang.

Evaluasi pembelajaran diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu penilaian berbasis tes dan non tes. Penilaian tes mencakup evaluasi sumatif dan formatif yang terdiri dari beberapa jenis evaluasi antara lain penilaian harian berupa penugasan, ulangan harian, penilaian akhir diniyah (PAD), Munaqosyah Qiroah al-Kutub dan tes TOAFL (Ikhtibar al-Lughoh al-‘Arobiyyah al-Mi’yari). Sedangkan penilaian non tes yaitu penilaian adab dan akhlak islami peserta didik selama pembelajaran sedangkan evaluasi bagi guru berupa refleksi dan evaluasi kinerja kualitas pengajaran oleh pengajar bahasa arab yang dilaksanakan dalam forum MGMP. Adapun evaluasi pembelajaran bahasa arab di area asrama berbentuk tes tulis dan penilaian personal melalui pengisian kuesioner kejujuran praktik berbahasa arab.

References

  1. S. Harun, “Pembelajaran di Era 5.0,” dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar Tahun 2022.
  2. S. Virayka dan Z. Almahdi, “Pembelajaran dan Bahasa Sastra dalam Kehidupan Bermasyarakat di Era Revolusi 5.0,” dalam Prosiding SAMASTA, 2021.
  3. M. Makinuddin, “Strategi Pembentukan Lingkungan Bahasa Arab di Pesantren,” Publikasi Akademisi, Lamongan, 2021. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=SPIREAAAQBAJ .
  4. R. Ananda, “Perencanaan Pembelajaran,” Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, Medan, 2019.
  5. IA Az-Zaghul, “Nadhariyat at-Ta’allum,” Dar as-Syuruq, Oman, 2010.
  6. Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran,” PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
  7. N. Sholeh, “PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN DESAIN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (Berbasis Pendekatan Saintifik),” Literasi Nusantara, Batu, 2020.
  8. T. Yusuf dan S. Anwar, “Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,” PT. Raja Grafindo, Jakarta, 1995.
  9. RA Thu'aimah, “Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah Li Ghairi an-Natiqin Biha Manahijuhu wa Asalibuhu,” Isesco, Rabath, 1989.
  10. M. Ritonga, Asrina, R. Widayanti, F. Alrasi, Julhadi, dan S. Halim, “Analisis Pembelajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi dengan Mahasiswa Multi Agama,” Universal Journal of Educational Research, vol. 8, no. 9, 2020, doi: 10.13189/ujer.2020.080960.
  11. Z. Zulheddi, AH OK, AD Siregar, dan MFS Siregar, “Analisis Pembelajaran Bahasa Arab Di Mts N Binjai: Problematika Dan Solusinya,” At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 4, no. 1 Agustus 2021.
  12. S. Sugirma, KH Minabari, K. Agungtang, dan A. Eku, “Analisis terhadap Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 4, no. 5, hal.7107–7118, 2022.
  13. F. Djajasudarma, “Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian,” PT. Refika Aditama, 2010.
  14. Rukminingsih, G. Adnan, and ML Latief, "Metode Penelitian dalam Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan," Erhaka Utama, Yogyakarta, 2020. [Online]. Tersedia: www.erhakautama.com .
  15. Danuri dan S. Maisaroh, “Metodologi Penelitian Pendidikan,” Penerbit Samudra Biru, Yogyakarta, 2019.
  16. MB Miles dan A. Michael, “Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru,” Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
  17. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,” Alfabeta, Bandung, 2017.
  18. FMB Hamd, “Tashmim wa Intaj al-Wasa’il at-Ta’limiyyah,” Daar al-I’shar al-’Ilmiy li an-Nasyr wa at-Tauzi’, Oman, 2015.
  19. KI Shibr, A. ar-R. Jamil, dan A. al-B. Abu Zaid, "Asasiyyat at-Tadris," Dar Al-Manahej Untuk Publikasi, Oman, 2014.
  20. A. Hatta, “TAFSIR QUR'AN PER KATA Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul & Terjemah,” Maghfirah Pustaka, Jakarta, 2009.
  21. A. Fadli dan A. Awaluddin, “Perencanaan dalam Perspektif Manajemen Pendidikan Islam (Kajian Al-Qur’an Surat Al-Hasyr [59] ayat 18),” AL QUDS: Jurnal Studi Alquran dan Hadis, vol. 6, no. 3, hal. 1001–1016, 2022.
  22. S. Febrianti, "wawancara," Des 2022.
  23. Departemen Pendidikan DPP Hidayatullah, “Buku Induk Pendidikan Hidayatullah.”
  24. A. Muradi dan Taufiqurrahman, "Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab: Konsep dan Aplikasi," PT. RajaGrafindo Persada, Depok, 2021.
  25. DF Setiawan, “Prosedur Evaluasi dalam Pembelajaran,” Deepublish, 2018. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=jc2XDwAAQBAJ.
  26. I. Mashudi dkk., “Teknologi Pengajaran,” Get Press, 2022. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=ig1vEAAAQBAJ .
  27. Munir, “Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab,” Prenada Media, Jakarta, 2005. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=GMtADwAAQBAJ .
  28. A. Izzan, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,” Humaniora, 2011. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=ZgC-DwAAQBAJ.
  29. A. al-'Alim Ibrahim, "al-Muwajjah al-fanny li Mudarris al-Lughah al-'Arabiyyah," Dar al-Ma'arif, Kairo, 1968.
  30. "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan," https://simpuh.kemenag.go.id (diakses 20 Juni 2023).
  31. A. Zain, E. Wigati, dan M. Nuzli, "Manajemen Pendidikan : Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Akreditasi," Penerbit Insania, Cirebon, 2022. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=wXtlEAAAQBAJ .
  32. J. Musfah, “Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik,” Kencana, 2012. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=esu2DwAAQBAJ .
  33. AF Amrullah, “Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab,” Prenada Media, Jakarta, 2021. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=gfEsEAAAQBAJ .
  34. A. Prastowo, “Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu,” Prenadamedia Group, Jakarta, 2019. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=jeCxDwAAQBAJ .
  35. Ahmadi dan AM Ilmiani, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Konvensional hingga Era Digital),” Ruas Media, Yogyakarta, 2020.
  36. VA Rahim, “Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah 1,” Maktabah Raudhah al-Muhibbin, 2009.
  37. AW Rosyidi dan M. Ni'mah, “Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,” UIN-Maliki Press, Malang, 2011.
  38. GA Haddar dkk., “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,” Get Press Indonesia, 2023. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=bdXMEAAAQBAJ .
  39. Z. Arifin, “Evaluasi Pembelajaran,” PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.
  40. N. Iswantoro dan Y. Suryana, “Kompetensi Pedagogik: Untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional,” Genta Group Production, Surabaya, 2016.
  41. R. Febriana, “Evaluasi Pembelajaran,” Bumi Aksara, Jakarta, 2019.
  42. A. Rukajat, “Teknik Evaluasi Pembelajaran,” Deepublish, 2018. [Online]. Tersedia: https://books.google.co.id/books?id=rpWEDwAAQBAJ .