Evaluating Islamic and Ethical Values in Senior High School PAI Textbooks
Evaluasi Nilai-Nilai Islam dan Etika dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menengah Atas
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijis.v13i1.1809Keywords:
Islamic Education, Textbook Analysis, Character Values, Moral Learning, High SchoolAbstract
Background: Islamic Religious Education plays a vital role in shaping students’ character and moral awareness. Specific Background: In the high school context, textbooks serve as the primary medium to instill Islamic values through integrated learning materials. Knowledge Gap: Previous studies often focused on curriculum compliance but rarely examined the alignment between textbook content and moral character formation. Aims: This study aims to analyze the structure, language, and moral values in the Islamic Religious Education and Ethics textbook for Grade X students. Results: Findings indicate that the book aligns well with curriculum standards, presents balanced topics on faith, worship, and ethics, and embeds Islamic values comprehensively. Novelty: The study highlights the integration of character education within Islamic teachings in modern contexts. Implications: The results provide constructive feedback for improving textbook quality to support holistic Islamic education.
Highlights:
• Evaluation of Islamic education textbooks for high school
• Integration of moral and religious values in learning materials
• Character formation through Islamic education
Keywords: Islamic Education, Textbook Analysis, Character Values, Moral Learning, High School
Pendahuluan
Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, Pendidikan Agama Islam memiliki peran strategis dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan tersebut adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab sebagai warga negara yang demokratis dan berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. PAI berfungsi tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga membimbing mereka agar memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sesuai syariat. Dengan kombinasi ilmu pengetahuan dan akhlak yang baik, generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter dapat terwujud . Selain itu, pendidikan agama turut membentuk kepribadian yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan [1].
Proses pembelajaran yang efektif membutuhkan berbagai dukungan, salah satunya adalah ketersediaan sumber belajar. Sumber belajar merujuk pada segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Sumber belajar juga mencakup pengalaman belajar yang diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu sumber belajar utama adalah buku teks. Buku teks berperan sebagai alat bantu untuk memahami mata pelajaran tertentu serta menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Sebagai penjabaran kurikulum, buku teks harus memuat elemen penting seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan materi pokok yang selaras dengan kurikulum pendidikan. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kesesuaian isi buku teks dengan kurikulum, termasuk keakuratan konsep yang disajikan di dalamnya [2].
Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, buku teks disusun berdasarkan sumber-sumber hukum Islam seperti Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW, sehingga integrasi ilmu dan nilai-nilai keislaman dapat terwujud. Buku teks yang sesuai dengan perkembangan kurikulum, seperti Kurikulum 2013 (K-13), diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan mencapai indikator pembelajaran yang diinginkan . Kurikulum 2013 sendiri dirancang untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, dan inovatif, dengan pendekatan saintifik melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan [3].
Beberapa penelitian sebelumnya telah menganalisis buku ajar Pendidikan Agama Islam. Penelitian pertama membahas aspek berpikir kritis dalam buku ajar PAI kelas XI, yang meliputi lima elemen: elementary clarification, basic support, inference, advanced clarification, serta strategy and tactics. Namun, penelitian ini tidak memberikan kritik atau saran yang membangun. Penelitian lain menganalisis buku teks PAI untuk kelas 3 SD dengan fokus pada daya tarik buku bagi siswa, tetapi minim informasi terkait konten yang relevan dan dukungan gambar yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis capaian pembelajaran, kelebihan, dan kekurangan buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X berdasarkan Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini diharapkan mampu terus diperbaiki melalui evaluasi dan pengembangan berkelanjutan sehingga kualitasnya semakin baik sebagai bahan ajar dalam Pendidikan Agama Islam [4].
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Dalam konteks pendidikan menengah, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diarahkan untuk membentuk pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari [5].
Buku teks sebagai salah satu sumber belajar utama memiliki fungsi strategis dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Buku pelajaran tidak hanya berperan sebagai referensi materi, tetapi juga sebagai pedoman bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kualitas buku pelajaran, baik dari segi isi, penyajian, bahasa, maupun relevansinya dengan kurikulum, sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
Analisis terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA perlu dilakukan untuk menilai sejauh mana buku tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku, mengakomodasi kebutuhan peserta didik, serta mampu menumbuhkan pemahaman yang utuh tentang ajaran Islam dan budi pekerti. Analisis ini juga penting untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan buku, sehingga dapat memberikan rekomendasi bagi peningkatan kualitas pembelajaran [6].
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana kesesuaian materi dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dengan kurikulum yang berlaku?
2.Bagaimana penyajian materi dalam buku tersebut dari aspek bahasa, ilustrasi, dan sistematika?
3.Apa saja kelebihan dan kelemahan buku pelajaran tersebut dalam mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
Tujuan Penelitian/Analisis
Tujuan dari analisis ini adalah:
1.Untuk mengetahui kesesuaian materi dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dengan kurikulum.
2.Untuk menilai aspek penyajian materi, bahasa, dan ilustrasi dalam buku tersebut.
3.Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan buku sebagai bahan ajar utama.
Manfaat Penelitian/Analisis
Analisis ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Bagi Guru: Menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan buku pelajaran.
2.Bagi Siswa: Memberikan gambaran tentang kualitas sumber belajar yang digunakan.
3.Bagi Penulis/Penerbit: Memberikan masukan konstruktif dalam menyempurnakan buku pelajaran.
4.Bagi Peneliti/Pengamat Pendidikan: Menjadi referensi dalam melakukan kajian terhadap kualitas buku ajar di sekolah.
Gambaran Umum Buku Pelajaran
Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan salah satu buku teks resmi yang digunakan di tingkat SMA/MA. Buku ini disusun dengan tujuan untuk:
1.Membekali peserta didik dengan pengetahuan agama Islam yang bersifat normatif maupun praktis.
2.Membentuk sikap religius, akhlak mulia, dan budi pekerti luhur.
3.Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Struktur isi buku terdiri atas beberapa bab yang membahas pokok bahasan keimanan, ibadah, akhlak, serta sejarah kebudayaan Islam. Setiap bab dilengkapi dengan kompetensi dasar, uraian materi, contoh aplikatif, serta latihan soal.
Landasan Analisis Buku Pelajaran
Dalam menganalisis buku pelajaran, terdapat beberapa aspek yang menjadi tolok ukur, antara lain:
1. Aspek Kurikulum – kesesuaian dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013.
2. Aspek Isi/Materi – akurasi konsep, keluasan, kedalaman, serta relevansi dengan kehidupan peserta didik.
3. Aspek Bahasa – keterbacaan, kesesuaian dengan perkembangan psikologis peserta didik, dan penggunaan istilah yang komunikatif.
4. Aspek Penyajian – sistematika, kelengkapan ilustrasi, aktivitas pembelajaran, serta variasi evaluasi.
5. Aspek Nilai – internalisasi nilai religius, moral, sosial, dan kebangsaan.
Analisis Aspek Kurikulum
Buku ini telah menyesuaikan dengan kompetensi inti yang menekankan pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Materi yang tersusun sesuai dengan learning outcome Kurikulum, yaitu:
1.Memahami prinsip ajaran Islam.
2.Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
3.Menghargai nilai kemanusiaan, toleransi, dan kebhinekaan.
Secara keseluruhan, konten dalam buku telah relevan dengan arah pengembangan kurikulum nasional.
Analisis Aspek Isi/Materi
Materi dalam buku mencakup:
1.Keimanan: pembahasan tentang rukun iman, sifat-sifat Allah, dan dalil naqli maupun aqli.
2.Ibadah: tata cara wudhu, shalat, zakat, serta amalan sehari-hari yang sesuai dengan syariat.
3.Akhlak: penekanan pada sikap jujur, tanggung jawab, sopan santun, serta pengendalian diri.
4.Sejarah Islam: kisah para nabi, sahabat, dan tokoh Islam sebagai teladan.
Kelebihan: penyajian contoh kasus nyata, kaitan dengan fenomena sosial, serta dorongan refleksi diri.
Kekurangan: masih ada materi yang terlalu ringkas sehingga memerlukan penjelasan tambahan dari guru.
Analisis Aspek Bahasa
Bahasa yang digunakan sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami oleh siswa SMA. Penggunaan istilah agama disertai dengan penjelasan, sehingga tidak membingungkan. Namun, beberapa istilah Arab sebaiknya dilengkapi dengan transliterasi dan arti agar lebih inklusif bagi peserta didik yang belum terbiasa.
Analisis Aspek Penyajian
Sistematika penyajian buku cukup terstruktur, terdiri dari: pendahuluan, uraian materi, ilustrasi, aktivitas, rangkuman, dan latihan.
1.Kelebihan: buku memuat ilustrasi visual, ayat Al-Qur’an, hadis, dan contoh kasus aktual.
2.Kekurangan: sebagian ilustrasi masih terbatas dan kurang kontekstual dengan kehidupan remaja saat ini.
Analisis Aspek Nilai
Buku ini tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Nilai-nilai religius, moral, toleransi, cinta tanah air, dan kepedulian sosial sangat ditekankan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencetak manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Temuan Analisis
Dari analisis yang dilakukan, diperoleh temuan sebagai berikut:
1.Buku ini telah memenuhi standar isi kurikulum.
2.Materi cukup relevan dengan kehidupan sehari-hari, namun beberapa bagian perlu pendalaman.
3.Bahasa mudah dipahami, tetapi istilah Arab perlu dilengkapi dengan transliterasi.
4.Penyajian menarik meskipun ilustrasi masih bisa ditingkatkan.
5.Nilai-nilai yang ditanamkan selaras dengan tujuan pendidikan agama Islam.
Landasan Teori Analisis Buku Pelajaran
Analisis buku pelajaran merupakan suatu kegiatan sistematis untuk menilai kualitas buku yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut [7], analisis buku ajar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana buku tersebut sesuai dengan tujuan kurikulum, kebutuhan peserta didik, serta standar kualitas isi, bahasa, dan penyajiannya.
buku ajar yang baik adalah buku yang memenuhi kriteria: (1) kelayakan isi, (2) kebahasaan, (3) penyajian, dan (4) kegrafikaan. Keempat kriteria tersebut dijadikan standar dalam menilai apakah sebuah buku layak digunakan sebagai sumber belajar.
Sementara itu, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud menyatakan bahwa penilaian buku ajar harus meliputi tiga aspek utama, yaitu:
1.Kelayakan isi: kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kebenaran konsep, serta kebermanfaatan bagi pengembangan peserta didik.
2.Kelayakan bahasa: penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah, komunikatif, serta tingkat keterbacaan yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
3.Kelayakan penyajian: sistematika materi, kelengkapan ilustrasi, aktivitas pembelajaran, serta variasi evaluasi.
Dengan demikian, analisis buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dalam penelitian ini menggunakan kerangka teori dari Tarigan, Muslich, dan Pusat Kurikulum Kemendikbud sebagai pisau analisis.
Gambaran Umum Buku Pelajaran
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan buku ajar resmi yang disediakan untuk mendukung implementasi kurikulum nasional. Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk:
1.Membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
2.Membentuk karakter berakhlak mulia melalui integrasi nilai-nilai agama dan budi pekerti.
3.Mengarahkan peserta didik agar mampu menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Secara garis besar, isi buku mencakup materi keimanan, ibadah, akhlak, serta sejarah kebudayaan Islam.
Analisis Aspek Kelayakan Isi
kelayakan isi buku ajar dapat dinilai dari: kesesuaian dengan kompetensi inti, keluasan materi, kedalaman, dan kebermanfaatannya.
Berdasarkan kriteria tersebut, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X telah sesuai dengan standar kompetensi. Materi yang disajikan meliputi:
1.Keimanan: pengenalan rukun iman, dalil naqli dan aqli, serta relevansinya dalam kehidupan.
2.Ibadah: tata cara wudhu, shalat, zakat, dan ibadah praktis lainnya.
3.Akhlak: pentingnya jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, serta sikap hormat kepada orang tua.
4.Sejarah Islam: kisah teladan para nabi, sahabat, serta tokoh pembaharu Islam.
Namun, terdapat beberapa materi yang hanya disajikan secara ringkas sehingga memerlukan pendalaman lebih lanjut oleh guru agar siswa mendapatkan pemahaman komprehensif.
Analisis Aspek Kebahasaan
bahasa dalam buku ajar harus memenuhi prinsip keterbacaan (readability) dan kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
Buku ini menggunakan bahasa yang relatif sederhana, lugas, dan komunikatif sehingga dapat dipahami siswa SMA. Istilah Arab disertai arti dalam bahasa Indonesia, meskipun beberapa belum konsisten dilengkapi dengan transliterasi. Secara umum, aspek kebahasaan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SMA.
Analisis Aspek Penyajian
Pusat Kurikulum Kemendikbud menekankan bahwa penyajian buku ajar yang baik harus memperhatikan sistematika, ilustrasi, serta aktivitas pembelajaran.
Buku ini telah memenuhi unsur sistematika yang baik, dengan pola: pendahuluan, uraian materi, contoh, ilustrasi, rangkuman, dan latihan. Penyajian materi didukung dengan ayat Al-Qur’an, hadis, serta contoh kasus aktual. Kegiatan refleksi diri juga disediakan untuk memperkuat penginternalisasian nilai.
Kelemahan yang ditemukan adalah ilustrasi visual yang masih terbatas dan terkadang kurang kontekstual dengan kehidupan remaja modern.
Analisis Aspek Nilai
Selain aspek kurikulum, isi, bahasa, dan penyajian, buku ini juga menanamkan nilai-nilai fundamental. buku ajar ideal tidak hanya berfungsi sebagai sumber kognitif, tetapi juga sebagai media internalisasi nilai moral.
Buku ini menekankan pada pengembangan keimanan, ketaqwaan, serta akhlak mulia. Nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, cinta tanah air, dan kepedulian sosial secara eksplisit maupun implisit termuat dalam uraian materi dan latihan. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Temuan Analisis
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan sebagai berikut:
1.Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA telah sesuai dengan standar isi kurikulum nasional.
2.Materi yang disajikan cukup relevan dengan kebutuhan siswa, meskipun beberapa pokok bahasan masih perlu pendalaman.
3.Bahasa yang digunakan komunikatif, meskipun transliterasi istilah Arab perlu lebih konsisten.
4.Penyajian materi cukup sistematis, tetapi ilustrasi visual dapat diperbanyak agar lebih menarik.
5.Nilai-nilai religius, moral, dan kebangsaan terintegrasi secara baik dalam materi.
Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu sangat penting untuk melihat sejauh mana penelitian mengenai analisis buku pelajaran, khususnya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian relevan antara lain:
Penelitian oleh Suryani tahun 2017
Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Kelas XI Kurikulum 2013, Suryani menekankan bahwa buku PAI memiliki kelebihan dalam penyajian ayat Al-Qur’an dan hadis sebagai dasar materi. Namun, masih terdapat kekurangan dalam aspek kebahasaan, khususnya penggunaan istilah Arab yang kurang konsisten dengan kaidah transliterasi.
Penelitian oleh Hidayat & Kurniawan tahun 2019
Penelitian ini berjudul Evaluasi Buku Teks Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku PAI sudah cukup baik dari segi kelayakan isi karena selaras dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Akan tetapi, dari segi penyajian masih ditemukan keterbatasan pada ilustrasi visual yang kurang menarik minat belajar siswa.
Penelitian oleh Lestari tahun 2020
Lestari dalam skripsinya Analisis Isi Buku PAI Kelas X Berdasarkan Standar Kompetensi menemukan bahwa materi akidah dan akhlak dalam buku sudah mencakup indikator kurikulum. Namun, kedalaman materi sejarah kebudayaan Islam masih terbatas dan perlu dilengkapi dengan studi kasus agar siswa lebih memahami peran Islam dalam kehidupan sosial-budaya [8].
Penelitian oleh Fathurrahman tahun 2021
Dalam penelitiannya Analisis Kelayakan Buku Ajar Pendidikan Agama Islam pada Tingkat SMA, Fathurrahman menegaskan bahwa buku ajar PAI telah layak digunakan dari segi isi, kebahasaan, dan nilai. Akan tetapi, ia merekomendasikan perlunya penambahan fitur student-centered learning berupa proyek keagamaan agar lebih sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran kontekstual [9].
Penelitian oleh Rahmawati tahun 2022
Rahmawati dalam artikelnya Kualitas Buku Teks Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Penilaian BSNP menyatakan bahwa buku PAI yang digunakan di SMA secara umum sudah memenuhi standar BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Namun, ada catatan mengenai masih minimnya pengintegrasian isu-isu kontemporer, seperti moderasi beragama, toleransi, dan teknologi digital dalam pembelajaran agama.
Posisi Penelitian
Berdasarkan kajian terdahulu di atas, dapat dilihat bahwa penelitian sebelumnya lebih banyak menekankan pada aspek kurikulum, kelayakan isi, dan penyajian. Sementara penelitian ini berfokus pada analisis komprehensif terhadap buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA dengan menggunakan teori analisis buku ajar menurut Tarigan, Muslich, dan Pusat Kurikulum Kemendikbud, serta menyoroti aspek nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang terintegrasi di dalamnya.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki perbedaan dan kontribusi baru dalam memberikan gambaran lebih utuh mengenai kualitas buku pelajaran PAI kelas X sebagai sumber belajar.
Metode Penelitian
Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa deskripsi naratif atau tulisan berdasarkan hasil pengamatan. Pendekatan yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) [10], di mana data dikumpulkan dari berbagai sumber literatur, baik dalam bentuk digital maupun dokumen cetak, seperti buku, jurnal, majalah, dan referensi lainnya. Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematis mulai dari tahap pengumpulan, pengolahan, hingga penarikan kesimpulan. Penelitian ini bersifat analitik, artinya data yang digunakan tidak didasarkan pada pemikiran subjektif peneliti, melainkan berasal dari fakta yang bersifat teoritis. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori utama. Data primer diperoleh dari buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas X SMA, sedangkan data sekunder mencakup berbagai buku referensi lain yang relevan dengan topik penelitian. Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan analisis. Teknik analisis data yang diterapkan adalah content analysis atau analisis isi. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan kata, konsep, tema, frasa, atau kalimat tertentu dalam teks yang dianalisis. Analisis ini dilakukan dengan membaca secara mendalam berbagai sumber yang relevan, untuk kemudian diolah dan disimpulkan secara sistematis.
Jenis Penelitian
Analisis ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu suatu metode yang berfokus pada deskripsi dan pemahaman secara mendalam terhadap isi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA. Pendekatan ini dipilih karena penelitian tidak bertujuan untuk menguji hipotesis, melainkan untuk menggambarkan, menilai, dan menginterpretasikan kualitas isi buku [11].
Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (edisi terbaru sesuai kurikulum yang berlaku).
Selain itu, sumber data sekunder diperoleh dari [12]:
1.Dokumen kurikulum nasional (Kurikulum 2013/Kurikulum Merdeka).
2.Literatur pendukung tentang analisis buku teks.
3.Artikel dan penelitian terdahulu yang relevan.
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara [13]:
1.Studi Dokumentasi – mengkaji isi buku pelajaran secara sistematis.
2.Studi Pustaka – mempelajari literatur terkait teori analisis buku teks dan pendidikan agama Islam.
3.Instrumen Analisis – menggunakan indikator yang meliputi aspek isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan.
Teknik Analisis Data
Analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut [14]:
1.Analisis Isi (Content Analysis): Membandingkan materi dalam buku dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum yang berlaku.
2.Analisis Penyajian: Menilai sistematika penyajian, keterpaduan antar bab, serta kelengkapan penjelasan.
3.Analisis Kebahasaan: Mengkaji penggunaan bahasa, keterbacaan, kejelasan istilah, dan kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
4.Analisis Kegrafikan: Menilai kualitas ilustrasi, gambar, tabel, dan tata letak yang mendukung pemahaman siswa.
5.Interpretasi dan Penarikan Kesimpulan: Menyajikan hasil analisis secara deskriptif mengenai kelebihan, kelemahan, dan rekomendasi perbaikan buku.
Indikator Penilaian Buku Pelajaran
Untuk mempermudah analisis, digunakan indikator berikut [15]:
1.Kelayakan Isi – kesesuaian dengan kurikulum, kebenaran materi, aktualitas, dan relevansi.
2.Kelayakan Penyajian – sistematika, interaktif, konsistensi, dan kelengkapan.
3.Kelayakan Kebahasaan – komunikatif, keterbacaan, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4.Kelayakan Kegrafikan – tampilan fisik, ilustrasi, tipografi, dan tata letak.
Hasil dan Pembahasan
A.Buku Teks Pendidikan
Buku teks adalah buku yang digunakan oleh siswa untuk mendukung kegiatan belajar yang berisi uraian tentang bahan-bahan tertentu yang disusun secara sistematis dengan tujuan tertentu. Buku teks juga didefinisikan sebagai buku teks studi bidang tertentu, buku-buku standar yang disusun oleh para ahli dalam bidang tertentu dengan tujuan intrsuksional. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, buku teks dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar dalam suatu disiplin ilmu . Dalam permendiknas nomor dua tahun 2008 menjelaskan bahwa buku ajar merupakan buku acuan yang wajib digunakan pada satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan iman, taqwa, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan sensitivitas dan kemampuan estetika, meningkatkan kemampuan kinestetik dan kesehatan berdasarkan standar nasional pendidikan .
B.Pendidikan Islam dan Akhlak
Pendidikan islam adalah kegiatan belajar mengajar yang sengaja ditujukan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan ajaran agama islam. Pada saat yang sama, pengertian pendidikan Agama Islam dan Akhlak adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan pembentukan karakter siswa sesuai dengan ajaran islam. Dari penjelasan tersebut dapat diilustrasikan bahwa pendidikan islam dan akhlak diajarkan berdasarkan ajaran islam. Terdapat nilai-nilai karakter yang mengikuti ajaran islam dan menjadikan manusia mampu memperoleh kekuatan iman, akhlak, dan akhlak yang benar untuk menyembah Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga buku Ajar Pendidikan Islam dan Akhlak merupakan buku yang digunakan oleh siswa yang berisi uraian materi yang dapat dijadikan sumber belajar berdasarkan ajaran agama Islam
a. Hasil
Buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X Kurikulum Merdeka dirancang sebagai sumber pembelajaran yang komprehensif untuk mendukung siswa memahami ajaran Islam sekaligus membentuk karakter mereka. Buku ini memuat empat pokok bahasan utama, yaitu Akidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur’an dan Hadits, serta Sejarah Kebudayaan Islam. Keempat bahasan ini disusun secara sistematis dan proporsional untuk memberikan pembelajaran yang seimbang, dengan porsi terbesar diberikan pada Akidah Akhlak.
Akidah Akhlak menjadi bagian terpenting dalam buku ini dengan alokasi sebesar 40% dari keseluruhan isi. Materi ini menitikberatkan pada penguatan nilai-nilai tauhid sebagai landasan utama ajaran Islam. Akidah Akhlak mencakup pembahasan tentang keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab-Nya, nabi-nabi-Nya, hari akhir, serta qadha dan qadar. Selain itu, juga dijelaskan cabang-cabang keimanan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, seperti yang diuraikan dalam Surah Ibrahim ayat 27 dan Hadits Riwayat Muslim tentang iman yang memiliki lebih dari 70 cabang.Aspek akhlak dalam materi ini meliputi perilaku terpuji yang harus dibiasakan, seperti keikhlasan, kesabaran, syukur, tawakkal, dan ta’awun (tolong-menolong). Siswa juga diajarkan untuk menghindari sifat tercela seperti riya, hasad, takabur, dan temperamental. Misalnya, Surah Al-Isra ayat 26-27 yang mengajarkan untuk tidak hidup berfoya-foya, atau Surah An-Nisa ayat 32 yang melarang sifat iri hati. Materi ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami konsep keimanan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan.
Fiqih menjadi pembahasan penting lainnya dengan alokasi sebesar 20%. Materi fiqih memberikan pemahaman tentang aturan-aturan syariat Islam yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan sesama manusia. Dalam buku ini, pembahasan fiqih meliputi topik-topik seperti shalat jenazah, hukum riba, asuransi syariah, perbankan syariah, dan koperasi syariah. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang aplikatif kepada siswa tentang bagaimana menjalankan kehidupan sesuai dengan hukum Islam.Pembahasan fiqih juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara aspek ibadah dan muamalah. Misalnya, dalam Surah Al-Maidah ayat 2, Allah memerintahkan manusia untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan tidak bekerja sama dalam dosa dan permusuhan. Dengan mempelajari fiqih, siswa tidak hanya memahami tata cara beribadah, tetapi juga bagaimana mengelola hubungan sosial dan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam.
Bagian ini juga mendapatkan porsi 20% dalam buku. Materi Al-Qur’an dan Hadits mencakup pemahaman tajwid, bacaan, serta penerjemahan dan implementasi ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Dalam buku ini, beberapa ayat Al-Qur’an yang dibahas antara lain Surah Al-Maidah ayat 48 tentang berlomba-lomba dalam kebaikan dan Surah At-Taubah ayat 105 tentang etos kerja. Selain itu, terdapat juga Hadits-hadits yang relevan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap ayat-ayat tersebut. Pembahasan ini dirancang untuk mendorong siswa agar tidak hanya membaca Al-Qur’an tetapi juga memahami maknanya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 148, Allah memerintahkan umat manusia untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, sedangkan Hadits Riwayat Muslim mengingatkan pentingnya segera melakukan amal saleh sebelum datangnya bencana atau godaan yang menggoyahkan iman.
Sejarah Kebudayaan Islam mendapat porsi 20% dalam buku ini. Pembahasan ini mengangkat sejarah dakwah Islam di Nusantara, termasuk peran Wali Songo dalam menyebarkan Islam. Materi ini mencakup asal-usul Islam di Indonesia, perkembangan kesultanan Islam, serta metode dakwah damai yang diterapkan oleh para ulama terdahulu.Bab ini memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya peran para ulama dan tokoh Islam dalam membangun peradaban. Misalnya, dalam pembahasan tentang Wali Songo, dijelaskan bagaimana mereka menggunakan pendekatan yang damai dan penuh hikmah dalam menyebarkan ajaran Islam, sebagaimana dianjurkan dalam Surah An-Nahl ayat 125. Selain itu, siswa diajak untuk meneladani sifat-sifat ulama penyebar Islam seperti hidup sederhana, gigih dalam berdakwah, dan menghargai perbedaan.
Buku ini memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya sumber belajar yang efektif. Salah satunya adalah penyajian materi yang sistematis dan sesuai dengan kurikulum. Keempat pokok bahasan dalam buku ini telah mencakup semua aspek penting dalam ajaran Islam, mulai dari akidah hingga sejarah. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur seperti infografis, refleksi, rangkuman, dan penilaian yang memudahkan siswa memahami dan menginternalisasi materi. Pencantuman ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan sangat hati-hati, memastikan tidak ada kesalahan dalam penulisan maupun konteks diskusi. Hal ini penting untuk menjaga akurasi dan relevansi isi buku. Selain itu, ilustrasi dan contoh yang diberikan dalam buku ini relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga membantu mereka mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan nyata.
Analisis Kelayakan Isi
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA telah memuat materi sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum. Materi mencakup pokok-pokok ajaran Islam, seperti akidah, ibadah, akhlak, dan sejarah peradaban Islam.
Kekuatan:
1.Materi sudah disusun sesuai dengan jenjang SMA, dimulai dari konsep dasar yang sederhana hingga pemahaman yang lebih kompleks.
2.Nilai-nilai budi pekerti dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat diaplikasikan oleh peserta didik.
3.Materi akidah, ibadah, dan akhlak dipaparkan dengan dasar Al-Qur’an dan Hadis.
Kelemahan:
1.Beberapa topik masih disajikan secara ringkas sehingga kurang mendalam.
2.Kurang adanya integrasi dengan isu-isu kontemporer (misalnya: literasi digital dalam perspektif Islam, etika bermedia sosial, atau fenomena sosial keagamaan modern).
Analisis Kelayakan Penyajian
Secara sistematika, buku sudah tersusun dalam bab-bab yang terstruktur sesuai tema. Setiap bab diawali dengan tujuan pembelajaran dan diakhiri dengan latihan soal serta refleksi.
Kekuatan:
1.Penyajian runtut, memudahkan siswa mengikuti alur pembelajaran.
2.Disediakan kegiatan diskusi, refleksi, dan latihan soal yang mendorong keterlibatan aktif siswa.
3.Terdapat penekanan pada pembentukan sikap spiritual dan sosial.
Kelemahan:
1.Latihan soal lebih dominan pada aspek kognitif, belum banyak yang mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
2.Kurangnya variasi metode pembelajaran berbasis proyek atau studi kasus nyata.
Analisis Kelayakan Kebahasaan
Buku menggunakan bahasa Indonesia baku dengan istilah-istilah keislaman yang relevan.
Kekuatan:
1.Bahasa komunikatif, jelas, dan mudah dipahami.
2.Terdapat penggunaan istilah Arab yang dilengkapi dengan terjemahan sehingga memudahkan pemahaman.
Kelemahan:
1.Beberapa kalimat cukup panjang sehingga menuntut konsentrasi lebih dari peserta didik.
2.Tidak semua istilah asing (Arab) dijelaskan secara konsisten, sehingga menimbulkan potensi salah tafsir.
Analisis Kelayakan Kegrafikan
Secara visual, buku memiliki tampilan yang cukup menarik. Penggunaan ilustrasi, gambar, tabel, dan poin-poin ringkas membantu pemahaman siswa.
Kekuatan:
1.Ilustrasi mendukung isi materi, seperti gambar tokoh, aktivitas ibadah, dan peristiwa sejarah.
2.Tata letak rapi, dengan pemilihan font yang jelas terbaca.
3.Warna dan desain cukup menarik perhatian siswa.
Kelemahan:
1.Beberapa ilustrasi masih bersifat umum dan kurang kontekstual dengan kehidupan modern.
2.Kurangnya infografis yang dapat membantu siswa memahami materi secara visual cepat.
Secara keseluruhan, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA sudah memenuhi standar kelayakan sebagai buku ajar resmi. Materi yang disajikan relevan dengan kurikulum dan mampu menanamkan nilai-nilai keislaman serta budi pekerti luhur.
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan, antara lain pendalaman materi, integrasi dengan isu kontemporer, serta penyediaan latihan soal yang lebih variatif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Buku ini akan lebih efektif jika penggunaannya didukung oleh kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kasus aktual, serta integrasi teknologi digital. Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis dan relevan dengan tantangan zaman.
b. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yang dapat dibahas lebih mendalam sebagai berikut:
1. Kelayakan Isi
Secara substansial, materi dalam buku telah memenuhi standar kurikulum dengan mencakup aspek akidah, ibadah, akhlak, dan sejarah Islam. Hal ini penting karena sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam, yakni membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Namun, buku ini masih menekankan pada aspek normatif, sementara aspek aplikatif dalam konteks kekinian kurang diperhatikan. Misalnya, pembahasan mengenai etika bermedia sosial, tantangan pergaulan remaja, atau literasi keuangan syariah belum banyak disentuh. Padahal, isu-isu tersebut sangat dekat dengan kehidupan peserta didik SMA saat ini.
2. Kelayakan Penyajian
Buku sudah memiliki sistematika yang jelas: setiap bab diawali dengan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan uraian materi, dan diakhiri dengan evaluasi. Hal ini memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Namun, bentuk evaluasi masih bersifat tradisional (soal uraian atau pilihan ganda) dan kurang mendorong kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, serta pemecahan masalah. Padahal, kurikulum terbaru menekankan pentingnya pengembangan higher order thinking skills (HOTS).
3. Kelayakan Kebahasaan
Bahasa yang digunakan cukup komunikatif, sederhana, dan sesuai dengan perkembangan kognitif peserta didik SMA. Penyajian istilah Arab juga diberi terjemahan sehingga mudah dipahami.
Meski demikian, konsistensi dalam menjelaskan istilah Arab masih perlu ditingkatkan. Ada beberapa istilah yang disebutkan tanpa penjelasan lebih lanjut, sehingga bisa membingungkan siswa yang belum terbiasa dengan istilah-istilah tersebut.
4. Kelayakan Kegrafikan
Secara tampilan, buku cukup menarik dan rapi. Ilustrasi yang ditampilkan membantu siswa memahami materi. Namun, kualitas visual masih dapat ditingkatkan dengan menambahkan infografis, diagram alur, maupun ilustrasi kontekstual yang sesuai dengan kehidupan remaja modern.
5. Relevansi dengan Tujuan Pendidikan
Secara keseluruhan, buku ini sudah mendukung tujuan pendidikan agama Islam, yaitu pembentukan karakter dan akhlak mulia. Akan tetapi, efektivitas buku ini sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran. Jika guru hanya terpaku pada isi buku, maka siswa akan memperoleh pengetahuan yang normatif, tetapi kurang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA sebaiknya dijadikan sebagai sumber belajar utama, namun perlu diperkaya dengan sumber lain, media digital, dan metode pembelajaran inovatif agar lebih kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era globalisasi.
Simpulan
Berdasarkan analisis, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X Kurikulum Merdeka memberikan pembelajaran yang proporsional dan komprehensif tentang ajaran Islam. Dengan alokasi materi sebesar 40% untuk Akidah Akhlak, 20% untuk Fiqih, 20% untuk Al-Qur’an dan Hadits, serta 20% untuk Sejarah Kebudayaan Islam, buku ini memastikan siswa mendapatkan pemahaman yang seimbang. Kesesuaian isi buku dengan Al-Qur’an dan Hadits menjadikannya sumber belajar yang akurat dan relevan.Penyajian yang menarik, sistematis, dan dilengkapi dengan fitur-fitur pendukung seperti infografis dan refleksi menjadikan buku ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan pengetahuan siswa, tetapi juga pembentukan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam. Dengan pendekatan ini, buku tersebut berfungsi sebagai alat pembelajaran yang holistik, mendukung siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. Buku ini menjadi bukti pentingnya peran pendidikan agama dalam membentuk generasi muda yang beriman, berakhlak, dan berkontribusi positif bagi Masyarakat. Berdasarkan hasil analisis terhadap buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.Kelayakan Isi. Buku sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, mencakup materi akidah, ibadah, akhlak, dan sejarah Islam. Namun, masih terdapat beberapa bagian yang disajikan secara ringkas dan belum mengintegrasikan isu-isu kontemporer.
2.Kelayakan Penyajian. Buku disusun secara sistematis, memudahkan siswa memahami alur materi. Terdapat latihan soal dan kegiatan refleksi, meskipun sebagian besar masih menekankan aspek kognitif dan kurang mengasah keterampilan berpikir kritis serta problem solving.
3.Kelayakan Kebahasaan. Bahasa yang digunakan cukup komunikatif, mudah dipahami, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA. Akan tetapi, beberapa istilah Arab tidak dijelaskan secara konsisten sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
4.Kelayakan Kegrafikan. Tampilan buku cukup menarik, ilustrasi relevan dengan materi, serta tata letak rapi. Meski demikian, ilustrasi masih bersifat umum dan kurang menghadirkan infografis yang dapat memperkuat pemahaman siswa.
Secara keseluruhan, buku ini layak digunakan sebagai bahan ajar utama di SMA, tetapi tetap memerlukan inovasi dalam pemanfaatannya agar lebih efektif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era modern.
Saran
1.Bagi Penulis/Penerbit: Perlu menambahkan pembahasan yang lebih mendalam serta integrasi dengan isu-isu aktual, seperti literasi digital, etika bermedia sosial, dan problematika remaja modern.
2.Bagi Guru: Disarankan untuk melengkapi pembelajaran dengan metode inovatif seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi studi kasus, atau integrasi teknologi digital agar pembelajaran lebih kontekstual.
3.Bagi Siswa: Diharapkan lebih aktif dalam mengaitkan materi buku dengan kehidupan nyata, sehingga pembelajaran tidak hanya dipahami secara teoritis tetapi juga diamalkan dalam perilaku sehari-hari.
4.Bagi Peneliti Selanjutnya: Analisis dapat diperluas pada perbandingan dengan buku teks dari penerbit lain atau edisi terbaru untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
Ucapan Terima Kasih
Selain proses yang cukup menguras waktu dan pikiran, penyelesaian dalam penelitian ini tidak lepas dari segala usaha, doa serta dukungan dari banyak pihak. Terima kasih ini ditujukan kepada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial, Program Studi Manajemen sebagai tempat peneliti menimba ilmu sehingga sebagai modal dalam melakukan penelitian ini. Tidak lupa juga terima kasih pada pihak-pihak yang memberikan dukungan hingga terselesaikannya penelitian ini dengan baik.
References
[1] A. D. E. Susanti, Y. Jl, P. Mahmud, Lubuk, K. Kuranji, and K. Padang, “Strategi Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Pendidikan Islam, vol. 2, no. 1, pp. 21–27, 2025.
[2] C. I. Awaliah, E. Aditia, J. Nupus, and S. Dzuhri, “Identifikasi Soal-Soal HOTS pada Buku Ajar PAI Kelas 12 SMA Negeri 1 Ciomas,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 1, no. 3, 2025.
[3] Fathurrahman, “Analisis Kelayakan Buku Ajar Pendidikan Agama Islam pada Tingkat SMA,” Jurnal Pendidikan Islam, 2021.
[4] Ghozali, “Metode Penelitian,” Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.
[5] G. Tarigan, “Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa,” Bahasa dan Sastra Indonesia, p. 20, 2018.
[6] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2018.
[7] Lestari, “Analisis Isi Buku PAI Kelas X Berdasarkan Standar Kompetensi,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2020.
[8] M. Duryat, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam di Institusi yang Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Alfabeta, 2015.
[9] M. A. Syihabuddin, “Budaya Organisasi Lembaga Pendidikan dalam Perspektif Islam,” At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, vol. 11, no. 2, pp. 110–119, 2019.
[10] N. Hanifah and I. Istikomah, “Branding Sekolah Swasta dalam Menghadapi Kebijakan Zonasi,” Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, vol. 6, no. 2, pp. 274–286, 2022.
[11] Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 2nd ed., Yogyakarta: CV Alfabeta, 2019.
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018.
[13] Sugiyono, “Metode Penelitian,” Jurnal Penelitian Pendidikan, 2017.
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2021.
[15] U. H. Farihah, “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Indah dengan Metode Tilawati,” Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education, vol. 8, no. 1, pp. 69–85, 2021.
Downloads
Published
Issue
Section
Categories
License
Copyright (c) 2025 Fuad Dikri Fanani, Istikomah Istikomah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.