Students’ Interest in Learning Arabic through Turjuman Al-Qur’an

Minat Siswa dalam Belajar Bahasa Arab Melalui Turjuman Al-Qur’an

Authors

  • Zain Ahmad Syamil Nur Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Khizanatul Hikmah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijis.v13i4.1788

Keywords:

Arabic Learning, Student Interest, Turjuman Al-Qur’an, Islamic Education, Motivation

Abstract

General Background: Arabic holds a central role in Islamic education as the language of the Qur’an and Hadith, yet many students in Indonesia still show low interest in learning it. Specific Background: The Turjuman Al-Qur’an program, introduced by the Ummi Foundation in 2015, seeks to strengthen students’ connection with the Qur’an while improving their Arabic learning experience. Knowledge Gap: Despite its implementation, limited studies have explored how this program shapes students’ learning interest, particularly in elementary school settings. Aims: This study investigates the characteristics of students’ interest in learning Arabic, the underlying causes, and the ways they express such interest. Results: Findings reveal five key characteristics of learning interest: focused attention, good memory retention, enjoyment, satisfaction with outcomes, and active participation. Three main causes emerged: internal motivation, teacher methods, and structured classroom rules. Students expressed their interest verbally, through actions, academic achievements, or both simultaneously. Novelty: Unlike previous studies focusing on comprehension, this research uniquely examines the multidimensional nature of Arabic learning interest in Turjuman Al-Qur’an students. Implications: The results highlight the importance of combining innovative pedagogy, supportive classroom structures, and motivational strategies to foster sustainable Arabic learning interest in young learners.

Highlights:

  • Identifies five behavioral indicators of Arabic learning interest.

  • Explores three key causes shaping student motivation.

  • Reveals four distinct ways students express their learning interest.

Keywords: Arabic Learning, Student Interest, Turjuman Al-Qur’an, Islamic Education, Motivation

Pendahuluan

Bahasa arab memiliki kedudukan yang tidak tergantikan bagi pemeluk islam di manapun ia berada. Demikian ini terjadi sebab Bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan dalam dua sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits,, sehingga sudah menjadi hal yang lazim bagi setiap pemeluk islam untuk mempelajari dan menguasainya[1]. Dengan penguasaan Bahasa Arab yang baik, pemeluk islam akan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami syariat-syariat agamanya. Mustahil bagi pemeluk islam untuk dapat mengamalkan perintah-perintah agama dengan baik dan benar apabila dirinya tidak dibekali dengan pemahaman dan wawasan yang tepat tentang syariat islam itu sendiri, sedangkan syariat-syariat tersebut telah terkandung di dalam kitab suci mereka yakni Al- Qur’an dan panduan Rasul mereka yakni Al-Hadits sebagai sumber utama syariat Islam yang mana keduanya menggunakan bahasa Arab[2]. Oleh karena itu, bahasa Arab menjadi kunci bagi setiap pemeluk islam untuk dapat merepresentasikan ajaran agamanya secara tepat.

Sebagai salah satu negara dengan jumlah pemeluk islam paling banyak di dunia, Bahasa Arab mengalami cukup banyak lika-liku dalam perkembangannya di Indonesia. Bahasa arab pertama kali masuk ke Nusantara bersamaan

dengan kedatangan islam yaitu pada abad 13 M. Dibawa oleh para saudagar dari Timur Tengah yang berlabuh di pesisir Nusantara, mereka mulai memperkenalkan Bahasa Arab kepada masyarakat saat itu tidak hanya untuk tujuan perdagangan, tetapi juga untuk mendakwahkan Islam secara perlahan[3]. Dari waktu ke waktu, bahasa Arab mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang memeluk islam di Indonesia, maka wajar jika semakin banyak yang membutuhkan bahasa arab karena fungsinya yang makin meluas[4]. Pendidikan Bahasa Arab juga berkembang, dimulai dari sistem pengajaran tradisional di saung, langgar, atau masjid, yang kemudian bertransformasi menjadi sistem pendidikan madrasah yang dikelola oleh lembaga pendidikan Islam[5]. Pada awal abad ke-20, lembaga pendidikan Islam modern dengan metode pembelajaran langsung yang lebih sistematis mulai bermunculan, dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Ustadz Abdullah Ahmad yang mendirikan Madrasah Adabiyah pada tahun 1909 di Padang Panjang, Zaenuddin Labay El-Yunusi dan Rahman Labay El- Yunusiyah yang mendirikan Madrasah Diniyah Putra pada tahun 1915 dan Diniyah Putri pada tahun 1923, serta Ustadz Mahmud Yunus. Pengembangan lebih lanjut dilakukan oleh KH Imam Zarkasyi di Kulliyatul Mua’llimin Al- Islamiyyah Gontor Ponorogo[6].

Meskipun sudah eksis selama kurang lebih 8 abad di bumi Nusantara, Bahasa Arab masih belum begitu popular di kalangan masyarakat. Padahal jika dipikir, dengan jumlah muslim yang begitu besar, kepopuleran Bahasa Arab seharusnya tidak kalah dengan bahasa-bahasa asing yang lain seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, dan lain-lain[7]. Selain disepelekan bahkan oleh kalangan muslim sendiri. Bahasa Arab juga seringkali dianggap sebagai bahasa yang sulit untuk dipelajari dan dikuasai[8]. Dari sekian faktor yang mempengaruhi perkembangan Bahasa Arab di Indonesia, masalah yang paling krusial adalah rendahnya minat belajar Bahasa Arab dari masyarakat muslim Indonesia, baik dari golongan pelajar maupun masyarakat awam[9]. Rendahnya minat belajar Bahasa Arab tersebut dialami oleh sebagian besar lembaga pendidikan baik di Tingkat SD, SMP, maupun SMA[10]. Minat merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang didasari perasaan senang. Minat juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang terarah untuk memiliki, memperoleh, dan menghasilkan sesuatu[11]. Sedangkan minat dalam konteks belajar adalah sikap positif yang mendorong seseorang untuk mempelajari, mencoba, menguasai, dan mencari tahu terhadap sesuatu. Minat memiliki peran besar dalam proses belajar seseorang, karena tanpa adanya minat, dorongan untuk mempelajari sesuatu akan sangat minim sehingga tidak ada alasan khusus bagi seseorang untuk mempelajari dan menguasai hal tersebut[12]. Yang artinya, jika seorang individu memiliki minat yang tinggi dalam mempelajari sesuatu, dia akan berusaha lebih keras demi dapat menguasai atau memahami apa yang sedang dipelajarinya, dan sebaliknya jika minat belajar rendah, maka dia akan berusaha ala kadarnya atau bahkan enggan untuk berusaha menguasai atau memahami apa yang sedang ia pelajari[13]. Selain itu, setiap individu cenderung lebih mudah menerima dan mempelajari apa yang dirasa sesuai dengan minat dan bakat masing- masing[14]. Dalam konteks ini, pembelajar Bahasa Arab setidaknya akan lebih giat dalam usahanya mempelajari atau bahkan lebih mudah untuk menguasai Bahasa Arab jika dia memiliki minat yang tinggi dan keinginan yang kuat untuk

bisa menguasai apa yang sedang ia pelajari.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi minat belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu yang asalnya dari dalam diri (internal), dan yang asalnya dari luar (eksternal). Faktor internal dapat berupa niat dan keinginan untuk bisa, kesungguhan dan ketekunan, serta motivasi untuk mencapai sesuatu. Sedangkan faktor eksternal bisa datang dari keluarga yang selalu mendukung dan mengarahkan, guru yang menyenangkan dan menarik ketika menjelaskan materi, fasilitas sekolah yang mendukung, teman sepergaulan, serta media pembelajaran yang menarik. Intinya bahwa faktor eksternal didominasi oleh lingkungan tempat seseorang belajar dan tumbuh[15]. Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki minat belajar yaitu, perasaan senang ketika belajar, aktif terlibat dalam proses belajar, ketertarikan untuk memperoleh lebih banyak ilmu, perhatian penuh ketika proses belajar berlangsung[16].

Bahasa Arab merupakan pelajaran yang seringkali dianggap sulit oleh berbagai kalangan pelajar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya inovasi pembelajaran yang disesuaikan dengan konten pelajaran. Masih banyak kita jumpai pembelajaran Bahasa Arab yag mengandalkan metode menghafal dan ceramah sehingga mengurangi keterlibatan pelajar dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan pelajar menjadi bosan dan tidak tertarik dengan Bahasa Arab[17]. Maka tidak heran jika pelajaran Bahasa Arab kurang diminati oleh sebagian besar kalangan pelajar di Indonesia karena stigma yang menyebar di kalangan pelajar adalah Bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit dan membosankan[18].

Kondisi serupa juga dialami oleh lembaga yang menjadi lokasi penelitian kali ini, yaitu SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Menurut keterangan ustadzah Hidayat sebagai salah satu pengajar Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA), selama beberapa tahun ini minat belajar Bahasa Arab siswa mengalami stagnansi dimana keaktifan siswa dalam pembelajaran terasa sangat kurang. Selama pembelajaran Bahasa Arab mereka sering tidak fokus dan terlihat kebosanan, bahkan nilai Bahasa Arab yang rendah bukan menjadi masalah bagi mereka. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pihak sekolah karena SD Muhammadiyah 6 Surabaya atau biasa dikenal sebagai SD Musix merupakan sekolah yang memiliki tagline Qur’anic and International Insight”, artinya bahwa sekolah berusaha mencetak generasi yang cinta dengan Al-Qur’an namun juga berwawasan global. Wawasan global yang

dimaksudkan ialah, sekolah berupaya untuk membekali lulusannya dengan setidaknya dua Bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Upaya awal yang dilakukan adalah dengan dibukanya kelas internasional yang menggunakan kurikulum Cambridge. Namun upaya tersebut belum mengakomodir cita-cita sekolah secara keseluruhan, maka SDMusix mengambil langkah dengan melakukan kerja sama dengan Ummi Foundation sejak tahun 2022.

Ummi foundation merupakan lembaga yang aktif di bidang pengembangan pembelajaran Al-Qur’an inovatif dan menyenangkan yang terus berkembang hingga saat ini. Salah satu alasan SDMusix memilih bermitra dengan Ummi Foundation adalah karena ada sebuah program yang dirasa dapat mengakomodir tujuan dan cita-cita sekolah. Program tersebut adalah turjuman Al-Qur’an. Pada tahun 2015, Ummi Foundation memperkenalkan sebuah program lanjutan dari pembelajaran tartil yaitu turjuman Al-Qur’an yang disusun oleh Ahmad Mirzaq,Lc.,M.Pd.I. dan M. Nidauddin,Lc.,M.Th.I. dengan maksud agar Bahasa Al-Qur’an yaitu Bahasa Arab semakin dikenal oleh masyarakat luas[19].

Turjuman Al-Qur’an diajarkan dengan pendekatan yang mudah dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran yang dipilih lebih mengedepankan keaktifan siswa agar mereka tidak cepat bosan. Pembelajaran juga dilengkapi dengan gerakan yang dinamakan sistem bahasa isyarat (SIBI) untuk mempermudah siswa dalam menghafal dan mengingat materi dan mufrodat yang mereka pelajari. Gerakan SIBI juga digunakan agar siswa merasa tertarik karena pembelajaran yang tidak monoton[20]. Dengan pendekatan yang menyenangkan melalui gerakan SIBI, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif khususnya terhadap perkembangan minat belajar bahasa Arab siswa SDMusix. Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri atau tanda adanya minat belajar bahasa Arab pada siswa program turjuman Al-Qur’an. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apa penyebab munculnya minat belajar Bahasa Arab siswa SDMusix yang telah mengikuti program pembelajaran turjuman Al- Qur’an serta bagaimana cara siswa mengungkapkan minat belajar Bahasa Arab tersebut.

Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap minat belajar Bahasa Arab siswa, tentu diperlukan penelitian yang menjadi acuan untuk penelitian ini, yaitu artikel ilmiah berjudul “Menarik Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah: Pendekatan Inovatif dan Menyenangkan”yang terbit di Journal of Millenial Education pada tahun 2023[21]. Penelitian yang dilakukan oleh Parihin, Hani, dan Nurul menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi upaya dalam menarik minat belajar bahasa Arab di madrasah ibtidaiyah melalui penerapan pendekatan inovatif dan menyenangkan. Hasil penelitian yang didapatkan dari observasi, wawancara, serta studi dokumen menunjukkan bahwa pendekatan inovatif dan menyenangkan dalam pembelajaran bahasa Arab di madrasah ibtidaiyah dapat meningkatkan minat belajar siswa. Penggunaan teknologi modern, aplikasi interaktif, multimedia, permainan bahasa Arab, dan pendekatan kontekstualisasi menjadi faktor penting dalam menarik minat belajar.

Penelitian ini juga membahas mengenai pembelajaran turjuman Al-Qur’an, sehingga peneliti menemukan beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan, namun topik yang banyak diangkat adalah mengenai implementasinya serta pengaruhnya terhadap pemahaman Al-Qur’an siswa. Beberapa penelitian tersebut adalah skripsi yang ditulis oleh Izatul A’yun Syaibani pada tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Turjuman Al-Qur’an Metode Ummi Terhadap Kemampuan Siswa dalam Memahami Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ghilmani”[22], serta artikel ilmiah yang terbit pada Juli tahun 2022 di Jurnal Turats yang ditulis oleh Ramdan dan Tamara dengan judul “Implementasi Turjuman dalam Meningkatkan Pemahaman Al-Qur’an Siswa di SMPIT Darussalam”[23]. Dikarenakan banyaknya penelitian terdahulu dengan topik tersebut, peneliti ingin memperkaya khazanah mengenai program turjuman Al-Qur’an dengan artikel yang berjudul “Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Program Turjuman Al-Qur’an (Studi Kasus di SD Muhammadiyah 6 Surabaya)”.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu sebuah metode yang bersumber dari filsafat postpositivisme dan digunakan untuk meneliti objek yang bersifat natural[24]. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian dengan tujuan untuk mengungkap suatu kasus tertentu yang terjadi di sebuah lingkup kecil secara detail dan menyeluruh[25]. Artinya peneliti berupaya untuk mengupas tuntas serta menganalisis minat belajar Bahasa Arab siswa program turjuman Al-Qur’an di SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Subjek penelitian yang dipilih merupakan pihak- pihak yang terlibat langsung dalam pembelajaran Bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif dan wawancara. Observasi partisipatif adalah observasi dimana peneliti terlibat dalam kasus yang sedang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri adanya minat belajar bahasa Arab pada siswa program turjuman Al-Qur’an Sedangkan wawancara dilakukan dengan bentuk kelompok yang berisi para siswa program turjuman Al-Qur’an dengan pertanyaan semi terstruktur dimana pertanyaan yang diajukan sudah disiapkan namun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Wawancara juga dilakukan kepada guru Bahasa Arab dan guru turjuman Al-Qur’an untuk memperkuat pernyataan yang sudah disampaikan oleh

siswa. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa penyebab munculnya minat belajar bahasa Arab pada siswa program turjuman Al-Qur’an serta bagaimana cara siswa dalam mengungkapkan minat tersebut.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman. Langkah pertama yang dilakukan setelah data terkumpul melalui observasi dan wawancara adalah dilakukan penyajian data (display data), selanjutnya data akan direduksi dan hanya mengambil keterangan-keterangan yang berkaitan dengan topik penelitian, dan yang terakhir adalah penarikan konklusi dari data penelitian yang telah terkumpul sehingga menjadi sebuah temuan penelitian[26].

Hasil dan Pembahasan

A. Ciri-ciri Minat Belajar Bahasa Arab pada Siswa

Minat belajar yang ada pada siswa dapat diketahui dengan melihat apakah ada ciri-ciri yang tampak pada perilakunya ketika belajar. Slameto menyebutkan bahwa ada lima ciri-ciri yang menandakan adanya minat belajar pada seseorang[27]. Berikut merupakan ciri-ciri minat belajar bahasa Arab yang ada pada siswa program turjuman Al-Qur’an, berdasarkan hasil wawancara dan observasi ketika pembelajaran Bahasa Arab dan turjuman Al-Qur’an:

1. Adanya perhatian ketika pembelajaran bahasa Arab berlangsung. Ciri ini peneliti dapati ketika pembelajaran bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an berlangsung. Siswa program turjuman Al-Qur’an memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan penjelasan materi dengan seksama selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an. Hal ini juga diperkuat oleh keterangan dari guru bahasa Arab SDMusix yaitu ustadzah Mutmainnatul “Selama pembelajaran bahasa Arab berlangsung, kami benar-benar merasakan perhatian yang lebih dari siswa program turjuman Al-Qur’an dibandingkan dengan siswa lain. Siswa program turjuman selalu memperhatikan penjelasan guru bahasa Arab ketika siswa lain lebih memilih untuk mengobrol.” Ketika seseorang merasa tertarik terhadap sesuatu, ia secara sadar akan memiliki kecenderungan untuk memperhatikan dan menekuni minatnya tersebut secara kontinu[28].

2. Mengingat materi yang telah dipelajari dengan baik[29]. Materi dalam pelajaran bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an, seringkali menuntut siswa untuk menghafal dan mengingat sekaligus memahami[30]. Peneliti mendapati bahwa siswa program turjuman Al-Qur’an lebih cepat dan mudah dalam menghafalkan materi yang berupa mufrodat, percakapan bahasa Arab, maupun materi terjemah pada pembelajaran turjuman Al-Qur’an. Ustadzah Mutmainnatul juga menyebutkan bahwa sebagian besar siswa program turjuman Al- Qur’an mampu menghafal dan mengingat mufrodat dan materi hiwar dalam buku bahasa Arab dengan mudah. “Ketika para siswa saya minta untuk menghafal mufrodat ataupun hiwar, siswa program turjuman Al-Qur’an selalu menjadi yang pertama maju untuk menyetorkan ataupun tampil mempraktikkan hiwar.” Dari keterangan tersebut, jelas bahwa kemampuan siswa program turjuman Al-Qur’an dalam menghafal dan mengingat materi dengan mudah menunjukkan adanya minat dalam mempelajari bahasa Arab.

3. Adanya perasaan suka dan senang terhadap bahasa Arab. Minat selalu identik dengan perasaan senang. Seseorang akan dianggap berminat terhadap sesuatu jika ia menunjukkan perasaan senang ketika melakukan suatu aktivitas[31]. Dalam observasi yang dilakukan, peneliti mendapati bahwa siswa program turjuman Al- Qur’an selalu memperlihatkan gestur dan ekspresi senang ketika pembelajaran bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an berlangsung.

4. Adanya kepuasan ketika berhasil meraih hasil belajar bahasa Arab yang baik. Ketika siswa yang memiliki minat belajar Bahasa Arab mendapatkan hasil belajar yang baik, ia akan merasakan kepuasan karena usaha yang ia lakukan membuahkan hasil yang baik[32]. Selama observasi berlangsung, peneliti mendapati siswa program turjuman Al-Qur’an sering membandingkan hasil ujian bahasa Arab mereka dengan teman mereka dan merasa puas jika hasil mereka lebih baik. Namun sebaliknya, ketika hasil yang didapat tidak lebih baik dari milik teman mereka, maka ada raut kekecewaan yang nampak dari ekspresi mereka. Ini menjadi tanda bahwa ada minat untuk mempelajari bahasa Arab yang tampak dari perilaku mereka.

5. Adanya partisipasi aktif selama proses pembelajaran bahasa Arab. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran mengindikasikan adanya minat belajar yang tinggi[33]. Menurut keterangan ustadzah Mutmainnatul, siswa program turjuman Al-Qur’an seringkali menanyakan sesuatu yang belum mereka pahami dan sering pula mereka menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru selama pembelajaran bahasa Arab. “Siswa program turjuman Al-Qur’an selalu menjadi yang pertama dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan di kelas. Mereka juga aktif bertanya jika ada penjelasan saya yang tidak mereka mengerti sehingga suasana di kelas menjadi lebih hidup.”

B. Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Berdasarkan Sebab Kemunculannya

Bab ini menjabarkan petunjuk khusus penulisan naskah secara lengkap, meliputi bagian artikel, sistematika bab dan isinya. Penyebab munculnya minat belajar tidak selalu sama pada setiap orang. Para ahli membagi minat belajar menjadi tiga jika ditinjau dari sebab kemunculannya, yaitu volunteer interest, involunter interest, dan nonvolunter interest[34]. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa program turjuman untuk mengetahui sebab munculnya minat dari dalam diri mereka dan berikut merupakan hasil yang peneliti dapatkan:

1. Volunter interest merupakan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa adanya faktor eksternal yang berperan[35]. Minat tersebut biasanya muncul atas dasar rasa suka dari dalam diri seseorang. Dari sekian siswa program turjuman yang diwawancarai, hanya ada satu siswa yang bernama Ilham yang minat belajar Bahasa Arabnya muncul dari dalam dirinya sendiri bahkan sebelum ia mengikuti program turjuman Al-Qur’an. “Saya sudah menyukai Bahasa Arab sebelum mengikuti program turjuman Al-Qur’an. Saya menyukai Bahasa Arab karena dapat membantu saya ketika menghafalkan Al-Qur’an dan muroja’ah hafalan saya.” Walaupun Ilham memiliki motif atau alasan dalam menyukai Bahasa Arab, namun minat tersebut benar-benar berasal dari dalam dirinya sendiri tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Ini menunjukkan bahwa minat belajar Bahasa Arab bisa muncul dari perasaan suka atau motif lain dari dalam diri seseorang.

2. Involunter interest yaitu minat belajar yang tumbuh karena pengaruh dari guru. Minat belajar ini bisa tumbuh karena media pembelajaran unik yang digunakan guru, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru menarik bagi siswa, ataupun penjelasan dari guru yang mudah dipahami oleh siswa[36]. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka merasakan kondisi serupa dimana minat belajar Bahasa Arab mereka muncul karena suatu hal yang dilakukan oleh guru turjuman Al-Qur’an mereka, diantaranya adalah Gani dan Dafa. Keduanya merasakan hal yang sama yaitu tumbuh minat kepada Bahasa Arab setelah guru turjuman mereka menggunakan metode yang unik ketika mengajarkan materi, yaitu dengan gerakan SIBI. “Sebelum mengikuti turjuman Al-Qur’an ini kami sangat kesulitan untuk menghafalkan dan memahami kata ataupun kalimat berbahasa Arab sehingga kami merasa bosan setiap kali bersinggungan dengan Bahasa Arab. Namun semenjak mengikuti turjuman, kami diajarkan untuk menghafal dan mengingat makna dari kata ataupun kalimat berbahasa Arab dengan bantuan gerakan isyarat sehingga belajar Bahasa Arab menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Sejak itulah minat belajar Bahasa Arab kami mulai timbul.” Pernyataan yang disampaikan oleh siswa tersebut membuktikan jika metode yang digunakan oleh guru ketika mengajar memberikan dampak yang signifikan terhadap minat belajar siswa. Dengan metode yang unik seperti gerakan SIBI, siswa juga menjadi lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan[37].

3. Nonvolunter interest adalah minat belajar yang muncul setelah mendapatkan paksaan[38]. Paksaan yang dimaksud adalah peraturan-peraturan yang disepakati oleh kelas atau kelompok belajar untuk menciptakan kondisi yang ideal dalam sebuah pembelajaran. Jika siswa dalam kelas mengikuti aturan dan arahan tersebut, maka akan tercipta suatu keteraturan dalam kelas sehingga hasil belajar yang diinginkan akan terwujud. Hasil yang baik tentu akan menyebabkan minat belajar siswa menjadi meningkat. Kondisi ini juga dialami oleh beberapa siswa program turjuman Al-Qur’an, diantaranya adalah Raya dan Aqilah. “Pada awalnya, kami berdua mengikuti program turjuman ini karena keterpaksaan. Setelah menyelesaikan program tartil, kami diikutkan program lanjutannya yaitu turjuman Al-Qur’an. Sebelum itu kami tidak punya minat khusus terhadap Bahasa Arab, selain karena sulit dan membosankan, kami juga merasa kalau Bahasa Arab itu tidak terlalu penting. Di kelas turjuman, kami mengikuti aturan-aturan yang disepakati bersama oleh siswa maupun guru kami. Setiap hari kami diharuskan untuk setoran materi turjuman serta mufrodat, kami juga diminta untuk selalu menggunakan Bahasa Arab ketika bertanya maupun meminta izin. Karena keseharian kami yang terus berlangsung itu, kami menjadi terbiasa dan mulai menyukai Bahasa Arab.” Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa paksaan tidak selalu berdampak negatif, namun jika paksaan tersebut berupa aturan-aturan yang dibuat secara terukur dengan tujuan tertentu, ternyata dapat menciptakan sebuah kondisi yang ideal bagi proses pembelajaran. Dengan pembelajaran yang kondusif, tentu hasil belajar akan maksimal dan dapat membuat siswa semakin bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga minat belajar pada diri siswa bisa tumbuh.

C. Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Berdasarkan Sebab Kemunculannya

Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengungkapkan minatnya terhadap sesuatu. Begitu pula yang terjadi pada siswa program turjuman Al-Qur’an yang mengungkapkan minat belajar Bahasa Arab mereka dengan cara yang berbeda-beda. Para Ahli mengklasfikasikan minat belajar menjadi empat jika ditinjau dari aspek bagaimana minat belajar itu diungkapkan, yaitu expressed interest, manifest interest, tested interest, dan inventoried interest[39]. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti mengenai cara mengungkapkan minat belajar Bahasa Arab dari para siswa program turjuman Al-Qur’an:

1. Expressed Interest adalah minat yang diungkapkan hanya melalui pernyataan lisan atau verbal[40]. Hampir setiap siswa menyatakan minatnya secara verbal, namun dalam konteks kali ini adalah siswa hanya menyatakan secara gamblang bahwa ia menyukai Bahasa Arab namun tidak menunjukkan melalui aksi nyata. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa peserta program turjuman Al-Qur’an dan mendapati bahwa ada sebagian siswa yang hanya mengungkapkan minatnya terhadap Bahasa Arab secara verbal saja tanpa diikuti dengan aktivitas ataupun tindakan yang menunjukkan minatnya tersebut. Salah satunya adalah Dafa “Saya memang menyukai Bahasa Arab, tapi saya merasa bahwa dengan mengikuti pembelajaran turjuman dan Bahasa Arab di sekolah sudah cukup untuk menyalurkan minat saya.” Pada wawancara tersebut, Dafa mengungkapkan minatnya terhadap Bahasa Arab secara langsung, meskipun minatnya tersebut hanya sebatas ungkapan verbal tanpa adanya aktivitas atau tindakan yang menunjang minat tersebut.

2. Manifest Interset adalah minat yang diungkapkan melalui tindakan atau aktivitas tertentu berdasarkan inisiatif dari diri sendiri tanpa adanya paksaan. Artinya seseorang melakukan sebuah tindakan atau aktivitas yang menunjang minat yang dimilikinya secara sukarela[41]. Peneliti menjumpai beberapa siswa yang memiliki minat belajar Bahasa Arab dengan jenis ini setelah mengikuti program turjuman Al-Qur’an, diantaranya adalah dua orang siswa yang bernama Nadin dan Nada. Mereka mengatakan bahwa mereka sering berinisiatif untuk mengahafal mufrodat bersama bahkan sebelum mendapatkan perintah dari guru mereka. “Seringkali kami mengahafalkan mufrodat baru secara mandiri di rumah supaya ketika ada ujian tidak terlalu berat dan kami bisa mendapat nilai yang memuaskan..” Keterangan yang disampaikan oleh kedua siswa tersebut mennjukkan bahwa adanya minat belajar Bahasa Arab yang tampak dari inisiatif mereka untuk menghafalkan mufrodat baru. Adanya inisiatif dari siswa program turjuman Al-Qur’an untuk melakukan suatu tindakan yang menunjang minat belajar Bahasa Arab dirasakan langsung oleh ustadzah Mutmainnatul. Beliau menambahkan keterangan yang memperkuat pernyataan dari kedua siswa di atas “Siswa program turjuman Al-Qur’an selalu terlibat secara aktif selama pembelajaran Bahasa Arab berlangsung. Mereka seringkali mengajukan pertanyaan kepada saya mengenai materi yang belum mereka pahami, mereka juga selalu menjadi yang terdepan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya lemparkan selama pembelajaran berlangsung. Selain itu mereka juga berinisiatif untuk mengerjakan pengayaan materi yang ada di LKS tanpa diperintah. Dari situlah saya bisa menilai minat belajar Bahasa Arab mereka yang tinggi.” Pernyataan yang disampaikan oleh ustadzah Mutmainnatul telah memperkuat adanya minat belajar Bahasa Arab yang tinggi dari siswa program turjuman Al-Qur’an yang dimanifestasikan melalui tindakan atau aktivitas yang nyata.

3. Tested interest adalah minat yang diungkapkan melalui pengetahuan dan keterampilan. Dalam konteks minat belajar, tested interest juga dapat ditunjukkan melalui hasil belajar maupun prestasi. Peneliti mendapati ada beberapa siswa program turjumman Al-Qur’an yang memiliki jenis minat seperti ini, salah satunya adalah seorang siswa bernama Gani. Minatnya terhadap Bahasa Arab muncul setelah mengikuti program turjuman Al- Qur’an dan ia memilih untuk menyalurkan minatnya tersebut dengan mengikuti kompetisi Bahasa Arab. “Sebelum mengikuti turjuman Al-Qur’an, saya tidak terpikir untuk mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan Bahasa Arab. Ketika saya mulai mengikuti program turjuman Al-Qur’an, saya merasa program ini sangat membantu saya untuk mempelajari mufrodat serta mengenalkan saya soal tata Bahasa Arab meskipun hanya sedikit. Dari situlah saya mulai mencoba ikut dalam perlombaan Bahasa Arab karena saya merasa modal saya sudah cukup dan saya merasa tertantang. Saya juga ingin mengasah dan mengukur pemahaman saya mengenai Bahasa Arab dengan berpartisipasi dalam perlombaan. Dan alhamdulillah, hasilnya cukup memuaskan karena saya berhasil meraih juara beberapa kali.” Hasil belajar yang baik serta prestasi pada ajang perlombaan Bahasa Arab mencerminkan adanya minat belajar yang tinggi dari siswa program turjuman Al- Qur’an. Nurhayati menyebutkan bahwa prestasi dan hasil belajar Bahasa Arab yang baik menandakan adanya minat belajar Bahasa Arab yang tinggi pada siswa tersebut[42].

4. Inventoried interest merupakan minat yang diungkapkan secara verbal sekaligus tampak melalui tindakan atau aktivitas yang menunjang minat tersebut. Dalam kasus ini, peneliti mendapati bahwa beberapa siswa program turjuman Al-Qur’an yang menunjukkan perilaku seperti deskripsi tersebut, diantaranya adalah Raya dan Aqilah. Ketika diwawancarai, mereka mengatakan secara langsung bahwa mereka menyukai Bahasa Arab semenjak mengikuti turjuman Al-Qur’an. Keduanya juga menunjukkan minat mereka melalui pernyataan verbal serta turut aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Arab maupun turjuman Al-Qur’an. “Kami mulai menyukai Bahasa Arab semenjak ikut turjuman meskipun pada awalnya kami ikut karena terpaksa. Karena kami adalah teman sekelas, kami selalu berinisiatif untuk bersaing dalam mendapatkan nilai yang lebih baik serta menghafal turjuman dan mufrodat lebih cepat. Dengan persaingan itu, kami bisa menjaga semangat kami dan saling memotivasi jika salah satu dari kami mulai berkurang semangat belajarnya.” Kedua siswa di atas sesuai dengan yang disebutkan oleh Utami bahwa persaingan antar siswa mengindikasikan adanya minat belajar yang tinggi[43]. Utami juga menyebutkan bahwa dengan terjadinya persaingan, siswa dengan minat belajar yang rendah dapat ditingkatkan, sedangkan siswa dengan minat belajar tinggi juga dapat dipertahankan.

Simpulan

Studi kasus yang dilakukan oleh peneliti di SD Muhammadiyah 6 Surabaya terkait minat belajar Bahasa Arab siswa program turjuman Al-Qur’an telah menghasilkan beberapa temuan penelitian, yaitu 1) Terdapat lima ciri-ciri adanya minat belajar bahasa Arab pada siswa program turjuman Al-Qur’an, yaitu adanya perhatian ketika pembelajaran bahasa Arab berlangsung, mengingat materi yang telah dipelajari dengan baik, adanya perasaan suka dan senang terhadap bahasa Arab, adanya kepuasan ketika berhasil meraih hasil belajar bahasa Arab, adanya partisipasi aktif selama proses pembelajaran bahasa Arab. 2)Sebab kemunculan minat belajar Bahasa Arab siswa program turjuman Al-Qur’an bermacam-macam, sebagian berasal dari dalam dirinya sendiri (volunter interest), sebagian yang lain berasal dari metode gerakan isyarat yang digunakan guru turjuman ketika mengajar (involunter interest), sebagian yang lain berawal dari paksaan yang aturan-aturan yang dibuat oleh guru dan disepakati oleh anggota kelas dengan tujuan tertentu (nonvolunter interest). 3) Cara siswa program turjuman Al-Qur’an dalam mengungkapkan minat belajar Bahasa Arab juga berbeda-beda, sebagian siswa mengungkapkan secara verbal (expressed interest), ada yang mengungkapkan melalui tindakan atau aktivitas nyata (manifest interest), ada yang mengungkapkan minatnya melalui prestasi dan hasil belajar (tested interest), ada juga sebagian siswa yang mengungkapkan minatnya secara verbal sekaligus melalui tindakan nyata (inventoried interest).

Ucapan Terima Kasih

Syukur Alhamdulillah atas limpahan barokah, ridho, dan kasih sayang Allah peneliti banyak mendapatkan kemudahan dan kelancaran selama proses penelitian. Hormat dan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada seluruh civitas akademika di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, terlebih kepada dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan masukan dan saran selama proses penulisan. Tak lupa kami sampaikan rasa terima kasih dan hormat kepada seluruh jajaran guru, maupun tenaga pendidik di SD Muhammadiyah 6 Surabaya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memudahkan semua proses penelitian ini. Ucapan terima kasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua sebagai pendukung terbesar dalam hidup penulis, tak lupa juga kepada saudara-saudara penulis Salma, Reihan, Silmi, Salman, Salwa, Shofura, dan Sofyan yang selalu memberikan dukungan moral maupun material kepada penulis. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman yang selalu mendukung serta memberikan bantuan selama proses penulisan. Terkhusus kepada M. Oemardi yang selalu menemani penulis selama proses penelitian, kepada Andi teman seperjuangan penulis yang terus memberikan saran, kepada Daryl dan MJ teman bermain di saat suntuk, kepada Abdi yang sering penulis repotkan, kepada Amal yang tidak kalah sering penulis repotkan, tak lupa kepada bapak Ajid dan bapak Saiful yang telah membantu penulis ketika mendapatkan musibah. Maka izinkan penulis mengucapkan “Jazakumulluhu Khoiron Katsiron

References

[1] M. Munawir and N. F. Amin, “Implementasi Pembelajaran Tarjamah Melalui Whatsappgroup Bagi Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah Cambajawaya Gowa Sulawesi Selatan,” Al-Maraji’: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, vol. 5, no. 2, pp. 50–65, 2021, doi: 10.26618/almaraji.v5i2.6573.

[2] E. Y. Manurung and S. Nasution, “Penggunaan Kitab Al-Qira’atur Ar-Rasyidah dalam Melatih Kemampuan Penerjemahan Siswa Kelas XII Agama MAS Tafhizil Qur’an Islamic Center Medan,” Journal of Education Research, vol. 4, no. 3, pp. 1212–1221, 2023, doi: 10.37985/jer.v4i3.377.

[3] N. L. Azizah, N. Naifah, B. I. Afrianingsih, M. Hamidah, and M. A. A. Ramadlan, “Development of Arabic Language Learning in Indonesia at 19th–21st Century,” Al-Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, vol. 16, no. 1, p. 219, 2024, doi: 10.24042/albayan.v16i1.22767.

[4] I. D. Haq and K. Hikmah, “Effectiveness of Ta’bir As-Shuwar Strategy in Increasing Maharah Kalam at MTs Darul Hikmah Tulungagung,” 2023.

[5] M. Ikhsani and C. Choiruddin, “Implementasi Metode Hypnoteaching pada Pembelajaran Tata Bahasa Arab,” Fonologi: Jurnal Ilmuwan Bahasa dan Sastra Inggris, vol. 1, no. 4, pp. 138–147, 2023, doi: 10.61132/fonologi.v1i4.172.

[6] S. Sauri, “Sejarah Perkembangan Bahasa Arab dan Lembaga Islam di Indonesia,” Insancita: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, vol. 5, no. 1, pp. 73–88, 2020.

[7] S. Nur and S. Norkhafifah, “Transformasi Perkembangan Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan di Indonesia,” An-Nashr, vol. 2, no. 1, pp. 29–40, 2024.

[8] F. Afrita and Saproni, “Al-’Alaqotu Baynal Ihtimam Bita’allumil Luhotil ’Arobiyyati wa Nataiji Ta’allumiha ’Indat Talamidzi Fil Madrosatil Ibtidaiyyati Pekanbaru,” El-Thumuhat, vol. 4, no. 2, pp. 44–53, 2023, doi: 10.25299/elthumuhat.2021.vol4(2).11102.

[9] A. J. Abdilah and M. Z. A. Farisi, “Systematic Literature Review: Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Sekolah,” Ukazh: Journal of Arabic Studies, vol. 4, no. 1, pp. 39–51, 2023, doi: 10.37274/ukazh.v4i1.744.

[10] M. A. Pandang, M. S. S. Saad, and T. I. Said, “Istirotijiyat Ta’allumil Lughotil ’Arobiyyati wa Atsaruha Fii Mustawal Ihtimami Bil Lughotil ’Arobiyyayi Lada Tholabati Kuliyatid Dirosatil Islamiyyati Bijami’atil Amir (Songkhla Nikreen) Syathru Fathoni Bidaulati Thailand,” 2019.

[11] B. Yeti, “Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat),” Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

[12] I. N. Fauzan and N. Anwar, “Implementation of the Singing Method Using Colored Balls as a Tool to Increase Interest in Learning Arabic Class IV Students at SD Muhammadiyah 11 Randegan Sidoarjo,” 2023.

[13] M. Safii and Parhan, “Hubungan Sistem Pembelajaran Daring dengan Minat Belajar Bahasa Arab Siswa,” vol. 2, no. 1, pp. 1–15, 2023.

[14] Asriani and M. Abrar, “Pengaruh Metode Diskusi Qiro’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab terhadap Minat Belajar Siswa,” Al-Mubin, vol. 3, no. 1, 2020, doi: 10.51192/almubin.v3i1.70.

[15] T. Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa,” Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 2, no. 2, p. 103, 2018, doi: 10.32585/jkp.v2i2.113.

[16] M. A. Nugroho, T. Muhajang, and S. Budiana, “Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika,” JPPGuseda: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar, vol. 3, no. 1, pp. 42–46, 2020, doi: 10.33751/jppguseda.v3i1.2014.

[17] A. Z. Fuad, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia,” Edu-Kata, vol. 2, no. 1, pp. 11–20, 2015.

[18] R. H. Siregar and J. Nasution, “Addafi’ Fii Ta’allumil Lughotil ’Arobiyyah,” Thariqah Ilmiah: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan dan Bahasa Arab, vol. 8, no. 1, pp. 83–98, 2020, doi: 10.24952/thariqahilmiah.v8i1.2617.

[19] S. T. Rahmawati and Z. Lutfiah, “Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran Turjuman Al-Qur’an Jilid 1 dan 2,” An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 2, no. 4, pp. 122–130, 2024.

[20] F. Pasha, “Karakteristik Tafsir Buku Turjuman Al-Qur’an,” Jakarta, 2024.

[21] P. Parihin, H. N. Wijayanti, and N. Hidayah, “Menarik Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah: Pendekatan Inovatif dan Menyenangkan,” Journal of Millenial Education, vol. 2, no. 2, pp. 177–186, 2023.

[22] I. A. Syaibani, “Pengaruh Pembelajaran Turjuman Al-Qur’an Metode Ummi terhadap Kemampuan Siswa dalam Memahami Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ghilmani,” Surabaya, 2020.

[23] R. Tamara and I. Irham, “Implementasi Turjuman dalam Meningkatkan Pemahaman Al-Qur’an Siswa di SMP IT Daarussalam,” Turats, vol. 15, no. 1, pp. 23–35, 2022, doi: 10.33558/turats.v15i1.4537.

[24] Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2020.

[25] F. I. Darmawan and P. Febriyana, “Strategi Marketing Mix Band Underground di Kota Mojokerto (Studi Kasus pada Band Rulls dan The Sun Goes Down),” UMSIDA Preprint Service, pp. 1–13, 2023.

[26] A. Langga, B. Prasetya, and I. Rindaningsih, “Model Kepemimpinan Transformasional dalam Meningkatkan Kinerja Guru: Studi Fenomenologi di SD Antawirya Islamic Javanese School, Sidoarjo, Jawa Timur,” 2023.

[27] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

[28] H. Nurhayanti, H. Hendar, and S. Dewi, “Hubungan antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Kelas IV MI Hidayatul Muta’alimin Kota Bekasi,” Jurnal Tahsinia, vol. 1, no. 2, pp. 108–116, 2020, doi: 10.57171/jt.v1i2.170.

[29] S. Aniah, N. Darmayanti, and J. Arsyad, “Pengaruh Minat dan Gaya Belajar terhadap Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Siswa Program Tahfizh,” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 4, no. 3, pp. 634–644, 2023, doi: 10.31538/munaddhomah.v4i3.465.

[30] F. J. Arifin and K. Hikmah, “Analisis Penggunaan Aplikasi Rosetta Stone dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Mahasiswi Asrama Rumah Binaan Indonesia Malang,” 2023.

[31] Y. Suharyat, “Hubungan antara Sikap, Minat dan Perilaku Manusia,” Jurnal Region, vol. 1, no. 3, pp. 1–19, 2009.

[32] E. T. Wahyuningsih, A. Purwanto, and R. Medriati, “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Fisika melalui Model Project Based Learning di Kelas XI MIPA SMAN 6 Kota Bengkulu,” Jurnal Kumparan Fisika, vol. 4, no. 2, pp. 77–84, 2021, doi: 10.33369/jkf.4.2.77-84.

[33] M. Hamidatussya and N. Anwar, “The Influence of the Baamboozle Educational Game on the Interest in Learning Arabic of Muhammadiyah 1 Babat High School Students,” 2023.

[34] A. P. Rahayu, Suryatin, and I. Puspitasari, “Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 4 dengan Menggunakan Media Boneka Tangan,” Pacitan, 2014.

[35] M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Quraisy, 2007.

[36] Suwanto and C. Melati, “Pengaruh Kondisi Lingkungan Belajar dan Minat Belajar terhadap Motivasi Belajar PKN Siswa SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013,” 2014.

[37] A. Kurniawati, “Pengaruh Metode Total Physical Response terhadap Pemahaman Mufrodat pada Pelajaran Bahasa Arab Kelas V SD Qurrota A’yun Yogyakarta,” 2020.

[38] P. Yunisial, “Minat Siswi SLTP terhadap Permainan Sepak Bola Wanita di SSB Queen Kota Bandung,” Jurnal Penelitian Pendidikan, vol. 17, no. 1, 2017, doi: 10.17509/jpp.v17i1.6638.

[39] A. R. Aswan, “Mengidentifikasi Minat Belajar Bahasa Arab pada Siswa,” Tarbiyah Islamiyah, vol. 10, no. 2, pp. 81–88, 2023, doi: 10.37567/ti.v10i2.1723.

[40] S. Sulistiyah, N. W. Keswara, N. Setiyani, and F. Rivaldi, “Hubungan Minat Belajar dan Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswa Semester II Prodi Keperawatan Poltekkes RS Dr. Soepraoen Malang,” Malang, 2019.

[41] S. Besare, “Hubungan Minat dengan Aktivitas Belajar Siswa,” JINOTEP: Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, vol. 7, no. 1, pp. 18–25, 2020, doi: 10.17977/um031v7i12020p018.

[42] Nurhayati and J. S. Nasution, “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII SMPIT Fajar Ilahi Batam,” Jurnal As-Said, vol. 2, no. 1, pp. 100–115, 2022.

[43] D. Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament terhadap Minat Belajar Geografi Siswa SMA,” Swarnabhumi: Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi, vol. 3, no. 2, p. 81, 2018, doi: 10.31851/swarnabhumi.v3i2.2597.

Published

2025-09-25

Issue

Section

Islamic Education

Categories