School Leadership Roles in Developing Islamic Teachers’ Pedagogical Competence
Peran Kepemimpinan Sekolah dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogis Guru Islam
DOI:
https://doi.org/10.21070/ijis.v13i1.1808Keywords:
School Principal, Pedagogical Competence, Islamic Education, Teacher Development, LeadershipAbstract
Background: School leadership plays a crucial role in shaping teachers’ pedagogical quality, especially in Islamic education settings. Specific Background: In Indonesia, many Islamic Education teachers still struggle to meet pedagogical standards due to limited guidance and motivation from school leaders. Gap: Few studies have explored how principals in public schools support the development of Islamic Education teachers’ competencies through practical leadership strategies. Aims: This study aims to describe the principal’s role in improving pedagogical competence and identify challenges faced in the process. Results: The findings reveal that the principal acts effectively as a leader, facilitator, motivator, and resource manager, although challenges arise from limited resources and lengthy administrative processes. Novelty: The study provides a contextual insight into Islamic school leadership practices at the junior high level. Implications: The results emphasize the need for continuous leadership training and professional support systems to strengthen Islamic Education quality.
Highlights:
• School leadership enhances Islamic teachers’ pedagogical competence
• Professional development requires strong administrative support
• Collaboration and communication are key in teacher capacity building
Keywords: School Principal, Pedagogical Competence, Islamic Education, Teacher Development, Leadership
Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk generasi yang kompeten dan berkarakter. Guru, sebagai ujung tombak dalam sistem pendidikan, memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pembelajaran yang bermutu kepada siswa. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pendagogik guru menjadi suatu aspek krusial yang perlu diperhatikan secara serius. Prioritas pertama seorang pendidik harus memperbaiki pengaturan ruang kelas demi kepentingan siswa dan pendidik. Tugas kepala sekolah adalah menjaga ketertiban sekolah agar siswa dan guru dapat belajar dan berkembang, serta memberikan bimbingan kepada guru agar lebih siap membantu siswanya. Keberhasilan dalam pendidikan dapat dicapai apabila kepala sekolah memandang sekolah sebagai suatu sistem yang kompleks. Menurut penelitian kepala sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab mengatur suasana dan arah sekolah secara keseluruhan. Berdasarkan observasi, kemampuan kepala sekolah dalam memimpin seluruh guru dalam organisasi akan terhambat karena kurangnya rasa kuat dan disiplin. Hal ini mengakibatkan guru dan siswa tidak efektif dalam memfasilitasi pembelajaran[1].
Kepala sekolah harus fokus pada mutu, memiliki visi dan tujuan yang jelas serta menerapkan strategi komprehensif dalam mengolah pendidikan. Istilah “manajemen mutu terpadu” mengacu pada taktik ini. Dengan mengutamakan masukan dari peserta didik, orang tua, alumni, pendidik, pengambil kebijakan dan masyarakat umum, kami ingin terus meningkatkan standar kualitas layanan. Sebagai kepala sekolah, terkadang ia cenderung hanya menangani urusan administrasi, memeriksa kehadiran guru, atau menulis laporan pengawasan namun tidak menunjukkan posisinya sebagai pemimpin yang cakap[2].
Dapat disimpulkan bahwa bidang utama yang perlu dikembangkan adalah posisi kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengawasi operasional sekolah sehari-hari, termasuk pengawasan terhadap instruktur dan siswa, penerapan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa, dan pemeliharaan catatan akademik siswa dan instruktur. Penelitian ini difokuskan pada lingkungan pendidikan SMPN 4 Sidoarjo, dengan tujuan utama untuk memahami peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pendagogik guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolah tersebut. Melalui pendekatan formal dan informal, diharapkan dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mendukung atau menghambat upaya peningkatan keterampilan pendidikan agama Islam di SMPN 4 Sidoarjo. Motivasi penelitian ini muncul dari keinginan untuk 1) menggambarkan kemampuan pendidik di SMPN 4 Sidoarjo, 2) menjelaskan peran kepala sekolah di SMPN 4 Sidoarjo, dan 3) mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dalam upaya kepala sekolah mengembangkan keterampilan pendidik lebih lanjut di SMPN 4 Sidoarjo.
Dengan memahami secara mendalam dinamika ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan agama Islam di SMPN 4 Sidoarjo dan dapat menjadi inspirasi bagi upaya serupa di sekolah-sekolah lainnya. Penelitian ini menggunakan SMPN 4 Sidoarjo sebagai lokasinya. Melihat kenyataan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Guru.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi subjektif untuk menjelajahi secara mendalam peran kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan pendidik di SMPN 4 Sidoarjo. Subjek penelitian melibatkan kepala sekolah dan pendidik di sekolah tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, pertama, dengan melakukan observasi terhadap interaksi dan dinamika di lingkungan sekolah. Kedua, wawancara mendalam dilakukan dengan kepala sekolah untuk memahami perspektif dan pendekatan mereka dalam mengelola pengembangan keterampilan pendidik. Ketiga, wawancara juga dilakukan dengan pendidik untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang pengalaman mereka dalam mengikuti program pengembangan keterampilan yang ada. Selain itu, dokumentasi dari laporan dan program pelatihan yang telah diimplementasikan juga dianalisis untuk memperoleh pemahaman kontekstual. Analisis data dilakukan dengan pendekatan induktif, memungkinkan penemuan pola-pola dan tema-tema kunci yang muncul dari data tersebut. Keseluruhan, metode penelitian ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang peran kepala sekolah serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan keterampilan pendidik di SMPN 4 Sidoarjo[3].
Hasil dan Pembahasan
A. Peran Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah dalam konteks peningkatan kompetensi pendagogik guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Berikut adalah beberapa peran kunci yang diemban oleh kepala sekolah:
1. Pemimpin Pendidikan
Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin dalam konteks pendidikan, memberikan arah dan visi yang jelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam. Mereka merancang kebijakan sekolah yang mendukung peningkatan kompetensi pendagogik guru PAI.
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam di SMPN 4 Sidoarjo. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memberikan arah dan visi yang jelas untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Hal ini dimulai dengan merumuskan visi dan misi pendidikan sekolah sebagai panduan utama dalam mencapai kualitas pembelajaran yang optimal.Dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk merancang kebijakan sekolah yang mendukung peningkatan kompetensi pendagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Kebijakan ini mencakup pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran agama Islam di lingkungan sekolah.
Pembinaan dan pengembangan staf pengajar juga menjadi fokus peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Melalui penyelenggaraan program pengembangan profesional, kepala sekolah memberikan dukungan aktif kepada staf pengajar, memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas.Selain itu, kepala sekolah perlu terus-menerus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pendidikan di sekolah. Ini melibatkan penilaian terhadap metode pembelajaran, pencapaian siswa, dan efektivitas kebijakan pendidikan yang telah diterapkan, sehingga perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.Sebagai pemimpin pendidikan yang efektif, kepala sekolah juga berupaya untuk memberdayakan siswa. Hal ini dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, mendorong partisipasi aktif, dan membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. Keseluruhan, peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan menjadi kunci dalam memastikan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di SMPN 4 Sidoarjo[4].
2. Fasilitator Pengembangan Profesional
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyediakan dan memfasilitasi program pengembangan profesional bagi guru PAI. Hal ini melibatkan identifikasi kebutuhan pelatihan, menyusun program, dan memberikan dukungan untuk meningkatkan keterampilan pendidikan agama Islam.
Fasilitator Pengembangan Profesional adalah salah satu peran utama kepala sekolah dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah, terutama dalam konteks guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang spesifik untuk guru PAI, sehingga dapat memberikan dukungan yang tepat guna meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka. Proses identifikasi ini melibatkan evaluasi berkelanjutan terhadap performa guru PAI, memahami tren dan perkembangan dalam pendidikan agama Islam, serta menggali masukan langsung dari guru tersebut.Setelah kebutuhan pelatihan teridentifikasi, langkah selanjutnya bagi kepala sekolah adalah menyusun program pengembangan profesional yang relevan dan efektif. Ini mencakup perencanaan matang terkait materi pelatihan, metode pengajaran yang inovatif, serta strategi evaluasi untuk mengukur keberhasilan implementasi keterampilan yang diperoleh oleh guru PAI. Pengembangan program yang komprehensif ini memastikan bahwa setiap aspek dari keterampilan pendidikan agama Islam dapat ditingkatkan, mencakup metode pengajaran, pemahaman konsep agama Islam, dan keterampilan manajerial di kelas[5].
Selain menyusun program, kepala sekolah juga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan aktif kepada guru PAI selama proses pengembangan profesional. Ini melibatkan pemberian motivasi, umpan balik konstruktif, dan fasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk implementasi yang sukses. Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin yang mendukung dan mendorong pertumbuhan profesional guru PAI, menciptakan lingkungan yang memotivasi untuk terus belajar dan berkembang. Secara keseluruhan, sebagai Fasilitator Pengembangan Profesional, kepala sekolah memainkan peran sentral dalam memastikan bahwa guru PAI memiliki akses terhadap pelatihan yang berkualitas, serta dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam memberikan pendidikan agama Islam yang bermutu di SMPN 4 Sidoarjo[6].
3. Pemotivasi dan Penginspirasi
Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemotivasi dan penginspirasi bagi seluruh staf pengajar, termasuk guru PAI. Mereka memberikan dukungan moral, memberikan apresiasi, dan menciptakan lingkungan yang memotivasi guru untuk terus meningkatkan diri. Peran kepala sekolah sebagai pemotivasi dan penginspirasi memegang peranan kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi seluruh staf pengajar, termasuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam kapasitas ini, kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin yang tidak hanya menetapkan standar kinerja tinggi, tetapi juga membantu menggerakkan semangat dan motivasi tim pendidik di SMPN 4 Sidoarjo[7].
Pertama-tama, kepala sekolah berperan memberikan dukungan moral kepada seluruh staf pengajar, menciptakan atmosfer positif di sekolah. Dengan menyampaikan kata-kata semangat dan apresiasi secara rutin, mereka memotivasi guru untuk tetap fokus pada tujuan pendidikan dan melewati tantangan yang mungkin muncul dalam proses pengajaran.Dukungan moral ini juga melibatkan kehadiran kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan kelas, yang tidak hanya menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan tetapi juga memberikan inspirasi langsung kepada guru. Kepala sekolah yang aktif terlibat memberikan contoh dedikasi dan keterlibatan, menciptakan iklim kerja yang memotivasi guru PAI untuk memberikan yang terbaik[8].
Selanjutnya, kepala sekolah berperan sebagai pemberi apresiasi yang efektif. Mengakui dan memberikan penghargaan atas prestasi-prestasi baik, baik besar maupun kecil, merupakan strategi yang dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri guru PAI. Apresiasi ini mencakup pencapaian akademis, kontribusi dalam pengembangan program pembelajaran, atau keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kepala sekolah juga menciptakan lingkungan yang memotivasi guru untuk terus meningkatkan diri. Melalui penyediaan peluang pengembangan profesional dan program pelatihan yang relevan, kepala sekolah mendukung guru PAI untuk terus mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka. Inisiatif ini menciptakan atmosfer belajar yang positif di antara staf pengajar, mendorong semangat untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi.Secara keseluruhan, peran kepala sekolah sebagai pemotivasi dan penginspirasi bukan hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan profesional guru PAI. Dengan melibatkan, mengakui, dan mendukung staf pengajar, kepala sekolah menciptakan budaya kerja yang positif dan berorientasi pada pertumbuhan di SMPN 4 Sidoarjo.
4. Manajer Sumber Daya
Kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya sekolah, termasuk anggaran, fasilitas, dan personel. Mereka harus memastikan bahwa sumber daya yang ada dapat dioptimalkan untuk mendukung pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI.Peran kepala sekolah sebagai manajer sumber daya memegang peranan krusial dalam menjaga kelangsungan dan kemajuan sekolah. Pertama-tama, kepala sekolah berfungsi sebagai pengelola anggaran sekolah. Dalam peran ini, mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan sekolah dan alokasi anggaran yang optimal. Kepala sekolah perlu mengambil keputusan bijak dalam pengelolaan dana sekolah, memprioritaskan aspek-aspek yang mendukung pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI, seperti pelatihan, sumber belajar, dan teknologi pendidikan[9].
Selanjutnya, kepala sekolah berperan dalam mengelola fasilitas sekolah. Ini melibatkan pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas lainnya. Pemeliharaan yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, sementara optimalisasi pemanfaatan fasilitas dapat mendukung efisiensi dalam pelaksanaan program pengembangan kompetensi guru PAI.Kepala sekolah juga bertanggung jawab dalam mengelola personel sekolah. Ini termasuk perekrutan, penempatan, dan pengelolaan kinerja staf pengajar. Dengan mendeteksi kebutuhan dan potensi setiap guru, kepala sekolah dapat mengatur penugasan dan pengembangan yang sesuai untuk mendukung pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo.
Dalam konteks manajemen sumber daya, kepala sekolah harus memiliki kepekaan terhadap dinamika tim pengajar. Mereka perlu menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan mendukung kolaborasi di antara staf pengajar. Kepemimpinan yang efektif dapat membantu memotivasi guru PAI untuk berkontribusi secara positif terhadap tujuan pengembangan kompetensi.Manajemen konflik juga menjadi aspek penting dalam peran kepala sekolah sebagai manajer sumber daya. Dengan mengelola konflik secara efektif, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan produktif. Ini akan membantu guru PAI fokus pada pengembangan kompetensi mereka tanpa distraksi atau hambatan yang dapat menghambat kinerja mereka[10].
Selain itu, kepala sekolah berperan dalam menyusun kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya secara efisien. Kebijakan-kebijakan ini mencakup pedoman penggunaan anggaran, prosedur peminjaman fasilitas, dan regulasi terkait manajemen sumber daya manusia. Dengan adanya kebijakan yang jelas, kepala sekolah dapat memastikan bahwa sumber daya dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengembangan kompetensi guru PAI.Peran kepala sekolah sebagai manajer sumber daya juga melibatkan pengambilan keputusan strategis. Mereka perlu memiliki wawasan yang baik tentang perkembangan pendidikan, tren inovasi dalam metode pengajaran, dan kebutuhan pengembangan kompetensi guru PAI. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor ini, kepala sekolah dapat mengarahkan sumber daya sekolah menuju inisiatif-inisiatif yang memberikan dampak maksimal pada pengembangan kompetensi pendagogik.
Dalam konteks manajemen sumber daya, kepala sekolah juga berperan sebagai pemantau efektivitas kebijakan dan program-program yang telah diterapkan. Dengan melakukan evaluasi secara teratur, mereka dapat mengidentifikasi keberhasilan dan kendala yang mungkin timbul, serta membuat perubahan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan kompetensi guru PAI.Manajemen sumber daya juga melibatkan peran kepala sekolah dalam menciptakan kemitraan dengan pihak-pihak eksternal, seperti lembaga donor atau mitra industri. Kemitraan ini dapat membawa tambahan sumber daya yang mendukung pengembangan kompetensi guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo.
Terakhir, kepala sekolah sebagai manajer sumber daya memiliki tanggung jawab untuk melibatkan secara proaktif komunitas sekolah dalam pengelolaan sumber daya. Ini mencakup menggalang dukungan orangtua siswa, mendorong partisipasi masyarakat, dan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam mendukung program pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI.Dalam keseluruhan perannya sebagai manajer sumber daya, kepala sekolah memainkan peran yang krusial dalam menciptakan dan menjaga lingkungan yang mendukung pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo. Dengan memastikan optimalisasi sumber daya, kepala sekolah dapat membantu memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengembangan staf pengajar dengan efisien dan efektif.
5. Pemecah Masalah
Dalam menghadapi kendala atau hambatan dalam pengembangan keterampilan guru PAI, kepala sekolah berperan sebagai pemecah masalah. Mereka harus dapat mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul, baik yang bersifat internal maupun eksternal.Dalam mengemban peran sebagai pemecah masalah, kepala sekolah di SMPN 4 Sidoarjo memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi kendala atau hambatan yang mungkin muncul dalam upaya pengembangan keterampilan guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Identifikasi ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan guru PAI, baik secara individu maupun dalam lingkungan sekolah secara keseluruhan.Ketika menghadapi tantangan, kepala sekolah perlu memahami dengan jelas sumber-sumber masalah yang mungkin muncul di dalam sekolah. Hal ini dapat melibatkan analisis data hasil evaluasi kinerja guru, umpan balik dari staf pengajar, atau permasalahan yang diungkapkan oleh siswa. Dengan pemahaman yang komprehensif, kepala sekolah dapat merumuskan strategi pemecahan masalah yang lebih tepat.
Langkah berikutnya dalam peran pemecah masalah adalah merancang dan menerapkan solusi yang efektif. Ini melibatkan perumusan rencana tindakan yang dapat diimplementasikan secara sistematis untuk mengatasi kendala-kendala yang diidentifikasi. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah konkret dan tindakan yang dapat diukur untuk memastikan keberhasilan implementasi.Selain itu, kepala sekolah juga perlu berperan sebagai fasilitator dalam membimbing guru PAI untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Ini mencakup memberikan dukungan, memberikan saran, dan mengarahkan guru untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengatasi hambatan yang dihadapi. Kepala sekolah sebagai pemecah masalah juga dapat memfasilitasi diskusi atau pelatihan internal yang berfokus pada peningkatan keterampilan dalam menghadapi kendala tertentu[11].
Dalam peran pemecah masalah, kepala sekolah perlu bersikap proaktif dalam mencari solusi inovatif. Ini dapat melibatkan eksplorasi berbagai pendekatan baru dalam pengembangan keterampilan guru PAI, seperti penerapan teknologi pendidikan atau kolaborasi dengan pihak eksternal yang memiliki keahlian khusus. Kreativitas dan inovasi menjadi kunci dalam mengatasi kendala yang kompleks.Sebagai pemimpin yang efektif, kepala sekolah juga harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pemangku kepentingan. Dalam peran pemecah masalah, mereka perlu secara jelas mengkomunikasikan rencana tindakan dan solusi yang diusulkan kepada staf pengajar, siswa, dan pihak-pihak terkait lainnya. Komunikasi yang baik membantu mendapatkan dukungan dan partisipasi dalam mengatasi kendala.
Dalam mengimplementasikan solusi, kepala sekolah harus memonitor perkembangan dan mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil. Evaluasi terus-menerus membantu kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana solusi yang diimplementasikan dapat mengatasi kendala yang dihadapi dan apakah diperlukan penyesuaian atau perbaikan.Penting bagi kepala sekolah untuk memiliki sikap terbuka terhadap umpan balik dari staf pengajar dan siswa terkait dengan solusi yang diimplementasikan. Dengan mendengarkan dengan teliti, kepala sekolah dapat memahami apakah solusi yang diterapkan sudah sesuai atau perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan dinamika sekolah.
Selain itu, kepala sekolah perlu mengadvokasi untuk mendapatkan dukungan tambahan jika solusi yang diterapkan memerlukan sumber daya atau bantuan eksternal. Mengidentifikasi dan mengelola sumber daya tambahan dapat membantu memperkuat solusi yang diusulkan dan memastikan keberlanjutan upaya pengembangan keterampilan guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo.Dalam memecahkan masalah, kepala sekolah dapat menjadikan pengalaman ini sebagai peluang untuk pembelajaran organisasional. Dengan mencatat pembelajaran dari setiap kendala yang dihadapi, kepala sekolah dapat meningkatkan kapasitas sekolah dalam menghadapi tantangan serupa di masa depan dan terus memperbaiki proses pengembangan keterampilan guru PAI.
6. Komunikator Efektif
Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Hal ini termasuk berkomunikasi dengan guru PAI, staf, siswa, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa tujuan pengembangan kompetensi pendagogik tercapai. Kemampuan komunikasi yang efektif adalah salah satu aspek kunci dari peran kepala sekolah dalam pengembangan kompetensi pendagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 4 Sidoarjo. Pertama-tama, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk menyampaikan visi dan misi sekolah secara jelas kepada semua pihak terkait, termasuk guru PAI. Dengan komunikasi yang transparan, guru dapat memahami dengan baik arah dan tujuan pengembangan kompetensi yang ingin dicapai oleh sekolah[12].
Selanjutnya, kepala sekolah harus mampu mendengarkan dengan aktif terhadap berbagai masukan dan pendapat dari staf, termasuk guru PAI. Membangun saluran komunikasi dua arah yang efektif menciptakan lingkungan di mana ide-ide dan masukan dari staf dihargai dan diakui. Dengan begitu, kepala sekolah dapat memahami lebih baik kebutuhan dan harapan guru PAI terkait pengembangan kompetensi mereka.Kepala sekolah sebagai komunikator efektif juga perlu memastikan informasi yang disampaikan kepada siswa terkait program pengembangan kompetensi guru PAI dapat diartikulasikan dengan cara yang mudah dipahami. Komunikasi ini dapat melibatkan penyampaian informasi melalui rapat sekolah, papan pengumuman, atau bentuk komunikasi lain yang relevan agar siswa dapat merasa terlibat dan memahami pentingnya pengembangan kompetensi pendidikannya[13].
Komunikasi efektif tidak hanya terbatas pada lingkup internal sekolah, tetapi juga melibatkan berbagai pihak eksternal, seperti orangtua siswa, komite sekolah, atau mitra sekolah. Kepala sekolah perlu membangun hubungan komunikasi yang kuat dengan pihak-pihak ini untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dalam program pengembangan kompetensi guru PAI.Terakhir, kepala sekolah harus senantiasa memotivasi melalui komunikasi yang positif. Memberikan umpan balik yang konstruktif, memberikan penghargaan atas pencapaian, dan memberikan dukungan moral melalui komunikasi dapat membantu membangun semangat dan motivasi guru PAI dalam menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan dalam pengembangan kompetensi mereka.
Dengan memegang peran-peran ini secara efektif, kepala sekolah dapat menjadi katalisator untuk peningkatan kompetensi pendagogik guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo, memberikan kontribusi positif terhadap mutu pendidikan agama Islam di sekolah tersebut.
B. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pendagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 4 Sidoarjo dapat dianalisis melalui teori kompetensi pendidikan. Pertama-tama, teori ini menekankan bahwa kompetensi pendagogik mencakup pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Dalam konteks ini, kepala sekolah memiliki peran kunci dalam memfasilitasi pemahaman guru PAI terhadap metode-metode pengajaran yang efektif dan inovatif[14].
Kompetensi pendagogik dalam konteks kompetensi guru merujuk pada keterampilan dan pengetahuan guru dalam merancang, menyampaikan, dan mengevaluasi pembelajaran agar efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman terhadap teori pengajaran hingga keterampilan praktis dalam mengelola kelas dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dalam lima paragraf berikut, kita akan mengeksplorasi beberapa aspek kunci dari kompetensi pendagogik guru.kompetensi pendagogik, menyoroti bahwa guru yang kompeten secara pedagogis mampu merancang dan melaksanakan strategi pengajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini mencakup pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pembelajaran dan bagaimana merancang pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa.mengeksplorasi aspek komunikasi dalam kompetensi pendagogik. Guru yang kompeten secara pedagogis harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mendukung interaksi yang positif, dan menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas. Kemampuan komunikasi ini mencakup pula kemampuan mendengarkan aktif terhadap pertanyaan dan pemikiran siswa.
Peran penilaian dan evaluasi dalam kompetensi pendagogik. Guru yang kompeten harus memiliki keterampilan dalam merancang dan melaksanakan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur pencapaian siswa. Mereka juga mampu memberikan umpan balik konstruktif untuk membantu siswa memahami kemajuan mereka dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. keterlibatan dan partisipasi guru dalam pengembangan profesional. Kompetensi pendagogik terus berkembang, dan guru yang berkomitmen pada pengembangan diri dapat menghadiri pelatihan, seminar, atau mengikuti program pengembangan profesional lainnya. Dengan demikian, guru dapat mengadopsi praktik pengajaran terbaru dan meningkatkan kompetensi mereka secara berkelanjutan.
kompetensi pendagogik adalah landasan utama dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Guru yang memiliki kompetensi pendagogik yang baik mampu mengelola kelas dengan baik, berkomunikasi secara efektif, mengevaluasi dengan adil, dan terus meningkatkan keterampilan mereka melalui pengembangan profesional. Kompetensi ini menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung pencapaian maksimal siswa dalam pembelajaran mereka.
Teori kompetensi pendidikan juga menyoroti pentingnya pengembangan keterampilan interpersonal dan komunikasi. Kepala sekolah, sebagai pemimpin, dapat memberikan pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi guru PAI, memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan siswa, rekan kerja, dan orangtua dengan lebih efektif. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang aktif dan kolaboratif.
Selanjutnya, teori kompetensi pendidikan menggarisbawahi perlunya peningkatan kemampuan mengelola kelas dan memotivasi siswa. Kepala sekolah dapat membimbing guru PAI dalam mengembangkan strategi pengelolaan kelas yang efektif dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Pemahaman akan teori motivasi juga dapat digunakan untuk memberikan dukungan kepada guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan.[15]
Dalam kerangka teori kompetensi pendidikan, kepala sekolah berperan dalam membentuk kemampuan guru PAI untuk melakukan evaluasi dan penilaian pembelajaran. Mereka dapat memberikan pelatihan terkait penilaian formatif dan sumatif, membantu guru untuk mengembangkan alat evaluasi yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran PAI, sehingga dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa secara efektif. Teori kompetensi pendidikan juga menyoroti perlunya pengembangan profesional berkelanjutan. Kepala sekolah dapat merancang program pengembangan berbasis kebutuhan guru PAI, memastikan bahwa pelatihan dan kegiatan pengembangan yang diselenggarakan relevan dengan perkembangan kurikulum dan tuntutan pendidikan yang terkini.
Selain itu, teori kompetensi pendidikan menekankan pentingnya kepemimpinan distributif, di mana kepala sekolah dapat mendelegasikan tanggung jawab dan memberikan tanggung jawab kepada guru PAI yang berkompeten. Ini menciptakan budaya kerja yang kolaboratif dan memungkinkan peningkatan kompetensi pendagogik melalui pertukaran ide dan praktik terbaik di antara staf pengajar.Dalam teori kompetensi pendidikan, kepala sekolah juga diharapkan memiliki peran sebagai model pembelajaran. Dengan menunjukkan praktik pengajaran yang efektif, kepala sekolah dapat menginspirasi guru PAI untuk terus meningkatkan keterampilan mereka. Dengan menjadi teladan, kepala sekolah menciptakan budaya sekolah yang mendukung pengembangan profesional.
Selanjutnya, teori kompetensi pendidikan membahas pentingnya adopsi teknologi dalam pengajaran. Kepala sekolah dapat memfasilitasi pengenalan dan integrasi teknologi dalam pembelajaran PAI, memastikan bahwa guru PAI dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan memenuhi kebutuhan siswa yang semakin digital.Dalam kerangka teori kompetensi pendidikan, kepala sekolah juga memiliki peran sebagai pembina dan pengembang potensi. Mereka dapat mengidentifikasi dan mengembangkan kekuatan individu guru PAI, memungkinkan mereka untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pengembangan kompetensi pendagogik di SMPN 4 Sidoarjo.
Terakhir, teori kompetensi pendidikan mengingatkan tentang pentingnya refleksi diri dan pengembangan profesional mandiri. Kepala sekolah dapat merangsang praktik ini dengan memberikan dukungan dan sumber daya untuk guru PAI agar dapat secara teratur merefleksikan dan memperbarui pendekatan pengajaran mereka.
Dengan mempertimbangkan teori kompetensi pendidikan, peran kepala sekolah di SMPN 4 Sidoarjo dalam meningkatkan kompetensi pendidikan
Simpulan
Menggunakan hasil evaluasi ini untuk menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Peran ini mencakup pemahaman tentang berbagai metode evaluasi, kemampuan menganalisis data hasil evaluasi, dan kemampuan membuat perubahan dalam pendekatan pengajaran berdasarkan temuan evaluasi.
Peran kepemimpinan dalam kompetensi pendagogik. Kepala sekolah, sebagai pemimpin utama di lingkungan sekolah, harus memberikan arah dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi pendagogik guru. Mereka perlu memastikan bahwa ada kebijakan dan program pengembangan profesional yang mendukung guru dalam meningkatkan keterampilan mereka. Pemimpin yang efektif juga harus memotivasi dan menginspirasi staf pengajar, menciptakan budaya kerja yang positif, dan memberikan penghargaan atas pencapaian dalam pengembangan kompetensi pendagogik
Peran fasilitator dalam kompetensi pendagogik. Kepala sekolah sebagai fasilitator pengembangan profesional harus menyediakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan praktik terbaik di antara staf pengajar. Mereka perlu menciptakan peluang untuk kolaborasi dan pembelajaran bersama, memfasilitasi pelatihan, dan memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pendagogik guru. Fasilitator yang baik juga dapat mengidentifikasi kebutuhan individual guru dan menyusun program pengembangan yang sesuai.
Dengan memahami dan melibatkan peran-peran ini secara efektif, kepala sekolah dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan kompetensi pendagogik guru PAI di SMPN 4 Sidoarjo. Dalam konteks penelitian ini, fokus pada peran kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan kompetensi pendagogik guru PAI dapat memberikan kontribusi positif terhadap mutu pendidikan agama Islam di sekolah tersebut. Implementasi peran kepala sekolah sebagai pemimpin, fasilitator, pemotivasi, manajer sumber daya, pemecah masalah, dan komunikator efektif akan membentuk fondasi yang kokoh untuk pengembangan pendidikan di SMPN 4 Sidoarjo..
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang telah membantu saya Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik, dan terima kasih khususnya kepada fakultas agama islam yang telah memberikan saya kesempatan dan membimbing saya untuk dapat menyelesaikan dengan baik tugas akhir saya.
References
[1] M. Jannah and N. Mufidah, “Manajemen Rekrutmen dan Seleksi Guru Bahasa Arab di Pondok Tahfizh Putri Darul Mubarak Curup (DMC),” Manajemen Dewantara, vol. 7, no. 1, pp. 51–59, 2022, doi: 10.26460/md.v7i1.13742.
[2] R. Megasari, “Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan, vol. 2, pp. 636–648, 2014.
[3] Sugiyono, Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2019.
[4] D. Limbu, H. A. Manafe, and S. S. Niha, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan Sekolah dan Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening,” Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, vol. 4, no. 1, pp. 38–47, 2022.
[5] M. Mahfud, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri se-Kota Bima,” Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial, vol. 2, no. 1, pp. 1–17, 2020, doi: 10.38035/jmpis.v2i1.359.
[6] I. Fauji et al., “Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Total Quality Manajemen di SMP Islam Al I’Tishom Karawang,” Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, vol. 2, pp. 262–266, 2024.
[7] M. N. Huda and Priyanto, “Sikap dan Kepuasan Kerja dalam Dunia Pendidikan,” Ta’dibi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol. 11, no. 1, pp. 46–65, 2022, doi: 10.61088/tadibi.v11i1.445.
[8] G. Wijayanthi, G. Goca, and D. Dewi, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Guru pada SMK Negeri 1 Gianyar,” Jurnal MBE, vol. 9, no. 1, pp. 17–29, 2023, doi: 10.47329/jurnal_mbe.v9i1.1065.
[9] A. Z. Sarnoto, “Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Islam,” Madani Institute Journal of Politics, Law, Economics, Education and Social, vol. 6, no. 2, pp. 51–60, 2017, doi: 10.53976/jmi.v6i2.45.
[10] H. M. Duryat, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam di Institusi yang Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Alfabeta, 2021.
[11] D. S. Napitupulu, “Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam,” At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, vol. 11, no. 2, pp. 127–136, 2019.
[12] D. A. N. Arianto and I. Istikomah, “Pengaruh Kontribusi Pendidikan, Pelatihan, dan Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Guru,” Media Ekonomi dan Manajemen, vol. 33, no. 2, pp. 149–163, 2018, doi: 10.24856/mem.v33i2.650.
[13] L. Fahmawati, C. Cheerli, and I. Imarshan, “Fungsi Komunikasi Organisasi Internal selama Pandemi Covid-19: Studi Kasus di Organisasi Pendidikan,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan, vol. 5, no. 2, pp. 414–423, 2021, doi: 10.33487/edumaspul.v5i2.2119.
[14] W. Kohar, M. Aqil, and D. Folandra, “Kompetensi Penyuluh Agama di Kabupaten Solok Sumatera Barat,” Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 7, no. 2, p. 211, 2022, doi: 10.29240/jdk.v7i2.5773.
[15] L. Warianie, “Peranan Penting Guru, Orang Tua dan Siswa dalam Menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19,” Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, vol. 1, no. 1, pp. 16–29, 2020, doi: 10.37304/enggang.v1i1.2350.
Downloads
Published
Issue
Section
Categories
License
Copyright (c) 2025 Harum Puteri Rahmawati, Anita Puji Astutik

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.