Entrepreneurial Intention among Students of Islamic Junior High School

Niat Wirausaha di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Pertama Islam

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21070/ijis.v13i3.1783

Keywords:

Entrepreneurial Intention, Islamic Junior High School, Students, Psychology, Education

Abstract

General Background: Entrepreneurship is increasingly recognized as a crucial strategy to address unemployment and foster economic growth in developing countries, including Indonesia. Specific Background: Early cultivation of entrepreneurial intention among students is essential, particularly in Islamic educational settings where character and responsibility are emphasized. Knowledge Gap: However, there is limited empirical evidence describing the current level of entrepreneurial intention among Islamic junior high school students. Aim: This study aims to provide a descriptive overview of entrepreneurial intention in students of SMP Islam Sidoarjo. Results: Using a descriptive quantitative design with proportionate stratified random sampling (n = 148 of 243 students), data were collected through a validated Likert-scale instrument. Findings reveal that 69% of students demonstrated a moderate level of entrepreneurial intention, 13% were in the high category, and 18% in the low category, indicating a tendency among students to develop entrepreneurial awareness. Novelty: This study highlights the psychological dimensions of entrepreneurship within an Islamic school context, showing the readiness of students to embrace entrepreneurial values from an early age. Implications: The results suggest that educational programs integrating entrepreneurship in Islamic junior high schools can strengthen students’ future capacity to create opportunities and contribute to sustainable economic development.

Highlights:

  • Most students show moderate entrepreneurial intention (69%).

  • Study emphasizes psychological perspective in Islamic school context.

  • Findings support early entrepreneurship education for sustainability.

Keywords: Entrepreneurial Intention, Islamic Junior High School, Students, Psychology, Education

Pendahuluan

Kemiskinan dan pengangguran di suatu negara salah satu masalah besar yang dihadapi oleh negara-yang masuk kedalam kategori negara berkembang, salah satunya indonesia. Pengangguran dalam negeri bertambah diakibatkan melambatnya ekonomi pada suatu negara [1]. Berdasarkan hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, terdapat peningkatan jumlah pengangguran mencapai 26,3% di Indonesia [2]. Menjadikan suatu negara menjadi lebih baik salah satunya yakni mengatasi permasalahan pengangguran [3]. Sebagaian besar para tenaga ahli memiliki keinginan yang besar untuk masuk ke dalam dunia kerja yang jumlahnya tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ada. Mereka memiliki pandangan bahwa mendapatkan pekerjaan di sektor umum dan formal itu jauh lebih mudah dan sebagian besar orang tidak mau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri menjadikan semakin tingginya jumlah pengangguran di Indonesia [4]. Menjadi wirausaha juga dianggap sebagai pilihan karir yang kurang menguntungkan karena dihadapkan pada ketidak pastian setiap harinya [5]. Untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia, banyak para ahli meyakini dengan cara meningkatkan wirausahawan-wirausahawan muda [1]. Menciptakan para wirausahawan untuk bertanggung jawab atas terciptanya lapangan kerja tentu saja akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi negara ini serta mengurangi beban negara dan pengangguran [6].

Para wirausahawan yang memiliki semangat untuk berani mengambil risiko, kreativitas, keteladanan, tidak pernah menyerah dan memiliki keinginan untuk unggul [1] adalah modal yang sangat baik untuk ditanamkan sejak dini terutama kepada siswa. Banyak hal yang harus dirubah untuk bisa menanamkan karakter tersebut salah satunya yakni peran sistematis dari pemerintah, keluarga terutama dari individu tersebut [4]. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan mengenai kewirausahaan perlu dimasukkan ke dalam kurikulum formal untuk diberikan kepada peserta didik. Kemampuan untuk memulai kewirausahaan dapat ditingkatkan melalui media pendidikan dan dapat di mulai pada individu diusia anak- anak [4]. Intensi berwirausaha, sikap, pola pikir perilaku dapat ditumbuhkan melalui pendidikan kewirausahaan pada generasi muda [7][8].

Banyak perubahan di dunia pendidikan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas individu [9]. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan membuat program Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila atau disebut P5, menunjukan faktor pendukung pendidikan yang internal yang berkaitan dengan keyakinan, pandangan hidup dan jati diri bangsa indoneisa untuk mencapai cita-cita bangsa, serta faktor pendidikan eksternal dimana ini meliputi pandangan kehidupan dan kemauan bangsa indonesia di abab 21 yang sekarang sedang menghadapai bentuk revolusi industri dan teknologi 4.0 [10]. Karena itu, para pelajar di negara Indonesia diharapkan bisa berkontribusi untuk pembangunan bangsa secara global dan memiliki pandangan berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai aspek tantangan yang akan dihadapi.

Dalam kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila, para peserta didik diberi kesempatan untuk mengenal tema dan mempelajari hal-hal penting salah satunya yakni mengenai kewirausahaan agar peserta didik dapat menjawab isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat sesuai dengan tahapan belajarnya [10]. Peserta didik juga diharapkan mendapatkan inspirasi untuk bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya melalui kegiatan projek penguatan pelajar pancasila [10]. Terdapat 7 tema dalam aktivitas projek penguatan profil pelajar pancasila yang sesuai dengan kondisi generasi baru bangsa dan aktivitas yang disusun sesuai dengan lingkungan peserta didik dapat dipilih oleh satuan pendidikan untuk dikembangkan, salah satunya ialah kewirausahaan. Melalui kegiatan tersebut, budaya kewirausahaan serta kreativitas akan ditumbuhkembangkan pada peserta didik di lingkungan pendidikan. Peserta didik juga dididik untuk peka terhadap kebutuhan masyarakat, mampu membuka wawasan mengenai peluang masa depan, menjadi individu pemecah masalahyang kreativ terampil, dan juga siap untuk menjadi tenaga profesional yang penuh dengan integritas sehingga dapat mengatasi permasalahan setelah lulus dan terjun dalam dunia masyarakat [10][11]. Melalui pendidikan kewirausahaan terutama pada usia dini diharapkan mampu menumbuhkan intensi berwirausaha sehingga dapat mengubah pola pikir peserta didik untuk mau dan mampu mengenali dunia wirausaha [12][13].

Meningkatkan dan membangun jiwa wirausaha, mempersiapkan diri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang menunjang pada generasi muda khususnya pada usia dini diyakini dapat membantu individu untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang khususnya di negara Indonesia [14][15]. Salah satu faktor yang mempengaruhi individu untuk memiliki jiwa berwirausaha adalah sifat personal dan kemauan pribadi individu [16]. Intensi berwirausaha diyakini dapat membentuk perilaku seseorang untuk berwirausaha [4]. Individu dengan keinginan kuat untuk memulai aktivitas untuk berwirausaha biasanya memiliki jumlah persentase lebih tinggi untuk membuka usaha sendiri. Untuk memulai suatu bisnis, seseorang perlu memiliki niat untuk memulai suatu usaha. Jadi prediktor yang kuat untuk menentukan apakah seseorang memutuskan untuk berwirausaha ataukah tidak yakni seberapa tinggi intensi berwirausaha dalam dirinya [4]. Intensi berwirausaha juga dijadikan sebagai suatu pendekatan untuk mengetahui siapa saja yang akan menjadi wirausaha [17].

Intensi bewirausaha di definisikan sebagai niat atau keinginan seseorang untuk mengembangkan kemampuan dalam menciptakan peluang secara inovatif, memiliki kemampuan dalam mengambil resiko, serta kemampuan dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapi serta individu yang memiliki tekat yang bulat untuk menjadi wirausahawan [4][18]. Terdapat aspek-aspek dalam intensi berwirausaha seperti sikap ke arah perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku [4]. Semakin tinggi intensi berwirausaha pada peserta didik, maka semakin besar kecenderungannya untuk benar-benar melakukan kegiatan berwirausaha [19].

Peserta didik SMP Islam Sidoarjo telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan melalui kegiatan P5 dengan tema kewirausahaan. Kegiatan yang telah dilakukan pada tema tersebut antara lain pemberian materi secara tematik, bimbingan kewirausahaan secara kelompok dengan bantuan guru pembimbing, pengolahaan produk hingga penjualan produk.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada peserta didik SMP Islam Sidoarjo melalui kuesioner, menunjukkan hasil sebanyak 23% siswa ingin berwirausaha, siswa yang yakin dengan kemampuannya hanya sebesar 23% dan siswa yang tidak melakukan aktivitas untuk berwirausaha sebesar 54%. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas 7 dan 8 sebagai berikut:

“Saya pengen punya usaha, Pak. Tapi gajadi, kata Ibu saya enak jadi tentara. Soalnya bingung gimana caranya jadi pengusaha, Pak”

“Engga, saya mau kerja yang di kantor aja, Pak. Gajinya jelas. Klo jadi pengusaha gajnya ga tentu, Pak”

“Iya, Pak. Pengen jadi pengusaha. Tapi gajadi, Pak. Ga berani. Nanti klo rugi uangku habis”

Dari survey awal melalui penyebaran kuesioner, sebagian siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha, siswa yang memiliki keyakinan untuk berwirausaha juga cukup rendah. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki kemauan untuk berwirausaha dikarenakan tidak memiliki takut akan penghasilan yang tidak stabil, tidak berani menanggung resiko, tidak mengetahui bagaimana cara untuk memulai dan ketakutan untuk gagal. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian berjudul “Gambaran Intensi Berwirausaha Pada Peserta Didik SMP Islam Sidoarjo”. Berdasarkan pemaparan latar belakang yang sudah dijelaskan, rumusan masalah pada penelitian ini yakni bagaimana gambaran intensi berwirausaha pada peserta didik SMP Islam Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi berwirausaha pada peserta SMP Islam Sidoarjo.

Metode

Penelitian kali ini menggunakan tipe penelitian jenis kuantitatif deskriptif untuk memberikan gambaran secara faktual, akurat dan sistematis mengenai sifat dan fakta pada suatu populasi [20]. Populasi pada penelitian ini berjumlah 243 peserta didik SMP Islam Sidoarjo dan sampel yang diambil menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kesalahan sebesar 5% menghasilkan 148 peserta didik untuk dijadikan subjek penelitian. Teknik sampling didasarkan pada tersedianya mata pelajaran P5 pada jenjang kelas tersebut dan untuk menentukan berapa jumlah sampel pada setiap kelas digunakan proportionate statified random sampling [21].

No Kelas Jumlah siswa Sampel
1. Kelas 7 143 87
2. Kelas 8 100 61
Total 243 148
Table 1. Gambaran Intensi Berwirausaha Siswa SMP Islam Sidoarjo

Tenik pengumpulan data yang digunakan yakni skala intensi berwirausaha yang diadopsi dari skripsi Aisyah dengan menggunakan aspek-aspek intensi berwirausaha [22]. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pengaruh sikap ke arah perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku. Skala intensi berwirausaha terdapat 25 butir aitem meliputi 13 aitem favorable dan 12 aitem dengan nilai validitasnya didapatkan hasil pada 0,869 – 0,879 dan nilai reliabilitasnya didapatkan hasil sebesar 0,879. Pada penelitian ini data dianalisis secara kuantitatif deskriptif dengan menggunakan microsoft excel. Pada penelitian ini, skala Likert digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data skala intensi berwirausaha [21]. Terdapat beberapa pertanyaan dalam skala likert pada penelitian ini yang diberikan kepada subjek.

Ada 2 kategori aitem yakni unfavorable dan favorable dengan 4 pilihan jawaban antara lain sangat setuju dikatagorikan dengan tanda SS, setuju sebagai SS, tidak setuju ssebagai TS, dan sangat tidak setuju sebagai STS. Aitem Favorable sangat setuju bernilai poin 4, setuju bernilai poin 3. Tidak setuju bernilai poin 2, dan sangat tidak setuju bernilai poin 1. Untuk aitem Unfavorable, penilaian katagori sangat setuju bernilai poin 1, setuju bernilai poin 2, tidak setuju bernilai poin 3, dan sangat tidak setuju bernilai poin 4.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil penelitian

Figure 1. Gambaran Intensi Berwirausaha Siswa SMP Islam Sidoarjo

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran intensi berwirausaha pada peserta didik SMP Islam Sidoarjo yakni sebanyak 20 peserta didik termasuk kategori tinggi. Sedangkan sebanyak 102 peserta didik dengan kategori sedang. Dan 26 peserta didik termasuk kategori rendah.

Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 69 47%
Perempuan 79 53%
Total 148 100%
Table 2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Bedasarkan Tabel 1. Distribusi subjek pada penelitian berdasarkan jenis kelamin yakni laki-laki sejumlah 69 peserta didik dan perempuan berjumlah 79 peserta didik.

Kelas Jumlah Persentase
VII 87 59%
VIII 61 41%
Total 148 100%
Table 3. Distribusi Subjek Menurut Kelas

Bedasarkan Tabel 2. Distribusi sebjek pada penelitian menurut jenjang sekolah didapatkan hasil pada kelas VII sebanyak 87 peserta didik dan kelas VIII sebanyak 61 peserta didik.

Subjek Bedasarkan Jenis Kelamin Rata-Rata ∑ Rendah ∑ sedang ∑ Tinggi Total % Rendah % Sedang % Tinggi Total
Laki-Laki 71,57 12 48 9 69 17% 70% 13% 100%
Perempuan 70,49 14 53 12 79 18% 67% 15% 100%
Table 4. Perbandingan Intensi Berwirausaha Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 3. Perbandingan intensi berwirausaha pada berdasarkan jenis kelamin dari hasil Mean, didapatkan hasil nilai rata-rata laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 71.57 sedangkan nilai rata-rata peserta didik perempuan sebesar 70.49. Hal tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang spesifik. Artinya tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam hal intensi berwirausaha.

Kelas Rata-Rata ∑ Rendah ∑ Sedang ∑ Tinggi Total % Rendah % Sedang % Tinggi Total
VII 70.67 17 56 14 87 20% 64% 16% 100%
VIII 71.67 9 42 10 61 15% 68% 17% 100%
Table 5. Tingkatan Kategori Intensi Berwirausaha Berdasarkan Kelas

Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa tingkat intensi berwirausaha peserta didik SMP Islam Sidoarjo berdasarkan kelas didapatkan hasil bahwa kelas VII memiliki nilai rata-rata 70.67 dan kelas VIII memiliki nilai rata-rata 71.67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas VII dan kelas VIII dalam hal intensi berwirausaha.

Kelas Laki-Laki Perempuan
VII 71.10 70.70
VIII 73.36 70.77
Table 6. Intensi Berwirausaha Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5. merupakan gambaran tingkat intensi berwirausaha peserta didik SMP Islam Sidoarjoberdasarkan jenis kelamin pada setiap kelas. Didapatkan hasil pada kelas VII peserta didik perempuan mendapatan nilai perilaku prososial lebih rendah (70.70) dibanding peserta didik laki-laki (71.10). Dan pada kelas VIII, peserta didik laki-laki memiliki nilai perilaku lebih tinggi (73.36) dibandingkan dengan peserta didik perempuan (70.77).

No. Rata-rata Aspek Rata-rata Skor
Laki-laki Perempuan Kelas VII Kelas VIII
1. Aspek pengaruh sikap ke arah perilaku 24,66 24,65 24,64 24,67
2. Aspek norma subjektif 20,47 20,45 20,44 20,45
3. Aspek persepsi kontrol perilaku 25,89 25,89 25,88 25,90
Table 7. Tingkatan Kategori Intensi Berwirausaha Berdasarkan Aspek

Bedasarkan Tabel 6. Gambaran tingkatan katagori dalam intensi berwirausaha berdasarkan aspek menunjukan hasil aspek pengaruh sikap ke arah perilaku pada peserta didik kelas VII mendapatkan nilai 24,64 dan kelas VIII mendapatkan nilai 24,67. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 24,66 dan perempuan 24,65. Pada aspek norma subjektif, peserta didik kelas VII mendapatkan nilai rata-rata 20,44 dan kelas VIII mendapatkan nilai 20,45. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 20,47 dan perempuan 20,45. Pada aspek persepsi kontrol perilaku, peserta didik kelas VII mendapatkan nilai rata-rata 25,88 dan kelas VIII mendapatkan nilai 25,90. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 25,89 dan perempuan 25,89.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah subjek sebanyak 148 peserta didik SMP Islam Sidoarjo didapatkan 102 peserta didik (69%) termasuk kategori intensi berwirausaha sedang. Sedangkan 20 peserta didik (13%) masuk kategori tinggi dan sebanyak 26 peserta didik (28%) termasuk kategori rendah. Data ini menunjukkan bahawasanya peserta didik SMP Islam Sidoarjo memiliki intensi berwirausaha yang cukup baik. Hal ini sejalan dengan materi yang didapat peserta didik pada mata pelajaran P5 mengenai kewirausahaan. Dimana melalui kegiatan ini, intensi berwirausaha peserta dapat ditumbuh kembangkan. Pendidikan berwirausaha juga berpengaruh signifikan dan positif pada intensi berwirausaha. Materi wirausaha juga membentuk pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik untuk menjadi wirausaha.

Pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkatan dalam kategori intensi berwirausaha melalui aspek-aspek, aspek persepsi kontrol perilaku, peserta didik kelas VII mendapatkan nilai rata-rata 25,88 dan kelas VIII mendapatkan nilai 25,90. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 25,89 dan perempuan 25,89. Menurut Ajzen, aspek persepsi kontrol perilaku ini memiliki indikator mengenai persepsi tentang kemudahan untuk memulai usaha dan hal ini yang akan menjadi dasar bagi seseorang untuk berwirasuaha. Penelitian yang dilakukan Darmawan juga menunjukkan bahwa persepsi kontrol terhadap perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha.

Aspek pengaruh sikap ke arah perilaku pada peserta didik kelas VII mendapatkan nilai 24,64 dan kelas VIII mendapatkan nilai 24,67. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 24,66 dan perempuan 24,65. Aspek sikap ke arah perilaku merupakan gambaran positif seseorang terhadap wirausaha mengenai keyakinan dan pengetahuan individu terhadap wirausaha. Semakin positif keyakinan individu, maka semakin positif pula sikap individu terhadap suatu obyek sikap.

Pada aspek norma subjektif, peserta didik kelas VII mendapatkan nilai rata-rata 20,44 dan kelas VIII mendapatkan nilai 20,45. Sedangkan nilai rata-rata peserta didik laki-laki sebesar 20,47 dan perempuan 20,45. Norma subjektif merupakan keyakinan seseorang bahwa lingkungan sosial mendukungnya untuk berwirausaha, terdapat pandangan pihak lain yang dianggap penting oleh individu untuk memunculkan perilaku tersebut atau tidak. Dari hasil penelitian ini, aspek norma subjektif tidak terlalu mempengaruhi siswa untuk memiliki intensi berwirausaha. Namun menurut hasil penelitian Darmawan, peningkatan norma subjektif akan berdampak pada meningkatnya intensi berwirausaha pada individu.

Penelitian ini dapat menggambarkan intensi berwirausaha peserta didik SMP Islam Sidoarjo. Namun penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan seperti kurang seimbangnya jumlah subjek penelitian antara laki-laki dan perempuan dan tidak memperhatikan apakah peserta didik mendapatkan nilai yang baik atau tidak pada mata pelajaran P5 dengan tema kewirausahaan.

Ucapan Terimakasih

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Islam Sidoarjo memiliki intensi berwirausaha cenderung sedang. Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 102 siswa termasuk kategori sedang, 20 siswa termasuk kategori tinggi, dan 26 siswa termasuk kategori rendah. Berdasarkan perhitungan Mean juga didapatlan hasil bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi intensi berwirausaha pada diri peserta didik SMP Islam Sidoarjo. Dilihat dari aspek intensi berwirausaha yang diukur dalam penelitian ini, diketahui bahwa aspek persepsi kontrol perilaku dan aspek pengaruh sikap ke arah perilaku memiliki nilai yang tinggi dibanding aspek norma subjektif.

Saran praktis bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan aspek-aspek psikologi lainnya seperti self efficacy, need for achievement, budaya, dan latar belakang keluarga untuk mengukur dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha pada peserta didik jenjang SMP serta menggunakan metode penelitian yang berbeda agar penelitian ini bisa berkembang.

References

[1] A. M. Alhababy, “Intensi Berwirausaha di Kalangan Generasi Muda,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol. 14, no. 5, pp. 1–23, 2016.

[2] V. K. Wardani and J. Nugraha, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Siswa Jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran SMKN 1 Surabaya,” Edunusa Journal of Economic and Business Education, vol. 1, no. 2, pp. 68–80, 2021.

[3] J. Caron and J. R. Markusen, “No Title,” Working Paper, pp. 1–23, 2016.

[4] D. I. Antawati, “Peran Orangtua dalam Menumbuhkan Intensi Berwirausaha pada Anak,” Ekspektra: Jurnal Bisnis dan Manajemen, vol. 1, no. 1, pp. 46–54, 2017.

[5] N. Meinawati, “Pengaruh Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha melalui Efikasi Diri,” Indonesian Journal of Economic Education, vol. 1, no. 1, pp. 55–64, 2018.

[6] A. Blegur and S. E. Handoyo, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Locus of Control terhadap Intensi Berwirausaha,” Jurnal Manajerial dan Kewirausahaan, vol. 2, no. 1, pp. 51–60, 2020.

[7] L. Yohanna, S. Nurani, and P. Irfansyah, “Peranan Media Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Aplikasi Android terhadap Pembentukan Karakter Berwirausaha dan Intensi Berwirausaha,” Holistic Journal of Management Research, vol. 4, no. 2, 2019.

[8] H. Ariffin, S. E. Ginanjar, A. Fadjariaty, and H. A. R. Jauhari, “Menumbuhkan Minat Kewirausahaan pada Peserta Didik di SMP N 52 Kota Bandung,” Dst, vol. 3, no. 1, pp. 1–10, 2023.

[9] Y. A. Darmawan, “Peningkatan Minat Berwirausaha Siswa melalui Pembelajaran Team Game Tournament (TGT),” Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan Islam, vol. 8, no. 2, 2019.

[10] P. A. Rizky Satria, W. K. Sekar, and T. Y. Harjatanaya, “Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, p. 138, 2022.

[11] S. Wahyuni, D. M. Vernia, H. Hermanto, M. Mubasyira, and A. D. Pamungkas, “Pengenalan Kewirausahaan pada Siswa SMP,” Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2, no. 3, pp. 683–690, 2022.

[12] I. Syaifuddin and A. Kalim, “Model Pendidikan Kewirausahaan di SMP Alam Ar Ridho Kota Semarang Tahun 2016,” Quality: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 4, no. 2, pp. 331–350, 2016.

[13] S. R. Handayani and I. Shaferi, “Intensi Wirausaha,” Ekonomika dan Bisnis Indonesia, vol. 23, pp. 1–4, 2008.

[14] L. Sunarmintyastuti et al., “Penyuluhan Pembelajaran Kewirausahaan untuk Siswa SMP,” Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2, no. 3, pp. 858–864, 2021.

[15] E. Gunadhi, Berwirausaha, Jakarta: Erlangga, 2006.

[16] I. M. Y. Darmawan and I. G. K. Warmika, “Pengaruh Norma Subjektif, Personal Attitude, Perceived Behavior Control, dan Aspek Psikologis terhadap Minat Wirausaha (Entrepreneurial Intention),” E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, vol. 5, no. 7, pp. 4660–4689, 2016.

[17] I. Julita and S. Prabowo, “Intensi Berwirausaha Ditinjau dari Adversity Quotient pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Katolik Soegijapranata Semarang,” Psikodimensia, vol. 17, no. 1, pp. 85–95, 2018.

[18] Z. Puspitaningtyas, “Berwirausaha,” Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, vol. 7, no. 2, pp. 141–150, 2017.

[19] E. E. Pujiastuti, “Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan terhadap Intensi Berwirausaha pada Usia Dewasa Awal,” Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, vol. 2, no. 1, pp. 1–8, 2013.

[20] J. Oktaviasari and Widyastuti, “Gambaran Derajat Grit pada Siswa-Atlet di SMA Negeri Olahraga Jawa Timur,” International Journal of Orange Technology, vol. 3, no. 4, pp. 108–114, 2021.

[21] D. W. Hoffman, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pradina Pustaka, 2022.

[22] A. G. Damayanti, “Hubungan Intensi Berwirausaha dengan Need for Achievement,” Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2017.

Published

2025-07-01

Issue

Section

Islamic Psychology

Categories