Abstract
Islamic educational institutions face the challenge of integrating information technology into their programs to enhance their long-term sustainability and effectiveness. However, there is limited research on how tahfidzul Qur'an programs can incorporate technological advances for improved school development. This study addresses this gap by exploring the development of an information technology-based tahfidzul Qur'an school program at Al Azhar International Islamic Boarding School. Utilizing an exploratory descriptive qualitative method, the research gathers insights from the school's founder to identify key strategies. The results indicate that careful planning, monitoring, and evaluation are essential for achieving long-term educational goals. Human resource development, seen as a valuable institutional asset, must be prioritized through regular training. Additionally, optimizing information media is crucial to increase the institution's visibility and attract prospective students. The novelty of this study lies in its focus on integrating technology into religious education management. The implications suggest that effective use of technology in tahfidzul Qur'an school programs can align graduate outcomes with the institution's vision and mission, setting a model for similar educational programs seeking sustainable development.
Highlights:
- Strategic long-term planning is vital for program success.
- Human resource quality is crucial for institutional growth.
- Technology optimization attracts potential students and ensures program sustainability.
Keywords: School Development, Information Technology, Tahfidzul Qur'an, Educational Planning, Human Resource Training
Pendahuluan
Pendidikan menjadi suatu sistem dan prosedur untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun sumber daya manusia dalam setiap negara.[1] Sehingga negara bertanggung jawab atas terlaksananya proses pendidikan yang berjalan di setiap satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan mempunyai visi misi yang selaras dengan tujuan pendidikan sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di masing-masing satuan pendidikan.
Kehadiran Boarding School memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Seiring dengan pesatnya perkembangan modernitas, tidak hanya suami yang bekerja tetapi istri juga bekerja. Hal itu menjadi salah satu kendala orang tua tidak dapat mengkontrol anaknya. Sehingga Boarding School adalah tempat terbaik untuk mempercayakan anak-anaknya untuk mengatus segala sesuatu yang berkaitan dengan makanan, kesehatan, keselamatan, sosial, dan yang terpenting pendidikan yang sempurna.[2]
Boarding School merupakan sistem sekolah berasrama, dimana peserta didik, guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.[3] Sampai saat ini belum ada standar mutu sekolah berasrama dari pemerintah karena masing-masing sekolah memiliki kekhasan/ ciri tersendiri.[4]
Adapun kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara kurikulum nasional dengan kurikulum pesantren. Salah satu kurikulum pesantren yang diadopsi dalam Boarding School adalah Tahfidzul Qur’an. Tahfidzul Qur’an merupakan suatu proses memelihara dan menjaga kesucian dan kemurnian Al Qur’an untuk dihafalkan sebagai rahmat dan petunjuk umat manusia di muka bumi.[5]
Di masa sekarang ini banyak Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia yang menggalakan dan mengembangkan program tahfidz Al Qur’an. Hal ini menunjukan antusiasme masyarakat muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafalkan Al Qur’an dan menjadikan anak mereka sebagai penghafal Al Qur’an.[6]
Di sisi lain memasuki era revolusi industri 4.0 peran pendidikan akan semakin strategis dalam mempersiapkan SDM yang unggul. Sehingga guru dituntut untuk melakukan inovasi dan keterbaharuan dalam memudahkan proses pembelajaranan.[7] Daya inovasi dan kreasi dalam bidang pendidikan terutama dalam pengajaran terus mengalami perkembangan dan harus dibarengi dengan kemampuan pendidik untuk mengaplikasikan inovasi tersebut, salah satu model pembelajaran yang yang dapat digunakan pendidik untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan mengaplikasikan pembelajaran daring baik blended maupun Elearning.[8]
Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif. Peneliatian dilakukan pada Al Azhar Internasional Islamic Boarding School. Subjek penelitian terdiri dari yayasan, direktur dan kepala sekolah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumen rencana kerja jangka panjang. Data kualitatif terdiri dari program kerja sekolah dan key performance indicator.
Hasil dan Pembahasan
Citra buruk pesantren di masyarakat salah satunya adalah kondisi sarana prasarana yang kurang memadai. Bangunan tua, furniture sederhana, aroma kamar mandi yang kurang sedap menjadi indikator keberadaan pesantren disana. Sedangkan dari sisi santri, badan kurang terawat, pakaian sederhana, tidak jarang yang tanpa alas kaki dan sebagainya seolah-olah sudah melekat dalam diri seorang santri. Meskipun demikian banyak pesantren yang memiliki santri dalam jumlah ribuan dan selalu dipadati oleh peminat ketika pendaftaran santri baru. Hal ini menunjukan bahwa apa yang nampak oleh mata bukanlah segala-galanya. Namun kedalaman ilmu agama dan akhlakul karimah yang membuat indah ketika memandangnya.
Hanya saja kurikulum pesantren dengan seabrek kitab yang harus dipelajari menjadi sebuah keterbatasan tersendiri bagi sekolah yang menjalankan sistem boarding school. Sekolah tetap berjalan normal mengikuti kurikulum nasional. Sepulang sekolah kondisi peserta didik sudah tidak memungkinkan untuk menerima pelajaran diniah dengan ilmu dengan berbagai bervariasi menjadi pertimbangan tersendiri untuk tidak diberikan kepada peserta didik. Melainkan hanya sebagian saja dan bahkan cukup fokus di salah satu yaitu Tahfidzul Qur’an.
Di sisi lain sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi menjadi kebutuhan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi digital adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pendidikan sistem saat ini. Pada tahun 1980an, visualisasi berbasis teknologi digital mulai banyak digunakan sebagai alat yang lebih efektif, efisien, interaktif dan estetis[9].
Kemajuan teknologi bukanlah sebuah senjata tajam yang harus dijauhi oleh peserta didik. Teknologi dapat membantu santri untuk meraih kesuksesan dan membantu guru dalam melaksanakan pendidikan di pesantren[10]. Untuk menjawab itu maka sekolah tahfidz yang mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi sebuah alternatif dalam pengembangan sekolah.
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang paling terdampak dari adanya teknologi digital sehingga melahirkan sistem pendidikan yang berbasis teknologi digital[11]. Sebagai tambahan pesantren juga mempunyai peran sebagai jembatan dalam internalisasi dan menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat sehingga di era digital ini perlu dibangun literasi digital di lingkungan pesantren[12].
Di masa sekarang ini, banyak Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia yang menggalakan dan mengembangkan program tahfidz Al-Quran. Fenomena ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kehadiran seorang penghafal Al Qur’an. Tren ini juga menunjukan perkembangan pendidikan di Indonesia sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di masyarakat. Sehingga belakangan ini banyak bermunculan sekolah yang bertujuan untuk mencetak penghafal Al Qur’an. Berbagai macam cara dan strategi dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Eksistensi lembaga pesantren tahfidzul qur’an mempunyai arti penting serta peran strategis dalam menyiapkan generasi qur’ani. Terwujudnya generasi qur’ani akan sangat mendukung upaya pembangunan karakter bangsa serta pencapaian tujuan pendidikan nasional yang diamantakan dalam UU Sisdiknas. Oleh karena itu pesantren tahfidzul qur’an harus dikembangkan baik seacara kuantitas maupun kualitas [13].
Kehadiran seorang penghafal Al Qur’an menjadi lentera yang dinantikan oleh masyarakat. Tidak hanya untuk menjadi imam ketika sholat di masjid karena banyaknya hafalan yang dimiliki namun juga ketinggian adab dan budi pekerti yang menghiasi dimanapun kaki melangkah. Kedalaman ilmu agama dibidang nahwu, shorof, balaghoh, dan materi-materi yang lain tentu tidak banyak masyarakat yang mampu merasakannya. Namun dengan hafalan Al Qur’an dan adab yang dimiliki menjadi sesuatu yang berharga di tengah masyarakat.
Era digitalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan Islam. Kemajuan teknologi informasi secara tidak langsung menjadikan dehumanisasi dalam kehidupan bermasyarakat [14].
Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini dimana setiap anak SMP bahkan tidak jarang anak SD sudah memiliki HP. Kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan kesadaran yang tinggi akan penggunaannya, menjadi pisau bermata dua yang mampu merusak generasi muda yang akan datang.
Seorang santri yang pulang ketika liburan panjang membuat kekhawatiran tersendiri bagi orang tua maupun pengelola pesantren. Bagaimana tidak, kondisi lingkungan yang kurang kondusif menjadi ancaman tersendiri bagi putra putrinya dari pengaruh negatif teman-teman seusianya.
Di era digital pada masa yang akan datang, kemajuan teknologi mempunyai dua mata pisau yang masing-masing membawa pengaruh negatif maupun positif. Pembiasaan positif dalam pemanfaatan teknologi akan memberikan warna bagi mereka yang sudah dibekali ilmu dan adab dalam dunia digital. Untuk itu lembaga pendidikan Islam diharapkan sanggup membenahi diri sehingga tidak hanya mampu menjadi media transmisi budaya, transfer of knowlodge, dan skill melainkan juga mampu menumbuhkembangkan potensi anak yang diberikan sejak lahir untuk menjalani kehidupan [15].
Sekolah terintegrasi SMP – SMA yang berkesinambungan mempunyai kelebihan tersendiri dilihat dari masa pendidikan yang komprehensif yaitu 6 tahun. Dengan waktu yang cukup lama tersebut maka visi, misi, dan tujuan sekolah harus mempunyai nilai lebih dari sekolah lain dengan masa pendidikan regular 3 tahun.
Simpulan
Skema perencanaan program jangka panjang dalam pengembangan sekolah Program Tahfidzul Qur’an Berbasis Teknologi Informasi sebagai berikut :
Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Makarima yang menaungi Al Azhar International Islamic Boarding School yang mensupport penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Tak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan keluarga besar MPI Umsida atas motivasinya untuk dapat menyelesaikan penelitian ini sehingga kita dapat lulus bersama-sama. Dan yang selalu ada di balik layar yaitu keluarga tercinta sekaligus support system yang senantiasa memberikan semangat baru kepada penulis sehingga kesuksesan ini adalah kesuksesan kita bersama.
References
- A. Saefurridjal, F. K. Fatkhullah, U. Gunawan, and Margono, “Home / Archives / Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling / Articles Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologis, dan Sosiologis,” Jurnal Pendidikan dan Konseling, vol. 5, no. 1, pp. 664–679, 2023.
- A. Azis Nasser, S. Trisnamansyah, A. Mudrikah, and Y. Iriantara, “Strengthening Character Education Of Madrasah Students Based On Boarding School (Case Study At MAN Insan Cendekia Serpong, South Tangerang City),” International Journal of Educational Research & Social Sciences , vol. 3, no. 2, pp. 653–667, 2022, [Online]. Available: https://ijersc.org
- S. C. Setiadi and J. Indrawadi, “Pelaksanaan Program Boarding school dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMA 3 Painan,” 2020.
- S. H. Hamid Lubis et al., “Sekolah Berasrama; Penjaminan Mutu dan Implementasi,” Journal on Education, vol. 05, no. 03, pp. 5766–5775, 2023.
- F. Hanifiyah and A. R. Hidayah, “Tantangan Program Tahfidzul Qur’an Berbasis Online di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 9, no. 1, pp. 1–10, 2022, doi: 10.18860/jpai.v8i2.17232.
- R. Daim Harahap, F. Daniel Samosir, K. Munawarah, N. Liyana, and R. Layli, “Perkembangan Minat Tahfidz Al-Quran di SMP IT Baitul Quran Meurandeh Teungoh,” MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 5, no. 9, pp. 3333–3341, 2022, doi: 10.31604/jpm.v5i9.3333-3341.
- Nasrullah A, “digitalisasi pembelajaran di sekolah,” Journal on Education, vol. 05, pp. 5238–5246, 2023.
- D. Effendi and D. A. Wahidy, “Pemanfaatan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21,” Palembang, 2019. Accessed: Dec. 01, 2023. [Online]. Available: https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2977
- S. Putrawangsa and U. Hasanah, “Integrasi Teknologi Digital Dalam Pembelajaran Di Era Industri 4.0 Kajian Dari Perspektif Pembelajaran Matematika,” Tatsqif, vol. 16, no. 1, pp. 42–54, 2018.
- C. Nikmatullah, W. Wahyudin, N. Tarihoran, and A. Fauzi, “Digital Pesantren: Revitalization of the Islamic Education System in the Disruptive Era,” Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, p. 1, Jun. 2023, doi: 10.31332/ai.v0i0.5880.
- L. Zulkarnain, “The Role of Pesantren Leaders in the Digital Age,” Journal Of Multi-Disciplines Science (Icecomb), vol. 1, no. 1, 2023, doi: 10.59921/icecomb.v1i1.13.
- K. Wati, M. Lubis, and A. Walid, “peranan pesantren dalam menghadapi generasi alfa dan tantangan dunia pendidikan era revolusi industri 4.0,” Attadib: Journal of Elementary Education, vol. 5, no. 2, 2021, doi: 10.32507/attadib.v5i2.952.
- Anwar Saipul and M. Iswantir, “Implementasi Program Pembelajaran Tahfidzal-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Syech Ahmad Chatib Al-Minangkabawi,” Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan, vol. 1, no. 3, pp. 159–167, 2023.
- S. Huda and A. Adiyono, “Inovasi Pemgembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren Di Era Digital,” Entinas : Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Pembelajaran , vol. 1, no. 2, 2023.
- M. Abdul Manan, “Daya Tahan Dan Eksistensi Pesantren Di Era 4.0,” 2019.