Abstract
Preparing students for the professional world is crucial, and this study evaluates how soft skills, motivation, and internship experiences influence their work readiness. Conducted among 202 Management students at Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia, the research reveals a significant positive correlation between soft skills development and work readiness, as well as the positive impact of motivation on students' preparedness for the job market. Internship experiences also play a vital role in enhancing students' understanding of real work environments. The findings emphasize the importance of integrating soft skills development into curricula, sustaining student motivation, and providing relevant internship opportunities to better equip students for professional challenges.
Highlight:
- Soft skills development correlates positively with work readiness.
- Motivated students show greater preparedness for the job market.
- Internship experiences enhance students' understanding of real work environments.
Keywoard: Work Readiness, Soft Skills, Motivation, Internship Experiences, Higher Education
PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi merupakan salah satu tujuan masyarakat dalam menempuh Pendidikan lebih lanjut sesuai dengan minat setiap individu. Berdasarkan Undang Undang No 12 tahun 2021 pasal 5 mengenai Perguruan tinggi adalah menghasilkan lulusan yang dapat menguasai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa. Dalam upaya tersebut memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan nasional sebagai salah satu tolok ukur memiliki lulusan yang terampil dan siap dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Perkembangan dalam dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dapat dilihat dari banyaknya jumlah minat siswa SMA yang ingin melanjutkan Pendidikan ke jenjang berikutnya, Mulai banyak perguruan tinggi yang saling bersaing untuk meningkatkan kualitas. Perguruan tinggi sendiri melalui peningkatan kualitasi dari Mahasiswa, Dosen, dan Para lulusannya. Bukan rahasia lagi bahwa kualitas lulusan diukur dari nilai dan hard skill. Soft skills sendiri sangat bermanfaat bagi dunia kerja. Dimana dibutuhkan kombinasi antara keduanya agar kedepannya bisa bersaing di dunia kerja. Namun, keterampilan hard skills saat ini banyak yang ditinggalkan, banyak yang berpendapat bahwa kedua keterampilan tersebut tidak ada kegunaannya jika calon pekerja atau yang sudah bekerja memiliki kemampuan hard skills yang baik namun soft skillsnya buruk. Dari perspektif ini, kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja dalam tim sangatlah penting. Jadi antara keduanya harus berjalan sejajar satu sama lain.[1]
Di Indonesia, setiap tahunnya menghasilkan lulusan siap kerja berdasarkan apa yang mereka capai selama kuliah. Persyaratan profesional yang tinggi dari siswa dan keterbatasan keterampilan dan kualifikasi membuat lulusan dengan gelar sarjana atau diploma segera siap memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi atau universitas bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berwawasan luas yang memiliki karakter yang baik, keterampilan yang baik dan siap menghadapi dunia kerja. Masalah sumber daya manusia (SDM) tidak jauh dari masalah tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja dalam suatu perusahaan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan kualitas sumber daya manusia agar memiliki tenaga kerja yang berkualitas. menurut [2]
Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja potensial sehingga menjadi individu yang siap kerja [3]. Menurut [1] Program magang banyak digunakan dalam dunia pendidikan maupun dalam suatu perusahaan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar mampu membantu dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara terlatih tanpa perlu menginstruksikan pekerjaan untuk melakukan membutuhkan suatu proses. Kurangnya keberanian atau bersikap kurang aktif dari mahasiswa magang dalam mempresentasikan pengetahuannya pada saat melaksanakan magang dan lebih banyak bersikap pasif dan akibatnya magang hanya melewati mata Pelajaran dan tidak memiliki arti penting
Kesiapan kerja merupakan kemampuan seseorang untuk memastikan bahwa dirinya dapat meningkatkan kemampuannya dalam dunia kerja, dimana kemampuan tersebut dapat berupa pengetahuan, keahlian, atau keahlian yang dimiliki, kepemilikan dan juga bagaimana seseorang berperilaku. Ketika seseorang mampu meningkatkan pengetahuannya, maka dapat dikatakan bahwa ia telah siap memasuki dunia kerja dan siap untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan kemampuan terbaiknya.
Di dunia kerja, mahasiswa dituntut untuk siap di dunia kerja, mampu menghadapi perubahan di masa depan, membutuhkan sumber daya manusia dengan soft skill seperti kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreativitas, manajemen, koordinasi dengan orang lain , kecerdasan emosional, kemampuan penilaian dan pengambilan keputusan, orientasi layanan, negosiasi dan fleksibilitas kognitif. Soft skill merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki sumber daya manusia di masa depan. Soft skill adalah kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademik, mengutamakan kemampuan personal dan interpersonal. Secara garis besar, soft skills merupakan gabungan antara inner skills dan communication skills [4]. Juriah, Menyatakan Bagi calon pekerja, beberapa soft skill harus diperhatikan, antara lain communication skill, team skill, business skill, etika, etika dan profesionalisme, serta leadership skill. Kemampuan soft skill harus diperhatikan agar kesiapan kerja yang dimiliki setiap mahasiswa meningkat. [5] Adapun penelitian yang dilakukan oleh Deswarta D [6] pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Riau memiliki hasil penelitian Soft skills berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. Semakin tinggi kapasitas soft skill seseorang maka tingkat kesiapan kerjanya akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin rendah kapasitas soft skill maka tingkat kesiapan kerjanya akan semakin rendah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kemampuan soft skill untuk meningkatkan kesiapan kerja sendiri. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hulu F [7] Pada mahasiswa Pendidikan Bisnis Universitas Negeri Medan mendapatkan hasil penelitian soft skill tidak mempengaruhi kesiapan kerja. Karena mahasiswa belum sepenuhnya menguasai dirinya, maka pengelolaan waktu mahasiswa sehari-hari dilakukan secara disiplin, jujur, dan bertanggungjawab.
Menurut [8] motivasi kerja dapat meningkatkan kesiapan kerja mahasiswa karena dengan adanya motivasi dapat mendorong keinginan serta kemauan mahasiswa dalam memencapai apa yang mereka inginkan dengan melakukan segala upaya, sehingga mahasiswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. Sedangkan, menurut [9] mengatakan motivasi menentukan sejauh mana seseorang terdorong untuk memasuki dunia kerja. Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh D. Rahmadani [10] Menujukan hasil Motivasi berpengaruh posisitif terhadap Kesiapan Kerja pada mahasiswa Universitas Muhammdiyah Surakarta Jurusan Manajemen. Motivasi kerja dapat ditingkatkan dengan membuat mahasiswa memiliki keyakinan akan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Namun ada juga penelitian yang dilakukan oleh D. Khusnul Chotimah [11] Menujukan Motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII program keahlian administrasi perkantoran SMK Muhammadiyah Bobotsari.
Kemudian adanya faktor pengalaman magang, mahasiswa memiliki kompetensi khusus yaitu tingkat pengetahuan, skill, serta etos kerja yang selaras terhadap tuntutan dunia kerja serta memberi pengakuan serta apresiasi terhadap pengalaman kerja sebagai subsets dari proses pendidikan menurut [12]. Menurut [13] Praktek Magang akan mempercepat transisi ke dunia kerja, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat. Karena bakat dan minat akan mendorong individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad A [14] menunujukan Magang yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. Pengalaman magang yang telah dimiliki dan minat untuk berkerja yang tinggi dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya akan meningkatkan kesiapan kerja dari mahasiswa itu sendiri.Adapun penelitian yang dilakukan oleh Alhadi [15] pada mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya menunjukan Magang tidak memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja.
Fenomena yang terjadi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) dengan melihat softskill, mahasiswa dapat menjadi SDM yang berkompeten dan juga dapat menghadapi segala perubahan yang akan datang agar dapat beradaptasi dengan cepat dan efektif,sehingga timbulah motivasi pada setiap mahasiswa agar dapat berkembang dan menyesuaikan kondisi yang terjadi dalam dunia kerja, namun tidak sedikit pula mahasiswa yang tidak melanjutkan hasil dari pendidikan yang telah ditempuh setelah perkuliahan karena kurangnya motivasi dalam diri maupun dari luar untuk kesiapan terhadap jenjang karir yang lebih lanjut dalam dunia kerja, tidak hanya dengan teori saja praktek juga merupakan salah satu pendukung mahasiswa memiliki kesiapan terhadap dunia kerja, dengan adanya pengalaman magang yang telah dirasakan mahasiswa membuat semakin siap dalam terjun kedunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan
Penelitian terdahulu memiliki hasil yang berbeda-beda, dikarenakan terdapat kesenjangan ataupun celah pada penelitian terdahulu, peneliti menemukan kesenjanagn pada penelitian sebelumnya (Evidence gap) yang hanya menggunakan dua Variabel terhadap Kesiapan Kerja Adapun penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu oleh Astrid Ade (2022) [2] penelitian yang dilakukan dengan dua variable yaitu sosftskill dan self efficacy yang hasil penelitiannya berpengaruh terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pembangunan Veteran Jawa Timur. Sebagai acuan dari penelitian tersebut maka dengan pembeda peneliti menggunakan variable softskill ditambahkan dengan dua variable lain yaitu motivasi dan pengalaman magang apakah dapat berpengaruh terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa program studi Manajemen angkatan 19 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Dapat disimpulkan dari uraian diatas penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui hasil keteebaruan dari penelitian terdahulu. Dengan rumusan masalah Bagaimana softskill mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa, Bagaimana motivasi kerja mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa, Bagaimana pengalaman magang mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa, Bagaimana softskill, motivasi kerja, dan pengalaman magang mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa.
Dilakukan rumusan masalah dalam artikel yaitu,
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana softskill mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa,
2. Bagaimana motivasi kerja mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa,
3. Bagaimana pengalaman magang mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa,
4. Bagaimana softskill, motivasi kerja, dan pengalaman magang mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa.
Pertanyaan Penelitian:
1. Apa yang mempengaruhi Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Program Studi Manajemen Angkatan 2019?
Kategori SDGs: Penelitian ini sesuai dengan kategori SDGs pada point 4 dan 8 Yaitu Pendidikan Bermutu dan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Pentingnya Kualitas dari sebuah Pendidikan dapat mendorong perkembangan perekonomian negara yang disebabakan oleh masyarakatn yang memiliki tingkat Pendidikan yang cukup tinggi dan ada juga Pekerjaan yang layak bertujuan melakukan pembangun ekonomi yang seiring perkembangan Pendidikan yang bermutu.
Literatur Review
Softkills
Softskills merupakan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) untuk mengembangkan kinerja secara maksimal untuk sukses. Misalnya kemampuan berkomunikasi, kejujuran/integritas dan lain-lain.[4] Penguasaan Soft skill berkaitan dengan dengan kemampuan seseorang memahami diri sendiri dan orang lain. Soft skill penting untuk membangun kemampuan kerja seseorang agar mereka lebih percaya diri dalam bekerja dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat kerja [16]. Soft skill juga memiliki andil yang cukup besar karena setiap mahasiswa dapat mengasah soft skills dengan maksimal maka membuat mahasiswasiswa terbentuk sebagai pribadi yang lebih gigih dan pantang menyerah [17].Kemudian soft skill yang didapat mahasiswa semakin tinggi seperti kemampuan bekerjasama kedisiplinan, memiliki sikap dan perilaku yang baik serta dapat bersikap jujur terhadap semua orang maka tingkat kesiapan kerja mahasiswa juga semakin meningkat.[18] Ada pun aspek aspek yang mempengaruhi Soft Skill [5] :
a. Kemampuan berkomunikasi : kemampuan seseorang dalam menyampiakan pesan, ide atau saran pada pihak lain dengan tujan yang baik dalam melaksanakan pekerjaanya serta pihak lain dapat memahami dengan baik apa yang telah disampaikan.
b. Kerjasama : kemapuan individu dalam menjalankan tugas yang diberikan organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
c. Tanggung Jawab : sikap seseorang dalam melakukan pekerjaan dan kewajibannya untuk mencapai hasil yang diharapkan.
d. Kejujuran : ucapan atau tindakan yang dilakukan dengan seharusnya baik dalam mejalankan pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
e. Adaptasi : kemampuan seseorang untuk menyesuaikan tempat atau lingkungkan kerja yang baru agar cepat berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan orang-orang di sekitar.
H 1 : Softskills berpengaruh secara parsial terhadap Kesiapan Kerja
Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam diri maupun dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaaan yang diharapkan dan usaha untuk mencapai tujuan [6]. Motivasi seseorang dalam memasuki dunia kerja merupakan sesuatu dapat menimbulkan semangat atau dorongan individu untuk memasuki dunia kerja [20], Motivasi dalam diri seseorang akan timbul karena adanya minat dan keinginan dari dalam dirinya [16]. Ada pun hal yang dapat mempengaruhi mahasiswa terhadap motivasi adalah [5] :
a. Keinginan dan minat memasuki dunia kerja : seseorang akan termotivasi untuk bekerja karena adanya keinginan dari dirinya sendiri maupun dari orang lain dan memiliki minat untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan keinginan yang ia miliki.
b. Harapan dan cita-cita : seseorang akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik dan berusaha menggapai cita-citanya sesuai dengan yang ia mimpikan.
c. Desakan dan dorongan lingkungan : seseorang termotivasi untuk bekerja karena melihat desakan dan dorongan dari lingkungan dan sekitarnya, baik karena faktor ekonomi, keluarga dan masyarakat sekitar.
d. Kebutuhan fisologis : seseorang akan termotivasi bekerja karena untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri secara mandiri tanpa harus menggantungkan orang tua lagi.
e. Penghormatan atas diri : seseorang yang berpendidikan akan lebih merasa bangga jika bekerja daripada menganggur setelah lulus.
H 2 : Motivasi berpengaruh secara parsial terhadap Kesiapan Kerja
Pengalaman Magang
Melalui pengalaman magang, mahasiswa memiliki kompetensi khusus yaitu tingkat pengetahuan, skill, serta etos kerja yang selaras terhadap tuntutan dunia kerja serta memberi pengakuan serta apresiasi terhadap pengalaman kerja sebagai subsets dari proses pendidikan[12]. Pelaksanaan magang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja mahasiswa agar lulusan siap kerja [21]. Dan mahasiswa yang melakukan proses kegiatan magang dituntut agar selalu bisa bertanggung jawab dengan segala hal yang berhubungan dengan perlengkapan dan peralatan ketika bekerja. Pendukung yang dapat mempengaruhi Magang pada mahasiswa adalah [22] :
a. Tingkat penguasaan keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan. : kemampuan dan keterampilan seorang akan terlihat jika ia telah menyelesaikan tugasnya, semakin cepat dan baik dalam menyelesaikan tugas berarti seseorang tersebut bisa dikatakan ahli.
b. Disiplin : kedisiplinan seseorang yang tinggi mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas- tugas yang diberikan kepadanya.
c. Kemandirian mahasiswa : tidak bergantung pada orang lain dalam bekerja dan memiliki motivasi agar dapat menyelesaikan tugasnya sendiri.
d. Kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah : keahlian ini sangat penting saat mengambil keputusan dan juga mengatasi masalah di dunia kerja, baik untuk masalah yang terduga maupun tidak terduga.
e. Hubungan dengan teman kelompok magang : bekerja secara kelompok dengan tujuan untuk mencapai visi misi perusahaan.
H 3 : Pengalaman Magang berpengaruh secara parsial terhadap Kesiapan Kerja
Kesiapan Kerja
Menurut [23], kesiapan kerja adalah kemampuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi siswa atau mahasiswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkan pada dunia kerja. Sehingga setelah lulus tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penyesuaian pada lingkungan kerja, karena telah didukung oleh kematangan fisik, kematangan mental serta pengalaman belajar yang sesuai kebutuhan.[5] adapun indikator yang dapat mempengaruhi[24] :
a. Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif
b. Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individu.
c. Memiliki sikap kritis.
d. Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.
e. Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
f. Mempunyai Pengalaman Belajar
METODE
Jenis data dalam Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal pembuatan desain penelitiannya menurut [13]. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendiskriptifkan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi variabel indenpenden adalah Softskill, Motivasi Kerja, dan Pengalaman magang sementara variabel dependen adalah kesipan kerja. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FBHIS Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Program studi Manajemen, Mahasiswa Angkatan 19 yang telah melaksanakan matakuliah pengalaman magang, Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dengan jumlah 409 mahasiswa Program Studi Manajemen Angkatan 19 sebagai populasi. Apabila populasi besar, mengingat jumlah mahasiswa pada Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial banyak, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.Mengungkapkan “simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa memperdulikan strata yang ada dalam populasi itu”.Lalu penghitungan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin [25], dengan menggunakan tingkat error 10%
Hasil dari rumus slovin dengan tingkat error 10% didapatkan jumlah sampel sebanyak 202,025 yang dibulatkan menjadi 202 responden. Penggunaan data premier dalam penelitian melalui tebar kuesioner kepada seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) yang telah menempuh mata kuliah magang
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) yang telah menempuh mata kuliah magang sebanyak 202 responden. Pertanyaan dan jawaban pada kuisioner responden yang telah didapatkan akan diukur menggunakan skala Likert. Penggunaan skala Likert menjadikan indikator variabel sebagai titik tolak ukur penyusunan pertanyaan maupun pernyataan. Data primer yang terkumpul akan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 26.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dapat diartikan untuk menimbang seberapa validi sebuah kuesioner. Suatu indikator dinyatakan valid dalam kategori baik apabila nilai r hitung > r tabel. Berikut adalah hasil outer pengujian dari masing-masing indikator pada variabel penelitian:
Pernyataan | R Hitung | R Tabel | Keterangan |
Softskills (X1) | |||
P1 | ,482** | 0,1161 | Valid |
P2 | ,584** | 0,1161 | Valid |
P3 | ,488** | 0,1161 | Valid |
P4 | ,641** | 0,1161 | Valid |
P5 | ,612** | 0,1161 | Valid |
Motivasi (X2) | |||
P1 | ,448** | 0,1161 | Valid |
P2 | ,542** | 0,1161 | Valid |
P3 | ,702** | 0,1161 | Valid |
P4 | ,646** | 0,1161 | Valid |
P5 | ,437** | 0,1161 | Valid |
Pengalaman Magang (X3) | |||
P1 | ,338** | 0,1161 | Valid |
P2 | ,576** | 0,1161 | Valid |
P3 | ,634** | 0,1161 | Valid |
P4 | ,628** | 0,1161 | Valid |
P5 | ,556** | 0,1161 | Valid |
P6 | ,472** | 0,1161 | Valid |
Kesiapan Kerja (Y) | |||
P1 | ,630** | 0,1161 | Valid |
P2 | ,415** | 0,1161 | Valid |
P3 | ,522** | 0,1161 | Valid |
P4 | ,428** | 0,1161 | Valid |
P5 | ,509** | 0,1161 | Valid |
P6 | ,539** | 0,1161 | Valid |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid, hal ini terlihat angka r hitung lebih besar dari r tabel. (0,1161) pada setiap butir pernyataan. Sehingga dapat disimpulan bahwa 22 pernyataan dinyatakan valid dan akan digunakan sebagai pernyataan dalam kuesioner penelitian.
Pada pengujian reliabilitas suatu kuesioner dikatakan reliabel jika responden menjawab pertanyaan secara konsisten dan stabil. Uji reliabilitas dikatakan valid jika Cronbach alpha memiliki nilai intrumen yang reliabel yaitu diatas >0,60
Variabel | Cronbach’s Alpha | >< | Critical Value | Keterangan |
Softskills (X1) | 0,710 | > | 0,60 | Reliabel |
Motivasi (X2) | 0,706 | > | 0,60 | Reliabel |
Pengalaman Magang (X3) | 0,706 | > | 0,60 | Reliabel |
Kesiapan Kerja (Y) | 0,685 | > | 0,60 | Reliabel |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 2 nilai Cronbach`s Alpha pada variabel Softskills (X1) sebesar 0,710, variabel Motivasi (X2) sebesar 0,706 variabel Pengalaman Magang (X3) sebesar 0,706, dan variabel Kesiapan Kerja (Y) sebesar 0,685 yang di mana nilai Cronbach`s Alphapada semua variabel > 0,60. Berdasarkan tabel pengujian reliabilitas di atas dapat disimpulkan seluruh pertanyaan dinyatakan reliabel. Nilai ini menunjukkan bahwa instrumen pengukuran memberikan ketepatan dan dapat diandalkan. Maka dapat dikatakan bahwa kuisoner yang digunakan dikatakan memiliki reliabel.
Uji Hipotesis
Analasisi Regresis Linier Berganda
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 7,925 | 1,707 | 4,641 | 0,000 | |
SOFTSKILL | 0,333 | 0,063 | 0,323 | 5,324 | 0,000 | |
MOTIVASI | 0,185 | 0,059 | 0,196 | 3,150 | 0,002 | |
PENGALAMAN MAGANG | 0,288 | 0,064 | 0,301 | 4,510 | 0,000 | |
a. Dependent Variable: KESIAPAN KERJA |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Dari tabel di atas terlihat persamaan regresi model penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y=7,925 + 0,333X1 + 0,185X2 + 0,288X3 + e
Dari persamaan garis regresi tersebut tampak bahwa:
1. Konstanta (α) yang dihasilkan sebesar 7,925 menyatakan bahwa besarnya perkembangan Kesiapan Kerja adalah 7,925 jika variabel Softskills, Motivasi, dan Pengalaman Magangadalah nol atau konstan.
2. Variabel regresi yang ada di Softskills dihasilkan sejumlah 0,333 untuk mengarahkan jika (X1) naik satu satuan maka perkembangan Kesiapan Kerja (Y) akan naik senilai 0,333
3. Variabel regresi yang ada di Motivasi menghasilkan jumlah 0,185 yang menunjukkan bahwa jika variabel Motivasi (X2) mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka perkembangan Kesiapan Kerja (Y) pasti naik 0,185.
4. Variabel regresi yang ada di Pengalaman Magang terjumlah 0,288 jika konstanta Pengalaman Magang (X3) akan naik sebanyak satu satuan maka perkembangan Kesiapan Kerja (Y) pasti naik sebanyak 0,288.
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa | ||||||
Model | Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 206,390 | 3 | 68,797 | 44,469 | ,000b |
Residual | 306,323 | 198 | 1,547 | |||
Total | 512,713 | 201 | ||||
a. Dependent Variable: KESIAPAN KERJA | ||||||
b. Predictors: (Constant), PENGALAMAN MAGANG, SOFTSKILL, MOTIVASI |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Softskills (X1), Motivasi (X2), dan Pengalaman Magang (X3) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Kesiapan Kerja (Y).
Koefisien Determinasi
Model Summary | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,634a | 0,403 | 0,393 | 1,244 |
a. Predictors: (Constant), PENGALAMAN MAGANG, SOFTSKILL, MOTIVASI |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R-square sebesar 0,403. Hal ini berarti bahwa 40,3% variabel dependen yaitu Kesiapan Kerja dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Softskills, Motivasi, Kemampuan Pengalaman Magang. Sedangkan selebihnya yaitu 59,7% dijelaskan oleh variabel yang tidak tercantum pada penelitian ini.
Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 7,925 | 1,707 | 4,641 | 0,000 | |
SOFTSKILL | 0,333 | 0,063 | 0,323 | 5,324 | 0,000 | |
MOTIVASI | 0,185 | 0,059 | 0,196 | 3,150 | 0,002 | |
PENGALAMAN MAGANG | 0,288 | 0,064 | 0,301 | 4,510 | 0,000 | |
a. Dependent Variable: KESIAPAN KERJA |
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Sofskills, Motivasi, dan Pengalaman Magang terhadap Kesiapan Kerja kemudian diolah menggunakan SPSS 26.0 dapat dijelaskan melalui pembahasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Softskills terhadap Kesiapan Kerja
Berdasarkan Hasil pengujian menggunakan SPSS 26.0 menunjukkan bahwa variabel Softskills berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan hal ini mengindikasikan bahwa H1 diterima, hal ini berjalan dengan penelitian terdahulu milik [19] yang menyatakan bahwa Softskill memiliki pengaruh terhadap Kesiapan Kerja yang memiliki pengaruh positif signifikan Hasil analisis melalui pengukuran indikator pada Kompetensi menilai bahwa Indikator Jujur Softskill menghasilkan nilai mean yang tinggi yaitu bekerja dengan jujur. Sesuai dengan keaadaan yang terjadi dimana jujur berkata apaadanya dan bekerja dengan jujur terhadap Kesiapan Kerja.
Pada pembahasan ini bahwa mayoritas setuju mengenai softskills memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja yang memiliki indikator : Kemampuan berkomunikasi, Kerjasama, Tanggung Jawab, Kejujuran, Adaptasi. Dalam penelitian ini kelima faktor tersebut sebagai penentu mahasiswa pada softskill dalam mempengaruhi kesiapan kerja Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen). Softskills memiliki peran dalam mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa.
Pada penlitian ini dapat dilihat bahwa dengan semakin tingginya softskil pada setiap individu mahasiswa maka kualitas setiap SDM akan ikut terpengaruhi akan kesiapan kerja seorang mahasiswa[26]. Soft skill bisa dikembangkan dengan mempunyai sikap yang patut. Mempunyai kemahiran interkasi yang patut. memiliki sikap tolong menolong. Mampu menyelesaikan kewajiban secara patut serta memperoleh akibat dari kesalahan dalam kerja. Mahasiswa harus berupaya pembiasaan orang lain dan lingkungannya.[5]. Kemampuan softskill dapat membuat bertahan dan terus berkembang saat di dunia pekerjaan dengan kemampuan yang sesuai pada bidang keahliannya dan mampu beradaptasi sesuai dengan kondisi yang berlaku di dunia kerja.Penelitian terdahulu juga mendaptkan pengaruh positif signifikan dari softskill terhadap kesiapan kerja mahasiswa[18]. Softskill yang dimiliki oleh mahasiswa menjadikan salah satu faktor dalam kesiapan kerja bertambah tinggi. Softskills yang dimiliki Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) dapat mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa
2. Hipotesis Kedua Motivasi berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja
Berdasarkan Hasil pengujian menggunakan SPSS 26.0 Motivasi berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja, hal ini mengindikasikan bahwa diterima.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan [10] yang mendapatkan hasil Motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa. Pada pembahasan Motivasi meiliki indikator sebagai berikut : Kebutuhan serta ketertarikan dunia kerja, Impian, Tekanan factor eksternal dan internal, apresiasi diri. Dapat disimpulkan bahwa indeks tersebut pada penelitian ini seluruh mahasiswa berpendapat sama bahwa motivasi memiliki peran terhadap kesiapan kerja. Hasil analisis melalui pengukuran indikator pada Kompetensi menilai bahwa Indikator Faktor Ekonomi Keterampilan menghasilkan nilai mean yang tinggi yaitu Faktor Ekonomi. Sesuai dengan keaadaan dilapangan dimana Faktor Ekonomi dan desakan Keluarga dapat mempengaruhi Motivasi terhadap kesiapan kerja.
Motivasi adalah bagian kunci untuk mempengaruhi kepercayaan diri serta kekuatan diri. Semakin tinggi motivasi kerja semakin tinggi keinginan untuk bekerja.[24]. Motivasi menumbuhkan kesiapan kerja, dapat mendorong keinginan serta memperoleh yang diharapkan melalui usaha terbaik, Makan dari itu, lebih siap dalam menerima tantangan bekerja. [8] Motivasi pada setiap mahasiswa juga menjadi salah satu faktor pendukung dalam mempengaruhi kesiapan kerja karena tingginya motivasi juga berakibat pada tingginya mahasiswa terhadap kesiapan kerja, Motivasi yang dimiliki Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) dapat mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa
3. Hipotesis Ketiga Pengalaman Magang berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pengalaman Magang berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja hal ini mengindikasikan bahwa diterima. Yang dimana sejalan dengan penelitian [14] yang mendapatkan hasil pengalaman magang memiliki pengaruh positif signifikan. Hasil analisis melalui pengukuran indikator pada Kompetensi menilai bahwa Indikator Tanggung Jawab Keterampilan menghasilkan nilai mean yang tinggi, yaitu Tanggung Jawab. Sesuai dengan keaadaan dilapangan dimana tanggung Jawab seperti memiliki rasa tanggung jawab yang tinngi terhadap pekerjaannya sehingga mampu menyelesaikan tugas dengan baik yang mempengaruhi kesiapan kerja
Pada pembahasan Pengalaman Magang meiliki indikator sebagai berikut :Kemahiran dalam bekerja, Disiplin, Tanggung jawab, Kemandirian mahasiswa, Kreativitas, Kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah, Hubungan dengan rekan kerja. Dapat disimpulkan bahwa pada indikator tersebut seluruh mahasiswa berpendapat sama bahwa pengalaman maggang memiliki peran terhadap kesiapan kerja.
Pengalaman magang tercipta dari pengetahuan, profesionalisme, kemampuan adaptasi lingkungan kerja, aplikasi pengalaman magang saat kerja[27]. Lalu tujuan magang itu sendiripun untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, memberikan pengetahuan tentang dunia kerja, mengasaha kemampuan berkomunkasi, dan menciptakan motivasi seseorang untuk berkerja[12]. Pengalaman magang yang telah dilakukan oleh mahasiswa menjadikan sebuah pembelajaran yang penting dalam pengenalan lingkungan kerja yang dimana mempengaruhi mahasiswa dalam kesiapan kerjanya, Pengalaman magang yang dimiliki Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen) dapat mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan dan pembahasan data di atas maka kesimpulan darihasil penelitian adalah :
Pengaruh Softskill, Motivasi, Dan Pengalaman Magang Terhadap Kesiapan Kerja
Secara Simultan Softskills,Motivasi, Dan Pengalaman Magang Terhdap Kesiapan kerja Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Variabel Kesiapan Kerja Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Program Studi Manajemen)
Pengaruh Softskills terhadap Kesiapan Kerja
Softskill berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Pengaruh Motivasi terhadap Kesiapan Kerja
Motivasi berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Pengaruh Kemampuan Pengalaman Maggang terhadap Kesiapan Kerja
Pengalaman Magang berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
References
- E. Sari Dalimunthe, M. Syahbudi, And F. Ekonomi Dan Bisnis, “Jurnal Mudabbir (Journal Research And Education Studies) Volume 3. Nomor 1 Tahun 2023 Http://Jurnal.Permapendis-Sumut.Org/Index.Php/Mudabbir Pengaruh Kontribusi Program Magang Dan Soft Skills Terhadap Kemampuan Bersaing Di Dunia Kerja (Studi Kasus Lulusan Ekonomi Islam Febi Uin Sumatera Utara).”
- A. A. Damayantie Et Al., “Pengaruh Soft Skill Dan Self Efficacy Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Tingkat Akhir Feb Upnvjt,” Doi: 10.28926/Briliant.V7i3.
- D. Ratnawati, “Hubungan Prestasi Belajar, Persepsi Dunia Kerja, Dan Jiwa Kewirausahaan Dengan Kesiapan Kerja Mahasiswa Ptm Relationship Achievement, The Perception Of The World Of Work, And Soul Of Work Readiness Entrepreneurship With Mechanical Engineering Education Students,” Dianna Ratnawati 12 | Vanos J. Mech. Eng. Educ., Vol. 1, No. 1, 2016.
- M. . Fauzan, Se., “Pengaruh Soft Skill Dan Locus Of Control Terhadap Kesiapan Fresh Graduate Dalam Era Industri 4.0 (Studi Pada Prodi Manajemen Unihaz Bengkulu),” Https://Journals.Unihaz.Ac.Id/Index.Php/Crmj, Vol. Vol 2 No., P. 10, 2019.
- Juariah, “Pengaruh Soft Skill Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Ekonomi Syariah Iain Bengkulu,” 2019.
- D. Deswarta, D. Mardianty, And B. Bowo, “Pengaruh Soft Skill, Hard Skill Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Riau Dimasa Endemi Covid 19,” Riau, 2023.
- F. Hulu, N. Rozaini, And J. Ekonomi, “Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Soft Skill Mahasiswa Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2016,” Vol. 9, 2020.
- R. D. N. Aini, “Pengaruh Efikasi Diri Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Ums Dengan Minat Kerja Sebagai Variabel Intervening,” Surakarta, 2022.
- S. A. Pujianto, “Economic Education Analysis Journal Pengaruh Pengalaman On The Job Training Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Pujianto , Sandy Arief,” 2017.
- D. Rahmadani, “Pengaruh Soft Skill, Efikasi Diri, Motivasi Kerja Dan Keaktifan Berorganisasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja,” Surakarta, 2022.
- D. Khusnul Chotimah And N. Suryani, “Pengaruh Praktek Kerja Lapangan, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Dan Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja,” Econ. Educ. Anal. J., Vol. 9, No. 2, Pp. 391–404, 2020, Doi: 10.15294/Eeaj.V9i2.32079.
- A. Simfrosa Gohae Stie Nias Selatan, “Pengalaman Magang, Minat Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Akuntansi,” Vol. 4, No. 3, 2020.
- A. T. Faradila Suyanto, Elvi Rahmi, “Pengaruh Minat Kerja Dan Pengalaman Magang Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang,” 2019.
- A. Muhammad, I. Mustari, And H. Armanu, “Pengaruh Pengalaman Magang Dan Minat Kerja Terhadap Kesiapan Kerja (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya).”
- G. M. Fahri, “Pengaruh Pengalaman Magang Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa (Studi Komparasi Pada Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Dan Iain Metro Angkatan 2016/2017),” 経済志林, Vol. 87, No. 1,2, Pp. 149–200, 2020.
- M. Khoiroh And S. D. W. Prajanti, “Pengaruh Motivasi Kerja, Praktik Kerja Industri, Penguasaan Soft Skill, Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Smk,” Econ. Educ. Anal. J., Vol. 7, No. 3, Pp. 1010–1024, 2019, Doi: 10.15294/Eeaj.V7i3.28336.
- K. Aufi And A. Irianto, “Pengaruh Hasil Belajar Dan Soft Skills Terhadap Kesiapan Kerja Siswa,” J. Ecogen, Vol. 6, No. 1, Pp. 82–96, 2023.
- I. Irmayanti, E. Nuraina, And F. Styaningrum, “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam Berorganisasi Terhadap Kesiapan Kerja Dengan Soft Skill Sebagai Variabel Intervening,” Rev. Account. Bus., Vol. 1, No. 1, Pp. 54–66, 2020, Doi: 10.52250/Reas.V1i1.335.
- M. R. Mardin, “Pengaruh Soft Skill Dan Hard Skill Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Tingkat Akhir Prodi Perbankan Syariah Iain Palopo,” P. 109, 2021.
- “Pengaruh Soft Skill, Efikasi Diri, Motivasi Kerja Dan Keaktifan Berorganisasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja.”
- “Pengaruh Kegiatan Magang Dan Softskill Terhadap Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Feb Universitas Kristen Satya Kencana.”
- R. Rhendra, “Pengaruh Kegiatan Program Magang Siswa Terhadap Kinerja Pegawai Pns Sebelum Dan Sesudah Magang Di Sekretariat Daerah Kantor Pemda Kabupaten Muara Enim,” Palembang, 2018.
- A. Muhammad Irfan, A. Sahabuddin, And A. Noviana Putri, “Pengaruh Soft Skill Dan Hard Skill Terhadap Kesiapan Kerja Sesuai Kebutuhan Industri 4.0 Peserta Didik Sekolah Menegah Kejuruan Kota Makassar,” Jovi J. Vocat. Instr., Vol. 1, No. 1, Pp. 18–26, 2022.
- N. Siti, “Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Pengalaman Praktik Kerja Industri Dan Prestasi Belajar Akuntansi Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas Xii Kompetensi Keahlian Akuntansi Smk Negeri 1 Tempel,” 2018.
- P. D. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif / Prof. Dr. Sugiyono,” Vol. 1, 2018.
- N. Lisdiantini Et Al., “Pengaruh Soft Skill Terhadap Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Madiun,” 2019.
- H. Setiarini, H. Prabowo, And Dan Henry Casandra Gultom, “Pengaruh Soft Skill Dan Pengalaman Magang Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Mahasiswa Feb Universitas Pgri Semarang),” Ekobis J. Ilmu Manaj. Dan Akunt., Vol. 10, No. 2, P. 2022, 2022.