Abstract
This study investigates the effectiveness of the Mimicry Memorization method in improving Arabic vocabulary skills among fifth-grade students at Al Islam Elementary School Pehnangka Ngawi. Utilizing classroom action research across two cycles, the research demonstrates a significant enhancement in students' classical learning completeness, with a notable increase from 62.06% to 89.65%. Through pre-tests, post-tests, observation, and documentation, the study highlights the positive impact of the Mimicry Memorization method on student engagement, learning outcomes, and teacher effectiveness. These findings underscore the importance of innovative teaching methods in optimizing educational experiences and outcomes.
Highlight:
- Implementation of Mimicry Memorization method significantly improves Arabic vocabulary skills.
- Classroom action research demonstrates a notable increase in students' learning completeness.
- Findings underscore the importance of innovative teaching methods for optimizing educational outcomes.
Keywoard: Mimicry Memorization, Arabic vocabulary, Classroom action research, Learning outcomes, Student engagement
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di madrasah khususnya madrasah ibtidaiyah adalah pelajaran bahasa arab. Dalam pelajaran bahasa arab ada empat kemampuan yang diajarkan yaitu maharah istima’, qira’ah, kitabah, dan kalam.[1] Maharah istima’ merupakan keterampilan mendengar yang bertujuan untuk memahami ujaran dalam bahasa Arab. Maharah kalam merupakan keterampilan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan informasi, pendapat, atau gagasan, dalam bentuk ujaran atau ucapan dalam bahasa Arab. Maharah qiro’ah adalah keterampilan membaca dalam Bahasa Arab yang bertujuan untuk memahami isi suatu bacaan. Maharah kitabah adalah keterampilan menulis dalam bahasa Arab yang bertujuan untuk mengungkapkan isi pikiran melalui tulisan.[2] Menurut Moh. Amin Santoso, maharah kalam yaitu kemampuan membentuk huruf dan mengungkapkan gagasan atau pikiran dalam bentuk tulisan.[3] Salah satu kemampuan mengungkapkan bunyi bunyi artikulasi atau kata kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada lawan bicara dengan menggunakan Bahasa arab. Setiap peserta didik harus memiliki kemampuan dasar dalam brbicara bahasa Arab yaitu mulai dari menyebut huruf hingga melafalkan kata atau mufradat tanpa melihat teks.[4]
Kosakata dinamakan Mufradat (bahasa Arab). Mufradat ini merupakan sekumpulan kata atau kosakata yang familiar bagi seseorang. Kosakata dinamakan pula dengan vocabulary (bahasa Inggris). Arti dari kosakata adalah sekumpulan kata yang diketahui oleh orang yang bersangkutan serta kemungkinan digunakan untuk membentuk kalimat baru. Selain itu, kosakata termasuk tiga unsur bahasa yang harus dikuasai. Kosakata ini adalah sarana yang bisa dimanfaatkan dalam mengembangkan keterampilan seseorang dalam berbahasa Arab dan dapat digunakan dalam bahasa tulisan ataupun lisan. [5]
Kosakata bahasa Arab cukup untuk mendukung seseorang untuk menulis dan berbicara dalam bahasa Arab. Maka dari hal tersebut, berbicara dan menulis yaitu keterampilan berbahasa yang harus memiliki penguasaan dan pemahaman yang bermanfaat serta praktis. Peningkatan kosakata seseorang dinilai penting baik dari proses pengembangan seseorang dalam kemampuan bahasa yang telah dikuasai maupun dari proses pembelajaran suatu bahasa. [6]
Menurut Nuha, mimicry adalah melakukan peniruan serta memorization adalah menghafal. Ini adalah metode yang kerap disebut metode informan-drill.[7] Sholeh memberikan penjelasan bahwa tehnik mimicry memorization memiliki tujuan agar peserta didik dapat secara komunikatif menggunakan bahasa sasaran. Guna mencapai tujuan diatas, diharapkan peserta didik dibiasakan atau terbiasa untuk mempelajari secara berulang dengan mengikuti apa yang pendidik tuturkan sampai peserta didik mampu mempergunakan bahasa secara otomatis, karena mereka terbiasa mengulang pembelajarannya dengan mengikuti tuturan guru. Siswa dapat dikatakan ingat karena terbiasa meniru perkataan guru. Hal ini menunjukkan pentingnya penggunaan tehnik berulang dalam pembelajaran Bahasa. Karena jika sering diulang maka otak kanan akan cepat menjadi kebiasaan. [8]
Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Riska Marissa, “Analisis Metode Mim-mem (MIMICRY-MEMORIZATION) Pada Pembelajaran Bahasa Arab DI Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Tanjung Jabung Timur” yang meneliti tentang Penerapan Metode Mimicry Memorization pada Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VIII. Penelitian tersebut telah terbukti bahwa ada peningkatan penguasaan bahasa arab melalui metode mimicry memorization.[9] Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian oleh Nurrohmah, Nailur Rahmawati, Hasan Busri, “Efektivitas Metode Mim-mem (mimicry memorization) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs Maarif NU 04 Tamansari. Purbalingga” yang meneliti tentang upaya peningkatan keterampilan membaca dan berbicara bahasa Arab melalui metode mimicry memorization. Pada penelitian tersebut dibuktikan bahwa penggunaan metode mimicry memorization sangat efektif dalam peningkatan keterampilan berbicara dan membaca bahasa arab siswa tersebut.[10] Berdasarkan hasil pemaparan penelitian tersebut, proses pembelajaran dapat didukung dengan menggunakan metode mimicry memorization. Oleh karena itu, peneliti mengambil penelitian mengenai “penggunaan metode mimicry memorization dalam upaya peningkatan kemampuan menghafal mufradat.”
Pembelajaran Bahasa Arab yang diselenggarakan di MI Al Islam Pehnangka, khususnya terkait dengan kemampuan menghafal mufradat kelas V masih mengalami kelemahan atau kekurangan. Salah satu kekurangan atau kelemahan tersebut yaitu kurangnya metode pembelajaran yang memadai. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton atau kurang bervariatif. Sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran bahasa arab. Hal tersebut dapat berdampak pada kemampuan siswa, khususnya dalam penguasaan mufradat. Maka perlu upaya untuk peningkatan diantaranya melalui penggunaan metode mimicry memorization.
Penggunaan metode mimicry memorization dapat menjadi alternatif untuk menciptakan pembelajaran menghafal mufradat yang efektif dan menyenangkan. Metode mimicry memorization juga memiliki kelebihan salah satunya yakni peserta didik menjadi sangat aktif, meningkatkan daya ingat, mempermudah peserta didik dalam memahami bahasa arab, melatih keberanian, peserta didik dapat melafalkan bahasa Arab seperti yang sudah guru ajarkan, dan membuat keadaan kelas lebih semangat. [11]
Rumusan masalah penelitian ini adalah : 1) bagaimana penggunaan metode mimicry memorization dalam pembelajaran menghafal mufradat? 2) bagaimana penggunaan metode mimicry memorization dapat meningkatkan kemampuan menghafal mufradat pada siswa kelas V di MI Al Islam Pehnangka Ngawi? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Metode Mimicry Memorization untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Mufradat pada Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Pehnangka Ngawi.
METODE
Metode penelitian tindakan kelas atau PTK merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan memperbaiki kinerja guru saat mengajar.[17] Peneliti menggunakan jenis PTK partisipan karena dalam proses penelitian, peneliti terlibat langsung dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti menggunakan model PTK Kurt Lewin yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.[18]
Gambar 1. Siklus PTK
Berikut Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu :
Pada siklus I terdiri dari empat tahap yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pembelajaran Bab alat-alat transportasi, dan mempersiapkan soal untuk pra tes.
2. Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyampaikan materi mengenai alat-alat transportasi dan menjelaskan tata cara penulisan huruf sambung dalam penulisan kosakata tentang alat-alat transportasi. Peneliti tanpa menggunakan metode mimicry memorization dalam menyampaikan materi. Kemudian peneliti melaksanakan pre tes terhadap siswa.
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti diobservasi oleh guru mata pelajaran bahasa arab saat peneliti mengajar di dalam kelas. Guru juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Guru menggunakan instrument observasi yang sesuai dengan pedoman observasi.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengolah data dan melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan pada siklus kedua.
Pada siklus II terdiri dari empat tahap yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran dan soal untuk pos tes.
2. Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyampaikan materi mengenai alat-alat transportasi dan menjelaskan tata cara pelafalan dalam pengucapan kosakata tentang alat-alat transportasi. Peneliti menggunakan metode mimicry memorization dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kemudian peneliti melaksanakan pos tes terhadap siswa.
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti diobservasi oleh guru mata pelajaran bahasa arab saat peneliti mengajar di dalam kelas. Guru juga mengamati aktivitas siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Guru menggunakan instrument observasi yang sesuai dengan pedoman observasi.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengolah data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini, peneliti menentukan keberhasilan siklus penelitian dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.
Berdasarkan pendapat dari Trianto, ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan berhasil atau tuntas apabila ketuntasan siswa telah mencapai lebih dari 85%.[19] Maka siklus ini dapat berakhir jika sudah mencapai lebih dari 85% dari Ketuntasan Belajar Klasikal.
Subjek penelitian merupakan seseorang yang terlibat dalam penelitian yang keberadaannya menjadi sumber penelitian.[20] Peserta didik kelas V MI Al Islam Pehnangka Kabupaten Ngawi menjadi subjek dalam penelitian ini. Yangmana terdiri dari 25 siswa yaitu 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Data kualitatif dan kuantitatif menjadi jenis data dalam penelitian ini. Laporan hasil observasi pembelajaran penguasaan mufradat dengan menggunakan metode mimicry memorization merupakan data kualitatif dalam penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil analisis statistik peningkatan penguasaan mufradat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes (pra tes dan post tes), observasi, dan dokumentasi. Pada tahap pertama akan dilakukan pra tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan penguasaan mufradat sebelum menggunakan metode mimicry memorization. Pra tes dilakukan pada siklus pertama. Pada siklus kedua akan dilakukan post tes setelah menggunakan metode mimicry memorization pada pembelajaran penguasaan mufradat. Dalam pengumpulan data juga dilaksakan observasi terstruktur yang menggunakan instrumen observasi yang siap pakai.[17] Dalam observasi ini guru sebagai observer dan peneliti sebagai guru yang diobservasi. Selain itu juga menggunakan teknik dokumentasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder untuk mendukung data utama. Misalnya mencari data jumlah siswa kelas V yang dijadikan objek penelitian.
Peneliti menggunakan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan sebagai teknik analisis data. Adapun untuk mengetahui peningkatan penguasaan mufradat, peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan metode mimicry memorization untuk meningkatkan kemampuan menghafal mufradat pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Pehnangka Ngawi
1. Pra siklus
Pada pra siklus peneliti melakukan pre tes yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan menghafal mufradat siswa kelas V sebelum diterapkannya metode mimicry memorization dalam pembelajaran bahasa Arab. Siswa mengerjakan soal pre tes sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berdasarkan hasil pre tes, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. KKM di sekolah tersebut yaitu 75. Terdapat 18 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan 11 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas. Dari data tersebut diperoleh hasil ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 62,06%. Persentase tersebut belum bisa memenuhi kriteria keberhasilan belajar klasikal siswa karena persentase tersebut masih kurang dari 85%. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatkan kemampuan menghafal mufradat siswa salah satunya yaitu dengan menggunakan metode mimicry memorization.
1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari senin, 1 mei 2023. Pada siklus ini terdapat empat tahapan yaitu :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan yaitu mengenai bab alat transportasi. Setelah menentukan materi pembelajaran, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran bahasa Arab di kelas V dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yang setiap jam nya terdiri atas 30 menit. Setelah menyusun RPP, peneliti menyiapkan metode mimicry memorization. Serta soal berisi tentang penulisan kosakata alat-alat transportasi dalam bahasa Arab beserta gambar kendaraannya. Alat-alat transportasi yang ditunjukkan tersebut akan dijadikan soal dalam pos tes. Kemudian, peneliti menyusun kisi-kisi dan soal untuk pos tes.
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan. Peneliti berperan menjadi guru bahasa Arab yang mengajar di dalam kelas V. Peneliti mengajar didalam kelas menggunakan pedoman RPP yang telah dibuat. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti menggunakan metode mimicry memorization yang telah ditentukan pada tahap perencanaan yaitu tentang alat-alat transportasi. Setelah menyampaikan dengan metode mimicry memorization, peneliti memberikan sedikit penjelasan tentang cara penulisan kosakata alat transportasi dan cara pengucapan mufradat perkata. Kemudian peneliti memberikan soal pos tes kepada siswa. Siswa mengerjakan soal pos tes sesuai dengan pemahamannya masing-masing.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Peneliti menjadi guru yang diobservasi sedangkan guru bahasa Arab kelas V menjadi observer yang mengobservasi siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa masih banyak siswa yang belum aktif pada saat pembelajaran. Siswa juga masih kurang terfokus saat pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi mengenai aktifitas guru juga masih kurang. Materi yang disampaikan belum bisa tertangkap oleh siswa dengan baik. Keterampilan guru dalam menggunakan metode juga masih belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil observasi aktivitas siswa dan guru dibawah ini :
Tabel 1.Hasil observasi aktivitas siswa
No | Hal yang Diamati | Skor Siklus |
---|---|---|
1 | Keaktifan Siswa:a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide | 3 22 |
2 | Perhatian Siswa:a. Diam, tenangb. Terfokus pada materic. Antusias | 323 |
3 | Kedisiplinan:a. Kehadiran/absensib. Datang tepat waktuc. Pulang tepat waktu | 344 |
4 | Penugasan :a. Mengerjakan semua tugasb. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunyac. Mengerjakan sesuai dengan perintah | 4 3 3 |
Total Skor | 36 | |
Persentase (%) | 75% |
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Berdasarkan hasil tabel diatas diperoleh hasil persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : P = persentase yang dicari
f = frekuensi aktifitas yang muncul
N = jumlah aktivitas seluruhnya
Adapun deskriptif kriteria perolehan skor hasil observasi aktivitas siswa menurut Sudijono yaitu :[26]
Tabel 2.Kriteria persentase nilai hasil observasi
Skor nilai (%) | Kriteria nilai |
80-100 | Baik sekali |
66-79 | Baik |
56-65 | Cukup |
46-55 | Kurang |
≤45 | Gagal |
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebagai berikut :
P = × 100%
P = × 100%
P = 75%
Persentase skor nilai 75% persen termasuk dalam kategori baik. Jadi aktivitas siswa pada saat siklus I termasuk dalam kategori baik.
Tabel 3. Hasil observasi aktivitas guru
NO | Hal yang Diamati | Skor Siklus |
---|---|---|
1 | Penguasaan Materi:a. Kelancaran menjelaskan materi b. Kemampuan menjawab pertanyaanc. Keragaman pemberian contoh | 4 3 3 |
2 | Sistematika penyajian:a. Ketuntasan uraian materib. Uraian materi mengarah pada tujuanc. Urutan materi sesuai dengan KI KD | 44 4 |
3 | Penerapan Metode:a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materib. Mudah diikuti oleh siswac. Kesesuaian urutan materi dengan metode | 3 23 |
4 | Penggunaan Media:a. Ketepatan pemilihan media dengan materi b. Ketrampilan menggunakan mediac. Media memperjelas terhadap materi | 3 3 2 |
5 | Performance:a. Kejelasan suara yang diucapkanb. Kekomunikatifan guru dengan siswac. Keluwesan sikap guru dengan siswa | 3 3 3 |
6 | Pemberian Motivasi:a. Keantusiasan guru dalam mengajarb. Kepedulian guru terhadap siswac. Ketepatan pemberian reward dan punishman | 3 3 3 |
Total Perolehan Skor | 56 | |
Presentase (%) | 78% |
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Berdasarkan hasil penyajian tabel diatas, persentase skor nilai diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini :
Keterangan : P = persentase yang dicari
f = frekuensi aktifitas yang muncul
N = jumlah aktivitas seluruhnya
Tabel 4.Persentase kriteria nilai aktivitas guru[26]
Skor nilai (%) | Kriteria nilai |
80-100 | Baik sekali |
66-79 | Baik |
56-65 | Cukup |
46-55 | Kurang |
≤45 | Gagal |
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I
P = × 100%
P = × 100%
P = 78%
Persentase skor 78% termasuk dalam kategori baik. Kategori tersebut dapat dilihat pada tabel diatas. Jadi, aktivitas guru saat siklus I termasuk dalam kategori baik.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengolah data dan melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan pada siklus kedua. Pada siklus I yang dievaluasi adalah cara mengajarnya. Guru masih belum bisa menguasai kelas dengan baik. Dalam penyampaian materi, guru tidak menggunakan metode secara berulang-ulang. Guru juga tidak memberikan latihan soal kepada siswa sebelum dilaksanakan pos tes. Selain itu, juga masih ada beberapa siswa yang belum bisa menangkap materi dengan baik. Maka cara mengajar harus diperbaiki. Hasil pos tes dalam siklus ini juga belum mencapai target. Hasil belajar klasikal siswa yang diperoleh sebesar 72,41%. Persentase tersebut masih kurang dari 85% maka siklus belum bisa berhenti. Oleh karena itu penelitian berlanjut ke siklus II.
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 2 juni 2023. Pada siklus ini terdapat empat tahapan yaitu :
a. Perencana
Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan yaitu mengenai bab alat transportasi. Setelah menentukan materi pembelajaran, peneliti memperbaiki dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran bahasa Arab di kelas V dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yang setiap jam nya terdiri atas 30 menit. Kemudian, peneliti menyiapkan metode. Metode tersebut berisi tentang penulisan kosakata alat-alat transportasi dalam bahasa Arab beserta gambar kendaraannya. Alat-alat transportasi yang ditunjukkan dalam metode tersebut akan dijadikan soal dalam pos tes. Setelah itu peneliti menyiapkan soal pos tes yang akan diujikan kepada siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan. Peneliti berperan menjadi guru bahasa Arab yang mengajar di dalam kelas V. Peneliti mengajar didalam kelas menggunakan pedoman RPP yang telah dibuat. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti menyampaikan metode mimicry memorization yang telah ditentukan pada tahap perencanaan yaitu tentang alat-alat transportasi. Peneliti menggunakan metode tersebut berulang-ulang sampai siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Setelah ditampilkannya metode tersebut, peneliti memberi penjelasan mengenai tatacara penulisan dan pengucapan kosakata alat-alat transportasi tersebut. Peneliti juga memberikan latihan penulisan dan pengucapan mufradat alat transportasi yang benar. Kemudian peneliti memberikan soal pos tes kepada siswa. Siswa mengerjakan soal pos tes sesuai dengan pemahamannya masing-masing.
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Peneliti menjadi guru yang diobservasi sedangkan guru bahasa Arab kelas V menjadi observer yang mengobservasi siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa telah terjadi peningkatan. Siswa sangat antusias dalam pembelajaran. Siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran. Kondisi kelaspun menjadi kondusif karena siswa dapat terfokus pada materi yang disampaikan. Adapun hasil observasi mengenai aktifitas guru juga mengalami peningkatan. Materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik. Guru juga lebih terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil observasi aktivitas siswa dan guru dibawah ini :
Tabel 5.Hasil observasi aktivitas siswa
No | Hal yang Diamati | Skor Siklus II |
---|---|---|
1 | Keaktifan Siswa:a. Siswa aktif mencatat materi pelajaranb. Siswa aktif bertanyac. Siswa aktif mengajukan ide | 4 33 |
2 | Perhatian Siswa:a. Diam, tenangb. Terfokus pada materic. Antusias | 444 |
3 | Kedisiplinan:a. Kehadiran/absensib. Datang tepat waktuc. Pulang tepat waktu | 333 |
4 | Penugasan :a. Mengerjakan semua tugasb. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunyac. Mengerjakan sesuai dengan perintah | 4 4 4 |
Total Skor | 43 | |
Persentase (%) | 89,58% |
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II sebagai berikut :
P = × 100%
P = × 100%
P = 89,58%
Persentase aktivitas siswa pada siklus II mendapatkan skor 89,58%. Skor tersebut termasuk dalam kategori baik sekali. Jadi, aktivitas siswa pada saat siklus II dikategorikan baik sekali.
Tabel 6.Hasil observasi aktivitas guru
No | Hal yang Diamati | Skor Siklus II |
---|---|---|
1 | Penguasaan Materi:a. Kelancaran menjelaskan materi b. Kemampuan menjawab pertanyaanc. Keragaman pemberian contoh | 4 3 3 |
2 | Sistematika penyajian:a. Ketuntasan uraian materib. Uraian materi mengarah pada tujuanc. Urutan materi sesuai dengan KI KD | 44 4 |
3 | Penerapan Metode:a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materib. Mudah diikuti oleh siswac. Kesesuaian urutan materi dengan metode | 4 43 |
4 | Penggunaan Media:a. Ketepatan pemilihan media dengan materi b. Ketrampilan menggunakan mediac. Media memperjelas terhadap materi | 4 3 3 |
5 | Performance:a. Kejelasan suara yang diucapkanb. Kekomunikatifan guru dengan siswac. Keluwesan sikap guru dengan siswa | 333 |
6 | Pemberian Motivasi:a. Keantusiasan guru dalam mengajarb. Kepedulian guru terhadap siswac. Ketepatan pemberian reward dan punishman | 4 4 4 |
Total perolehan skor | 64 | |
Persentase (%) | 88,88% |
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II
P = × 100%
P = × 100%
P = 88,88%
Persentase skor 88,88% termasuk dalam kategori sangat baik. Kategori tersebut dapat dilihat pada tabel diatas. Jadi, aktivitas guru saat siklus II termasuk dalam kategori sangat baik.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengolah data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Perolehan data hasil pos tes pada siklus II telah mencapai target. Persentase belajar klasikal siswa telah mencapai 89,65%. Sehingga siklus ini dapat berhenti karena persentase telah mencapai lebih dari 85%.
B. Penggunaan metode mimicry memorization untuk meningkatkan kemampuan menghafal mufradat pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Pehnangka Ngawi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, metode mimicry memorization dapat meningkatkan kemampuan menghafal mufradat pada siswa kelas V MI Al Islam Pehnangka. Hal tersebut telah dibuktikan dari hasil tes pada siklus I dan siklus II. Sebelum masuk pada siklus I yaitu pada pra siklus telah dilakukan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan untuk mengukur kemampuan menghafal mufradat siswa sebelum digunakannya metode mimicry memorization. Dari hasil pre tes tersebut terdapat 18 siswa mendapatkan nilai diatas KKM dan 11 siswa dibawah KKM. KKM di sekolah tersebut adalah 75. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dinyatakan tidak tuntas. Dari perolehan data tersebut mendapatkan hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 62,06%. Persentase tersebut diperoleh karena nilai hasil pra tes siswa masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah 75. Maka persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada pra siklus belum dinyatakan tuntas karena masih kurang dari 85%. Berikut disajikan tabel hasil pre tes siswa :
Tabel 7.Hasil pre tes pada pra siklus
NO | NAMA SISWA | Perolehan Nilai Pr e Tes |
1 | Adi Dwi Priyanto | 13 |
2 | Ahmad Husain Rabbani | 93 |
3 | Alfrizka Firnanda Latifatul Qolbi | 80 |
4 | Annisa Ma’rifatuha Mufida | 87 |
5 | Bintang Dwi Ardhiansyah | 47 |
6 | Celine Amanda Rizky | 27 |
7 | Esa Galih Fatahillah | 80 |
8 | Faeka Yuni Angellina | 80 |
9 | Ferdi Wahyu Pratama | 87 |
10 | Genio Zervin Atahillah | 80 |
11 | Ilaina Hayyal Ula | 80 |
12 | Jihan Nazfa Erlinda | 53 |
13 | Junita Dwi Larassati | 73 |
14 | Muhammad Azka Alkhaizam | 87 |
15 | Muhammad Ridho Arrahman | 100 |
16 | Muhammad Rizky Zamarullah | 80 |
17 | Nallaya Aisdqiyah Riwansyah P | 80 |
18 | Nabila Nur Aini | 87 |
19 | Nabila Widya Almira | 20 |
20 | Revana Hensi Muharomah | 87 |
21 | Reyhan Anugrah Ilahi | 87 |
22 | Rizal Labib Murtaja | 53 |
23 | Salma Afiatul Fadhilah | 27 |
24 | Shelina Dwi Prasasti | 27 |
25 | Syahrul Imansyah | 80 |
26 | Syakira Aqila Failasuffa | 20 |
27 | Syerli Khoirunnisa | 87 |
28 | Wafia Nur Salsabila | 40 |
29 | Zukhrufa Ilma | 80 |
Total Nilai | 1922 | |
Rata-Rata Nilai | 66,275862 | |
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) | 62,06% |
Persentase ketuntasan belajar klasikal diperoleh dengan rumus :
Presentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada pra siklus masih rendah. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.
Pada siklus I guru menggunakan metode mimicry memorization tentang penulisan dan pengucapan alat-alat transportasi sebagai metode pembelajaran menghafal mufradat kelas V. Pada siklus I dilaksanakan pos tes yang bertujuan untuk mengetahuai kemampuan Menghafal mufradat setelah diterapkannya metode mimicry memorization sebagai metode pembelajaran. Dari hasil pos tes telah terjadi peningkatan. Terdapat 21 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan 8 siswa dibawah KKM. Dari hasil tersebut diperoleh persentase belajar klasikal siswa sebesar 72,41%. Persentase tersebut mengalami peningkatan sebesar 10,35% dari persentase pre tes. Namun persentase tersebut masih belum bisa menghentikan siklus penelitian karena perolehan persentase belajar klasikal siswa masih kurang dari 85%. Maka siklus harus berlanjut ke siklus kedua. Berikut disajikan tabel hasil pos tes pada siklus I sebagai berikut :
Tabel 8.Hasil pos tes siklus I
NO | NAMA SISWA | Perolehan Nilai Siklus I |
1 | Adi Dwi Priyanto | 40 |
2 | Ahmad Husain Rabbani | 100 |
3 | Alfrizka Firnanda Latifatul Qolbi | 87 |
4 | Annisa Ma’rifatuha Mufida | 87 |
5 | Bintang Dwi Ardhiansyah | 73 |
6 | Celine Amanda Rizky | 60 |
7 | Esa Galih Fatahillah | 87 |
8 | Faeka Yuni Angellina | 80 |
9 | Ferdi Wahyu Pratama | 87 |
10 | Genio Zervin Atahillah | 87 |
11 | Ilaina Hayyal Ula | 80 |
12 | Jihan Nazfa Erlinda | 80 |
13 | Junita Dwi Larassati | 80 |
14 | Muhammad Azka Alkhaizam | 93 |
15 | Muhammad Ridho Arrahman | 100 |
16 | Muhammad Rizky Zamarullah | 80 |
17 | Nallaya Aisdqiyah Riwansyah P | 87 |
18 | Nabila Nur Aini | 87 |
19 | Nabila Widya Almira | 47 |
20 | Revana Hensi Muharomah | 87 |
21 | Reyhan Anugrah Ilahi | 93 |
22 | Rizal Labib Murtaja | 80 |
23 | Salma Afiatul Fadhilah | 67 |
24 | Shelina Dwi Prasasti | 40 |
25 | Syahrul Imansyah | 87 |
26 | Syakira Aqila Failasuffa | 60 |
27 | Syerli Khoirunnisa | 93 |
28 | Wafia Nur Salsabila | 67 |
29 | Zukhrufa Ilma | 87 |
Total Nilai | 2283 | |
Rata-Rata Nilai | 78,72414 | |
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) | 72,41% |
Hasil persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I diperoleh dengan menggunakan rumus :
KBK = × 100%
KBK = × 100%
KBK = 72,41%
Perolehan hasil ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I belum bisa dikatakan berhasil atau tuntas karena persentase masih kurang dari 85%. Oleh karena itu siklus berlanjut ke siklus II.
Pada siklus II telah dilakukan pos tes kembali. Dari hasil pos tes tersebut telah terjadi peningkatan. Terdapat 26 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan 3 siswa dibawah KKM. Dari hasil tersebut diperoleh ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 89,65%. Persentase tersebut mengalami peningkatan sebesar 17,24%. Sehingga siklus penelitian dapat berhenti karena persentase belajar klasikal siswa telah mencapai diatas 85%. Berikut disajikan tabel hasil pos tes pada siklus II :
Tabel 9.Hasil pos tes siklus II
NO | NAMA SISWA | Perolehan Nilai Siklus II |
1 | Adi Dwi Priyanto | 53 |
2 | Ahmad Husain Rabbani | 100 |
3 | Alfrizka Firnanda Latifatul Qolbi | 93 |
4 | Annisa Ma’rifatuha Mufida | 93 |
5 | Bintang Dwi Ardhiansyah | 87 |
6 | Celine Amanda Rizky | 80 |
7 | Esa Galih Fatahillah | 93 |
8 | Faeka Yuni Angellina | 87 |
9 | Ferdi Wahyu Pratama | 93 |
10 | Genio Zervin Atahillah | 93 |
11 | Ilaina Hayyal Ula | 87 |
12 | Jihan Nazfa Erlinda | 80 |
13 | Junita Dwi Larassati | 87 |
14 | Muhammad Azka Alkhaizam | 100 |
15 | Muhammad Ridho Arrahman | 100 |
16 | Muhammad Rizky Zamarullah | 87 |
17 | Nallaya Aisdqiyah Riwansyah P | 93 |
18 | Nabila Nur Aini | 93 |
19 | Nabila Widya Almira | 60 |
20 | Revana Hensi Muharomah | 93 |
21 | Reyhan Anugrah Ilahi | 100 |
22 | Rizal Labib Murtaja | 80 |
23 | Salma Afiatul Fadhilah | 80 |
24 | Shelina Dwi Prasasti | 47 |
25 | Syahrul Imansyah | 87 |
26 | Syakira Aqila Failasuffa | 80 |
27 | Syerli Khoirunnisa | 93 |
28 | Wafia Nur Salsabila | 87 |
29 | D | 87 |
Total Nilai | 2493 | |
Rata-Rata Nilai | 85,96552 | |
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) | 89,65% |
Hasil persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus II diperoleh dengan menggunakan rumus :
KBK = × 100%
KBK = × 100%
KBK = 89, 65%
Perolehan hasil ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II telah berhasil karena perolehan persentase sudah mencapai lebih dari 85%. Maka siklus penelitian dapat berhenti.
Persentase peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambar 2. Grafik peningkatan ketuntasan belajar klasikal
Kesimpulan
Metode mimicry memorization merupakan salah satu metode yang dapat membantu dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran penghafal mufradat. Pembelajaran menghafal mufradat kelas V di MI Al Islam Pehnangka masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariatif. Sehingga perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang lebih variatif salah satunya dengan menggunakan metode mimicry memorization. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, metode mimicry memorization telah memberikan dampak yang positif bagi peserta didik dan pendidik. Dengan penggunaan metode mimicry memorization peserta didik lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran khususnya pada menghafal mufradat kelas V. Peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi pembelajaran di kelaspun menjadi efektif, kondusif, dan tenang. Selain itu juga dapat memudahkan guru saat mengajar. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Penggunaan metode mimicry memorization juga dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menghafal mufradat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peningkatan kemampuan menghafal mufradat kelas V di MI Al Islam Pehnangka Ngawi telah mengalami peningkatan. Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada kemampuan menghafal mufradat kelas V. Peningkatan tersebut tejadi setelah menggunakan metode mimicry memorization dalam pembelajaran menghafal mufradat. Persentase peningkatan sebesar 27,59% yang mana pada siklus I mendapat persentase ketuntasan belajar klasikal 62,06% dan siklus II sebesar 89,65%. Oleh karena itu, metode mimicry memorization dapat meningkatkan kemampuan menghafal mufradat kelas V di MI Al Islam Pehnangka Ngawi.
References
- M. Fauzi and M. Thohir, “Pembelajaran Kaligrafi Arab untuk Meningkatkan Maharah Al-Kitabah,” EL-IBTIKAR J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 9, no. 2, pp. 226–240, 2021, doi: 10.24235/ibtikar.v9i2.6554.
- A. C. Harimi, “Pembelajaran Maharah Bahasa Arab Berbasis Inklusif,” Tarling, vol. 1, no. 2, pp. 19–32, 2021.
- A. Rathomi, “Maharah Kitabah dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Tarbiya Islam. J. Kegur. dan Pendidik. Islam, vol. 1, pp. 1–8, 2020. [Online]. Available: ojs.unida.ac.id/tatsqifiy.
- S. Kuraedah, “Aplikasi Maharah Kitabah dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Al-Ta’dib J. Kaji. Ilmu Pendidikan, IAIN Kendari, vol. 8, no. 2, pp. 82–98, 2015.
- S. Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang, Indonesia: UIN - Maliki Press, 2011.
- A.W. Rosyidi, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang, Indonesia: UIN - Maliki Press, 2011.
- Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta, Indonesia: Diva Press, 2012.
- Ismail Sholeh, “Penerapan Metode Mimicry Memorization dalam Pembelajaran Al Kalam bagi siswa kelas XI MA Darul Quran Gunung Kidul tahun ajaran 2014/2015.” (skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2015).
- Kiki Riska, Analisis Metode Mim-mem (MIMICRY-MEMORIZATION) Pada Pembelajaran Bahasa Arab DI Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Tanjung Jabung Timu. Diss. Universitas Jambi, 2022.
- N. Nurrohmah, N. Rahmawati, and H. Busri, “Efektivitas Metode Mim-mem (mimicry memorization) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs Maarif NU 04 Tamansari Purbalingga.” Lisanul Arab: Journal Of Arabic Learning and Teaching, vol. 9, no. 2, pp. 95–103, 2020.
- Kiki Riska, Analisis Metode Mim-mem (MIMICRY-MEMORIZATION) Pada Pembelajaran Bahasa Arab DI Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Tanjung Jabung Timu. Diss. Universitas Jambi, 2022.
- IG.A.K. Wardani and K. Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan, Indonesia: CV. Jaya Abadi Utama, 2020.
- A. Royani, “Penerapan Teknik Pembelajaran Kooperatif NHT dalam Meningkatkan Pemahaman tentang Bumi Bagian dari Alam Semesta,” vol. 2, pp. 294–311, 2017. [Online]. Available: http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta, Indonesia: PT. Prestasi Pustaka, 2012.
- S. R. Sukma, “Penggunaan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Laju Penggunaan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI SMAS Babul Maghfirah Aceh Besar,” 2017.
- A. M. A.-T. Omar, Manzilah Al-Lughah Al-’Arabiyyah baina Al-Lughaat Al-Mu’aashirah, 2nd ed. Makkah, Saudi Arabia: Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, 2018.
- A. D. Lestari, “Istakhdam Al-Wasiilah A’laa ‘Asaasi Fidyu Almutaharrikah Litarqiyyati Natiijati Ta’allumi Al-Lughah Al-’Arabiyyah Lisshoffi As-Saabi’ Bi Madrasah As-Tsanawiyyah Fajrul Iman Patumbak Deli Serdang,” 2020.
- Mu’alimim and R. A. H. Cahyadi, Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktik, 2014.
- A. Royani, “Penerapan Teknik Pembelajaran Kooperatif NHT dalam Meningkatkan Pemahaman tentang Bumi Bagian dari Alam Semesta,” vol. 2, pp. 294–311, 2017. [Online]. Available: http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta, Indonesia: PT. Prestasi Pustaka, 2012.
- S. R. Sukma, “Penggunaan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Laju Penggunaan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Laju Reaksi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI SMAS Babul Maghfirah Aceh Besar,” 2017.