Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v12i2.1716

Empowering Arabic Learning Through Mahfudhot Poster Innovation


Memberdayakan Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Inovasi Poster Mahfudhot

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia

(*) Corresponding Author

Visual design Mahfudhot posters Learning motivation Arabic language Educational materials

Abstract

The abstract presents the importance of visual design, particularly in educational contexts, for enhancing learning motivation and comprehension. It highlights the potential of mahfudhot posters, combining Arabic language learning with visually stimulating elements. The study aimed to investigate the impact of mahfudhot posters on student learning motivation, disciplinary values, and philosophical insight. The research employed qualitative methods to design and implement the mahfudhot poster about Learning Motivation. Results indicate that incorporating mahfudhot posters in Arabic language learning fosters increased enthusiasm and comprehension among students. The findings suggest the value of integrating visual design strategies into educational materials to promote learning motivation and holistic understanding.

Highligh:

  1. Visual design enhances learning: Visual elements engage learners across age groups.
  2. Mahfudhot posters in education: Combining Arabic learning with visual stimuli.
  3. Impact on student motivation: Study explores poster's role in instilling discipline.

Keywoard: Visual design, Mahfudhot posters, Learning motivation, Arabic language, Educational materials

Pendahuluan

Keterampilan berbicara (maharah kalam) termasuk satu dari empat keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbicara dalam bahasa Arab dikenal sebagai maharah kalam. Adapun keterampilan lain yang harus dikuasai dalam berbahasa Arab yakni keterampilan membaca (maharah qiraah) sudah dikenal oleh pelajar bahasa Arab di Indonesia, tetapi keterampilan berbicara terlihat lebih lambat dicapai oleh siswa ketika mempelajari bahasa Arab[1].

Sejalan dengan pernyataan diatas, ada satu hal yang membuat keterampilan berbicara menjadi lebih mudah untuk dipelajari yakni dengan mengenalkan ungkapan sederhana berupa hikmah-hikmah berbahasa Arab, muatannya berisi tentang nasihat dan pelajaran hidup yang dikemas dalam bentuk peribahasa. Hikmah-hikmah tersebut disebut dengan Mahfudhot. Tujuan dan manfaat dari Mahfudhot adalah untuk membagikan nilai- nilai yang apabila ditanamkan dalam diri serta kehidupan akan menjadi falsafah hidup yang berarti serta bermanfaat sampai masa mendatang[2].

Ada dua jenis permasalahan dalam mempelajari bahasa Arab: kesulitan kebahasaan (linguistic) dan non-kebahasaan (non-linguistic). Masalahlinguistic mencakup masalah yang ada dalam bahasa Arab itu sendiri, seperti tata kalimat, kosa kata, bunyi pengucapan, penulisan, dan tata kata. Masalah non-linguistic mencakup masalah yang tidak ada hubungannya dengan bahasa Arab tetapi berdampak pada kemampuan seseorang untuk berbicara dengan baik. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Arab, diperlukan lingkungan yang dapat mendukung siswa untuk menerapkan, merepetisi, dan melatih kaidah dan kosa kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Pengembangan penguasaan bahasa Arab siswa dapat dicapai melalui lingkungan yang efektif[3].

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran maharah kalam adalah peserta didik tidak mendapatkan lingkungan yang mendukungnya untuk membiasakan berbicara memakai bahasa Arab. Selain itu, tingkat literasi di Indonesia juga masih tergolong rendah. Dari segi media pembelajaran juga masih monoton dengan kitab yang hanya berupa materi tanpa ilustrasi yang menarik dan berwarna hitam putih. Penulis berusaha menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan mengemas pelajaran Mahfudhot dengan tampilan baru yang bertujuan untuk meningkatkan semangat, motivasi dan minat belajar siswa dalam menghafal mahfudhot serta menanamkan falsafah hidup berupa nilai-nilai kedisiplinan berupa poster mahfudhot.

Hasil dan Pembahasan

Poster yang dibuat merupakan poster berisi mahfudhot (kata-kata mutiara) yang berkaitan dengan motivasi belajar dilengkapi ilustrasi yang sesuai dengan arti mahfudhot. Pembuatan poster ini sebagai bentuk pengembangan media pembelajaran Maharah Kalam dimana yang sebelumnya kitab Mahfudhot hanya berupa kumpulan ungkapan bahasa Arab dengan terjemahan bahasa Indonesia tanpa ilustrasi sama sekali dan warna isi buku hanya hitam putih. Hal ini sering membuat siswa merasa bosan ketika sesi menghafal mahfudhot karena dianggap materi dan media pembelajarannya sangat monoton. Akibatnya target hafalan tidak tercapai dan proses pembelajaran kurang efektif. Melihat fenomena tersebut, maka media pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta menjadikan ungkapan-ungkapan positif berupa materi mahfudhot ini tertanam di benak siswa menjadi nilai-nilai kedisiplinan.

Dengan ungkapan mahfudhot yang sederhana dilengkapi dengan ilustrasi yang sesuai, poster ini tercipta dengan harapan agar siapapun tertarik untuk belajar bahasa Arab dan melafalkannya dengan tepat sebagai bentuk penerapan maharah Kalam dalam pelajaran mahfudhot.

Figure 1.Poster Mahfudhot

Dalam poster ini berisi ungkapan mahfudhot yang tertulis dan merupakan makna tersurat yang berbunyi:

(Bersungguh-sungguhlah, jangan malas dan jangan lengah, karena penyesalan itu untuk orang yang malas).

Mahfudhot yang tertera di dalam poster merupakan salah satu bait dari syair At-Thugro'i (531 H) lebih tepatnya diambil dari bait kedua yang menjelaskan ajakan untuk terus berusaha dan berjuang dengan segenap tenaga, memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu, menjauh dari kemalasan dan kelalaian agar menjadi orang-orang yang tekun bukan termasuk orang-orang yang lalai terhadap tugas dan urusan lainnya, karena hal itu berujung pada kerugian dan penyesalan dalam kekecewaan.

Syariat Islam memerintahkan ketekunan dan beraktivitas, serta melarang kelalaian dan kemalasan. Sebab, beraktivitas (positif) dan ketekunan merupakan suatu bentuk kebaikan sedangkan kemalasan termasuk kejahatan dan kerusakan. Salah satu usaha untuk meningkatkan semangat dan terhindar dari kemalasan yaitu berdo'a. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa:

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, rasa takut, keburukan di masa tua, dan kekikiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta malapetaka hidup dan mati.” (HR. Al-Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706).

Ada pula makna tersirat dari beberapa elemen poster yang juga berkaitan dengan mahfudhot mengenai motivasi belajar. Karakter seorang anak perempuan yang tidak ditemani siapapun kecuali buku menggambarkan mahfudhot yang berbunyi:

(Teman duduk terbaik di setiap waktu adalah buku)

Dengan kata lain bahwa jika ingin mengetahui hal baru kita bisa membaca buku untuk menambah wawasan dimana ada kalimat yang sudah sangat familiar dengan kita bahwa buku adalah jendela dunia.

Background dalam poster yaitu suasana senja menggambarkan mahfudhot yang berbunyi:

  1. اجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَاتَكُنْ غَافِلًا فَنَدَامَةُ اْلعُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
  2. اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
  3. خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ
  4. اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

(Carilah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat)

Sederhananya tidak ada batasan usia untuk terus belajar dan mencari ilmu termasuk ketika sudah mencapai usia "senja", bahkan dalam mahfudhotnya batas berhentinya mencari ilmu ketika sudah tutup usia atau wafat.

Pemilihan karakter perempuan dalam poster ini menunjukkan bahwa kontribusinya sebagai calon ibu terhadap upayanya yang sangat besar untuk menyiapkan generasi penerus bangsa dengan kualitas unggul. Jika kasih sayang dan kelembutannya dipadukan dengan ilmu dan pendidikan Islam, maka buahnya akan memiliki sifat dan akhlak yang terpuji. Semangat para muslimah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat dari hadis-hadis tentang menuntut ilmu. Hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Rasulullah terhadap pendidikan perempuan.

Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari menulis bab khusus mengenai semangat muslimah dalam mencari ilmu 14 abad yang lalu dalam bukunya Shahih al-Bukhari. Riwayat tersebut menggambarkan ketika itu Rasulullah melewati para wanita. Rasulullah bersama sahabatnya, Bilal. Kemudian Rasulullah menasihati dan menganjurkan mereka untuk bersedekah. Seketika para wanita itu melemparkan anting dan cincin mereka untuk disedekahkan. Bilal pun mengambil perhiasan itu menggunakan ujung bajunya[4].

Salah satu hadis riwayat dari Abu Sa'id al-Khudriy dalam kitab at-Tadzkirah al-Hadramiyah , bahwa beliau berkisah yang artinya:

"Para wanita mengadu kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, kami kalah dari kaum muslimin yang banyak mengaji kepada engkau. Jadi, mohon luangkanlah satu hari untuk mengajari kami. Kata kaum perempuan mengadu pada saat itu. Nabi pun menyetujui dan menetapkan satu hari, khusus untuk mengajar mereka." (HR. Al-Bukhari)[5].

Hadis diatas menunjukkan bahwa perempuan tidak mau kalah dengan laki-laki yang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengaji kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia sendiri, tentu kita ketahui bersama bahwa sebagian besar perempuan pada masa penjajahan tidak memiliki akses terhadap pendidikan. Maka mulai bermunculan sosok-sosok seperti R.A. Kartini, Dewi Sartika, Roehana Koedoes, dan Maria Walanda Maramis yang merupakan tokoh-tokoh pemberdaya perempuan, khususnya di bidang pendidikan

Sitti Soendari, salah satu perwakilan organisasi Poetri Indonesia mengutarakan pandangannya terhadap perempuan Indonesia yang menurutnya harus mendapat kemerdekaan sepenuhnya. Sitti Soendari mengatakan secara tegas, “Saat Ini, kaum perempuan menuntut pendidikan yang mengarah pada kemerdekaan, dan kebebasan dalam kehidupan sosial. Pendidikan kita harus mempertimbangkan hal ini, agar kita tidak menjadi umpan perkawinan saja.”

Ikatan kepala yang bertuliskan hammasah menggambarkan antusiasme serta motivasi belajar yang tinggi seperti yang tertera dalam hadis-hadis diatas.

Simpulan

Dari karya poster yang dibuat, dapat dipahami bahwa dalam membuat poster yang menarik dengan materi pembelajaran bahasa Arab seperti ungkapan mahfudhot tidak dapat dikatakan sangat mudah. Hal tersebut dikarenakan dalam pembuatannya diperlukan berbagai pertimbangan dalam menentukan warna, font, ilustrasi dan tata letak komponen agar pesan dalam poster tersampaikan dengan baik. Ilustrasi didalam poster dihasilkan atau digambar sendiri dan membutuhkan referensi yang banyak agar memiliki orisinalitas karya sehingga bersifat khas dan pribadi. Font yang dipakai juga telah melalui proses seleksi dengan memilih font sederhana namun enak dipandang dan mudah dibaca. Warna sangat menggambarkan ciri khas pembuat poster yang di sebagian besar karyanya menggunakan warna pastel, selain mudah untuk dipadukan juga memberi kesan tenang dan cocok untuk mengisi ruang anak-anak. Penulis berharap bahwa poster ini bisa membantu dalam proses pembelajaran bahasa Arab khususnya pelajaran mahfudhot yang melatih Maharah Kalam dengan media pembelajaran yang menarik melalui keindahan desain grafis salah satunya poster.

References

  1. Z. Nafisah Mtsn and J. J. Timur, “Peningkatan Keterampilan Berbicara (Maharah Kalam) Bahasa Arab Melalui Media Gambar,” vol. 2, no. 4, 2022.
  2. Nurhaliza, “Pengaruh Pembelajaran Mahfuzhat Terhadap Akhlak Santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Kepahiang Bengkulu.” Skripsi Sarjana, Fakultas Tarbiyah dan Tadris Universitas Agama Islam Negeri Fatmawati Sukarno, Bengkulu, 2022.
  3. M. Noviani and M. A. Kholiq Hasan, “Problematika dan Solusi Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab di UIN Raden Mas Said Surakarta,” Rayah Al-Islam, vol. 7, no. 1, pp. 245–259, Apr. 2023, doi: 10.37274/rais.v7i1.662.
  4. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukhari and Abu Abdullah, Shahîh Al-Bukhâri, Bab: Idhotul Umami An-Nisa' wa Ta'liimihinna, Kitab: Al-Ilm, Hal. 37, Beirut: Dar Ibn Kathir, 2002.
  5. Al-Alawiy, Muhammad bin Salim bin Hafidz, At-Tadzkirah Al-Hadhramiyah, Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, Hal.6.