Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v12i1.1700

Enhancing Arabic Vocabulary Acquisition in Second Grade: The Efficacy of the Singing Method


Meningkatkan Pemerolehan Kosakata Bahasa Arab di Kelas Dua: Keampuhan Metode Bernyanyi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Singing Method Arabic Vocabulary Learning Second-Grade Students Language Education Pedagogical Strategies

Abstract

This study investigates the implementation of the singing method in learning Arabic vocabulary among second-grade students at Muhammadiyah 1 Elementary School, Malang. Employing a descriptive qualitative approach, data was gathered through observation, documentation, and interviews. The study reveals a structured three-stage process of planning, implementing, and evaluating the singing method. Enthusiastic student engagement, teacher familiarity with singing activities, and the use of the al-ashri book as media emerged as supportive factors. Conversely, inhibiting factors included student disruptions, reluctance to participate, and silent lip movement during singing. Proposed solutions encompass teacher creativity in presenting vocabulary songs, effective classroom management, incorporation of music, videos, and movements, and group singing activities. This research underscores the effectiveness of the singing method in fostering Arabic vocabulary acquisition, offering valuable insights for language educators.

Highlight:

  • This study assesses the efficacy of the singing method in Arabic vocabulary acquisition among second-grade students, providing valuable insights for language educators.
  • Employing a descriptive qualitative approach, the research reveals a structured three-stage process—planning, implementing, and evaluating—for the effective implementation of the singing method.
  • Supportive factors, including enthusiastic student engagement, teacher familiarity with singing activities, and the utilization of the al-ashri book as instructional media, contribute to the success of the method. Inhibiting factors, such as student disruptions and reluctance to participate, call for creative teacher interventions and effective classroom management strategies, emphasizing the importance of dynamic and engaging language education practices.

Keyword: Singing Method, Arabic Vocabulary Learning, Second-Grade Students, Language Education, Pedagogical Strategies

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan jati diri dari skema pendidikan, maka sukses gagalnya pendidikan biasa ditakar dengan mutu pembelajarannya [1]. Pembelajaran bahasa arab bisa diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran bahasa arab yaitu di dalam buku baina yadaik dipaparkan tujuan pembelajaran bahasa arab yaitu agar peserta didik dapat memiliki kompetensi diantaranya adalah sebagai berikut : kompetensi linguistik (kebahasaan), kompetensi komunikatif dan kompetensi kebudayaan [2]. Bahasa arab diklasifikasikan di antara lima bahasa tersulit di dunia, karena bahasa arab ditentukan oleh banyak aturan linguistik, ejaan dan tata bahasa di dalamnya [3]. Belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah sikap dan tingkah lakunya. Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mau belajar [4].

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran antara lain ialah kurikulum, materi, metode, media, tujuan pembelajaran, peserta didik, pendidik, evaluasi pembelajaran [5]. Salah satu unsur dalam pembelajaran adalah metode. Dalam penggunaan yang umum, metode diartikan sebagai cara untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memilih, menyusun serta menyajikan materi [6]. Diantara metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran kelas bawah yakni adalah metode bernyanyi.

Metode bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode bernyanyi berarti menciptakan dan mengelola pembelajaran dengan menggunakan syair-syair yang dilagukan. sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab metode bernyanyi penting bagi pendidikan anak–anak selain itu metode bernyanyi adalah kegiatan menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak- anak [7]. Proses pembelajaran dengan memakai metode bernyanyi merupakan aktivitas yang disukai anak beragam usia, sehingga dalam pembelajaran bahasa arab siswa lebih mudah menguasai mufrodat serta meningkatkan semangat siswa dalam belajar bahasa arab [8]. Efektifitas pengetahuan dan keterampilan sangat bergantung pada metode yang digunakan dalam pembelajaran [9].

Manfaat metode bernyanyi pada anak adalah sebagai berikut: 1) Memberikan nuansa yang segar dalam beraktifitas serta menimbulkan rasa bahagia di hati anak, 2) Mengatasi rasa malu anak dengan ikut bernyanyi bersama dengan teman-temannya, 3) Melatih anak untuk bisa membiasakan pengucapan kata-kata dengan harapan bisa berdampak pada kemampuan menulis dan berbicara, 4) Meningkatkan pengetahuan anak, adat dan nilai sehingga bisa membentuk moral dan akhlak yang baik, 5) Meningkatkan pengucapan huruf sesuai dengan kaidah pengucapannya, 6) Membangkitakn semangat anak [10]. Adapun kelebihan metode bernyanyi yaitu: 1) Memperluas dan menambah sumber belajar guru dan peserta didik, 2) Pendidik bisa mengoptimalkan lingkungan sekitar untuk bisa dimanfaatkan menjadi media pembelajaran sehingga motivasi pendidik bisa berkembang menghasilkan suatu kreatifitas, 3) Metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bisa dihasilkan oleh guru dengan kreatifitas yang meningkat, 4) Pembelajaran yang disajikan akan lebih membawa daya tarik tersendiri, 5) Siswa terlibat aktif dalam kegiatan, sehingga anak akan terus berfikir selama pembelajaran [8].

Faktanya saat ini kegiatan belajar mengajar di SD Muhammadiyah 1 Malang sudah dilaksakan secara tatap muka terbatas di dalam kelas. Kegiatan tatap muka ini dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan dari masing-masing guru dan siswa karena pandemi covid-19 masih belum dinyatakan selesai. Melihat sudah begitu cukup lama siswa belajar di rumah bersama dengan orang tua karena pandemi covid-19 dan sekarang harus dipaksa kembali belajar mandiri di sekolah. Pasti guru harus mempersiapkan metode yang cocok untuk diterapkan sehingga menarik pembelajaran pada saat pertemuan tatap muka terbatas di dalam kelas, apalagi jam belajar di SD Muhammadiyah 1 Malang untuk pelajaran bahasa arab bisa terbilang sedikit yaitu hanya setengah jam saja. Maka dari itu Ibu Riris selaku guru bahasa arab di SD Muhammadiyah 1 Malang menggunakan metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa arab untuk kegiatannya Ibu Riris mengkombinasikan bahasa arab dan Indonesia serta terkadang mencari referensi nyanyian di youtube dan terkadang juga mengarang sendiri yang terpenting masuk kedalam pokok materi yang akan di ajarkan.

Penelitian tentang metode bernyanyi dalam pembelajaran ini bukanlah hal yang baru, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini seperti milik Yusrul Hana yang membahas tentang Pengaruh Metode Bernyanyi Berbantu Media Pop Up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas V Materi Fi Maktabatil Madrosati Di MI Natijatul Islam Sumberejo [11]. Lalu ada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fikri Abu Nida dengan fokus kajian Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Hafalan Mufrodat Pada Siswa Mts Hasyim Asy’ari Kota Batu [12]. Dan juga penelitian milik Feny Rahmawaty yang membahas tentang Penggunaan Metode Bernyanyi Dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas I SD Ta’mirul Islam Surakarta [13].

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimana implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang, (2) apa faktor pendukung dan penghambat impementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang, (3) apa solusi dari faktor penghambat implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang, untuk mengetahui solusi dari faktor penghambat implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang.

Metode

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang hasil temuannya didapatkan tanpa menggunakan cara atau teknik kuantitatif. Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang bisa dipakai untuk meneliti pola hidup, sejarah, tingkah laku, organisasi, sosial, atau hubungan kekeluargaan. Sementara itu, menurut Bogdan dan Taylor, bahwa penelitian kualitatif merupakan langkah terstruktur penelitian yang bisa menghasilkan data deskriptif berupa ujaran, memo, dan perilaku dari sunjek yang diamati [14]. Data penelitian yang didapatkan berupa observasi, dokumentasi, dam wawancara yang dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Menurut Tatang M. Amirin, subjek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan penelitian atau lebih tepat dimaknai sebagai seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan [15]. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru bahasa arab dan siswa kelas II di SD Muhammadiyah Malang.

Jenis data terdiri dari 2 yaitu kualitatif dan kuantitatif, data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau yang dikuantifikasikan dalam paparannya, sedangkan data kualitatif adalah data yang non angka, yaitu berupa kata, kalimat, pernyataan dan dokumen [16]. Jenis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, sehingga teknik yang digunakan adalah menggambarkan dengan menggunakan kata-kata. Apabila data yang diperlukan telah terkumpul maka hasil penelitian disimpulkan secara naratif. Sehingga perolehan data penelitian yang akan dianalisis berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, tetapi melihat orang lain atau dengan dokumen [17]. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah guru bahasa arab dan siswa kelas II SD Muhammadiyah 1 Malang dan jurnal atau dokumen pendukung lainnya sebagai sumber data sekunder.

Beberapa pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Teknik : a) Wawancara, Peneliti melakukan komunikasi interaktif dengan sumber informasi untuk mendapatkan data sesuai masalah penelitian. Dalam teknik wawancara ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan memberikan pertanyaan secara langsung mengenai proses pembelajaran bahasa arab kelas II dengan menggunakan metode bernyanyi di SD Muhammadiyah 1 Malang. b) Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Observasi dalam penelitian ini yaitu peneliti mengobservasi proses pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II dengan menggunakan metode bernyanyi di SD Muhammadiyah 1 Malang. c) Dokumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi terkait pembelajaran kosakata bahasa arab dengan metode bernyanyi kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang baik secara tertulis maupun data secara visual yang dapat mendukung dalam sebuah penelitian. Dalam penelitan ini dokumentasi yang didapat antara lain: 1) RPP, 2) Foto kegiatan pembelajaran di kelas, 3) Buku ajar, 4) Absensi siswa, 5) Jadwal pelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Reduksi data yaitu kegiatan yang menggabungkan dan persamaan dalam bentuk data apapun yang akan dijadikan sebuah bentuk tulisan yang akan dianalisis. Penyajian data adalah memaparkan hasil penelitian secara rinci mengenai hal-hal yang berhubungan dengan implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang dan menarik kesimpulan yaitu kegiatan mengambil kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan dan dianalisis, kemudian hasil dapat disajikan melalui penjelasan yang dapat diterima dan dipahami [18].

Hasil dan Pembahasan

A. Implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang

Berdasarkan hasil hasil wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang terdiri dari 3 tahap yaitu :

1) Perencanaan

Guru bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas selalu mempersiapkan perencanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai, sehingga proses pembelajaran dikelas berjalan secara sistematis. Hal ini sejalan dengan teori Gentry dalam jurnal Wahyudin menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran tercapai [19]. Dalam perencanaannya guru akan mengajarkan bab al-malabis dalam buku al-ashri dengan kosakata hidzaun sepatu, sirwalun celana, fushtanun itu rok, na’lun sandal, fanilatun kaos, khomishun kemeja, mandzilun sapu tangan, jaurobun kaos kaki yang itu akan dinyanyikan menggunakan nada atau lagu anak gembala, serta masuk dalam perencanaan tahap awal pembelajaran yaitu pelafalan kosakata, guru memberikan contoh awal bagaimana pelafalan bernyanyinya setelah itu kemudian guru dan murid bernyanyi bersama-sama.

Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh guru bahasa arab kelas II SD Muhammadiyah 1 Malang bahwasannya Pertama sebelum mengajarkan itu saya membuat RPP yang mengacu pada buku ajar Al-Ashri, kemudian untuk menentukan lagu yang akan digunakan itu biasanya saya membuat sendiri kalau ada dibuku ya saya lihat dibuku kalau gak ada saya bikin sendiri yang penting saya sesuaikan dengan kosakata yang akan dipelajari”.

2) Pelaksanaan

Bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang diajarkan oleh Ibu Riris selaku guru bahasa arab kelas II dengan mengimplementasikan metode bernyanyi dalam pelaksanaannya karena metode ini dianggap efektif untuk diterapkan pada anak-anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Riris dalam wawancara kenapa saya memilih metode bernyanyi karena inikan masih usia anak-anak, menyanyi itu menurut saya bisa membangkitkan semangat anak-anak dalam belajar terus kan juga menyanyi itu bisa membuat anak-anak seperti belajar sambil bermain gitu”.

Metode bernyanyi yang diimplementasikan dalam pembelajaran kosakata bahasa arab oleh Ibu Riris selaku guru bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang berjalan dengan baik, penuh semangat dan sangat menyenangkan bagi peserta didik karena materi dan lagu yang dinyanyikan tersingkronisasi dengan baik, hal ini sependapat dengan Ridwan dan Awalludin yaitu metode bernyanyi merupakan sajak-sajak yang dilagukan dalam pembelajaran dan sajak tersebut biasanya disinkronkan dengan materi [20]. Dan juga menurut Mayang Sari mengatakan perkembangan anak pada pembelajaran bisa dioptimalkan dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan salah satunya yaitu dengan menerapkan metode bernyanyi pada pembelajaran [21].

Berdasarkan obeservasi yang dilakukan peneliti pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang dengan mengimplementasikan metode bernyanyi, terdiri dari tiga tahapan yaitu pertama pembukaan, pembelajaran diawali dengan berdoa setelah itu pengucapan salam serta guru menanyakan kabar kepada siswa, kedua kegiatan inti, siswa diperintahkan membuka buku sesuai materi kemudian guru melakukan pelafalan kosakata dengan dua bahasa yaitu arab - indonesia dan diikuti oleh siswa, setekah itu guru memberitahukan kepada siswa bahwa nada atau lagu yang digunakan adalah menggunakan nada anak gembala, guru memberikan contoh kepada siswa yaitu dengan bernyanyi di depan kelas, selanjutnya guru bernyanyi bersama-sama dengan siswa diulang sampai tiga kali, kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa yakni melafalkan kosakata dalam bahasa arab dan siswa menjawab arti mufrodat tersebut dengan bahasa indonesia, langkah selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa yakni melafalkan kosakata dalam bahasa indonesia dan siswa menjawab arti mufrodat tersebut dengan bahasa arab, kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal di buku al-ashri, setelah selesai mengerjakan guru memerintahkan siswa untuk mengumpulkan buku kedepan kemudian guru mengoreksi jawaban siswa dan jika ada jawaban murid yang kurang tepat guru akan memanggil siswa yang bersangkutan kedepan dan diajari serta diberitahu jawaban yang tepat, setelah selesai mengoreksi guru menunjuk satu peserta didik untuk maju kedepan kelas sebagai pemimpin kegiatan bernyanyi, setelah itu guru mengulang kembali pertanyaan yakni menyebutkan mufrodat dengan bahasa arab dan siswa menjawab arti mufrodat tersebut dengan bahasa indonesia, kemudian guru mengulang kembali pertanyaan yakni menyebutkan mufrodat dengan bahasa indonesia dan siswa menjawab arti mufrodat tersebut dengan bahasa arab, ketiga penutup, guru melontarkan sebuah pertanyaan kepada siswa “apakah ada pertanyaan?, ketika dirasa sudah cukup maka guru menutup pembelajaran yang diakhiri dengan salam. Materi yang dinyanyikan adalah al-malabis dengan menggunakan lagu anak gembala sebagai berikut :

No Arti Mufrodat Arti Mufrodat
1 Kaos فَانِلَّةٌ Sepatu خِذَاءٌ
2 Kemeja قَمِيْصٌ Celana سِرْوَالٌ
3 Sapu Tangan مَنْدِيْلٌ Rok فُسْتَانٌ
4 Kaos Kaki جَوْرَبٌ Sandal نَعْلٌ
Table 1.Kosakata yang dinyanyikan

Hal tersebut sebagian besar sejalan dengan apa yang ditulis Mayang Sari dalam jurnalnya yaitu agar bisa mendapatkan hasil belajar yang diharapkan melalui metode bernyanyi, maka ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu : 1) Materi yang akan disampaikan pada siswa seorang guru harus memahami dan mengerti terdahulu sebelum mengajarkan, 2) Guru mengajak siswa untuk sering berdemonstrasi bersama, 3) Memakai lagu yang mudah diterima oleh siswa, 4) Mengumpulkan konsep..yang ingin dikuasai oleh siswa dalam bentuk kata-kata, 5) Guru menyajikan lagu yang didesain sesuai dengan nada lagu yang dipilih, 6) Guru harus berlatih dan menyanyikan kosakata yang akan diajarkan kepada siswa, 7) Mematangkan konsep dengan baik tentang materi baru yang akan dikuasai oleh siswa, 8) Pendidik memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa [21].

3) Evaluasi

Evaluasi pembelajaran bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang biasanya dilaksanakan setiap tiga pertemuan sekali, sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh guru bahasa arab kelas II mengatakan bahwa “evaluasinya saya biasanya setiap tiga pertemuan sekali, karena ini sudah mepet dengan PAT (Penilaian Akhir Tahun) jadi langsung saya beri latihan soal harian. Jadi biasanya 3 pertemuan sekali langsung evaluasi untuk soalnya saya buat essay, itu hampir sama soalnya kayak latihan harian cuman beda kosakatanya saja”.

Tes evaluasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran dikelas dan juga mengirim video bernyanyi melalui whatsapp. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan yang dikoreksi oleh guru kemudian diberi nilai, untuk evaluasi bernyanyi guru meminta untuk bernyanyi dalam kelas dan juga merekam video bernyanyi dirumah kemudian dikirim melalui whatsapp, jika ada soal yang salah siswa di panggil kedepan untuk diberikan penjelasan atas soal yang salah tersebut. Evaluasi pembelajaran bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang dilakukan oleh guru bahasa arab bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan kemampuan siswa terkait pembelajaran bahasa arab. Hal ini sejalan dengan tujuan evaluasi pembelajaran bahasa arab yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan, mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran bahasa arab, mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar bahasa arab oleh peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa arab, menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu, menentukan kenaikan kelas, menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya [22].

A. Faktor pendukung dan penghambat implemetasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang

Faktor pendukung implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang, antra lain:

  1. Antusias semangat belajar siswa dengan menggunakan metode bernyanyi, siswa ketika dalam proses pembelajaran bahasa arab dengan bernyanyi mereka begitu semangat dan senang, sebagaimana wawancara dengan Ibu Riris mengatakan “faktor pendukung metode bernyanyi adalah antusias semangat belajar siswa, anak-anak itu kalau gak ada nyanyinya lempeng aja gitu tapi kalau ada nyanyi-nya mereka itu langsung semangat. Hal ini sejalan dengan pendapat Muh. Arif dalam jurnalnya yaitu semangat belajar siswa yang tinggi sangat mendukung proses pembelajaran [23].
  2. Mengulang kegiatan bernyanyi, guru bahasa arab membiasakan mengulang kegiatan bernyanyi yang sudah diberikan biar para siswa tidak lupa, sebagaimana hasil wawancara Ibu Riris mengatakan “saya juga itu biasanya mengulang kembali nyanyian yang sudah saya ajarkan sebelumnya agar anak-anak itu tidak lupa jadi semacam murojaah gitu”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim Rasulil Azmi fungsi dari mengulang-ulang pelajaran adalah untuk menguatkan hafalan itu sendiri dalam hati siswa, karena semakin sering dan banyak mengulang hafalan, maka semakin kuat hafalan-hafalan para siswa. Mengulang atau membaca hafalan didepan orang lain ataupun guru, akan meninggalkan bekas hafalan dalam hati yang jauh lebih baik melebihi membaca atau mengulang hafalan sendirian lima kali lipat bahkan lebih [24]
  3. Bernyanyi dengan media buku Al-Ashri, guru dan siswa masing-masing memiliki buku pedoman belajar yaitu buku al-ashri dimana didalamnya termuat materi kosakata yang dinyanyikan, sebagaimana hasil wawancara ibu riris mengakatakan “anak-anak juga didukung dengan media yang dipakai yaitu buku al-ashri”. Hal ini sejalan dengan pendapat mengakatan bahwa bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting yaitu dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif karena guru memiliki banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung berceramah [25].

Adapun faktor penghambat implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang. Antara lain:

  1. Siswa teriak-teriak, lari-lari, mengganggu teman bernyanyi sehingga membuat kegiatan bernyanyi dalam kelas tidak kondusif, sebagaimana hasil wawancara ibu riris mengatakan “untuk kelas yang jumlah siswanya banyak agak gaduh, jadi saya harus teriak-teriak dulu baru anak-anak bisa kondusif. Hal ini sebagaimana pendapat Nur Endah Saputri yang mengatakan perilaku anak jauh lebih bervariasi dan rumit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan guru menghadapi tantangan untuk mengelola perilaku mereka. Masalah perilaku yang paling umum pada anak usia bawah adalah impulsif, hiperaktif, dan agresif [26].
  2. Siswa tidak mau menirukan atau ikut bernyanyi dengan alasan bahasa arab sulit, ada siswa ketika disuruh bernyanyi dan mengerjakan soal dibuku al-ashri justru malah tidak bernyanyi dan mengerjakan, sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas II Alby mengakatan tidak mau menirukan gak bisa bahasa arab sulit”. Hal ini selaras dengan Asrori yang mengatakan hakikat pembelajaran bahasa arab adalah pengembangan kemahiran berkomunikasi sosial dengan menggunakan bahasa Arab. Akan tetapi pembelajaran bahasa arab dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik [27].
  3. Siswa hanya gerak mulut tanpa ada suara saat bernyanyi, dalam bernyanyi ada siswa yang hanya membuka mulut saja tapi tidak ada suara, sebagaimana hasil wawancara ibu riris mengatakan “ada anak-anak yang pura-pura bernyanyi jadi hanya gerak mulut saja tapi tidak ada suaranya seperti malu atau kurang percaya diri. Hal ini sejalan dengan pendapat Jalaluddin Rakhmat yang mengatakan seorang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi [28].

C. Solusi dari faktor penghambat implementasi metode bernyanyi dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II di SD Muhammadiyah 1 Malang

Solusi dari faktor penghambat yang telah dipaparkan diatas yaitu:

  1. Kreativitas guru menyajikan kosakata dalam bentuk nyanyian serta mengelola dan mengkondisikan kelas, dengan membentuk kelompok kecil kemudian ditunjuk satu siswa untuk memimpin teman-temannya bernyanyi, hasil wawancara dengan ibu riris mengatakan saya akan mengkondisikan anak-anak menjadi beberapa kelompok kecil secara heterogen dan menunjuk siswayang dirasa mampusebagai tutor sejawat bagi temannya yang belum mampu”. Hal ini sesuai dengan pendapat Endah Saputri yang mengatakan pengelolaan kelas yang tidak efektif akan dapat memunculkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, agar suasana kelas menjadi kondusif, perilaku positif yang diharapkan dari anak meningkat, dan perilaku yang tidak diinginkan dapat diperkecil, maka guru perlu mengelola kelas secara profesional [26].
  2. Bernyanyi disertai dengan musik, video dan gerakan akan membuat siswa lebih menikmati pembelajaran sehingga tidak monoton serta penyampaian guru terhadap peserta didik tentang pelajaran bahasa arab adalah pelajaran yang mudah sehingga pemahaman siswa bisa berubah sebagaimana hasil wawancara ibu riris mengatakan “memberikan permainan yang menarik untuk merubah mindset siswa bahwa bahasa arab adalah pelajaran yang menyenangkan”. Hal ini sesuai dengan pendapat Asrori yang mengatakan bahasa arab sebenarnya itu mudah. Maka dari itu dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai agar peserta didik tidak merasa kesulitan [27].
  3. Lagu dinyanyikan secara bersama dengan teman satu kelompok, dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok kemudian satu kelompok bernyanyi bersama didepan kelas sebagaimana hasil wawancara ibu riris mengatakan “siswa yang malu biasanya saya latih untuk menyanyi bersama dengan kelompoknya di depan kelas karena kalau nyanyi bersama rasa percaya dirinya muncul. Hal ini sependapat dengan Suyanto yang mengatakan bahwa lagu dinyanyikan secara bersama supaya membuat anak yang pemalu ikut dalam bernyanyi [29].

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan : pembelajaran bahasa arab tahapannya terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kosakata bahasa arab kelas II adalah antusias semangat belajar siswa, guru mengulang kegiatan bernyanyi, bernyanyi dengan media buku al-ashri. Sedangkan faktor penghambatnya ialah siswa mengganggu temannya yang sedang bernyanyi, siswa tidak mau bernyanyi, siswa hanya gerak mulut tanpa mengeluarkan suara ketika bernyanyi. Solusi untuk faktor hambatan yaitu kreativitas guru dalam menyajikan nyanyian kosakata dan mengelola serta mengkondisikan kelas, bernyanyi disertai dengan musik, video dan gerakan, bernyanyi secara bersama dalam satu kelompok.

References

  1. Sarnoto, “Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Dalam Pembelajaran,” Profesi J. Ilmu Pendidik. dan Kegur., vol. 4, no. 1, pp. 1–4, 2015, [Online]. Available: https://jurnal.pmpp.or.id/index.php/profesi/article/view/143.
  2. mukhtar thohir husain Abdurrahman bin ibrahim alfauzan, al arabiyah baina yadaik. 2014.
  3. A. F. As-Syaikh, Lughotul Qur’an, 1st ed. Mesir: Daar Qisos Wa Hikaayaat Li An-Nasyri Al-Iliktiruni, 2009.
  4. A. Emda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,” Lantanida J., vol. 5, no. 2, pp. 93–196, 2018, doi: 10.22373/lj.v5i2.2838.
  5. S. Mahmuda, “Media pembelajaran bahasa arab,” An-Nabighoh, vol. 20, no. 01, pp. 130–138, 2018.
  6. M. P. Cahya Edi Setyawan, “Kolaborasi Penerapan Metode Bernyanyi Dan Media Gambar Dalam Pembelajaran Mufradat Di Tpa Al-Ikhlas Pondok Bambu Jakarta Timur,” J. Ihtimam, vol. 3, no. 1, pp. 1–24, 2021, doi: 10.36668/jih.v3i1.219.
  7. Masamah, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pengenalan Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini,” p. 23, 2019.
  8. K. Ni’mah, “Penggunaan Teknik Bernyanyi Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini,” J. Stud. Keagamaan, Pendidikan, dan Hum., vol. 4, no. 2, pp. 173–187, 2017, [Online]. Available: http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/darelilmi/article/view/3239.
  9. Noushad, Manahiju Tadris Al-Lughoh Al-Arabiyyah, 1st ed. Kerala: Thajudeen, 2018.
  10. N. L. Rahmawati, “Ta’tsir Thariqah Al-Ghina’ Litarqiyah Kafaah Hifdz Al-Mufradat,” J. Al-Makrifat, vol. 4, no. 2, pp. 70–88, 2019.
  11. Y. Hana, “Pengaruh Metode Bernyanyi Berbantu Media Pop Up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas V Di MI Natijatul Islam Sumberejo,” 2020.
  12. M. F. A. Nida, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Hafalan Mufradat Pada Siswa Mts Hasyim Asy’ari Kota Batu,” 2022.
  13. F. Rahmawaty, “Penggunaan Metode Bernyanyi Dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas I SD Ta’mirul Islam Surakarta,” 2013.
  14. M. H. Dr.farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, vol. 1, no. 1. 2014.
  15. Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian. 2011.
  16. Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, no. July. 2012.
  17. J. P. dan K. F. I. S. U. N. S. Regina Singestecia, Eko Handoyo, Nooroemat Isdaryanto, “Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa dalam Pemilihan Kepala Daerah di Slawi Kabupaten Tegal,” Unnes Polit. Sci. J., vol. 2, no. 1, pp. 63–72, 2018.
  18. H. Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” J. Alhadharah, vol. 17, no. 33, pp. 81–95, 2018.
  19. W. N. Nasution, “Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan Dan Prosedur,” Ittihad, vol. 1, no. 2, pp. 185–195, 2017.
  20. R. Ridwan and A. F. Awaluddin, “Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul Athfal,” Didakt. J. Kependidikan, vol. 13, no. 1, pp. 56–67, 2019, doi: 10.30863/didaktika.v13i1.252.
  21. M. Sari, “Fa’aliyah Thoriqah Al-Ghina Fi Ta’lim Al-Mufradat,” https://idr.uin-antasari.ac.id/13300/1/Fa’aliyah%20Thariqah%20al-Ghina%20Fi%20Ta’lim%20al-Mufradat.pdf, 2012.
  22. J. Miladya, “Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” prosiding.arab-um, no. 2, pp. 179–187, 2015, [Online]. Available: http://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/21/19.
  23. Arif Muh, “METODE LANGSUNG ( DIRECT METHOD ) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB,” Al-Lisan J. Bhs. dan Pengajaranya, vol. 4, no. 1, pp. 44–56, 2019.
  24. I. R. Azmi, “Optimalisasi Metode Muroja’ah Dalam Program Tahfidz Al-Qur’an Di SMAN 9 Rejanglebong,” Al-Bahtsu, vol. 4, no. 1, pp. 85–95, 2019, [Online]. Available: https://journal.iainbengkulu.ac.id/index.php/albahtsu/article/view/1993.
  25. I. Magdalena, R. O. Prabandani, E. S. Rini, M. A. Fitriani, and A. A. Putri, “Analisis Pengembangan Bahan Ajar,” J. Pendidik. dan Ilmu Sos., vol. 2, no. 2, pp. 170–187, 2020, [Online]. Available: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara.
  26. Nur Endah Saputri, “Penerapan Pengelolaan Kelas Pada Kelompok B Di Tk Anakqu,” J. Pendidik. Anak Usia Dini, p. 161, 2017.
  27. A. M. Tasya, “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Pada Pendidikan Anak Usia Dini,” prosiding.arab-um.com, pp. 202–2015, 2021, doi: 10.28918/asghar.v2i1.5751.
  28. D. A. Triningtyas, “Studi Kasus Tentang Rasa Percaya Diri, Faktor Penyebabnya Dan Upaya Memperbaiki Dengan Menggunakan Konseling Individual,” Bimbing. dan konseling, vol. 3, no. 1, pp. 1–12, 2013, doi: http://doi.org/10.25273/counsellia.v3i1.239.
  29. S. Suyanto, "Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini," Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, pp. 165, 2005.