Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v12i1.1695

Enhancing Arabic Speaking Proficiency: The Impact of Dialogue Method


Meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa Arab: Dampak dari Metode Dialog

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Dialogue Method Arabic Speaking Skills Pedagogical Efficacy Language Education Quantitative Research

Abstract

This study investigates the efficacy of the dialogue method in improving students' Arabic speaking skills. Employing a quantitative research approach with a pre-test – post-test control group design, the analysis includes normality tests to ascertain data distribution. The paired sample t test and Ngain test are applied to assess the method's influence on speaking proficiency and quantify its impact. The findings reveal a statistically significant effect of the dialogue method on speaking skills (p < 0.001), with a substantial influence magnitude of 0.4091, categorized as medium. This research underscores the potential of the dialogue method as an effective pedagogical tool for enhancing oral Arabic proficiency, offering valuable insights for language educators worldwide.

Highlight:

  • This study assesses the effectiveness of the dialogue method in improving Arabic speaking proficiency.
  • Utilizing quantitative research with a control group design, the analysis includes rigorous tests for data distribution.
  • The findings demonstrate a significant impact of the dialogue method, highlighting its potential as a valuable pedagogical tool for language educators worldwide.
 

Keyword: Dialogue Method, Arabic Speaking Skills, Pedagogical Efficacy, Language Education, Quantitative Research

Pendahuluan

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pada era globalisasi ini setidaknya seseorang memiliki kemampuan berbahasa asing selain bahasa ibu, sekurang-kurangnya satu bahasa asing untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia[1]. Bagi siswa dalam mempelajari bahasa Arab masih merasakan kesulitan. Hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran bahasa Arab, seringkali siswa dihadapkan dengan problematika yang sulit, mengingat bahasa Arab ini bukan bahasa ibu bagi siswa[2]. Bahasa arab merupakan salah satu bahasa asing yang juga telah banyak diterapkan pada sekolah-sekolah, khususnya pada sekolah yang berbasis lembaga islami. Tujuan pembelajaran bahasa arab untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi bahasa arab, baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa Arab sendiri dibagi menjadi empat keterampilan yang harus diperhatikan yaitu: berbicara (maharah al-kalam), mendengar (maharah al-istima'), membaca (maharah al-qiroah), dan menulis (maharah al-kitabah)[3]. Setiap keterampilan memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, empat keterampilan tersebut merupakan representasi dari penguasaan komunikasi sebagai kegiatan mengungkapkan pikiran dan gagasan, dengan demikian belajar bahasa Arab tidak hanya dipelajari secara teori saja, tetapi juga harus dipelajari secara praktis sesuai fungsinya, salah satunya adalah fungsi media komunikasi[4].

Keterampilan berbicara merupakan salah satu hal terpenting dalam komunikasi berbahasa. Sesuai dengan pribahasa yang mengatakan “al-ilmu bittaa’lum wa al-lughoh bittakallum” ilmu didapatkan dengan belajar sedangkan bahasa diperoleh dengan berbicara, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran bahasa itu lebih menekankan pada aspek berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif karena kegiatan ini didominasi oleh penyampaian pesan secara lisan[5]. Keterampilan berbicara bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi secara baik dan mempratekkan penguasaan bahasa arab yang telah dipelajarinya[6]. Keberhasilan keterampilan berbicara dapat dilihat dari berbagai indikator-indikator untuk keterampilan berbicara beberapa diantaranya kelancaran berbicara siswa, pelafalan, intonasi dan struktur kalimat. Tercapainya indikator berbicara tersebut juga merupakan bagian dari tujuan mempelajari keterampilan berbicara[7]. Berbicara menggambarkan suatu hal yang terkesan sepele namum sebagai alat komunikasi keterampilan berbicara membantu siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuannya dalam berkomunikasi berbahasa[8]. Tercapainya keterampilan berbicara tersebut dapat ditunjang oleh berbagai metode pembelajaran yang menarik dan interaktif untuk meningkatkan kemahiran serta mendorong kemampuan berbicara siswa.

Para ahli pembelajaran bahasa telah memberikan perhatian pada metode bahasa arab dengan melakukan beberapa penelitian guna memastikan efektifitas dan keberhasilan berbagai metode pembelajaran bahasa. Bahwasannya metode merupakan hal penting dalam mempelajari bahasa asing, dan diharapkan setidaknya siswa mendapatkan efektifitas dan hasil yang baik melalui metode pembelajaran bahasa Arab yang telah diberikan. Dalam sebuah ungkapan yang berbunyi “al-thoriqoh ahammu min al-maddah” metode lebih penting dari materi, karena pokok bahasan apa pun yang diberitahukan dengan metode yang benar dan baik akan diterima oleh siswa, sedangkan tanpa metode yang benar, materi yang akan diterima siswa akan menjadi kosong dan siswa kurang memahami[9]. Penggunaan metode yang tepat sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Dengan adanya metode dapat menciptakan kondisi belajar secara aktif dan dengan gembira yang akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar dan kinerja optimal[10]. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara adalah metode dialog.

Metode dialog merupakan sebuah metode bagi seorang guru untuk menyampaikan pembelajaran bahasa arab melalui sebuah percakapan, baik percakapan siswa pada siswa lainnya, atau siswa pada guru itu sendiri yang disertai dengan penambahan kosa-kata baru dalam proses kegiatannya[11]. Metode ini diajarkan untuk pembelajar pemula, karena metode dialog mempunyai dua fungsi yakni sebagai tujuan dan sebagai sarana. Sebagai tujuan karena mengandung materi yang harus dikuasi oleh pembelajar seperti kosa-kata, kalimat dan materi yang diambil dari kebutuhan komunikasi sehari-hari. Sebagai sarana karena pembelajaran dialog mengandung struktur bahasa, setiap struktur bahasa yang terkandung dalam percakapan jika dikembangkan akan menjadi kalimat yang tidak terjumlah. Metode dialog digunakan untuk melatih lidah siswa agar mahir menerjemahkan percakapan orang lain ke dalam bahasa Arab, terbiasa berbicara bahasa Arab, dan memperoleh kegemaran serta rasa cinta terhadap bahasa Arab[12]. Metode dialog beramsumsi bahwa tanya jawab atau percakapan merupakan stimulasi yang efektif untuk mendorong kemampuan berfikir peserta didik dan jika bahasa arab digunakan dalam proses percakapan akan merangsang perhatian perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran[13]. Dialog sendiri merupakan penuturan percakapan antara dua orang atau dua tim dimana meraka berkomunikasi dengan cara yang sama sehingga tidak ada yang mendominasi[14]. Untuk itu melalui metode dialog ini bertujuan dapat membantu siswa menjadi lebih percaya diri dan aktif dalam berkomunikasi berbahasa Arab.

Beberapa metode dialog yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh metode dialog terhadap pembelajaran bahasa arab. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Ahmad Mujahiddin “penggunaan metode dialog (muhawwaroh) dalam keterampilan berbicara bahasa arab kelas X SMK Negeri 7 Mataram” hasil penelitian kualitatif ini menyatakan bahwa siswa terlihat lebih aktif dan efektif interaktif serta bersemangat dalam dalam belajar melalui metode dialog[15]. Penelitian kedua, Julianti, dkk mengenai “Penggunaan metode dialog dalam keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VII di MTS Darul Ma’arif Purwarkarta” penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif ini diperoleh hasil pembelajaran dengan metode dialog lebih efektif dibandingkan dengan metode lainnya[16]. Penelitian ketiga, oleh Jamaluddin menerapkan metode hiwar dalam penelitiannya. Tujuan penelitian tersebut untuk melihat pengaruh penerapan metode hiwar terhadap hasil belajar pada pembelajaran bahasa arab. Yang mana dari penelitian yang telah dilakukan oleh Jamaluddin hasil dari metode hiwar menunjukkan adanya pengaruh positif antara penerapan metode hiwar terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada sekolah MA Muhammadiyah 1 Medan dengan taraf presentase 77,71% dikategorikan “baik” untuk metode hiwar dan presentase hasil belajar 79,07% dikategorikan “baik”[17].

Dari beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki kesamaan yaitu pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara bahasa arab. Namun perbedaan dari penelitian diatas yakni terletak pada lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan, variabel penelitiannya, serta penelitian sebelumnya juga berfokus pada hasil pembelajaran bahasa arab itu sendiri sedangkan fokus penelitian ini lebih fokus kepada keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa arab.

SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin merupakan salah satu sekolah yang terletak pada kabupaten sidoarjo dibawah naungan yayasan muhammadiyah yang telah terakreditasi A. Sekolah swasta yang mewujudkan kawasan lingkungan sekolah yang islami. Kesulitan dalam mempelajari bahasa arab juga dialami oleh beberapa siswa SMP Muhammadiyah 8 Sidoarjo, dimana mereka kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa arab dan tidak aktif dalam kelas muhadatsah. Bersadarkan fonema tersebut para siswa membutuhkan metode yang menarik juga inovatif dalam kelas muhadatsah bahasa arab salah satu dengan metode dialog. Untuk itu peneliti menguji pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin.

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Pertama, Apakah metode dialog berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin? Kedua, Seberapa besar pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin?

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin dan menguji besar tingkat pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana datanya dalam bentuk angka dan dianalisis menggunakan statistik[18]. Penelitian ini menerapkan jenis kuantitatif eksperimen, Jenis eksperimen ini digunakan peneliti untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali[19]. Desain penelitian ini yakni pre test -post test control group karena peneliti akan menggunakan satu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Untuk itu sampel yang digunakan yakni siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampilng teknik pengambilan sampel yaitu berdasarkan penilaian peneliti terhadap sampel mana yang paling tepat, berguna dan mewakili populasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini yang pertama observasi, teknik observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diamati secara nyata dan sebagai langkah pertama untuk mendapat informasi-informasi mengenai keadaan yang terjadi pada tempat penelitian[20]. Kedua teknik dokumentasi yang berbungan dengan data-data siswa selama kegiatan. Yang ketiga yakni teknik pre-test dan post test, pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara, kemudian post test dilakukan untuk mengukur keberhasilan proses yang telah diajarkan.

subyek Pre test Perlakuan Post test
R O1 X O2
R O1 - O2
Table 1.uji paired sampl t-test

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji paired sampl t-test yang akan menentukan apakah variabel independen (metode dialog) memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (katerampilan berbicara), sebelumnya data yang digunakan harus berdistribusi normal[21]. Kemudian dilanjutkan dengan uji N-Gain untuk mengukur tingkat pengaruh metode dialog yang digunakan.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil metode dialog pada keterampilan berbicara

Metode dialog pada pembelajaran bahasa arab kelas VIII di SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin berlangsung dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di kelas SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin dilaksanakan setiap hari Rabu selama 90 menit. Proses pembelajaran metode dialog sebagaimana keterampilan lainnya yang harus memiliki sikap dalam prosesnya seperti : memberikan waktu yang cukup kepada lawan bicara, mendengarkan dengan baik pihak lawan bicara saat menyampaikan sesuatu, berbicara dengan nada suara yang jelas, dan memahami semua aspek topik diskusi yang akan dilakukan dalam dialog[22].

Pada saat menggunakan metode dialog sebagai metode melatih kemampuan berbahasa, dilakukan beberapa tahapan pembelajaran :

  1. Pertama,Memberikan tema atau catatan dialog siswa yang bisa digunakan dalam percakapan harian
  2. kedua, guru membacakan materi dialog belajar Bahasa Arab dan menjelaskan kata-kata yang dirasa sulit oleh siswa, serta menjelaskan ucapan-ucapan yang tertera pada teks.
  3. Guru membacakan materi dialog dengan jelas dan lantang, kemudian membacanya dengan partisipasi seluruh siswa. Pada tahap kedua, guru mengulangi kalimat tersebut sampai semua siswa mengingat setiap suku kata dan baris dalam teks dialog, tanpa melihat buku catatan atau buku teks.
  4. Guru meminta beberapa perwakilan siswa untuk memperkenalkan diri kemudian mempraktekkan dialog bahasa Arab yang telah mereka pelajari di depan kelas, sementara siswa yang lain mendengarkan jika ada kesalahan dalam pengucapan ucapan atau dialog tersebut.
  5. Mengerahkan pembelajar untuk membuat dialog secara berpasangan dengan menggunkan ucapan-ucapan yang telah dipelajari.

Setelah peneliti memberikan metode dialog dalam pembelajaran bahasa arab kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin, lebih lanjut siswa diberi ujian post test mengenai materi yang telah dipelajari pada dua kelas berbeda yakni kelas VIII B sebagai kelas Eksperimen (metode dialog) dan kelas VIII A sebagai kelas Kontrol (metode konvensional), pada dua kelas tersebut sebelummnya juga telah diberi ujian pre test untuk mengukur nilai keterampilan berbicara siswa sebelum diberikan perlakuan. Berikut hasil nilai pre test dan post test siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas Kontrol : Kelas Eksperimen :
No Nama Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test No Nama Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test
1 AB 55 60 1 AMA 58 78
2 AR 59 65 2 AMR 65 80
3 AFD 60 70 3 AFAA 70 84
4 AMA 55 65 4 ADW 60 70
5 ASPH 60 70 5 AHF 50 70
6 AA 64 70 6 AASF 55 70
7 DSM 63 68 7 AJK 70 85
8 DA 65 65 8 AN 62 75
9 DDM 62 70 9 CND 72 80
10 ETM 55 65 10 EV 63 80
11 ECN 50 60 11 FM 60 75
12 FAA 55 65 12 HPK 62 75
13 IBAS 55 60 13 IPB 55 70
14 IF 66 70 14 JP 70 85
15 JNAA 60 65 15 MRF 55 75
16 MTRM 63 70 16 MAP 60 75
17 NAP 65 70 17 MRR 60 78
18 NP 70 75 18 MSS 75 90
19 SMI 65 70 19 RAS 60 75
20 YRW 55 65 20 AKH 66 80
Table 2.Nilai Pre-Test Post-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil nilai test yang keterampilan berbicara bahasa Arab yang dilakukan oleh 20 responden di kelas eksperimen dan 20 responden di kelas kontrol, didapatkan hasil post test di kelas eksperimen dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 70. Nilai kelas kontrol adalah 75 dan nilai terendah adalah 60.

B. Pembahasan hasil metode dialog pada keterampilan berbicara

Setelah didapatkan hasil penilaian siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti yang terdapat dalam Tabel 1 maka dilakukan beberapa uji analisis melalui SPSS untuk menganalisa nilai yang didapat oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin. Pertama yakni uji normalitas, uji normalitas pada data dilakukan untuk melihat apakah data nilai yang didapatkan merupakan data normal (parametrik) atau tidak normal (non parametrik) yang mana uji normalitas merupakan syarat wajib dalam sebelum melakukan uji paired sample test serta mendapatkan bahwa data bersifat normal atau parametrik. Uji Normalitas pre test post test siswa dengan kriteria taraf signifikasi alpha 0,05. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas menggunakan shapiro-wilk atau kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :

  1. Jika sig < 0,5 maka data bersifat tidak normal (non paramentrik)
  2. Jika sig > 0,5 maka data bersifat normal (parametrik).
Tests of Normality
kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
statistic df sig statistic df sig
Pre-test Eksperimen .143 20 .200 .962 20 .576
Post-test Eksperimen .173 20 .118 .924 20 .118
Pre-test Kontrol .190 20 .057 .944 20 .280
Post-test Kontrol .228 20 .008 .878 20 .016
Table 3.Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan output diatas, dapat diketahui nilai (sig) untuk semua data baik pada uji kolmogorov-smirnov maupun uji shapiro-wilk sig >0.05 (lebih besar dari 0.05) yang dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi Normal, dengan artian data bersifat parametrik.

Setelah diketahui bahwa data hasil nilai siswa berdistribusi normal maka analisis data dapat dilanjutkan menggunakan uji paired sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai rata-rata siswa antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dengan dasar pengambilan keputusan :

  1. jika nilai sig (2 tailed) < 0.5 maka terdapat perbedaan dan pengaruh signifikan antara data pretest dan data posttest.
  2. Jika nilai sig (2 tailed) >0.5 maka tidak terdapat perbedaan dan pengaruh yang signifikan antara pre test dan post test.
Paired Sample Test
t df Sig (2 – tailed)
Pair 1 Pre Test Eksperimen – Post Test Eksperimen -22.614 19 .000
Pair 2 Pre Test Kontrol – Post Test Kontrol -10.780 19 .000
Table 4.Hasil Uji Paired Sample T Test
  1. Berdasarkan output pair 1 diperoleh nilai sig 2 tailed sebesar 0.000 < 0.05 , maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil nilai keterampilan berbicara siswa kelas eksperimen
  2. Berdasarkan output pair 2 diperoleh nilai sig 2 tailed sebesar 0.000 < 0.05 , maka dapat disimpulakan ada perbedaan rata-rata hasil nilai keterampilan berbicara siswa kelas kontrol.

Kesimpulannya berdasarkan pembahasan dengan melihat output pair 1 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa arab. Untuk melihat pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan output gambar dibawah (paired sample statistics) menandakan bahwa hasil mean dari Pair 1 mengalami peningkatan yang positif.

Mean N
Pair 1 Pre Test Eksperimen 62.40 20
Post Test Eksperimen 77.55 20
Pair 2 Pre Test Kontrol 60.10 20
Post Test Kontrol 66.90 20
Table 5.Paired Sample Statistics

Sebagaimana rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumya bahwasannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode dialog berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa arab siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin, maka telah terjawab berdasarkan hasil uji paired sample t test tersebut bahwasannya metode dialog berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa.

Setelah diketahui bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo pada mata pelajaran bahasa arab yang menggunakan metode dialog maka akan dilakukan uji Ngain. Uji Ngain untuk mengatahui seberapa besar pengaruh dari metode dialog yang telah diterapkan. Adapun klasifikasi hasil uji efektifitas menggunakan rumus Ngain ini merajuk pada teori Hake[23]. Adalah sebagai berikut ;

Nilai (g) Klasifikasi
(g) > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (g) ≤ 0,7 Sedang
(g) < 0,3 Rendah
Table 6.Klasifikasi hasil rumus ngain
No Kelas N-Gain Kriteria
1 Kelas Kontrol 0,1677 Rendah
2 Kelas Eksperimen 0,4091 Sedang
Table 7.Hasil Perhitungan Uji Ngain

Berdasarkan pemaparan diatas menunjukan bahwa hasil dari pengujian data penggunaan metode dialog yang dilakukan pada kelas eksperimen ini adalah 0,4091 sedangkan pada kelas kontrol adalah 0,1677. Dimana jika dimasukkan dalam indeks penghitungan rumus Ngain metode dialog dapat dikategorikan pada skala 0,3 ≤ (g) ≤ 0,7 dan dapat dikategorikan berada dalam skala SEDANG. Sedangkan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode dialog dikategorikan pada skala < 0,3 dan dikategorikan dalam skala rendah. Melihat hasil perhitungan uji rumus ngain diatas dimana hasilnya termasuk dalam kategori sedang maka penerapan metode dialog pada pembelajaran bahasa arab kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sidoarjo dapat dikatakan efektif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai apa yang telah diurai sebelumnya bahwa permasalahan yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah yang pertama adakah pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin telah terjawab yakni menunjukkan bahwa ada pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara berdasarkan hasil uji paired sample t test dengan taraf signifikasi 0.5 dengan hasil sig 2 tailed 0.000 < 0.5 yang artinya ada pengaruh dengan tingkat kenaikan rata-rata 15.15. yang kedua seberapa besar pengaruh metode dialog terhadap keterampilan berbicara melalui uji Ngain yang menghasilkan bahwasannya metode dialog berpengaruh 0,4091 yang di kualifikasikan dalam kategori Sedang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode dialog berpengaruh positif terhadap keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin Sisoarjo. Hasil peneliaian pada rata-rata pada kelas eksperimen (77.55) lebih baik dari pada kelas kontrol (66.9). adanya pengruh pada metode dialog juga berdasarkan hasil uji paired sample t test yang menunjukkan nilai sig 2 tailed 0.000 < 0.5 yang dapat dikatakan ada pengaruh metode diaog terhadap keterampilan berbicara bahasa arab. Kemudian besar pengaruh pada metode dialog berdasarkan hasil uji Ngain yakni 0,4091 dengan kategori Sedang.

References

  1. I. Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab teori & praktek. Malang: MISYKAT (Anggota Ikapi), 2011.
  2. M. Syaifullah, “Kajian Teoritis Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab,” vol. 3, no. 1, pp. 127–144, 2019, doi: 10.29240/jba.v3i1.764.
  3. H. Nur, “Penerapan Metode Muhadatsah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Maharah Kalam Peserta Didik,” Lentera Pendidik. J. Ilmu Tarb. dan Kegur., vol. 20, no. 2, pp. 177–187, 2017, doi: 10.24252/lp.2017v20n2i4.
  4. L. M. Fira Eka, “Improving Student’s Arabic Vocabulary Memorizing With Cognitive Retroative Transfer (CTR),” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., vol. 8, no. 1, 2022.
  5. M. P. Dr. Elvi Susanti, keterampilan berbicara. Depok: Rajawali pers, 2020.
  6. B. Hermanto, “Ahamiyatu Maharotul Kalam,” Kariman J. Pendidik. dan Keislam., vol. 07, no. 2, 2019.
  7. D. Febiyanti, M. C. Wibawa, and N. W. Arini, “View of Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Mind Mapping Berpengaruh terhadap Keterampilan Berbicara.pdf.” Jurnal : Mimbar Ilmu, 2020.
  8. N. S. Hidayat, “Maharatat Alkalam Wa Ijra’at taelimiha,” Al-Manar, vol. 2, no. 8, 2018, doi: 10.24014/al-manar.v2i8.4736.
  9. Z. Sam, “Metode Pembelajaran Bahasa Arab,” Metod. Pembelajaran Bhs. Arab, vol. Vol. 2, no. No 1, p. Hlm. 5, 2016.
  10. M. Syahril, P. Nurshafnita, and F. Nasution, “Metode Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” EduInovasi J. Basic Educ. Stud., vol. 3, no. 1, pp. 91–96, 2023, doi: 10.47467/edui.v3i1.2869.
  11. I. M. Jannah, “Istiratijiyah Al-ibdaiyyah Li ta’limi Al-kalam,” Arab. J. Pendidik. Bhs. Arab, vol. 10, no. 1, pp. 43–63, 2018.
  12. D. Nalole, “Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Maharah al-Kalam) Melalui Metode Muhadatsah dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” J. Al Minhaj, vol. 1, no. 1, pp. 129–145, 2018, [Online]. Available: https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/alminhaj/article/view/1027.
  13. M. H. Arsyad, “Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan Komunikatif Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa,” Shaut al Arab., vol. 7, no. 1, p. 13, 2019, doi: 10.24252/saa.v1i1.8269.
  14. Syam and Simaa’ umari, “Ahammiyatu Alhiwar Fii Tadrisi Al-lughoh Al-Arabiyah,” ummu al bawaqii, 2020.
  15. A. Mujaddid, “Penggunaan Metode Dialog (Muhawaroh) dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Kelas X (Sepuluh) SMK Negeri 7 Mataram Tahun Ajaran 2021/2022,” Ijert, vol. 2, no. 1, pp. 12–21, 2021, [Online]. Available: https://unu-ntb.e-journal.id/ijert/article/view/130/86.
  16. D. R. M. Susilawati, Julianti, “Penggunakan Metode Dialog (muhawwaroh) dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Brab kelas VII di MTS Darul Ma’arif Purwarkarta,” Braz Dent J., vol. 33, no. 1, pp. 1–12, 2022.
  17. J. S. Situmorang, “Pengaruh Penerapan Metode Hiwar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X2 Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di MA Muhammadiyah 1 Medan,” 2018, [Online]. Available: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/10775%0Ahttp://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/10775/JAMALUDDIN SUFRI SITUMORANG.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
  18. M. Musfiqon, “Metodologi penelitian pendidikan matematika,” Pustaka Ramadhan. p. 366, 2015, [Online]. Available: http://repository.uncp.ac.id/22/1/2. Buku-Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika.pdf.
  19. D. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. 2013.
  20. M. Ainin, metodologi penelitian bahasa arab. Malang, 2016.
  21. Sugiyona, metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). 2017.
  22. Syukran and R. Yani, “Tatbiq Tariqat Alhiwar Fii Taelim Maharat Alkalam,” Sarwah J. Islam. Civiliz. thought, vol. 17, pp. 17–18, 2019.
  23. A. Wahab, J. Junaedi, and M. Azhar, “Efektivitas Pembelajaran Statistika Pendidikan Menggunakan Uji Peningkatan N-Gain di PGMI,” J. Basicedu, vol. 5, no. 2, pp. 1039–1045, 2021, doi: 10.31004/basicedu.v5i2.845.