Abstract

This study rigorously examines the content of maharah istima' wal kitabah (listening and writing skills) within the textbook "Al-Lughatu Al-Arabiyyah," using the criteria established by Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan. The research holds significant implications for the effective development of Arabic language proficiency. Employing a qualitative content analysis approach, the study meticulously scrutinizes the learning materials, exercises, and assessments pertinent to maharah istima' wal kitabah. Through content analysis techniques, the study unveils that "Al-Lughatu Al-Arabiyyah" adequately satisfies the 'good' category, achieving a commendable 70% for maharah istima' and a 'sufficient' category with a 60% rating for maharah kitabah. These findings offer valuable insights for educators and textbook authors in crafting materials that optimize students' listening and writing skills development.

Highlight:

  • Comprehensive Assessment: The study employs a meticulous content analysis approach, evaluating various aspects including learning materials, exercises, and assessments, to provide a comprehensive understanding of maharah istima' wal kitabah proficiency.

  • Abdurrahman Al-Fauzan's Criteria: The research utilizes the established criteria by Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan, ensuring a rigorous and standardized assessment of the textbook's material content.

  • Pedagogical Recommendations: The study's findings offer practical recommendations for educators and textbook authors, guiding the development of materials that effectively enhance students' listening and writing skills in Arabic.

Keyword: Arabic Language Proficiency, Textbook Analysis, Listening Skills, Writing Skills, Content Evaluation

Pendahuluan

Dalam berbahasa keterampilan berbahasa merupakan hal yang harus dikuasai. Keterampilan berbahasa mencakup empat hal, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Pada penerapannya keterampilan menyimak dan membaca dikategorikan sebagai Inputsedangkan keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan sebagai Output. Sehingga keberhasilan keterampilan menyimak dan membaca berpengaruh besar pada hasil keterampilan berbicara dan menulis[1].

Keterampilan menyimak (Maharah Istima’) merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting karena secara natural manusia mampu berbicara berdasarkan apa yang didengarkan. Proses menyimak merupakan suatu kegiatan untuk memahami, mendengarkan, dan menyimpulkan informasi yang diperoleh melalui pendengaran[2]. Pembelajaran Maharah Istima’ bertujuan untuk mengetahui dan membedakan bunyi dalam bahasa Arab, hal ini diperlukan agar siswa mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan bentuk ujaran bahasa Arab yang berbeda baik itu huruf, kata, maupun sebuah kalimat, sehingga terhindar dari kesalahpahaman dalam komunikasi.

Keterampilan menulis (MaharahKitabah) menurut bahasa adalah kumpulan kata yang tersusun dengan teratur dan mengandung arti yang dapat dipahami, secara umum keterampilan ini dimaksudkan untuk berkomunikasi secara tertulis, dengan menulis manusia dapat menyampaikan gagasan dan ide yang ada di dalam pikirannya. Dalam proses pelaksanaan pembelajarannya, keterampilan menulis haruslah dilakukan dengan intensif, hal ini perlu diperhatikan karena penulisan dalam bahasa Arab sangat berbeda sehingga memerlukan latihan-latihan, dimulai dengan pembelajaran sederhana seperti menulis huruf, kata dan kalimat, hingga ke tahapan yang lebih sulit dengan berlatih membuat sebuah karangan[3].

Buku teks adalah buku pegangan sekolah yang mengemban bahan ajar yang diseleksi mengenai studi ilmu tertentu dengan bentuk tulisan yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan pembelajaran dan disusun secara terstruktur[4] dapat dikategorikan sebagai sumber pembelajaran kedua bagi siswa setelah pendidik, tanpa buku ajar pembelajaran bisa menjadi tidak optimal dan tidak terarah[5]. Karena itu diperlukan adanya buku teks yang memiliki standar kaidah dan isi materi yang memadai sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Kehadiran buku ajar yang bervariasi dan lengkap mampu mengembangkan proses belajar dalam rangka tercapainya tujuan yang diharapkan[6], akan tetapi banyaknya buku ajar bahasa arab yang beredar saat ini ibarat pisau bermata dua yang pada satu sisi dapat memudahkan siswa untuk mendapatkan sumber belajar tetapi di lain hal tidak setiap buku ajar bahasa arab tersebut memenuhi standar kelayakan sehingga perlu adanya analisa mengenai hal tersebut agar pemilihan buku ajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan siswa mendapat pengalaman belajar yang baik[7].

Salah satu diantara buku ajar bahasa Arab yang saat ini tersedia adalah buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyahyang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah pada tahun 2019. Buku tersebut terbit pertama kali pada tahun 2019 dan kemudian mendapatkan cetakan kedua pada bulan April tahun 2020. Penerbitan ini digagas berdasarkan hasil dari Muktamar Muhammadiyah ke 47 yang diantaranya adalah menetapkan aturan-aturan, panduan dan standar pengelolaan pesantren kemudian merancang kurikulum standar bagi pesantren Muhammadiyah, dan yang terakhir yaitu menyampaikan gagasan dan rekomendasi terkait pesantren tersebut kepada pimpinan pusat. Penulisan buku Al-Lughatu Al-Arabiyyahsendiri telah dimulai pada awal tahun 2018 hingga pertengahan 2019.

Buku ajar bahasa arab yang baik dapat dinilai pada kualifikasi aspek pembelajaran empat keterampilan bahasa yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan terakhir keterampilan menulis[1]. Selain itu buku bahasa arab yang baik juga dapat dinilai dari dua segi, yaitu segi isi dan segi bahasa. Dari segi isi, materi yang ada harus tersaji dengan sistematik dan jelas. Sedangkan dari segi kebahasaan, haruslah memiliki nilai keterbacaan yang tinggi dan komunikatif[4]. Hal yang terpenting dari buku ajar adalah isi yang berupa bahan ajar yang berupa materi tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dicapai oleh siswa terkait kompetensi dasar tertentu[8]. Buku ajar juga harus dinilai dengan adanya kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, latar belakang siswa, pendekatan pembelajaran, tujuan keterampilan yang dicapai, dan ke runtutan penyajian[9].

Penelitian terkait buku ajar relatif masih dilakukan dengan standar penilaian yang terfokus pada penilaian yang berkaitan dengan kompetensi isi, penyajian, dan bahasa secara umum. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti merasa bahwa perlunya penelitian lebih mendalam lagi terkait buku teks Bahasa Arab dari sisi pendekatan materi keterampilan berbahasa yang pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada keterampilan menyimak (Maharah Istima’) dan ketrampilan menulis (Maharah Al-Kitabah) dirasa penting untuk membantu meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran melalui buku teks Bahasa Arab.

Berkaitan dengan buku ajar, peneliti menemukan beberapa penelitian yang memiliki tema serupa dan bahasan yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Pertama, jurnal yang berjudul “Pembelajaran Keterampilan Menulis (Mahara hal-Kitabah) dalam Bahasa Arab”[10], disimpulkan bahwa, sebuah keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang memerlukan beberapa aspek penguasaan yaitu: penguasaan dalam kosa kata, struktur kalimat, ejaan, kemudian penguasaan isi dan topik tulisan dan yang terakhir penguasaan terhadap bagaimana menuangkan isi tulisan dengan bahasa yang sesuai sehingga dapat dengan mudah dipahami. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana menguasai teknik pembelajaran menulis dan tahapan-tahapan yang akan dilakukan agar proses pembelajaran diharapkan dapat memenuhi target yang ingin dicapai.

Kedua, Skripsi saudari Laila Faoziyah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Institut Agama Islam Negeri Purwokerto tahun 2020 dengan judul “Analisis Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Aliyah Berdasarkan Kurikulum 2013”. Hasil dari penelitian tersebut bahwa buku ajar Bahasa arab untuk kelas Madrasah Aliyah XI terbitan kementerian agama dinilai sudah ideal untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa materi yang terdapat di dalam buku telah memenuhi penilaian sikap, spiritual, sosial pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan berdasarkan pendekatan saintifik kurikulum 2013.

Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh Roviin dengan judul “Analisis Buku Teks Al ‘Arabiyyah Li Al Nasyi’inKarya Mahmud Ismail Shini, Dkk”.[11] Pada jurnal tersebut dipaparkan bahwa buku Teks Al ‘Arabiyyah Li Al Nasyi’inKarya Mahmud Ismail Shini, Dkk. telah memuat materi yang berkaitan Maharah Al Lughawiyyahdengan praktis dan lengkap sehingga dinilai mampu untuk membantu guru dalam proses pembelajaran dengan terampil, selain itu buku ini juga menyajikan materi yang mencakup unsur kebahasaan seperti Ashwat, Mufradat, dan Tarakibsehingga mampu menyajikan pembelajaran secara utuh dan lebih lengkap. Akan tetapi yang menjadi catatan adalah guru harus menyediakan metode pembelajaran yang sesuai untuk mengoptimalkan pembelajaran dan siswa haruslah memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu penelitian terhadap materi buku ajar bahasa arab sangat penting untuk dilakukan dengan harapan dapat membantu tenaga pendidik, orang tua, dan peserta didik sendiri untuk dapat menentukan dan memanfaatkan buku ajar Bahasa Arab yang berkualitas demi menunjang proses pembelajaran[9].

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memfokuskan tujuan penelitian ini untuk menganalisis Bagaimanakah materi pembelajaran Maharah Istima’ dan Kitabahdalam buku Al-Lughatu Al-Arabiyyah terbitan Lembaga Pengembangan pesantren Muhammadiyah berdasarkan kriteria Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan? Serta apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalam buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyahdalam segi keterampilan menyimak dan ketrampilan menulis?

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dengan menentukan topik, mengumpulkan data, dan menganalisis data untuk mendapatkan pemahaman atas topik yang diteliti.[12] Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan suatu pendekatan untuk memahami suatu gejala utama dengan mengumpulkan informasi dari pertanyaan yang umum dan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis[12]. Peneliti menggunakan jenis penelitian pustaka (LibraryResearch) dengan memanfaatkan sarana kepustakaan untuk memahami dan mempelajari teori-teori dari literatur yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan seperti jurnal, buku-buku, dan riset yang ada sebelumnya[13].

Subyek data pada penelitian ini adalah buku ajar Bahasa Arab Al-Lughatu Al-Arabiyyahuntuk kelas VII yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah tahun 2020. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh secara langsung dari subyek penelitian yaitu buku ajar bahasa Arab Al-Lughatu Al-Arabiyyah kelas 7 Pesantren Muhammadiyahdan yang kedua berasal dari kitab Iida’atiLimu’alimiAllughatu Al-‘ArabiatuLighayr An-NatiqinBiha, dan data sekundernya diperoleh dari penelusuran informasi melalui studi kepustakaan bahan tertulis yang berupa buku-buku, jurnal, dan hasil penelitian atau laporan yang telah dipublikasikan sebelumnya[14].

Dalam penelitian ini, data yang berupa referensi dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah[11] serta melalui instrumen penilaian buku. Setelah data berhasil dikumpulkan, maka dianalisis metode analisis isi (ContentAnalysis) yaitu teknik analisis data yang bersifat mendalam dalam pembahasan isi untuk memperoleh inti sari informasi secara objektif dan sistematis[15]. Dalam penelitian ini aspek penilaian kelayakan yang digunakan didasarkan pada kelayakan pembelajaran keterampilan berbahasa yang dikemukakan oleh Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan dan pada penelitian peneliti memfokuskan pada pembelajaran keterampilan menyimak dan menulis[1].

Setelah skor penilaian setiap aspek didapatkan, maka persentase skor dari setiap aspek dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

N%=(Jumlah = Jumlah Nilai/Jumlah Nilai mMaksimal x 100%

Setelah nilai persentase dari setiap aspek didapatkan maka peneliti menetapkan panduan persentase penilaian instrumen yang digunakan untuk menjadi acuan penilaian kelayakan buku ajar Bahasa Arab sebagai berikut:

No Penilaian Nilai Keterangan
1 Jika Persentase Yang Terpenuhi 90%-100% A Baik Sekali
2 Jika Persentase Yang Terpenuhi 70%-89% B Baik
3 Jika Persentase Yang Terpenuhi 50%-69% C Cukup
4 Jika Persentase Yang Terpenuhi 25%-49% K Kurang
5 Jika Persentase Yang Terpenuhi <25% KS Kurang Sekali
Table 1.Panduan Persentase Penilaian

Tahapan analisis diambil dari data penilaian buku teks, kemudian hasil dari data tersebut dideskripsikan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah buku tersebut masuk dalam kriteria yang sesuai untuk sebuah buku ajar Bahasa Arab yang baik.

Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Buku Ajar Bahasa Arab ­Al-Lughatu Al-Arabiyyah kelas 7

Buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyahmerupakan buku ajar bahasa Arab yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah pada tahun 2019, dan kemudian mendapatkan cetakan kedua pada bulan April tahun 2020. Penerbitan buku ini digagas berdasarkan hasil dari Muktamar Muhammadiyah ke 47 yang diantaranya adalah menetapkan aturan-aturan, panduan dan standar pengelolaan pesantren Muhammadiyah kemudian merancang kurikulum standar bagi pesantren Muhammadiyah, dan yang terakhir yaitu menyampaikan gagasan dan rekomendasi terkait pesantren tersebut kepada pimpinan pusat. Penulisan buku Al-Lughatu Al-Arabiyyahsendiri telah dimulai pada awal tahun 2018 hingga pertengahan 2019.

Buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyahuntuk kelas 7 sendiri ditulis oleh dua orang penulis yaitu Ade Suryadi, Lc. Dan Nurul Setyawan, S.S. buku ini ditulis berdasarkan kurikulum 2013 yang mana di dalamnya memperhatikan tiga tujuan kemampuan dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu, kemampuan berbahasa (al-kifayah al-lughawiyyah), kemampuan komunikasi (al-kifayah al-ittishaliyyah), dan kemampuan berbudaya (al-kifayah ats-tsaqafiyyah). Selain itu buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyahjuga mencakup pembelajaran terkait empat keterampilan berbahasa yaitu, keterampilan menyimak (maharahal-istima’), kemampuan berbicara (maharaal-kalam), kemampuan membaca (maharahal-qiroah), dan kemampuan menulis (maharahal-kitabah).

Materi dalam buku Al-lughatu Al-Arabiyyahuntuk kelas 7 ini terdiri dari 6 bab, yaitu: bab 1 (at-tariifbi nafsi wabilaamilin fiil madrasah), bab 2 (al-adawaatal-madrasah), bab 3 (al-alwaan), bab 4 (al-‘unwaan), bab 5 (al-bait), dan bab 6 (min yaumiyyaatal-usroh). Setiap bab memuat pelajaran yang berupa pengenalan kosa kata baru dengan jumlah kurang lebih 15 kata setiap bab, 2 teks percakapan di setiap bab , 2 teks bacaan di setiap bab, dan kaidah-kaidah dasar.

B. Hasil Analisis Buku Ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyah Pada Aspek keterampilan Menyimak (Maharah Istima’).

Keterampilan menyimak merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran bahasa arab, akan tetapi masih terdapat pembelajaran bahasa arab yang kurang memperhatikan keterampilan ini sehingga dalam jangka panjang hal ini justru tidak menjadikan siswa sebagai pendengar yang baik dan juga tidak sebagai pembicara yang baik, sehingga menjadi kekurangan yang besar bagi proses pembelajaran bahasa[1].

Proses pembelajaran Istima’ bukannya hanya sekedar mendengar, tapi juga harus disertai dengan perhatian dan disengaja, tujuannya adalah agar siswa dapat mengenali perbedaan suara huruf, kata, dan kalimat, kemudian mendapatkan informasi dan memahami aspek utama dari materi yang dipelajari[2].

Menurut Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan, memahami teks yang disimak itu lebih sulit dibandingkan memahami teks yang dibaca, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran keterampilan menyimak menurut Abdurrahman Al-Fauzan, yaitu:

  1. Perbedaan bunyi huruf.
  2. Percakapan yang sesuai.
  3. Dalam setiap unsur dan keterampilan, siswa mendengarkan hal-hal yang bermanfaat dalam keterampilan menyimak.
  4. Teks-teks pemahaman menyimak[1].
No. Indikator Penilaian
1 2 3 4 5
1 Buku memperhatikan terkait keterampilan menyimak.
2 Pembelajaran menyimak dilakukan dengan bertahap.
3 Melatih siswa untuk memahami apa yang didengar dari guru dan rekaman.
4 Jumlah teks yang didengarkan pada setiap bab sudah sesuai.
5 Karakter teks yang didengar sudah sesuai.
6 Jumlah latihan pada setiap teks sudah cukup dan sesuai
Total Nilai 9 12
Persentase Nilai 70%
Table 2.Kriteria Penilaian Maharah Istima’

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terkait penilaian pembelajaran Istima’ pada buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahkelas VII, diperoleh penilaian dengan kategori B (Baik) dengan persentase sebesar 70%. Pada buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahkelas VII tidak terdapat secara jelas instruksi materi yang dikhususkan terkait dengan aspek keterampilan menyimak di dalam buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyah. Hal ini bisa dilihat dari daftar isi setiap bab yang tidak menuliskan pokok bahasan Maharah Istima’, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa materi-materi di dalam buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahdapat digunakan dalam pembelajaran Maharah Istima’ seperti pada materi kosa kata, teks percakapan dan teks bacaan yang ada di setiap bab. Materi-materi tersebut juga sangat sesuai dengan lingkungan sosial siswa, sehingga hal ini menjadi kelebihan yang memudahkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, menurut peneliti pembelajarannya sangat bergantung terhadap kreativitas dari guru pengampu bahasa Arab dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Pada materi percakapan dan teks cerita, menurut peneliti juga sudah disajikan dengan baik, hal ini dilihat dari penyajiannya yang diberikan secara bertahap, mulai dari pembahasan yang mudah dengan teks percakapan dan cerita yang pendek serta mudah dipahami karena bertemakan hal-hal yang berkaitan dengan keseharian siswa berikut dengan kosa kata pendukung yang ada di setiap bab.

Selain kelebihan buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyah yang telah peneliti jelaskan, terdapat beberapa hal yang dirasa perlu untuk dijadikan sebagai perbaikan, diantaranya:

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai perbaikan agar dapat meningkatkan proses pembelajaran pada aspek keterampilan menyimak buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahdi antaranya adalah:

a) Kekurangan pada setiap bab adalah tidak memberikan detail secara jelas terkait instruksi pembelajaran Istima’ walaupun telah dijelaskan pada bagian awal pendahuluan bahwa buku ajar telah mencakup pembelajaran seluruh keterampilan berbahasa.

b) Pada materi awal setiap bab pembelajaran terdapat kosa kata baru yang digunakan sebagai materi pembelajaran Istima’, oleh karena itu sebaiknya ditambahkan instruksi yang lebih detail sehingga bisa menjadi penekanan dalam pembelajaran keterampilan menyimak.

c) Dalam setiap materi kosa kata baru di setiap bab, hendaknya tetap menyertakan harakat agar siswa dapat melafalkan kata dengan benar, terutama untuk memudahkan siswa kelas 7 yang baru mempelajari bahasa Arab dan efisiensi waktu pembelajaran.

d) Menurut peneliti materi teks pada bab 4, 5 dan 6 dirasa perlu untuk lebih diringkas jika digunakan dalam pembelajaran Istima’ hal ini bertujuan agar konsentrasi siswa tetap terjaga dan tidak kehilangan konsentrasi karena teks yang terlalu panjang.

e) Menurut peneliti setiap bab juga dirasa kurang dalam memberikan porsi latihan-latihan pembelajaran Istima’ sehingga perlu ditambahkan dengan latihan Istima’ yang bisa membantu meningkatkan fokus siswa, sebagai contoh bisa menggunakan latihan:

  1. Mendengarkan dan menuliskan kata atau kalimat yang dibacakan.
  2. Membedakan huruf yang pelafalannya mirip.
  3. Membedakan antara dua kata yang pelafalan hurufnya mirip.
  4. Mendengarkan dan menyebutkan kata-kata tertentu pada sebuah kalimat atau paragraf.

f) Sebagai masukan, terkait poin penilaian nomor tiga (3) pada tabel 2, penerbit dapat mengolaborasikan pembelajaran digital dengan menambahkan audio rekaman percakapan pada sebuah situs yang dapat diakses secara digital untuk memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran Istima’ sehingga tidak perlu lagi menggunakan perangkat keras seperti kaset atau CD.

Berdasarkan poin-poin yang telah dijabarkan, peneliti menyimpulkan bahwa materi keterampilan menyimak pada buku ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyah telah tersaji dengan cukup baik walaupun masih terdapat kekurangan pada pembelajaran istima’ di dalam buku ajar tersebut. Diantaranya detail materi pembelajaran istima' tidak dijelaskan secara terperinci pada setiap bab, sementara materi kosa kata baru juga perlu instruksi yang lebih detail serta penambahan harakat pada materi kosa kata agar siswa mampu melafalkan kata dengan benar, khususnya bagi siswa kelas 7 yang baru mempelajari bahasa Arab. Materi teks pada beberapa bab juga perlu diringkas, kemudian menambah porsi latihan-latihan pembelajaran istima' dalam setiap bab agar siswa dapat lebih fokus dan meningkatkan keterampilan mereka. Selain itu, penggunaan pembelajaran digital dengan audio rekaman percakapan dapat menjadi pilihan yang efisien untuk memfasilitasi pembelajaran istima'. Dengan mengatasi kekurangan-kekurangan ini, buku ajar dapat ditingkatkan secara signifikan dalam membantu siswa mengembangkan maharah istima’ dengan lebih baik.

C . Hasil Analisis Buku Ajar Al-Lughatu Al-Arabiyyah Pada Aspek Keterampilan Menulis (Maharah Kitabah).

Keterampilan menulis dimaksudkan untuk berkomunikasi secara tertulis. Yang mana pada dasarnya menuangkan ide atau pikiran yang ada pada diri seseorang dan orang lain melalui tulisan. Dalam pembelajaran Kitabahterdapat tahap-tahap yang harus dipelajari secara konsisten, seperti tahapan penulisan huruf yang benar, menyambung huruf menjadi sebuah kata, kalimat, dan paragraf, kemudian menulis terstruktur dan mengarang bebas.[16]

Sedangkan Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan mengemukakan tiga tingkatan dalam proses pembelajaran keterampilan Kitabah, yaitu:

  1. Tingkat pertama, dengan pembelajaran dalam penulisan huruf. Diantara hal-hal yang wajib dipelajari oleh siswa pada tingkat pertama ini adalah: melatih penulisan dari arah kiri ke kanan, mengetahui huruf dan bentuknya, mengetahui penulisan huruf pada sebuah kata, serta cara menulis harakat.
  2. Tingkat kedua siswa diminta untuk menuliskan ungkapan terbatas dan terarah, dilakukan dengan meminta siswa untuk menggambarkan sebuah gambar atau objek yang tentukan.
  3. Tingkat ketiga siswa diminta untuk menuliskan ungkapan bebas sesuai dengan tema yang disiapkan, diantara contoh latihannya siswa diminta untuk menuliskan kegiatan dan pengalamannya dimasa liburan.[1]

Keterampilan Kitabahmerupakan tingkat kemahiran yang penting karena apa yang akan dituliskan merupakan akumulasi dari hasil kemahiran bahasa lainnya, bisa dikatakan bahwa keterampilan menulis dan berbicara merupakan Outputdari keterampilan menyimak dan membaca, oleh karena itu materi pembelajaran Kitabah harus diberikan dengan berulang dan dengan strategi yang tepat sehingga siswa mampu meningkatkan keterampilan menulisnya serta menuangkan kreativitas ide dan pikirannya[17].

No Indikator Penilaian
1 2 3 4 5
1 Buku memperhatikan pembelajaran keterampilan menulis.
2 Buku mengajarkan persiapan sebelum menulis
3 Buku memuat pembelajaran menulis langsung
4 Buku memuat pembelajaran menulis kreatif
5 Latihan menulis dilakukan secara langsung.
6 Latihan menulis kreatif dilakukan pada tahap yang sesuai.
7 Pembelajaran meliputi menulis huruf arab dan memahami hubungan antara bentuk huruf dan bunyinya.
8 Pembelajaran menulis huruf arab pada tempat yang berbeda.
9 Jumlah latihan keterampilan menulis sudah sesuai.
10 Jenis latihan menulis sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.
Total Penilaian 8 6 16
Persentase Penilaian 16
Table 3.Kriteria Penilaian Maharah Kitabah

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian aspek MaharahKitabahdi dalam buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahkelas VII didapatkan hasil penilaian pada kategori C (Cukup) dengan persentase sebesar 60%. Dalam buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahkelas VII siswa dilatih keterampilan menulis dengan secara langsung melalui aktivitas menjawab berbagai macam latihan-latihanyang sudah disusun pada setiap bab. Namun yang menjadi perhatian penulis adalah kurangnya pembelajaran tentang keterampilan menulis itu sendiri.

Pada buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahkelas VII tidak didapati pembelajaran dasar tentang bagaimana menulis huruf, kata, dan kalimat secara bertahap, padahal dalam aspek keterampilan menulis khususnya bahasa Arab terdapat perbedaan abjad dan arah tulisan dengan bahasa Indonesia. Dalam penulisan huruf bahasa Arab sangat penting bagaimana mengetahui bentuk-bentuk huruf pada tempat yang berbeda, seperti jika huruf ditulis di awal kata, di tengah, dan di akhir. Sebagai contoh huruf (ع) yang jika di awal ditulis علم, jika di tengah ditulis فعل, dan jika di akhir ditulis صنع, termasuk huruf-huruf yang tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya seperti huruf ( و, ر, د ) dan tanda baca lainnya. Menurut peneliti hal tersebut dirasa penting karena melihat latar belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda. Ada siswa yang sejak kecil sudah akrab dengan huruf-huruf Arab bahkan mampu membaca dengan baik, dilain sisi ada siswa yang masih belajar mengenal satu persatu huruf-huruf tersebut. Sehingga peneliti mengharapkan adanya pemberian materi penulisan dasar pada terbitan atau perbaikan selanjutnya, karena selain peran guru yang harus berusaha maksimal dalam memahamkan, peran buku teks sebagai fasilitas pembelajaran yang sesuai juga merupakan hal yang sangat penting.

Kemudian pada bagian Tadribat yang terdapat pada setiap bab peneliti merasa bahwa jumlah soal yang diberikan terlalu banyak, hal ini akan menjadikan siswa merasa lelah dalam menulis. Sehingga alangkah baiknya untuk menyesuaikan kembali jumlah soal latihan yang disajikan. Selain itu pada bagian Tadribatmasih menonjolkan aspek soal dengan jawaban yang terkontrol dalam artian jawaban disesuaikan dengan isi buku teks, yang mana hal ini justru mengurangi kreativitas dari siswa. Oleh karena itu sebaiknya materi latihan perlu memperhatikan tiga indikator, yaitu:

  1. Latihan menyalin huruf, kata, frasa dan kalimat.
  2. Latihan menjawab pertanyaan sesuai teks dan materi yang telah dipelajari.
  3. Latihan mengungkapkan gagasan dengan mengarang bebas menggunakan kosa kata, kalimat, ataupun gambar yang berkaitan dengan tema yang sudah ditentukan[3].

Berdasarkan ketiga indikator latihan diatas peneliti menyarankan untuk menambahkan latihan-latihan yang mengungkapkan gagasan atau ide siswa berdasarkan tema-tema yang telah ditentukan. Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan konsentrasi siswa secara aktif. Selain itu, pada halaman 23, 116, 147, dan 175 terdapat soal yang diperintahkan untuk menulis terjemah kalimat dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia, untuk hal ini peneliti merasa sebaiknya diganti dengan materi yang lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran pada revisi buku teks selanjutnya karena tidak berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya keterampilan Kitabah.

Kesimpulan

Keterampilan menyimak dan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam proses pembelajaran berbahasa, oleh karena itu perlunya perhatian terhadap keduanya dalam pelaksanaan pembelajaran baik secara materi dan implementasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran Maharah Istima’ dan Kitabahpada buku teks bahasa Arab Al-Lughatu Al-Arabiyyahyang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan pesantren Muhammadiyah tahun 2020 telah memenuhi sebagian besar komponen pembelajaran dengan persentase masing-masing yaitu 70% dan 60% sehingga dari kedua hasil persentase tersebut buku teks Al-Lughatu Al-Arabiyyahdinilai telah memenuhi kriteria yang sesuai untuk digunakan sebagai sebuah buku ajar menurut teori Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan dalam aspek keterampilan menyimak dan menulis.

Adapun hal yang menjadi saran perbaikan secara umum adalah penyesuaian kembali materi yang sudah ada pada pembelajaran Maharah Istima’ terutama pada kurangnya penekanan instruksional terkait pembelajaran Istima’ dan latihan-latihan yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Kemudian pada pembelajaran MaharahKitabah peneliti menyarankan agar menambahkan materi-materi penulisan dasar untuk memudahkan siswa pemula dalam belajar dan tidak secara langsung mengaplikasikan pembelajaran MaharahKitabahmelalui soal-soal latihan, serta perlunya menambahkan latihan keterampilan menulis yang lebih membangun sikap kreativitas pada siswa.

Peneliti menyadari bahwa teori dalam penyusunan materi dalam buku teks bahasa arab tidak hanya berpatokan pada sebuah teori tunggal. Sehingga masih terdapat banyak pakar lain yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan bahan ajar, oleh karena itu peneliti berharap pada penelitian selanjutnya untuk melakukan analisis buku teks ini berdasarkan perspektif ahli lainnya, sehingga dapat menjadi perbandingan dalam proses pengembangan bahan ajar bahasa Arab.

References

  1. A. R. B. I. Al-Fawzan, "Iida'ati Limu'alimi Allughatu Al-'Arabiatu Lighayr An-Natiqin Biha, (Ar-Riyad: Maktabatu Al-Malik Fahd, 2011).
  2. N. Anisa, N. Chabibahturrohmah, N. Shofura, N. Fauzia, and H. Saputri, “Implementasi Media Audiovisual dalam pembelajaran Maharah Istima’,” 2021.
  3. A. Rathomi, “MAHARAH KITABAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB”.
  4. M. Nashrullah and M. A. Taufiq, “Analisis Buku Bahasa Arab Pegangan Guru dan Siswa Kelas XI Kurikulum 2013,” JT, vol. 3, no. 1, pp. 16–25, Jan. 2021, doi: 10.21154/tsaqofiya.v3i1.65.
  5. S. Ramah and M. Rohman, “Analisis Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Aliyah Kurikulum 2013,” JBA, vol. 2, no. 2, p. 141, Dec. 2018, doi: 10.29240/jba.v2i2.552.
  6. A. N. Wardathi and A. W. Pradipta, “Kelayakan Aspek Materi, Bahasa dan Media pada Pengembangan Buku Ajar Statistika untuk Pendidikan Olahraga di IKIP Budi Utomo Malang,” 2019.
  7. M. Martatik, “Analisis Buku Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Kelas I,” adrg, vol. 6, no. 1, pp. 104–121, Jun. 2018, doi: 10.36052/andragogi.v6i1.50.
  8. E. Kosasih, Pengembangan Bahan ajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2021.
  9. K. Hikmah and R. Astuti, “Analisis Perbandingan Kualitas Buku Teks Bahasa Arab Ta’lim Al-Lughoh Al-Arobiyah Dan Al-‘Ashri : Kajian Isi, Penyajian Dan Bahasa,” halaqa, vol. 2, no. 1, pp. 12–29, Jun. 2018, doi: 10.21070/halaqa.v1i1.1608.
  10. M. Munawarah and Z. Zulkiflih, “Pembelajaran Keterampilan Menulis (Maharah al-Kitabah) dalam Bahasa Arab,” loghat. arabi. jurnal. bhs. arab. dan. pendidik. bahasa. arab., vol. 1, no. 2, p. 22, Jan. 2021, doi: 10.36915/la.v1i2.15.
  11. R. Roviin, “ANALISIS BUKU TEKS AL ‘ARABIYAH LI AL NASYI’IN KARYA MAHMUD ISMAIL SHINI, DKK,” albayan, vol. 10, no. 01, Jun. 2018, doi: 10.24042/albayan.v10i01.2594.
  12. J. R. Raco, metode penelitian kualitatif. jenis, karakteristik, dan keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.
  13. M. N. Adlini, A. H. Dinda, S. Yulinda, O. Chotimah, and S. J. Merliyana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka,” edumaspuljr, vol. 6, no. 1, pp. 974–980, Mar. 2022, doi: 10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
  14. M. B. U. Arifin, D. Istikomah, M. Ag, D. A. P. Astutik, S. Ag, and K. Hikmah, “PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SIDOARJO,” p. 83.
  15. R. D. Susanti, “STUDI ANALISIS MATERI AJAR “BUKU TEKS PELAJARAN“ PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI KELAS TINGGI MADRASAH IBTIDAIYAH,” vol. 5, no. 2, p. 25, 2013.
  16. J. Yusuf, A. Z. Alhafidz, and M. F. Luthfi, “Menulis Terstruktur Sebagai Urgensi Pembelajaran Maharah Al-Kitabah,” an-nabighoh, vol. 21, no. 02, p. 203, Dec. 2019, doi: 10.32332/an-nabighoh.v21i02.1683.
  17. N. Fitria and R. U. Baroroh, “Innovation of Assessment Techniques on Mahārah Kitābah in Arabic Textbooks Based on Higher-Order Thinking Skills (HOTS),” Jurnal Pendidikan Bahasa Arab & Kebahasaaraban, vol. 7, no. 1, pp. 14–28, Jun. 2023, doi: 10.15575/jpba.v7i1.22829.