Abstract
This study investigates the efficacy of the Think-Pair-Share learning model in enhancing Arabic language proficiency. A sample comprising 29 seventh-grade female students participated in the research. Data was gathered through observation, interviews, documentation, and pretest-posttest assessments using a one-group design. The N-gain test was employed for data analysis, providing a precise measure of improvement before and after the intervention. The results demonstrate a significant enhancement in Arabic learning outcomes, affirming the effectiveness of the Think-Pair-Share model. This research underscores the potential of interactive learning approaches for optimizing language education.
Highlight:
-
Empirical Study: Utilizing a one-group design, this research evaluates the impact of the Think-Pair-Share model on Arabic language proficiency among seventh-grade female students.
-
Robust Methodology: Data collection encompasses a diverse range of methods including observation, interviews, documentation, and pretest-posttest assessments, ensuring comprehensive evaluation.
-
Positive Outcomes: The results reveal a significant improvement in Arabic language learning, emphasizing the effectiveness of interactive learning strategies and advocating for their integration in language education.
Keywrod: Arabic Language Proficiency, Think-Pair-Share Model, Interactive Learning, Language Education, Efficacy Assessment
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran atau disebut juga kegiatan belajar mengajar merupakan usaha atau kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam menyalurkan dan mengelola informasi dengan tujuan ilmu dan informasi yang disalurkan mendatangkan kebermanfaatan bagi peserta didik dan dapat dijadikan acuan pembelajaran tidak hanya sekali dua kali namun terus-menerus sehingga mampu membawa perubahan yang dapat dilihat dari wujud sikap dan perilaku yang semakin membaik pada setiap tahapan pembelajarannya, terbentuknya kemampuan dari segi intelektual, serta munculnya pikiran yang kritis dan kreatif dari masing-masing individu berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu [1]. Sedangkan menurut mahmud & idham [2] arti belajar itu sendiri merupakan tindakan yang disengaja yang menyebabkan munculnya perkembangan tingkah laku hasil dari kemauan untuk mencoba memperhatikan dan menganalisis, mencoba hal baru, mendengarkan , membaca dan memperhatikan apa yang diinstruksikan baik dari pendidik langsung maupun buku panduan. Jadi kata kunci sebenarnya menurut Mahmud dan idham dalam buku yang ditulisnya yakni strategi belajar mengajar berarti perkembangan.
Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran, sedangkan teknik pembelajaran adalah cara mengajar yang dibungkus secara aplikatif, konkrit dan praktis dikelas seiring dengan berjalannya proses pembelajaran [3]. Menurut Usmaedi dalam jurnal yang berjudul metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas awal menyatakan [4] pada abad ke-21 paradigma dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan secara signifikan terutama dalam proses pembelajaran dari yang pada mulanya pasif menjadi lebih aktif, yang pada awalnya dari satu arah menjadi pembelajaran interaktif, dan yang pada mulanya pembelajarannya berfokus kepada pendidik menjadi berfokus pada peserta didik. Agar peserta didik puas dengan pembelajarannya maka apa yang menjadi tujuan pembelajaran harus tercapai, dan untuk mencapainya seorang pendidik harus mampu menciptakan ide-ide kreatifnya dalam menyusun rancangan program pembelajaran yang variatif dan tidak membosankan [5]. Apalagi diera distrupsi seperti sekarang, pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan bertanggung jawab untuk melahirkan siswa yang menguasai berbagai keterampilan diantaranya, keterampilan dalam berfikir secara kritis, keterampilan problem solving, selalu invovatif dan kreatif, keterampilan dalam berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim, selain itu diharuskan juga memiliki keterampilan mengulik, mengolah dan berani untuk menyampaikan kepada publik mengenai suatu informasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi [6].
Demi mendapatkan keterampilan kompleks tersebut perlu dilakukan strategi pembelajaran khusus salah satunya adalah dengan pembelajaran kooperatif atau disebut juga cooperative learning, pembelajaran cooperative ini termasuk jenis pendidikan innovatif. Pendidikan Innovatif didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari filosofi pendidikan. Semua kurikulum, metode pembelajaran, dan tujuan pembelajaran semua disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan zaman [7]. Pendidikan kooperatif didasarkan pada filosofi socius homini yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, kerjasama merupakan aspek penting dalam mencapai tujuan, kolaborasi akan memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran [8].
Cooperative learning yang sesuai adalah tipe think-pair-share dimana dalam satu kelas dibentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua orang dimana masing-masing kelompok saling membantu dalam usaha peningkatan pembelajaran baik bagi diri sendiri maupun pembelajaran peserta didik lain [9], dari sini secara tidak langsung keterampilan komunikasi dan kolaborasi masing-masing siswa akan terasah. Salah satu metode yang termasuk dalam cooperative learning adalah Think-Pair-Share. Dimana pembelajaranya, peserta didik disediakan renggang waktu yang lama untuk berpikir, menganalisis soal yang kemudian didiskusikan bersama rekan kelompoknya, sehingga melalui sanggah-menyanggah, memberi kritik dan saran maka terjadilah proses pembelajaran [10] , metode ini mengasah siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan menyampaikannya secara terampil. Selain itu keunggulan metode ini adalah lebih efektif karena kelompoknya merupakan rekan sebangkunya sendiri dimana kedekatan emosionalnya lebih mendalam sehingga memudahkan untuk komunikasi. Cara ini juga menghindari anggota kelompok yang malas dan hanya mengandalkan anggota kelompok lain [11].
Namun belakangan ini masih banyak sekolah yang menggunakan metode klasik padahal keberhasilan siswa dalam belajar bergantung juga pada strategi dan metode yang digunakan guru, bagaimana guru dalam memanagement kelas agar selalu aktif dan kondusif, dan meminimalisir kebosanan siswa di dalam kelas dengan menggunakan metode yang variatif selama proses pembelajaran [12]. Hal ini dilakukan karena berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan implementasi dari suatu proses belajar yang ditempuh seseorang [13]. Metode yang tepat dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan [14], namun banyak sekali materi pelajaran yang sebenarnya mudah namun dianggap sulit oleh sebagian siswa karena metode yang digunakan membosankan, guru yang kurang memotivasi dan suasana kelas yang pasif. Hal ini sebagaimana keadaan beberapa sekolah tingkat menengah salah satunya di SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin.
Pada karya ilmiah terdahulu yang ditulis oleh Minhatul Mughitsah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2017 yang berjudul “Experimentasi Metode Cooperative Learning Dengan Teknik Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Kelas VIII Mts Negeri 3 Majalengka Tahun Ajaran 2017/2018”. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa teknik Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan [15] . Pembeda antara penelitian tersebut dengan penelitian yang hendak peneliti lakukan adalah dari segi metode, yakni penelitian selanjutnya menggunakan metode think-pair-share terhadap peningkatan hasil belajar.
Pada penelitian lain yang ditulis oleh Zaky Nisa’ Karimah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2019 dengan judul “ Efektivitas Teknik Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mts Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran 2018/2019” Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa teknik think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan[16] . Hal yang menjadi pembeda dari penelitian tersebut dan penelitian selajutnya adalah pada sampel, dimana penelitian tersebut mengambil sampel siswa kelas VII jenjang SMP dengan latar belakang sekolah non asrama sedangkan penelitian selanjutnya yang akan peneliti lakukan mengambil sampel siswa kelas VII jenjang SMP dengan latar belakang berasrama. Hal ini tentu berbeda karena sekolah berasrama memiliki jadwal yang padat sehingga siswanya kurang fokus, maka metode ini penting diterapkan pendidik dalam rangka memahamkan siswa sekaligus meningkatkan hasil belajarnya, terlebih sekolah berbasis asrama menerapkan bahasa arab sebagai bahasa aktif. Kelas VII adalah masa-masa pengenalan bahasa arab bagi siswa baru, mengajar bahasa arab bagi pemula membutuhkan keterampilan khusus dan pengetahuan tentang psikologi. Pengajar harus mengenalkan pelajaran ini dengan cara yang mudah dan menyenangkan, maka model pembelajaran thik-pair-share ini sangat sesuai untuk diterapkan [17]. Perlu diketahui juga bahwa pengajaran bahasa arab diperlukan konsep-konsep dalam kerangka rangkai teori hirarki pada empat keterampilan berbahasa: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis maka seorang guru harus mempunyai strategi yang variatif dalam rangka memaksimalkan masing-masing keterampilan [18]. Penelitian kali ini mengambil rumusan masalah “ Seberapa efektif metode think-pair-share dalam meningkatkan hasil belajar bahasa arab materi albayt pada kelas 7 di SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin”. Dengan tujuan mengetahui bagaimana implementasi metode think-pair-share dan bagaimana kefektifitasan metode tersebut dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik terkhusus mata pelajaran Bahasa Arab kelas 7 di SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin.
METODE
Penelitian kali ini peneliti memilih jenis eksperimen yakni satu-satunya metode yang dapat melakukan pengujian secara akurat hipotesis terkait hubungan sebab-akibat (kausal) [19]. Pendekatanya adalah kuantitatif dengan metode quasi eksperimen atau eksperimen semu yang bertujuan untuk melakukan penyelidikan terkait pengaruh penerapan dari pendekatan realistik setting kooperatif terhadap peningkatan hasil belajar bahasa arab [20]. Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah (pretest-posttest one grup design). Hal ini diyakini sangat akurat dengan perbandingan antara hasil dari pretest dan postest. dimana ini dilakukan untuk mengetahui kemahiran awal masing-masing peserta didik pada mata pelajaran bahasa arab sebelum diterapkannya metode think-pair-share melalui pretest dengan hasil postest sesudah diterapkannya metode think-pair-share [21]
Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas 7 SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang peneliti pilih pada penelitian kali ini ada empat, diantaranya adalah tes (yang meliputi pretes dan postest) dan wawancara sebagai data premier sedangkan untuk data sekunder peneliti memilih pengamatan langsung atau observasi di sekolah serta dokumentasi.
Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk mengetahui perbandingan hasil pretest posttest adalah dengan menggunakan uji N-Gain yang diolah menggunakan microsoft exel. Uji ini akan menghasilkan fakta berupa angka mengenai keefektivisan metode think pair share terhadap hasil belajar peserta didik.
Perolehan data yang akan dianalisis adalah data skor test yang merupakan hasil belajar peserta didik:
1. Pemberian skor pada pretest posttest
2. Menghitung skor N-Gain [22].
Rumus N-Gain
N-Gain= Skor postest - skor pretest / Skor maximum - skor pretest
Tabel kategori tafsiran efektivitas N-Gain
Presentase% | Tafsiran |
< 40 | Tidak Efektif |
40-55 | Kurang Efektif |
56-75 | Cukup Efektif |
>76 | Efektif |
Kriteria keefektifan nilai N-Gain pada tabel ini
Nilai N-Gain | Kriteria |
N > 0,7 | Tinggi |
0,3>n<0,7 | Sedang |
N<0,30 | Rendah |
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Efektifitas Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab
Metode think pair share adalah salah satu metode cooperative learning dimana ini merupakan inovasi tenaga pendidik dengan tujuan agar kelas selalu aktif dengan metode yang variatif dan tidak membosankan. pembelajaran bahasa arab bagi pemula terkesan sulit karena ini menyangkut bahasa asing bukan bahasa ibu maka mengenalkannyapun harus dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Metode think pair share memiliki tiga tahapan ini pembelajaran:
1. Thinking
Pada tahapan ini, setelah guru menjelaskan materi pada awal pembelajaran guru akan memberi tugas atau soal yang diberikan per-individu, dari tugas itu guru memberi waktu siswa untuk berpikir secara mandiri mengenai materi yang dijelaskan oleh guru lalu menilik ulang dengan soal yang dibagikan. kira-kira berdasarkan materi soal ini, jawabannya akan seperti apa, itulah yang harus dipikirkan oleh siswa.
2. Pairing
Pada tahapan pairing, siswa mulai berdiskusi antar teman sebangku 2 atau 4 orang mengenai soal yang telah dibagikan per-individu, disini setiap siswa berbagi pemikirannya masing-masing tentang jawaban dari soal, apabila ada perbedaan maka didiskusikan secara bersama dan apabila ada yang belum memahami maka akan diarahkan oleh teman diskusnya, sehingga setiap siswa dapat paham materi serta jawaban dari soal yang dibagikan tersebut.
3. Sharing
Setelah menemukan jawaban yang tepat dari hasil diskusi, siswa maju di depan kelas untuk mempresentasikannya sedangkan siswa lain dipersilahkan untuk menyimak, membandingkan dan menyanggah apabila ada jawaban yang kurang sesuai. tahap ini dapat mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi dilihat dari cara siswa dalam menjelaskan ulang materi tersebut.
Seberapa Efektif metode think pair share dalam meningkatkan hasil belajar bahasa araterkhusu materi albeit ini dapat diketahui secara gamblang berdasarkan nilai hasil dari pre-test dan post-test yang telah dikerjakan oleh siswa. selain itu diperkuat dengan hasil perhitungan uji N-Gain. Berikut merupakan tabel hasil olah data pretest, posttest dan hasil perhitungan N-gain yang telah dilakukan dan disusun oleh peneliti:
No | Nama | Nilai | Skor N-Gain | Persentase | Kategori | |
Pretest | Posttest | |||||
1 | Abekty Nurista | 60 | 70 | 0.25 | 25% | Rendah |
2 | Adila Rayya | 60 | 90 | 0.75 | 75% | Tinggi |
3 | Anisah Nailah | 20 | 70 | 0.625 | 62% | Sedang |
4 | Azza Tazkia | 60 | 90 | 0.75 | 75% | Tinggi |
5 | Cynara Azaria | 30 | 50 | 0.28 | 28% | Rendah |
6 | Dafina Laila | 70 | 75 | 0.166 | 16% | Rendah |
7 | Fitri Azzahra | 40 | 50 | 0.166 | 16% | Rendah |
8 | Kamilia Azka | 50 | 95 | 0.9 | 90% | Tinggi |
9 | Khaira As’ari | 60 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
10 | Latifatul Wahyu | 50 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
11 | Lintang Zhafira | 50 | 85 | 0.7 | 70% | Sedang |
12 | Lolyta Ayu Azzah | 60 | 90 | 0.75 | 75% | Tinggi |
13 | Nadine Zumrotul | 60 | 70 | 0.25 | 25% | Rendah |
14 | Nailah Fathiyatur | 75 | 80 | 0.2 | 20% | Rendah |
15 | Naqila Keysha | 70 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
16 | Nasywa Ashilah | 50 | 80 | 0.6 | 60% | Sedang |
17 | Natasya Choirun | 60 | 95 | 0.875 | 87% | Tinggi |
18 | Nayyara Al Fayyaza | 70 | 90 | 0.66 | 66% | Tinggi |
19 | Nazifa Naflah | 60 | 70 | 0.25 | 25% | Rendah |
20 | Nazuwa Zazkia | 50 | 60 | 0.2 | 20% | Rendah |
21 | Nazwannisa | 80 | 90 | 0.5 | 50% | Sedang |
22 | Nikeisya Fara | 50 | 85 | 0.7 | 70% | Tinggi |
23 | Quinsha Amandea | 80 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
24 | Rizqi Alvina Zahro | 60 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
25 | Salwa Gandes | 60 | 100 | 1 | 100% | Tinggi |
26 | Shafa Nur Adzili | 85 | 95 | 0.66 | 66% | Sedang |
27 | Stefanny Jasmine | 50 | 85 | 0.7 | 70% | Sedang |
28 | Strawberry Azalea | 80 | 90 | 0.5 | 50% | Sedang |
29 | Ratu Dalila Kamal | 70 | 80 | 0.33 | 33% | Sedang |
TOTAL | 1720 | 2435 | ||||
Rata -Rata | 59.31 | 83.96 | 0.613 | 61.33% | Sedang |
Adapun hasil rata- rata pretest dan posttest yang berbeda menunjukan bahwa adanya peningkatan yang signifikan. Berikut adalah persentase yang disajikan peneliti dalam bentuk diagram lingkaran:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil kemampuan awal rata-rata siswa adalah sebesar 59.31. hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa kelas VII terhadap mata pelajaran bahasa arab masih rendah. maka setelah pretest siswa tersebut selanjutnya diberi perlakuan dengan menerapakan metode think pair share pada mata pelajaran bahasa arab setelah itu baru dilakukan posttest. posttest inilah yang menunjukan adakah pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Setelah melalui perhitungan, diketahui hasil rata-rata siswa setelah diberi perlakuan adalah sebesar 83.96. hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan yang signifikan setelah siswa setelah diberikan treathment oleh peneliti. adapun hasil skor N-Gain menunjukan 0.613 yang tergolong sedang. dilihat dari hasil pretest dan posttest yang mengalami peningkatan signifikan dan hasil skor N-gain yang mencapai skor 0.613 dimana skor ini tergolong sedang maka dapat disimpukan bahwa metode think pair share ini cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta didukung dengan hasil analisis yang telah dikerjakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil pretest yang telah dikerjakan dengan nilai rata-rata siswa 59.31 sedangkan hasil posttest yang telah dikerjakan dengan nilai rata-rata 83.96. Selain dengan nilai rata-rata siswa dapat dilihat juga berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diukur dengan Skor N-Gain yang bertujuan untuk menentukan kefektifitasan model Think-Pair-Share terhadap peningkatan hasil belajar bahasa arab dimana skor yang diperoleh mencapai 0.613. Hal ini dapat menjadi dasar kesimpulan bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin.
References
- W. Hidayat, J. Jahari, and C. Nurul Shyfa, “Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran Di Madrasah,” J. Pendidik. UNIGA, vol. 14, no. 1, p. 308, 2020, doi: 10.52434/jp.v14i1.913.
- S. Mahmud and M. Idham, Teori Belajar Bahasa. 2019. doi: 10.52574/syiahkualauniversitypress.251.
- S. Al’abidah, “Istirajiyyah ta’liimi al lughatull Arabiyyah Fii Almadrasah Atsanawiyyah Alhukumiyyah Al Ammah Al’asyirah Malang,” file:///C:/Users/VERA/Downloads/ASKEP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJA_PRINT.docx, vol. 21, no. 1, pp. 1–9, 2020.
- A. Muhyidin, O. Rosidin, and E. Salpariansi, “Metode Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di Kelas Awal,” J. Pendidik. Sekol. Dasar, vol. 4, no. 1, p. 30, 2018, doi: 10.30870/jpsd.v4i1.2464.
- H. H. Al Azka, R. D. Setyawati, and I. U. Albab, “Pengembangan Modul Pembelajaran,” Imajiner J. Mat. dan Pendidik. Mat., vol. 1, no. 5, pp. 224–236, 2019, doi: 10.26877/imajiner.v1i5.4473.
- E. Risdianto, “Kepemimpinan Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0,” pp. 1–12, 2004.
- majid arsan Kailani, “Attarbiyah Attajdid.” 2005.
- W. Ziyana Wahidah, “faaliatu istikhdam tariqat alta’lim alta’awunii (Cooperative Learning) bitaqniati altalim aljama’ii (NHT) fi ta’lim maharat alqira’at litulaab lissiif assabi’ bi almadrasat almutawasitat al’iislamiat alhukumiah altsaaniah tuluagung”.
- “Miftahul huda metode cooperative learning.pdf.”
- A. shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Ar Ruzz Media, 2021.
- E. H. Sugiharti, “Efektivitas Think Pair Share terhadap hasil belajar Matematika ditinjau dari kemampuan awal,” Pros. Semin. Nas. Etomatnesia, vol. 28, no. 2, pp. 505–510, 2013.
- A. Ichlasul and Leonard, “Pengaruh Metode Pembelajaran TPS ( Think Pair Share ) Terhadap Hasil Belajar Matematika,” Semin. Nas. Pendidik. Mat. Univ. Indraprasta PGRI, 26 Agustus 2015, no. Agustus, pp. 139–145, 2015.
- I. Yuwanita, H. I. Dewi, and D. Wicaksono, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa,” Instruksional, vol. 1, no. 2, p. 152, 2020, doi: 10.24853/instruksional.1.2.152-158.
- M. K. Nasution, “Penggunaan metode pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa,” Stud. Didakt. J. Ilm. Bid. Pendidik., vol. 11, no. 1, pp. 9–16, 2017.
- M. Mughitsah, “EKSPERIMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VIII MTs N 3 MAJALENGKA TAHUN AJARAN 2017/2018,” Energies, vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2018.
- Z. Nisa’ Karimah, “EFEKTIVITAS TEKNIK THINK-PAIR-SHARE DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 3 KLATEN TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI,” Prog. Retin. Eye Res., vol. 561, no. 3, pp. S2–S3, 2019.
- A. Abdurrahman Bin Ibrahim, Idloat. 1341.
- S. Alwahidah, “‘Taktsiru Thoriqotu At-Ta’limi At-Ta’aawuni Bil Muzaawajah “ala Kafaati Al-Mufradat Lissif Assabi” Bil Madrasati Mutawasithatil Islamiyyah As-Syafi’iyyah Gondang,’” Dep. Bioteknol. - Sekol. Tinggi Sains - Univ. Baghdad. Baghdad, Irak, vol. Vol 49, no. Jurnal Sains Arab, pp. 69–73, 2008.
- R. Nuryanti, “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bilangan Romawi bagi Siswa Tunarungu Kelas IV SDLB,” J. Asesmen dan Interv. Anak Berkebutuhan Khusus, vol. 20, no. 1, pp. 40–51, 2019.
- R. Salam, “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS Reskiwati Salam,” J. Penelit. Pendidik. Insa., vol. 20, no. 2, pp. 108–116, 2017.
- Mahmudah, “Pengaruh Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak,” Tarb. J. Ilm. Kependidikan, vol. 7, no. 2, pp. 75–85, 2018.
- M. Nurhayati and N. Hujjatusnain, “Analisis Manajemen Pembelajaran Online Berbasis Media Sosial WhatsApp untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan,” J. Bioterdidik Wahana Ekspresi Ilm., vol. 9, no. 1, pp. 22–33, 2021, doi: 10.23960/jbt.v9i1.21980.