Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v11i3.1680

Enhancing Listening Skills in Arabic Language Learning: An Innovative Approach Using Animated Films


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan dalam Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan Inovatif dengan Menggunakan Film Animasi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Arabic language learning listening skills animated films innovation student performance

Abstract

This study investigates the application of animated Arabic films as a modern technological innovation to improve the listening skills of seventh-grade students at SMPIT AL-Khwarizmi Paser. Employing a class action research method over two cycles, the research employed qualitative and quantitative data, including observations, interviews, documentation, and test scores. The results indicate significant improvements in students' listening skills, with a noteworthy 11.76% increase in classical completeness rates from the first to the second cycle. This innovative approach offers valuable implications for enhancing listening skills in Arabic language education, highlighting the potential of animated films as effective learning media.

Highlights:

  • Effective Pedagogical Tool: The study underscores animated Arabic films as a potent pedagogical tool for enhancing listening skills in language education.
  • Quantifiable Improvement: It demonstrates a significant 11.76% increase in students' classical completeness rates, indicating tangible progress.
  • Innovative Language Learning: This research highlights the innovative use of technology to facilitate language learning, with implications for broader educational contexts.

Keywords: Arabic language learning, listening skills, animated films, innovation, student performance.

PENDAHULUAN

Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan Al-Qur’an yang merupakan salah satu bahasa yang sulit dipelajari bagi pembelajar bahasa karena dalam pembelajarannya sangatlah kompleks.[1] Bahasa arab memiliki banyak aturan dan merupakan salah satu dari lima bahasa tersulit di dunia.[2]Pendidikan bahasa arab sejalan dengan perkembangan ilmiah, sastra, dan budaya yang diperbarui melalui zaman dan waktu.[3]Pendidikan bahasa arab yang tercatat dalam sejarah pendidikan islam di Indonesia diawali dari pondok-pondok pesantren maupun pendidikan non formal.[4] Sebagai sumber hukum dalam agama islam Al-Quran tidaklah mudah dipahami apabila seseorang tidak mempelajari bahasa arab dan mempelajari kebudayaan agama islam yang kebanyakan berbahasa arab juga memerlukan pembelajaran bahasa arab.[5] Penerapan pelajaran bahasa arab menuntut para peserta didik agar dapat berbahasa arab yang baik dan benar secara kaidah berbahasa arab dasar. Ada 4 bidang keterampilan dasar dalam penguasaan bahasa Arab yaitu, keterampilan menyimak (mahaarah al-Istima’), keterampilan membaca (mahaarah al-qira’ah), keterampilan menulis (mahaarah al-Kitaabah), dan keterampilan berbicara (mahaarah al-takallum).[6]

Menurut Umar Abu Al-Rub, keterampilan menyimak dapat meningkatkan kreatifitas dan sebuah keputusan. Dan apabila dipadukan dengan sistem pembelajaran yang inovatif dapat menghasilkan hasil yang signifikan.[7] Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan yang reseptif yang perlu dikuasai seorang pelajar terlebih dulu dibanding keterampilan yang lain. manusia secara alami akan memahami bahasa orang lain menggunakan pendengarannya.[8] Keterampilan menyimak merupakan keterampilan penting dalam memahami dan menyerap kata atau kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara maupun media-media tertentu.[9] keterampilan menyimak terbagi menjadi 4 tingkatan yaitu; tingkatan pengenalan, pemula, pertengahan, dan lanjutan. [10]

Indikator keterampilan menyimak menurut Dony Handriawan dan Muhammad Nurman ada 2 yaitu siswa dapat membedakan bunyi huruf atau kata dan juga dapat memahami ujaran atau jenis kalimat maupun sebuah percakapan.[11] Untuk mengembangkan keterampilan menyimak, perlunya kreatifitas dan inovasi dalam penerapan strategi suatu media pembelajaran. Metode dalam pembelajaran yang membosankan menimbulkan rasa bosan dan malas siswa dalam belajar.[12] Metodologi pengajaran memainkan peran penting dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik.[13] Metode juga merupakan alat dalam mencapai suatu tujuan maupun cara dalam membuat atau melakukan sesuatu.[14] Metode merupakan salah satu sarana dalam mencapai ilmu pengetahuan.[15] Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perkembangannya memberikan banyak kemudahan bagi pendidikan. Penerapan teknologi modern dalam pendidikan juga telah menjadi suatu hal yang penting dan tidak dapat dihindari.[9] Penggunaan metode pembelajaran yang baik dan tepat dalam pembelajaran dapat membantu peningkatan pencapaian secara mental dan pembelajaran di kelas.[16] Salah satu metode pembelajaran yang inovatif dalam meningkatakan keterampilan menyimak adalah dengan menggunakan teknik pembelajaran melalui media berbasis film animasi berbahasa arab.

Menurut Abdul Aziz, film animasi merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang indah pada masa kini.[17] Film animasi sebagai media pembelajaran yang sangat efektif dan sangat digemari adalah merupakan salah satu media audiovisual.[18] Dengan menggunakan metode film animasi siswa dapat belajar secara sintetik dengan menyatukan kata-kata baru yang berlanjut menjadi kalimat-kalimat baru yang didengar dari film yang ditanyangkan.[19] Film dapat menggabungkan dua macam indra pada waktu yang sama yang merupakan sebuah penemuan baru dalam interaksi belajar dan mengajar.[20] Film pada dasarnya adalah gabungan beberapa gambar dengan ilusi yang bergerak dan dapat memberi efek yang nyata dan hidup dalam sebuah frame yang diproyeksikan dengan sebuah proyektor dan dihasilkan secara mekasin hingga dapat dideangar dan dapat dilihat.[21]

Penelitian yang telah dilakukan Lifya Nidaul Hana Dkk yang berjudul “Penggunaan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab” yang bertujuan dalam peningkatan penguasaan kosakata dengan menggunakan media film animasi dan terbukti bahwa penguasaan kosakata bahasa Arab siswa meningkat menggunakan media film animasi.[22] Dalam penelitian yang dilakukan Jidil Haq yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Arab Peserta Didik Kelas Xi Mipa Madrasah Aliyah Ddi Kanang Kab. Polman” yang bertujuan dalam penggunaan media audio visual untuk meningatkan kemampuan berbasa arab. Dan dalam penelitian ini dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan berbahasa arab pada peserta didik di kelas XI MIPA.[23] Penelitian juga dilakukan Nurul Azmi Dkk, dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Penguasaan Mufrodat (Kosa Kata) Pada Siswa Kelas Xi Sma Muhammadiyah Limbung” yang bertujuan dalam peningkatan penguasaan mufrodat dengan menggunakan media audio visual.[24] Berdasarakan beberapa penelitian terdahulu yang telah peneliti paparakan, proses pembelajaran menggunakan media audio visual atau film sangat membantu dalam peningkatan keterampilan berbahasa arab. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan media berbasis film animasi berbahasa arab untuk meningkatkan keterampilan menyimak di SMPIT AL-Khawarizmi Paser. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang telah ada karena pada penelitian ini akan menguji penerapan fillm animasi berbahasa arab pada keterampilan menyimak.

SMPIT AL-Khawarizmi merupakan sekolah yang berbasis agama yang memiliki pembelajaran bahasa arab. Menurut hasil observasi penulis pada Senin 8 Mei 2023, penerapan pelajaran bahasa arab di SMPIT AL-Khawarizmi Paser terfokus pada nahwu dan sorof dan mengesampingkan keterampilan menyimak dengan 2 indikator yaitu: membedakan bunyi huruf atau kata dan juga dapat memahami ujaran atau jenis kalimat maupun sebuah percakapan. Hal ini dibuktikan pada saat peneliti melakukan pre test dalam upaya menggali pengetahuan dasar siswa. Oleh karena nya perlu upaya dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas VII salah satunya menggunakan media berbasis film animasi berbahasa arab dalam penyampaian materi. Film animasi dapat menjadi media yang memberi audiovisual dan gerak bagi yang menyaksikannya Dan juga film dapat memberikan kesan yang mengagumkan bagi siswa.[25]

Rumusan masalah pada penelitian ini ialah bagaimana penerapan media berbasis film animasi bahasa arab pada peningkatan keterampilan menyimak pada siswa kelas VII di SMPIT AL-Khawarizmi Paser? Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media berbasis film animasi bahasa arab dapat meningkatkan keterampilan menyimak pada siswa kelas VII di SMPIT AL-Khawarizmi Paser.

METODE

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pola dan struktur penelitiannya memiliki ciri khas, yaitu untuk peningkatan dan perbaikan praktik pendidikan.[26] Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang memiliki sifat reflektif yang dilakukan melalui tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan professional.[27] penelitian tindakan kelas bermanfaat dalam menemukan permasalahan di kelas serta memberi jawaban dari permasalahnya.[28] Penelitian ini menggunakan Model PTK oleh Stephen Kemmis dan Taggart yang dalam satu putaran siklus terbagi jadi empat tahap, meliputi : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.[29]

Figure 1.Siklus PTK

Berikut penjelasan pada setiap siklusnya :

A. Pra Siklus

Pra siklus adalah tahap awal sebuah penelitian tindakan kelas sebelum melaksanakan siklus I. Tahap pra siklus bertujuan menggali pengetahuan dasar siswa sebelum penerapan media film berbasis animasi sebagai media pembelajaran. Peneliti melaksanakan pre test untuk dikerjakan siswa dengan kemapuan yang mereka miliki.

B. Siklus I

Siklus I memiliki empat tahapan yaitu :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Mempersiapkan materi pembelajaran pada bab keluarga.

c. Mempersiapkan film animasi yang akan ditampilkan.

d. Membuat kisi-kisi untuk soal post test.

e. Mempersiapkan soal post test.

2. Tindakan

Dalam tahap tindakan peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai pada RPP.

c. Menampilakn film animasi tentang keluarga.

d. Menerangkan tata cara dalam keterampilan menyimak bahasa arab.

e. Memberikan soal post test pada siswa.

3. Observasi

Adapun pada tahap observasi. Peneliti yang berperan sebagai guru yang diobservasi dan guru mata pelajaran bahasa Arab yang menjadi observer yang mengobservasi guru dan siswa selama penelitian berlangsung di kelas. Dalam mengamati pelaksana pembelajaran metode berbasis film berbahasa Arab di kelas menggunakan pedoman observasi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahap terakhir dari beberapa tahap, peneliti akan merefleksikan dan melakukan evaluasi hasil belajar untuk melakukan perbaikan dalam siklus kedua. Peneliti akan mencari masalah-masalah yang menjadi kendala dalam pembelajaran, dan akan mulai merencanakan tindakan dalam meningkatkan keterampilan siswa yang akan diterapkan pada siklus kedua.

C. Siklus II

Siklus II memiliki empat tahapan yaitu :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Mempersiapkan materi pembelajaran pada bab keluarga.

c. Mempersiapkan film animasi yang akan ditampilkan.

d. Mempersiapkan soal post test.

2. Tindakan

Dalam tahap tindakan peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Melaksanakan pembelajaran sesuai pada RPP.

c. Menampilkan film animasi tentang keluarga.

d. Menerangkan tata cara dalam keterampilan menyimak bahasa arab.

e. Memberikan latihan soal mengenai keterampilan menyimak bahasa arab.

f. Memberikan soal post test pada siswa.

3. Observasi

Adapun pada tahap observasi. Peneliti yang berperan sebagai guru yang diobservasi dan guru mata pelajaran bahasa Arab yang menjadi observer yang mengobservasi guru dan siswa selama penelitian berlangsung di kelas dalam mengamati pelaksanakan pembelajaran metode berbasis film berbahasa Arab di kelas menggunakan pedoman observasi.

Dalam memperoleh hasil presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = f/N × 100%%

Keterangan :

P = persentase yang dicari

f = frekuensi aktifitas yang muncul

N = jumlah aktivitas seluruhnya

Skor nilai (%) Kriteria nilai
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
46-55 Kurang
≤45 Gagal
Table 1. Kriteria persentase nilai hasil observasi[30]

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahap terakhir dari beberapa tahap, peneliti akan mererfleksikan hasil belajar siswa. Dalam menetukan keberhasilan pada siklus penelitian, peneliti menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Jika pada siklus ini siswa telah mencapai target yaitu lebih dari 85% ketuntasan klasikal maka penelitian tidak perlu diulang kembali. Trianto dalam Aniq Royani yaitu apabila terdapat ≥85% siswa tuntas dalam pembelajaran maka suatu kelas akan dianggap tuntas belajaranya atau kata lain tuntas secara klasikal.[31]

Subyek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di SMPIT Al-Khawarizmi Kabupaten Paser yang terdiri dari 17 siswa perempuan.

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data dokumentasi. Adapun data kuantitatif yakni jumlah siswa ,jumlah guru, dan nilai hasil test.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tes terdiri dari pre test dan post test, pre test dilakukan bertujuan untuk menggali pengetahuan dasar siswa kelas VII dalam keterampilan menyimak sebelum penerapan media film animasi sebagai media pembelajaran. Post test akan dilakukan pada siklus I menggunakan media film animasi sebagai media pembelajaran dan akan dilanjutkan post test siklus II apabila hasil dari siklus I tidak mencapai ketuntasan klasikal 85%. Wawancara juga dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan kepada siswa selama di kelas. Dan peneliti juga melakukan observasi pada aktifitas siswa dan juga guru dengan instrumen observasi yang telah disiapkan. Pada observasi peneliti selaku guru yang diobservasi dan guru mata pelajaran bahasa Arab yang menjadi observer. Dokumentasi juga menjadi salah satu teknik dalam pengumpulan data yang bertujuan dalam mengumpulkan data sekunder untuk mendukung data utama.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.[32] Dalam mengetahui peningkatan keterampilan menyimak siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :

P = (∑N)/(∑X) × 100%%

Keterangan :

p : Presentase ketuntasan klasikal

∑N : Jumlah siswa yang tuntas

∑X : Jumlah keseluruhan siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa , 9 Mei 2023 dan pada hari Selasa 16 Mei 2023 dilaksanakan di SMPIT Al-Khawarizmi Paser. Peneliti melaksanakan penelitian pada kelas VII pada mata pelajaran bahasa arab bertema keluarga yang berfokus pada keterampilan menyimak dengan menggunakan media film animasi. Indikator keterampilan menyimak menurut Dony Handriawan dan Muhammad Nurman ada 2 yaitu siswa dapat membedakan bunyi huruf atau kata dan juga dapat memahami ujaran atau jenis kalimat maupun sebuah percakapan.[11] Adapun hasil pada penelitian ini berupa hasil tes soal pada pra siklus, siklus I dan siklus II dan hasil observasi dari akifias siswa dan guru pada saat mengajar mata pelajaran bahasa arab di kelas.

1. Pra Siklus

Pra siklus bertujuan untuk menggali pengetahuan dasar siswa kelas VII dalam keterampilan menyimak sebelum penerapan media film animasi sebagai media pembelajaran. Peneliti melaksanakan pra test untuk dikerjakan siswa dengan kemapuannya masing masing.

Berdasarakn hasil pre test yang dilaksankan terlihat banyak siswa yang belum mampu mendapatkan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 8 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 9 masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 11 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 6 masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Dari data tersebut dapat diperoleh ketuntasan belajar klasikal pada siswa sebesar 47,05% pada soal membedakan bunyi sedangkan 64,70% pada soal memahami jenis kalimat. Hasil tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya peneliti berupaya dalam meningkatkan ketrampilan menyimak siswa dengan penerapan media berbasis film animasi sebagai media pembelajaran bahasa arab. Hal ini dapat di lihat pada table hasil pra test di bawah ini :

NO NAMA SISWA Hasil Pre Test Pra Siklus
Membedakan bunyi Memahami Jenis kalimat Hasil Rata-Rata
1 Aera Zahrah Nabihah 50 70 60
2 Almira Ainun Nazmi 80 100 90
3 Alvita Alya Afifah 70 100 85
4 Aqiilah Zhulyan Shavira 60 90 75
5 Ayyatul Husna 90 80 85
6 Citra Eka Riana 60 90 75
7 Difa Aulia Zaafarani 50 60 55
8 Dinda Aisha Refalin 80 60 70
9 Fathin Haritsah Aulia 100 100 100
10 Fitria Ochtaviea Renata 80 80 80
11 Kalilah Luthfiatun Nisa 80 90 85
12 Najma Putri Fadhilah 100 100 100
13 Nurnitya Putri Chanaya 60 60 60
14 Raufanur Fitriana 40 70 55
15 Syaakira Dzakiyyah 100 80 90
16 Syafa Aurellia Septiani Rahmat 50 70 60
17 Zumratussaidah 60 90 75
Total Nilai 1 . 210 1.390 1.300
Rata-Rata Nilai 71,17 81,76 76,47
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) 47,05% 64,70% 47,05%
Table 2.Daftar nilai siswa pre test

Hasil presentase ketuntasan klasikal dapat diperoleh menggunakan rumus berikut :

P = (∑N)/(∑X) × 100%%

P = 8/17 × 100%%

P = 47,05%

Keterangan :

p : Presentase ketuntasan klasikal

∑N : Jumlah siswa yang tuntas

∑X : Jumlah keseluruhan siswa

2. Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan pada selasa, 9 Mei 2023, Siklus ini terdapat 4 tahapan yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa arab dengan bertema keluarga, pembelajaran dilaksanakan dalam 3 jam yang terdiri dari 30 menit setiap jam nya. Kemudian peneliti akan mempersiapkan media ajar berupa film animasi berbasis bahasa Arab kemudian mempersiapkan kisi-kisi dan soal post test.

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti akan menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian melaksanakan pembelajaran dengan pedoman RPP yang telah dibuat. Pada proses pembelajaran mengunakan media film animasi berbasis bahasa Arab, peneliti yang berperan sebagai guru menjelaskan kepada siswa bagaimana meningkatkan keterampilan menyimak dengan media berbasis film animasi sesuai dengan yang ditampilkan dalam film yang diputar. Kemudian pada akhir pembelajaran peneliti memberikan soal post test siklus ke I untuk dikerjakan siswa sesuai kemampuan masing-masing.

c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti selaku guru yang diobservasi dan guru pelajaran bahasa Arab yang menjadi observer yang mengobservasi guru dan siswa selama penelitian berlangsung di kelas. Dalam mengamati pelaksanakan pembelajaran media berbasis film berbahasa Arab di kelas menggunakan pedoman observasi. Hasil observasi menunjukan pada siklus I presentase hasil observasi siswa menunjukan 79,16% yang termasuk dalam kategori baik, namun siswa masih belum aktif dan memperhatikan dalam kegitan pemebelajaran. Perlunya perbaikan sehingga siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. Dan pada presentase hasil observasi guru menunjukan 75% yang termasuk dalam kategori baik, namun keterampilan guru dalam mengunakan media film ansimasi masih kurang dan performa guru di kelas juga masih belum optimal sehingga siswa masih kurang memahami apa yang disampaikan. Perlunya perbaikan sehingga guru dapat lebih menguasai media pembelajaran yang dibawakan dan dapat meningkatkan performa guru dalam pembelajaran di kelas.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebagai berikut :

P = f/N × 100%%

P = 48/38 × 100%%

P = 79,16%

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebagai berikut :

P = 72/54 × 100%%

P = f/N × 100%%

P = 75%

Keterangan :

P = persentase yang dicari

f = frekuensi aktifitas yang muncul

N = jumlah aktivitas seluruhnya

d. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti akan merefleksikan hasil belajar dan melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan dalam siklus kedua. Pada siklus I hal yang perlu diperbaiki adalah cara guru dalam menyampaikan materi. Guru belum menguasai materi yang disampakan, guru juga belum menguasai media pembelajaran yang dibawakan di kelas. Guru juga tidak memberikan soal-soal latihan kepada siswa setelah penyampaian materi sehingga pemahamn siswa masih rendah pada materi yang disampaikan.

Berdasarakan hasil post test siklus I yang dilaksanakan, masih ada beberapa siswa yang belum mampu mendapatkan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 13 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 4 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 14 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 3 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Dengan hasil ketuntasan belajar klasikal pada siswa sebesar 76,47% pada soal membedakan bunyi sedangkan 82,35% pada soal memahami jenis kalimat. Namun hasil tersebut juga belum mencapai dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya siklus belum dapat berhenti dan berlanjut pada siklus ke II. Hal ini dapat dilihat pada table hasil post test siklus ke I di bawah ini :

NO NAMA SISWA Hasil Post Test Siklus I
Membedakan bunyi Memahami Jenis kalimat Hasil Rata-Rata
1 Aera Zahrah Nabihah 70 90 80
2 Almira Ainun Nazmi 100 100 100
3 Alvita Alya Afifah 90 100 95
4 Aqiilah Zhulyan Shavira 80 90 85
5 Ayyatul Husna 90 80 85
6 Citra Eka Riana 90 90 90
7 Difa Aulia Zaafarani 50 60 55
8 Dinda Aisha Refalin 90 90 90
9 Fathin Haritsah Aulia 100 100 100
10 Fitria Ochtaviea Renata 80 80 80
11 Kalilah Luthfiatun Nisa 100 90 95
12 Najma Putri Fadhilah 100 100 100
13 Nurnitya Putri Chanaya 60 60 60
14 Raufanur Fitriana 90 100 95
15 Syaakira Dzakiyyah 100 80 90
16 Syafa Aurellia Septiani Rahmat 50 70 60
17 Zumratussaidah 80 100 90
Total Nilai 1.420 1.480 1.450
Rata-Rata Nilai 83,52 87,05 85,29
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) 76,47% 82,35% 82,35%
Table 3.Daftar nilai siswa post tes siklus I

Hasil presentase ketuntasan klasikal dapat diperoleh menggunakan rumus berikut :

P = (∑N)/(∑X) × 100%%

P = 14/17 × 100%%

P = 82,35%

Keterangan : p : Presentase ketuntasan klasikal

∑N : Jumlah siswa yang tuntas

∑X : Jumlah keseluruhan siswa

3.  Siklus II

Siklus 2 dilaksanakan pada selasa, 16 Mei 2023, Siklus ini terdapat 4 tahapan yaitu :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa arab dengan bertema keluarga, pembelajaran dilaksanakan dalam 3 jam yang terdiri dari 30 menit setiap jam nya. Kemudian peneliti akan mempersiapkan media ajar berupa film animasi berbasis bahasa Arab dan soal post test.

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti akan menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian melaksanakan pembelajaran dengan pedoman RPP yang telah dibuat. Pada proses pembelajaran mengunakan media film animasi berbasis bahasa Arab, peneliti yang berperan sebagai guru menjelaskan kepada siswa bagaimana meningkatkan keterampilan menyimak dengan media berbasis film animasi sesuai dengan yang ditampilkan dalam film yang diputar. Kemudian peneliti memberikan latihan soal menyimak kata maupum kalimat bahasa Arab. Dan pada akhir pembelajaran peneliti memberikan soal post test siklus ke I untuk dikerjakan siswa sesuai kemampuan masing-masing.

c. Observasi

Pada tahap observasi. Peneliti selaku guru yang diobservasi dan guru mata pelajaran bahasa Arab yang menjadi observer yang mengobservasi guru dan siswa selama penelitian berlangsung di kelas dalam mengamati pelaksanakan pembelajaran media berbasis film berbahasa Arab di kelas menggunakan pedoman observasi. Hasil observasi siklus II menunjukan adanya peningkatan presentase pada hasil observasi siswa sebesar 12,5% sehingga menjadi 91,66% yang termasuk dalam kategori baik sekali. Begitu juga pada hasil observasi guru pada siklus kedua mengalami peningkatan 12,5% sehingga menjadi 87,5% yang termasuk dalam kategori baik sekali.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II sebagai berikut :

P = f/N × 100%%

P = 48/44 × 100%%

P = 91,66%

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II sebagai berikut :

P = f/N × 100%%

P = 72/63 × 100%%

P = 87,5%

Keterangan : P = persentase yang dicari

f = frekuensi aktifitas yang muncul

N = jumlah aktivitas seluruhnya

d. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti akan merefleksikan hasil belajar dan melakukan evaluasi untuk melakukan pengolahan data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian siklus ke II.

Berdasarkan hasil post test siklus II yang dilaksanakan masih ada beberapa siswa yang belum mampu mendapatakan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 15 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan tersisa 2 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 16 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan hanya tersisa 1 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Dengan hasil ketuntasan belajar klasikal pada siswa sebesar 88,35% pada soal membedakan bunyi sedangkan 94,11% pada soal memahami jenis kalimat. Hasil tersebut telah mencapai dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya siklus dapat berhenti. Hal ini dapat dilihat pada table hasil post test siklus ke II di bawah ini:

NO NAMA SISWA Hasil Post Test Siklus II
Membedakan bunyi Memahami Jenis kalimat Hasil Rata-Rata
1 Aera Zahrah Nabihah 100 80 90
2 Almira Ainun Nazmi 100 100 100
3 Alvita Alya Afifah 80 100 90
4 Aqiilah Zhulyan Shavira 80 100 90
5 Ayyatul Husna 90 80 85
6 Citra Eka Riana 100 100 100
7 Difa Aulia Zaafarani 60 80 70
8 Dinda Aisha Refalin 90 90 90
9 Fathin Haritsah Aulia 100 100 100
10 Fitria Ochtaviea Renata 100 90 95
11 Kalilah Luthfiatun Nisa 100 90 95
12 Najma Putri Fadhilah 100 100 100
13 Nurnitya Putri Chanaya 80 60 70
14 Raufanur Fitriana 100 90 95
15 Syaakira Dzakiyyah 100 80 90
16 Syafa Aurellia Septiani Rahmat 70 90 80
17 Zumratussaidah 100 100 100
Total Nilai 1.550 1.530 1.540
Rata-Rata Nilai 91,17 90, 0 90,58
Ketuntasan Belajar Klasikal (%) 88,35% 94,11% 88,23%
Table 4.Daftar nilai siswa post tes siklus II

Hasil presentase ketuntasan klasikal dapat diperoleh menggunakan rumus berikut :

P = (∑N)/(∑X) × 100%%

P = 15/17 × 100%%

P = 88,23%

Keterangan :

p : Presentase ketuntasan klasikal

∑N : Jumlah siswa yang tuntas

∑X : Jumlah keseluruhan siswa

B. Pembahasan

Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, penerapan media berbasis film animasi dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas VII SMPIT Al-Khawarizmi Paser. Pre test dilakukan pada awal penelitian sebelum memasuki siklus I. Berdasarakn hasil pre test yang dilaksankan terlihat banyak siswa yang belum mampu mendapatakan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 8 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 9 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 11 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 6 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. dari data tersebut dapat di peroleh ketuntasan belajar klasikal pada siswa sebesar 47,05% pada soal membedakan bunyi sedangkan 64,70% pada soal memahami jenis kalimat. Hasil tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya peneliti berupaya dalam meningkatkan ketrampilan menyimak siswa dengan penerapan media berbasis film animasi sebagai media pembelajaran.

Pada siklus I peneliti mulai menerapkan media berbasis film animasi bahasa arab. Berdasarakn hasil post test siklus I yang dilaksankan masih ada beberapa siswa yang belum mampu mendapatakan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 13 siswa yang mendapat nilai diatas KKM,sedangkan 4 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas.Sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 14 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 3 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Dengan hasil ketuntasan belajar klasikal pada siswa sebesar 76,47% pada soal membedakan bunyi sedangkan 82,35% pada soal memahami jenis kalimat. Namun hasil tersebut juga belum mencapai dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya siklus belum dapat berhenti dan berlanjut pada siklus ke II.

Berdasarakn hasil post test siklus II yang dilaksankan hanya ada beberapa siswa yang belum mampu mendapatakan nilai diatas KKM sekolah yaitu 80. Dalam soal membedakan bunyi terdapat sekitar 15 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan tersisa 2 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Sedangkan dalam soal memahami jenis kalimat terdapat sekitar 16 siswa yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan hanya tersisa 1 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan dianggap belum tuntas. Hasil ketuntasan belajar klasikal pada siswa menunjukan adanya peningkatan dibanding siklus I sebesar 11,76% sehingga menjadi 88,35% pada soal membedakan bunyi. Sedangkan adanya peningkatan sebesar 11,76 sehingga menjadi 94,11% pada soal memahami jenis kalimat. Hasil tersebut telah mencapai dari kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 85%. Karenanya siklus dapat berhenti.

Presentase peningkatan mulai dari pra test , siklus ke I hingga siklus ke II dapat di lihat pada grafik di bawah ini :

Figure 2. Grafik Ketuntasan Belajar Klasikal

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, media berbasis film animasi bahasa arab dapat memberikan siswa dan guru suasana baru di kelas dan berdampak baik dalam pembelajaran. Penerapan media berbasis film animasi bahasa arab dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran bahasa arab khususnya dalam keterampilan menyimak bahasa arab kelas VII. Kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan tenang sehingga guru menjadi lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase ketuntasan belajar klasikal pada siswa dibanding siklus I sebesar 11,76% sehingga menjadi 88,35% pada soal membedakan bunyi. Sedangkan adanya peningkatan sebesar 11,76 sehingga menjadi 94,11% pada soal memahami jenis kalimat. Oleh karena itu media berbasis film animasi bahasa arab dapat meningkatkan kemampuan bahasa arab siswa khususnya pada keterampilan menyimak kelas VII di SMPIT Al-Khawarizmi Paser.

References

  1. Sultan, “Sosiolinguistik (Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab),” edisi ke-1, Mataram: Sanabil, 2021.
  2. AF As-Syaikh, “Lughotul Qur’an. Daar Qishah wa Hikayat,” 2019.
  3. Abdul Majid Tayib Omar, “Manzilah Al-Lughah Al-'Arabiyyah Baina Al-Lughaat Al-Mu'aashirah,” Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, 2018.
  4. D. Ekawati, “Ragam Pemahaman Mahasiswa pada Pembelajaran Bahasa Arab,” An Nabighoh, vol. 21, no. 02, hal. 183–202, 2019, doi: 10.32332/An-Nabighoh.V21i02.1679.
  5. M. Wijaya dan Kholifah, “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan Insya' di Madrasah Tsanawiyah Badridduja,” Stud. Arab, jilid. 12, no. 2, hal.135–145, 2021, doi: 10.35891/SA.V12I2.3118.
  6. Munawarah dan Zulkiflih, "Pembelajaran Keterampilan Menulis (Maharah al-Kitabah) dalam Bahasa Arab," Loghat Arab. J.Bhs. Pendidik Arab. Bhs. Arab, jilid. 1, no. 2, hlm. 22–34, 2020, doi: 10.36915/LA.V1I2.15.
  7. UA Al-Rub, “Husun ​​al-Istima' wa Idarah al-Hiwar,” edisi ke-2, Kairo, 2016.
  8. H. Hasan, "Keterampilan Mengajar Bahasa Arab Materi Istima Menggunakan Media Lagu," Al Qalam J. Ilm. Keagamaan dan Kemasyarakatan, vol. 10, no. 19, hal. 127, Oktober 2017, doi: 10.35931/AQ.V0I0.7.
  9. N. Mufidah, I. Isyaty, N. Kholis, dan SZ Bin Tahir, “TIK untuk Pembelajaran Bahasa Arab: A Blended Learning dalam Istima' II,” Lisanuna J. Ilmu Bhs. Arab dan Pembelajarannya, vol. 8, no. 2, hal.174–183, 2018, doi: 10.22373/LS.V8I2.4561.
  10. Rappe, "Pembelajaran Fahmul Masmu' Bahasa Arab," Shaut Al-'Arabiyah, vol. 9, no. 1 Juni, hlm. 88–94, 2021, doi: 10.24252/SAA.V9I1.21492.
  11. Dony Handriawan dan M. Nurman, “Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab,” edisi ke-1, Mataram: Sanabil, 2021.
  12. BK Sari, AF Herdajanti, RY Puspiyanti, MK Muzzamil, dan M. Oktafiyani, "Video Animasi 2D sebagai Salah Satu Media Pembelajaran Huruf Hijaiyah dan Bahasa Arab pada TPQ Al Huda Wonodri Semarang," Jumat Ekon. J.Pengabdi. Masy., jilid. 2, no. 2, 2021, [Online]. Tersedia: https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimas_ekon/article/view/2017 .
  13. S. Litarash dkk., "Manaahiju Tadriis Al-Lughoh Al-Arabiyyah," India: Thajudeen AS, 2018.
  14. Ahmadi dan AM Ilmiani, “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Konvensional Hingga Era Digital),” vol. 21, no. 1. Yogyakarta: RUAS MEDIA, 2020.
  15. Thariq Abdur Rauf Amir, “Kharitah Dhihniyah wa Maharat at-Talim,” Mesir: Arab Group, 2015.
  16. L. Abdur Rosyid Athur, “Ara Ibnu Jawzi Tarbawiyat,” Jeddah: Amana Publikasi, 1998.
  17. Abdul Aziz Ibnu Abdurrahman Addhomir, “Alquran al-Karim wa Ulumuhu Fii al-Film al-Watsa'iq,” edisi ke-1, Arab Saudi: Tafsir Center For Quran Studies, 2015.
  18. SA Wayan Sukanta, Syarwani Ahmad, “Pengaruh Media Pembelajaran Film Kartun Terhadap Hasil Pelestarian Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten Oku Timur Tahun Pelajaran 2016/2017,” J. Swarnabhumi, vol. 2, no. 1, hal. 23–29, 2017.
  19. M. Salim Muhammad, "Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah," Libya: Foulabook, 2022.
  20. EN Suroiyah, “Efektivitas Penggunaan Media Film dalam Pembelajaran Bahasa Arab di TPQ Sunan Muria Bendo Jabung Malang,” Muhadasah J. Pendidik. Bhs. Arab, jilid. 2, no. 2 Desember, hlm. 241–254, 2020, doi: https://doi.org/10.35327/gara.v12i1.19 .
  21. U. Hasanah dan L. Nulhakim, “Pengembangan Media Pembelajaran Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran Konsep Fotosintesis,” J. Penelit. dan Pembelajaran IPA, vol. 1, no. 1, hal. 91, 2015, doi: 10.30870/jppi.v1i1.283.
  22. LN Hana, A. Sunarko, dan RA Rahman, "Penggunaan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab," J. Al-Qalam, vol. 23, no. 1, hlm. 8–14, 2022, [Online]. Tersedia: https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/al-qalam.
  23. J. HAQ, “Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Arab Peserta Didik Kelas XI MIPA Madrasah Aliyah di Kanang Kab. Polman,” Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, 2020.
  24. N. Azmi, B. Syamsuddin, dan E. Mariah, "Penerapan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk Meningkatkan Penguasaan Mufrodat (Kosa Kata) pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Limbung," Universitas Negeri Maksar, 2019.
  25. SR Adawiyah, NA Hamdani, Deni Darmawan, dan MA Noordiana, “Penggunaan Media Film dalam Meningkatkan Pemahaman dan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris,” JTEP-Jurnal Teknol. Pendidik. dan Pembelajaran, vol. 3, no. 1 Maret, hlm. 486–495, 2018, [Online]. Tersedia: https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/tekp/article/view/165%0Ahttps://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/tekp/article/download/165/ 218 .
  26. Musfiqon, “Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan,” edisi ke-1, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2012.
  27. Sukman, "Peningkatan Kemampuan Guru PAI dalam Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Studi pada MGMP Kabupaten Lombok Barat)," el-HiKMAH J. Kaji. dan Penelit. Pendidik. Islam, jilid. 14, no. 2, hal. 141–158, 2020, doi: https://doi.org/10.20414/elhikmah.v14i2.2428 .
  28. A. Azizah dan FR Fatamorgana, "Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru dalam Pembelajaran," J. Auladuna, no. 14, hlm. 15–22, 2021, [Online]. Tersedia: https://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/auladuna/article/download/475/341 .
  29. Mu'alimin dan RAH Cahyadi, “Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek,” Sidoarjo: Ganding Pustaka, 2014.
  30. SR Sukma, “Penggunaan Video Animasi sebagai Media Pembelajaran pada Materi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI SMAS Babul Maghfirah Aceh Besar,” Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh, 2017.
  31. A. Royani, "Penerapan Teknik Pembelajaran Kooperatif NHT dalam Meningkatkan Pemahaman tentang Bumi Bagian dari Alam Semesta," Briliant J. Ris. dan Konseptual, vol. 2, no. 3, hal. 294–311, 2017, doi: http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v2i3.67 .
  32. A. Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Alhadharah, vol. 17, no. 33, hal.81–95, 2018, doi: 10.18592/alhadharah.v17i33.2374.