Abstract
This quantitative study aims to analyze the influence of Intellectual Capital, Islamicity Performance Index, and Good Corporate Governance on Bank Profitability, specifically focusing on Islamic Commercial Banks in Indonesia from 2016 to 2021. The sample selection utilized the Purposive Sampling method, resulting in a total of eight companies being included. Multiple linear regression analysis was employed to examine the effect of each variable on Return On Assets (ROA). The findings indicate that Intellectual Capital has a significant impact on ROA, while Profit Sharing Ratio does not affect ROA. Furthermore, Zakat Performance Ratio, Sharia Supervisory Board, and Audit Committee were found to have a significant influence on ROA. Data for this study were collected from secondary sources, primarily financial reports and published Good Corporate Governance disclosures on the respective websites of Indonesian Islamic Commercial Banks. The research contributes to the understanding of factors influencing bank profitability and provides valuable insights for policymakers, practitioners, and researchers in the field of Islamic finance and banking.
Highlight:
- Intellectual Capital, Zakat Performance Ratio, Sharia Supervisory Board, and Audit Committee have a significant impact on Return on Assets, influencing bank profitability.
- Profit Sharing Ratio does not affect Return on Assets, indicating its limited influence on bank profitability.
- This study provides empirical evidence on the relationship between various factors, such as Intellectual Capital and corporate governance, and their impact on bank profitability in the context of Islamic Commercial Banks in Indonesia.
Keyword: Bank Profitability, Intellectual Capital, Islamicity Performance Index, Good Corporate Governance, Return on Assets
Pendahuluan
Di era keterbukaan informasi saat ini akuntabilitas sangat penting untuk menyampaikan informasi terkait kinerja perusahaan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik. Informasi tentang kinerja perusahaan sangatlah penting disampaikan guna memberikan informasi kepada stakeholder untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan Perbankan dalam memberikan pinjaman modal [1].
Para penghimpunan dana Perbankan Syariah berharap hasil yang baik agar dapat menarik investor dengan hasil laba yang konsisten dan memuaskan dengan berlandaskan Syariah. Karena laba perusahaan adalah jumlah pendapatannya lebih dari biaya. Rasio Profitabilitas dapat digunakan untuk mengevaluasi kapasitas bank dalam menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan semua biaya dan pengeluaran [2] .
Sejak zaman Rasulullah dan sahabatnya perekonomian berbasis islam telah diperkenalkan. Prinsip dasar muamalah menegaskan segala sesuatu diperbolehkan atau dilakukan, terkecuali terdapat dalam al-qur’an dan hadist pelarangannya, agar bisa menghidupkan kemudian membuat setiap insan membuat inovasi dalam melakukan bisnis untuk berkembang lebih baik (dengan proses Ijtihad). Dalam penerapan Ijtihad terdapat berkreatifitas dan inovasi harus dengan ilmu yang memadai dan dilakukan oleh pihak yang ahli melakukannya. Muamalah dilakukan dengan kebebasasn tersebut wajib diiringi dengan nekihat larangan yang tegas termasuk haram terhadap bidang objeknya maupun dalam prosesnya . Peraturan dari landasan KNKG mejelaskan prinsip dasar muamalah yang dari pedoman KNKG, selain dari itu seharusnya habdul minallah dijalankan dengan ketaqwaan mengetahui ilmu ekonomi Syariah dan mempraktikannya di kehidupan sehari–hari. Sebagaimana terdapat di dalam al – Qur’an :
Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰوٓا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."
Selain dengan ketaqwaan hambanya terhadap Allah subhanahu wa ta’alla Perbankan Syariah harus adanya pengendalian sumber daya manusia yang baik. Suatu intansi atau perusahaan untuk menerima karyawan di Perbankan Syariah mengutamakan yang harus mempunyai keilmuan ekonomi Syariah. Yang menjadi faktor utama adalah sumber daya manusia dalam perusahaan berkompetisi dan keberadaannya dalam perusahaan posisinya memiliki bagian yang teramat penting [3].
Pentingnya penelitian ini Bank Syariah bertujuan agar stakeholder melakukan keiatan usaha dari pembiayaan berasaskan pada prinsip Syariah dan prinsip kehati-hatian. Di dalam kehidupan bermasyarakat akan mengena juga kepada sistem ekonomi mayarakat Indonesia yang akan mejalankan asas prinsip Syariah.
Perbankan Syariah di Indonesia memiliki Intellectual Capital yang akan menghasilkan peningkatan kinerja keuangan dan nilai tambah. Nilai tambah maupun peningkatan kinerja keuangan tersebut adalah sebuah pemberitahuan yang baik bagi pihak investor sehingga menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi [4].
Beberapa metode untuk mengukur Intellectual Capital sudah dikembangkan oleh peneliti-peneliti, salah satunya metode yang diajukan ulum. Karakteristik Perbankan Syariah yang berbeda dengan Perbankan konvensional membuat Ulum mengembangkan suatu metode pengukuran Intellectual Capital yang khusus untuk Perbankan Syariah. Metode pengukuran Intellectual Capital tersebut disebut dengan iB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual Coefficient) yang dimodifikasi dari model yang dikembangkan oleh Pulic yaitu VAIC (Value Added Intellectual Coefficient). VAIC didesain untuk mengukur kinerja Intellectual Capital perusahaan-perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sedangkan Perbankan Syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari Perbankan umum/konvensional [5].
Penelitian Intellectual Capital juga diteliti oleh [6] menunjukan pengaruh yang positif. Peneliti memilih Intellectual Capital menjadi variabel karena peneliti ingin menguji terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia yang menjadi masalah penerapan dilapangan dalam kinerja karyawan yang akan terdampak pada kinerja keuangan yang saya ambil dengan pengukurannya yaitu Profitabilitas.
Ada 4 jenis di dalam akad pembiayaan bagi hasil di Bank Umum Syariah, yaitu musyarakah, mudharabah, muzara’ah dan musaqah. Meskipun begitu, akad populer diketahui adalah akad musyarakah dan mudharabah [7]. Islamicity Performance Index bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan Perbankan Syariah telah dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah [8].
Ada permasalahan ketidaksesuaian pelaksanaan dengan asas-asas Syariah, oleh sebab itu Bank Umum Syariah memerlukan pengukuran secara asas-asas Syariahmaka, akan didapatkan bisakah kinerja Bank Umum Syariah yang sudah dijalankan sesuai dengan asas-asas Syariah akan mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum Syariah. Menyiapkan suatu alternative dalam mengukur kinerja untuk Bank Umum Syariah, dengan Islamicity Indices.Islamicity Indices ini ada dua bagian, yaitu Islamicity Performance Index dan Islamicity Disclosure Index. Untuk mengukur tujuan asas Syariah bisa menggunakan pengukuran Islamicity Performance Index. Komponen Islamicity Performance Index Meliputi Profit Sharing Ratio, Zakat Performing Ratio, Equitable Distribution Ratio, Director-Employees Welfare Ratio, Islamic Investmen Vs Non-Islamic Investment, Islamic Income Vs Non-Islamic Income, dan AAOIFI Index [9].
Penelitian Islamicity Performance Index diteliti sebelumnya oleh [10] menunjukan terdapat pengaruh signifikan profit sharing ratio terhadap kinerja keuangan (ROA) dan tidak terdapat pengaruh signifikan zakat performance ratio terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Peneliti memilih Islamicity Performance Index dengan proxy PSR dan ZPR menjadi variabel karena peneliti ingin menguji terhadap Profitabilitas Bank UmumSyariah di Indonesia dengan index pengukuran tersebut untuk mengukur kinerja keuangan dengan Profitabilitas sebagai acuan baiknya Bank Syariah secara financial di Indonesia.
Good corporate Governance yaitu suatu proses, kebiasaaan, wewenang, institusi dan aturan memengaruhi jalan suatu perusahaan. Good corporate Governance terhadap BUS dan UUS sesuai aturan oleh PBI NOMER 11/33/PBI/2009 berlandaskan pada keterbukaan, akuntabilitas, penanggungjawaban, professional dan kewajiban. Dalam melaksanakan tugas pada Bank Umum Syariah Good corporate Governance pelaksanaannya memiliki tujuan yang sama dengan konvensional, ada yang membedakan adalah di Bank Umum Syariah memenuhi asas-asas Syariah. Kepatuhan asas-asas Syariah diberikan wewenang kepada dewan pengawas Syariah [11].
Komite Audit yang kurang jumlah bisa mengakibatkan kecurangan di dalam perusahaan. Pelaksanaan audit ekternal sesuai standar auditing ketetapan dari ikatan akuntan Indonesia. standar tersebut seorang auditor harus melaksanakan dan merencanakan audit supaya mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material [12].
Penelitian Good corporate Governance sebelumnya diteliti oleh [13] menunjukan terdapat pengaruh dewan pengawas Syariah terhadap Profitabilitas (ROA) sedangkan penelitian diteliti oleh [14] Komite Audit terhadap kinerja keuangan menghasilkan berpengaruh terhadap Profitabilitas. Peneliti memilih Good corporate Governance dengan proxy dewan pengawas Syariah dan Komite Audit menjadi variabel karena peneliti ingin menguji terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia dengan tata kelola yang baik secara Syariah tersebut untuk mengukur kinerja keuangan dengan Profitabilitas sebagai acuan bagus nya tata kelolanya Bank Syariah di Indonesia. Keterkaitannya Intellectual Capital menambah nilai lebih (value added) daripada intansi atau perusahaan lainnya yang memberikan dampak Profitabilitas melalui rasio ROA secara penilaian yang dibutuhkan penilitian ini.
Islamicity Performance Iindex Proxy dipenelitian ini ada 2 yaitu PSR yaitu mengukur dalam aktivitas Bank Umum Syariah penyaluran pembiayaan bagi hasil yang terdiri dari 2 pembiayann mudharabah dan musyarakah yang memberikan kontrubusi Profitabilitas melalui rasio ROA dan proxy ZPR yaitu zakat merupakan perintah di dalam Islam dengan asas Syariah yang dijalankan di dalam bank. Kekayaan bank harus didasarkan pada aktiva bersih (net asset) daripada laba bersih (net profit) dalam penerapannya seberapa tinggi zakat yang dibayarkan berpengaruh terhaadap Profitabilitas melalui rasio ROA.
Good corporate Governance tata kelola Bank Syariah berdampak terhadap kinerja yang akan berpengaruh baik dan buruknya kinerja Good corporate Governance Bank Syariah dengan proxy Dewan pengawas Syariahdan Komite Audit sebagaimana penelitian ini menggunakan Profitabilitas dengan rasio ROA.
Pada peneitian ini Profitabilitas mengunakan Rasio ROA, Rasio ini penting bagi perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelolah seluruh assetnya untuk menghasilkan laba bersih [15].
Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin untuk meneliti mengenai Profitabilitas dengan judul Pengaruh Intellectual Capital, Islamicity Performance Index, dan Good corporate Governance Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2016-2021).
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap Profitabiltas Bank Umum Syariah di Indonesia?
- Apakah Profit Sharing Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?
- Apakah Zakat Performance Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?
- Apakah Dewan Pengawas Syariah berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?
- Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?
Metode
Jenis penelitian
Penilitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. menurut [16] terkait dalam penelitian kuantitaif merupakan metode penelitian berlandas pada filsafat positivisme, pengunaannya diteliti untuk sampel atau populasi tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah peniliti ingin mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Intellectual Capital, Profit Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Dewan Pengawas Syariah dan Komite Audit terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia.
Lokasi penelitian
Pada penelitianini, data yang diambil oleh peneliti merupakan data sekunder dengan mengunakan teknik pengumpulan data dokumentasi yang di dapat dari masing-masing website Bank Syariah di Indonesia dandata yang diambil adalah laporan keuangan dan laporan Good Corporate Governance yang dipublikasikan pada tahun 2016-2021.
Definisi Operasional, Identifikasi Variabel, danIndikator Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu profitabilitas dan untuk variabel independen yang digunakan pada penelitian yaitu Intellectual Capital, Islamicity Performance Index dengan proxy Profit Sharing Ratio dan Zakat Performance Ratio dan Good Corporate Governance dengan proxy Dewan Pengawas Syariah dan Komite Audit.
Variabel dependen, penelitian ini adalah ROA. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) dalam variabel ini adalah rasio ini penting baik perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluaruh assetnya untuk menghasilkan laba bersih [17].Rumus yang digunakan untuk pengukuran ROA:
ROA = Laba bersih setlah pajak / Total Asset x 100%
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital, Profit Sharing Ratio, Zakat Performa Ratio, Dewan Pengawas Syariah dan Komite Audit.
1. Intellectual Capital
Menurut [18] menyatakan bahwa Intellectual Capital digunakan untuk mengukur kinerja intelektual capital di Perbankan Syariah, sudah mengembangkan alat ukur VAIC agar menjadi lebih relevan digunakan dalam mengukur kinerja Intellectual Capital pada bank syariah yang disebut dengan iB-VAIC. Tahapan untuk menghitung iB-VAIC yaitu:
a. iB-Value Added (VA)
Tahap bagian awal mengghitung iB-Value Added (VA) yaitu dengan rumus (Ulum, 2013) :
iV - VA = Out - IN
Keterangan :
1) OUT (output) : Total pendapatan diperoleh dari:
a) Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer
b) Pendapatan non operasional
2) IN (input) :beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban karyawan.
b. iB-VACA (Value Added Capital Employed)
Tahapan ke-2 menghitung iB-VACA. iB-VACA ialah indikator digunakan iB-VA diciptakan dengan 1 unit yaitu HC (Human Capital). Kontribusi dari rasio ini memberikan konstribui yang dibuat dengan setiap unit dari CE terhadap VA perusahaan (Ulum, 2013.
iB - VACA = VA / CE Keterangan:
iB-VACA :Value Added Capital Employed: rasio dari iB-VA terhadap CE
iB-VA: Value Added
CE : Capital Employed ; tersedia dana (jumlah ekuitas)
c. iB-Value Added Human Capital (iB-VAHU)
iB-VAHU memperlihatkan seberap banyak iB-VA bisa dalam menghasilkan dari dana dikeluarkan untuk tenaga kerja. Menunjukkan kontribusi dari rasio ini dibuat dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value atas instansi atau organisasi.
iB - VAHU = VA / CE
Keterangan :
iB-VAHU :Value Added Human Capital : rasio dari iB-VA terhadap HC
iB-VA: Value Added
HC : Human Capital ; beban karyawan
d. Structural Capital Value Added (iB-STVA)
pengukuran rasio untuk menukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan mengindikasikan keberhasilan SC dalam menciptakan suatu nilai merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
iB - STVA = SC / VA
Keterangan :
STVA : Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap IB-VA
SC : Structural capital ; IB-VA – HC
IB-VA: Value Added
e. Value Added Intellectual Coefficient (iB-VAIC)
IB-VAIC memperlihatkan sebagai perumpamaan sebagai Bussiness Performance Indicator (BPI) dan mengindikasikan dalam kemampuan intelektual organisasi. iB-VAIC adalah hasil dari perhitungan penumlahan dari ketiga komponen dalam penjelasan sebelumnya yaitu iB-VACA, iB-VAHU, dan iB-STVA.
iB - VAIC = iB - VACA + iB - VAHU + iB - STVA
2. Profit Sharing Ratio
Rasio ini mengukur banyaknya bagi hasil yang dicapai oleh perbankan syariah, yang diperoleh dengan pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah). Rumus dari Profit Sharing Ratio (PSR) adalah sebagai berikut [19]:
2. Zakat Performance Ratio (ZPR)
ZPR merupakan rasio zakat terhadap total aset bersih. Dalam hal ini zakat yang dibayarkan oleh Bank Syariah menjadi dasar dalam pengukuran kinerja perbankan syariah. Zakat yang dibayarkan bank syariah menggantikan indikator laba per saham. Berikut rumus untuk menghitung Zakat Performance Ratio:
3. Dewan Pengawas Syariah
Perbankan Syariah di dalam operasional mejalankan sesuai ketentuan perbankan yang berlaku dan sesuai asas-asas syariah. Dalam menjamin asas-asas syariah sudah diterpkan dalam aktivitas Perbankan Syariah ada salah 1 pihak terafiliasi yaitu Dewan Pengawas Syariah yang memberikan jasa kepada perbankan [20]. Jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah sudah memenuhi ketentuan apabila sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang menetapkan bahwa anggota Dewan Pengawas Syariah setidaknya sebanyak 2 (dua) orang dan maksimal sebanyak 50% dari jumlah direksi.
- Komite Audit Menurut PBI Nomor 8/4PBI/2006 Komisaris Independen
- Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota Komite Audit.
Indikator Variabel
Untuk pengujian dalam keperluan variable-variabel tersebut agar lebih mudah dipahami maka dijabarkan pada tabel indicator yang dijelaskan didalam tabel sebagai berikut.
Populasi dan sampel
Populasi
Populasi adalah area generalisasi yang terdapat objek ataupun objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan . Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia [21].
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probability sampling. Menurut [22] mendefinisikan non probabilitysampling adalah teknik pengambilan sampel yang tida memberikan kesempatan yang sama oleh anggota populasi yang akan dijadikan sampel. Teknik non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Menurut [23] purposive sampling adalah teknik pengumpulan sanpel dengan karakteristik yang dipilih sendiri oleh peneliti.
Karakteristik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan sampel yaitu:
- Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode tahun 2016-2021
- Bank Umum Syariah menyampaikan Annualt Reportperiode 2016-2021
- Bank Umum Syariah menyampaikan Good Corporate Governanceperiode 2016-2021
No | Kriteria | Jumlah |
1 | Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode tahun 2016-2021 | 11 |
2 | Bank Umum Syariah menyampaikan Annual Report periode 2016-2021 | 8 |
3 | Bank Umum Syariah menyampaikan Good Corporate Governanceperiode 2016-2021 | 8 |
Jumlah sampel penelitian | 8 | |
Tahun penelitian | 6 | |
Jumlah sampel total penelitian | 48 |
Teknik Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yaitu merupakan suatu model linear regresi berganda yang digunakan dalam menyesuaikan uji asumsi klasik yang tersedia. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi
a. Uji Normalitas
Menurut [24] mengenai uji normalitas perlu dilakukan karena untuk menguji model regresi dari variabel independen dan dependen yang memiliki distribusi normal atau tidak. Jika suatu variabel dalam penelitian tidak terdistribusi normal, maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan OneSample Kolmogorov Smirnov. Jika hasil yang diperoleh memiliki nilai signifikan di atas 0,05, artinya data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh bernilai signifikan dibawah 0,05, artinya data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas menurut [25] adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel independen terdapat korelasi atau tidak. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabelin dependen. Untuk menentukan adanya multikolinearitas dalam model regresi dapat dikettahui dari nilai toleransi dan nilai variance nflantion factor (VIF) ini adalah saling berlawanan. Apabila nilai toleransinya besar maka nilai VIF kecil, dan sebaliknya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah jika nilai toleransi >0,1 atau nilai VIF < 10, berarti tidak ada masalah mulitikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya [26]. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik plot (scatterplot) dimana penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak membentuk pola tertentu, serta arah penyebarannya berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual satu periode dengan tingkat kesalahan pada periode lainnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi linear terdapat korelasi atau hubungan antara kesalahan penganggu pada periode (t) dengan kesalahan pada peiode sebelumnya (t-1). Model regresi linier yang tidak terdapat autokorelasi adalah model regresi yang baik Untuk mengetahui adanya auto korelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin Watson dengan tabel Durbin Watson. Dalam tabel Durbin Watson terdapat nilai upper bound (dU) dan nilai lower bound (dL), kriteria-kriteria untuk menunjukkan adanya autokorelasi dengan membandingkan d, dU, dan dL. Kriteria tersebut adalah :
- Bila d< dL, berarti ada korelasi positif
- Bila dL≤d≤dU, berarti tidak dapat diambil keismpulan
- Bila dU≤d≤4-dU, berarti ada korelasi positif negatif
- Bila 4-dU≤d≤4-dL, berarti tidak dapat diambil kesimpulan
- Bila d>4-dL, berarti ada korelasi negatif.
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif mrupakan statistic digunakan untuk menunjukkan gabaran secara deskripsi dari data yang diambil dari rata-rata, maksimum, minimum, standar deviasi, sum, range, kurtosis dan sekewness (kecepatan distribusi). Statistik deskriptif memberikan suatu penjelasan dari data untuk dipahami secar mudah.
Analisis Linear Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen. Dimana variabel independen adalah intellectual capital, profit ssharing ratio, zakat performance ratio, dewan pengawas syariah, komite auditserta variabel dependen adalah Retur On Asset adapun model persamaan regresi dalam penelitian ini yaitu :
Keterangan :
Y: Retur On Asset
X1: Intellectual Capital
X2: Profit Sharing Ratio
X3: Zakat Performance Ratio
X4: Dewan Pengawas Syariah
X5: Komite Audit
b1-5: Koefisien Regresi
e: Standart Eror
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, serta seberapa besar pengaruhnya. Jenis pengujian dalam penelitian ini adalah
a) Uji - T
uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Pengambilan keputusan dalam pengujian ini dapat menggunakan tingkat sigifikansi dan t hitung. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah apabila tingkat signifikansi < 5% atau apabila nilai t hitung ≧t tabel berarti variabel independen secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila tingkat sigifikansi > 5% atau apabila nilai t hitung ≦t tabel berarti variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
b) Koefisien Determinasi (R2)
koefisien determinansi memiliki tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen, baik.secara parsial maupun simultan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu ( 0< R2 < 1). apabila nilai koefisien determinasi mendekati nol, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sebaliknya, apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabel independen dapat memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Uji Statistik Deskriptif
Analisis stastistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi variabel penelitian yaitu Intellectual Capital, Profit Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Dewan Pengawas Syariah, Komite Audit dan Return on Assets. Nilai yang dilihat dari statistik deskriptif adalah rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Statistik deskriptif seluruh variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan hasil output pengujian statistik deskriptif dengan SPSS Ver. 18 pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa :
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Return on Assets (Y) menunjukkan nilai minimum sebesar -55657, nilai maksimum sebesar 3208 dengan rata-rata sebesar -1786, dan standar deviasi sebesar 9743.
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Intellectual Capital (X1) menunjukkan nilai minimum sebesar -20652, nilai maksimum sebesar 70397 dengan rata-rata sebesar 3749 dan standar deviasi sebesar 16919.
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Profit Sharing Ratio (X2) menunjukkan nilai minimum sebesar -50916, nilai maksimum sebesar 26753 dengan rata-rata sebesar -1698 dan standar deviasi sebesar 14143.
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Zakat Performance Ratio (X3) menunjukkan nilai minimum sebesar 7, nilai maksimum sebesar 9550 dengan rata-rata sebesar 369 dan standar deviasi sebesar 1421.
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Dewan Pengawas Syariah (X4) menunjukkan nilai minimum sebesar 5000, nilai maksimum sebesar 10000 dengan rata-rata sebesar 8438 dan standar deviasi sebesar 2343.
- Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Komite Audit (X5) menunjukkan nilai minimum sebesar 200, nilai maksimum sebesar 750 dengan rata-rata sebesar 608 dan standar deviasi sebesar 106.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan pertama sebelum dilakukan perhitungan regresi untuk mengetahui variabel independen merespon dependen.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Pada tabel hasil pengujian multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel independen Intellectual Capital (X1) = 1,277 < 10, Profit Sharing Ratio(X2) = 1,063 < 10, Zakat Performance Ratio (X3) = 1,512 < 10, Dewan Pengawas Syariah (X4) = 1,310 < 10, dan Komite Audit (X5) = 1,815 < 10. Dari semua variabel nilai VIF tersebut lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data diatas tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Sehingga uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu model regresi yang bebas dari autokorelasi adalahg model regresi yang baik. Pada penelitian ini digunakan untuk uji Durbin Watson untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU dan (4-DW) > DU atau bisa dinotasikan dengan (4-DW) > DU < DW. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | |
dimension0 | 1 | ,583a | ,340 | ,256 | 8678,08955 | 1,270 |
a. Predictors: (Constant), KOM AU, PSR, IB-VAIC, DPS, ZPR | ||||||
b. Dependent Variable: ROA |
Berdasarkan tabel pengujian diatas diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,270. Untuk memperoleh nilai DU dapat dilihat pada tabel Durbin Watson, dimana jumlah sampel (n) yaitu 48 dan jumlah variabel (k) yaitu 6 maka diperoleh nilai DU sebesar 1,8265. Jadi dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai 2,730 > 1,8265 < 1,270 yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga model regresi dapat dikatakan baik.
Uji Regresi Linier Berganda
a. Dependent Variable: ROA
Dari data yang diperoleh, didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan bahwa :
- Konstanta adalah sebesar -50.559hal ini berarti jika tidak dipengaruhi Intellectual Capital, Profit Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Dewan Pengawas Syariah, Komite Audit dan Return on Assets -50.559.
- Koefisien regresi variabel Intellectual Capital sebesar -0,207. Hal ini berarti jika setiap kenaikan Intellectual Capital sebesar satu satuan (100%) maka akan meningkatkan presentase indeks Return on Assets sebesar -0,207 dengan asumsi variabel lain konstan.
- Koefisien regresi variabel Profit Sharing Ratio sebesar -0,123. Hal ini berarti jika setiap kenaikan Profit Sharing Ratio sebesar satu satuan (100%) maka akan meningkatkan presentase indeks Return on Assets sebesar -0,123 dengan asumsi variabel lain konstan.
- Koefisien regresi variabel Zakat Performance Ratio sebesar 2,454. Hal ini berarti jika setiap kenaikan Zakat Performance Ratio sebesar satu satuan (100%) maka akan meningkatkan presentase indeks Return on Assets sebesar 2,454 dengan asumsi variabel lain konstan.
- Koefisien regresi variabel dewan pengawas syariah sebesar 1,952. Hal ini berarti jika setiap kenaikan dewan pengawas syariah sebesar satu satuan (100%) maka akan meningkatkan presentase indeks Return on Assets sebesar 1,952 dengan asumsi variabel lain konstan.
- Koefisien regresi variabel komite audit sebesar 53,143. Hal ini berarti jika setiap kenaikan komite audit sebesar satu satuan (100%) maka akan meningkatkan presentase indeks Return on Assets sebesar 53,143 dengan asumsi variabel lain konstan.
Uji Hipotesis
Pada uji hipotesis ini menggunakan uji T dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen meliputi Intellectual Capital (X1), Profit Sharing Ratio (X2), Zakat Performance Ratio (X3), Dewan Pengawas Syariah (X4), Komite Audit (X5) terhadap variabel dependen yaitu Return on Assets (Y). Adapun pengujian uji t adalah sebagai berikut :
Dengan df = n – k – 1, 48 – 6 – 1 = 41 sehingga diperoleh t tabel (0,05;41) sebesar 1,68288. Nilai t hitung yang diperoleh dari hasil pengolahan SPSS disajikan pada tabel dibawah ini :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel Intellectual Capital (X1)
Sesuai dengan hasil penghitungan Uji T yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Intellectual Capital (X1) diperoleh nilai t hitung -2,389 dan t tabel 1,68288. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu -2,389<1,68288 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Maka variabel Intellectual Capital (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Return on Assets (Y).
2. Variabel Profit Sharing Ratio (X2)
Sesuai dengan hasil penghitungan Uji T yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Profit Sharing Ratio (X2) diperoleh nilai t hitung -1,307 dan t tabel 1,68288. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu -1,307<1,68288 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Maka variabel Profit Sharing Ratio (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
3. Variabel Zakat Performance Ratio (X3)
Sesuai dengan hasil penghitungan Uji T yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Zakat Performance Ratio (X3) diperoleh nilai t hitung 2,168 dan t tabel 1,68288. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,168>1,68288 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Zakat Performance Ratio (X3) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
4. Variabel Dewan Pengawas Syariah (X4)
Sesuai dengan hasil penghitungan Uji T yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Dewan Pengawas Syariah (X4) diperoleh nilai t hitung 3,108 dan t tabel 1,68288. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,108>1,68288 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Dewan Pengawas Syariah (X4) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
5. Variabel Komite Audit (X5)
Sesuai dengan hasil penghitungan Uji T yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Komite Audit (X5) diperoleh nilai t hitung 3,229 dan t tabel 1,68288. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,229>1,68288 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Komite Audit (X5) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
Uji Tingkat Signifikansi
Pada uji hipotesis ini menggunakan uji tingkat signifikansi dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen meliputi, Intellectual Capital (X1), Profit Sharing Ratio (X2), Zakat Performance Ratio (X3), Dewan Pengawas Syariah (X4), Komite Audit (X5)terhadap variabel dependen yaitu Return on Assets (Y). Adapun pengujian uji signifikansi adalah sebagai berikut :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
a. Variabel Intellectual Capital (X1)
Sesuai dengan hasil penghitungan uji signifikansi tiap variabel yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Intellectual Capital (X1) diperoleh tingkat signifikan 0,022. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,022<0,05 yang Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Intellectual Capital (X1) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
b. Variabel Profit Sharing Ratio (X2)
Sesuai dengan hasil penghitungan uji signifikansi tiap variabel yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Profit Sharing Ratio (X2) diperoleh tingkat signifikan 0,199. Karena nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,199>0,05 yang Ha ditolak dan Ho diterima. Maka variabel Profit Sharing Ratio (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
c. Variabel Zakat Performance Ratio (X3)
Sesuai dengan hasil penghitungan uji signifikansi tiap variabel yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Zakat Performance Ratio (X3) diperoleh tingkat signifikan 0,036. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,036<0,05 yang Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Zakat Performance Ratio (X3) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
d. Variabel Dewan Pengawas Syariah (X4)
Sesuai dengan hasil penghitungan uji signifikansi tiap variabel yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Dewan Pengawas Syariah (X4) diperoleh tingkat signifikan 0,004. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,004<0,05 yang Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Dewan Pengawas Syariah (X4) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
e. Variabel Komite Audit (X5)
Sesuai dengan hasil penghitungan uji signifikansi tiap variabel yang dilakukan dengan bantuan SPSS diatas, variabel Komite Audit (X5) diperoleh tingkat signifikan 0,003. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,003<0,05 yang Ha diterima dan Ho ditolak. Maka variabel Komite Audit (X5) berpengaruh terhadap variabel Return on Assets (Y).
Uji Koefisien Determinasi Berganda (R 2 )
Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) adalah alat analisis untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap naik turunnya variabel terikat. Hasil perhitungan SPSS mengenai analisisnya ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :
Tabel 9. Hasil Uji R Square
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | |
dimension0 | 1 | ,583a | ,340 | ,256 | 8678,08955 | 1,270 |
a. Predictors: (Constant), KOM AU, PSR, IB-VAIC, DPS, ZPR | ||||||
b. Dependent Variable: ROA |
data diatas adapun analisis determinasi berganda diketahui presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dengan nilai R square adalah 0,340 maka koefisien determinasi berganda 0,340 x 100% = 34% dan sisanya 100% - 34% = 66%. Hal ini berarti naik turunnya variabel terikat yaitu Tax Avoidance (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Intellectual Capital (X1), Profit Sharing Ratio (X2), Zakat Performance Ratio (X3), Dewan Pengawas Syariah (X4), Komite Audit (X5) sebesar 34%. Sedangkan sisanya sebesar 66% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Pembahasan
1. H1 : Pengaruh Intellectual Capital tehadap Return on Assets
Koefisien regresi yang didapatkan dalam penelitian ini bernilai positif menunjukkan bahwa arah pengaruh intellectual capital terhadap ROA negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi nilai intellectual capital sebuah Bank Syariah ysng terjadi maka ROA semakin meningkat. Return On Asset (ROA) sebagai pengukuran profitabilitas, dimana rasio ini menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan salah satunya adalah nilai Intelectual Capital perusahaan akan lebih berinovasi dibandingkan dengan perusahaan lain sehingga menciptakan value added bagi perusahaan. Value added berperan sebagai kinerja yang semakin baik di perusahaan dengan meningkatnya laba perusahaan. Dengan adanya penggunaan intellectual capital tersebut, perusahaan dapat mengolah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif yang dapat meningkatkan laba perusahaan, sehingga perusahaan semakin baik dalam memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki sehingga perusahaanpun dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan dan tingkat kepercayaan investor.
2. H2 : Pengaruh Profit Sharing Ratio terhadap Return on Assets
Hasil menunjukkan bahwa Profit Sharing Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan dengan arah pengaruh negatif terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah Indonesia. Dalam industri perbankan, investasi dapat disebut aktiva produktif, yakni seperti penanaman pada bank syariah dalam rupiah berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Dengan melalui rasio investasi islam dapat diketahui banyaknya dana bank syariah yang ditempatkan dalam surat berharga atau non syariah dari keseluruhan surat berharga yang dimiliki oleh bank syariah. Oleh karena itu, rasio investasi islam dapat digunakan sebagai salah satu indikator pemenuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah yaitu terhindar dari riba. Pendapatan dari investasi islam akan masuk dalam pendapatan islam, sedangkan pendapatan dari investasi non islam akan dialolasikan sebagai dana kebajikan. Semakin meningkat investasi islam yang dilakukan bank syariah, mengindikasikan semakin tinggi juga pendapatan islam yang diperoleh Bank Syariah. Hal ini menunjukan bahwa semakin meningkatnya pendapatan islam, akan meningkatkan kinerja keuangan bank syariah. Semakin tinggi Islamicity Performance Index yang diproxykan dengan Profit Sharing Ratio suatu bank maka semakin rendah profitabilitas yang akan didapatkan oleh bank. Tidak pengaruh signifikannya pengaruh tersebut dapat disebabkan karena pembiayaan profit sharing yang disalurkan relatif kecil dibandingkan pembiayaan jual beli. Salah satu upaya institusi keuangan Syariah untuk tidak menggunakan riba yaitu dengan menerapkan sistem bagi hasil, maka sangat penting untuk mengidentifikasi seberapa jauh lembaga keuangan syariah telah berhasil mencapai tujuan eksistensi mereka atas bagi hasil melalui rasio ini.
3. H3 : Pengaruh Zakat Performance Ratio terhadap Return on Assets
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Zakat Performance Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah Indonesia. Perusahaan yang bisa mengelola asset dengan baik akan bisa memberikan dampak terhadap tingkat kinerja bank dalam menyalurkan zakat yang baik akan bisa memberikan dampak terhadap tingkat kinerja bank dalam menyalurkan zakat yang semakin besar, hal ini menjadi faktor untuk meningkatkan jumlah market share bank syariah. hal ini menunjukkan bahwa secara parsial Zakat Performing Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Dimana telah diyakini bahwa zakat mampu memperkembangbiakan harta dan memperbanyak harta yang dimiliki, sehingga dapat dipahami dengan menerapkan zakat maka harta yang dimiliki aan terus bertambah dan tidak akan berkurang serta juga mendapatkan keberkahan dari harta yang telah dimanfaatkan dengan baik tersebut.
4. H4 : Dewan Pengawas Syariah terhadap Return on Assets
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Dewan Pengawas Syariah berhubungan positif dan signifikan terhadap ROA. Dewan Pengawas Syariah bertugas memonitoring kepatuhan lembaga syariah terhadap aturan syariat Islam, maka dari itu diharapkan bank syariah dapat menekan masalah agensi yang pada akhirnya menjadikan kinerja lebih baik. telah ditetapkan jika jumlah DPS semakin bertambah tetapi tidak lebih dari batas makasimal maka kinerja berdasarkan prinsip syariah sehingga akan berdampak untuk menaikkan tingkat profitabilitas karena kepercayaan nasabah tersebut.
5. H5 : Komite Audit terhadap Return on Assets
Berdasarkan uji penelitian maka variableKomite Audit X5 berpengaruh positif terhadap Return on Assets. Keberadaan komite audit berhasil mempengaruhi profitabilitas perusahaan karena semakin efekif pengawasan komite audit akan membuat kinerja untuk perusahaan makasimal maka akan mempengaruhi profitabilitas.
Kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pengaruh faktor-faktor tertentu terhadap Return on Assets (ROA) pada perusahaan. Ditemukan bahwa Intellectual Capital memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA, sementara Profit Sharing Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Selain itu, Zakat Performance Ratio, Dewan Pengawas Syariah, dan Komite Audit juga memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Implikasi dari hasil ini adalah perlunya perusahaan untuk meningkatkan pengelolaan Intellectual Capital dan peran Zakat Performance Ratio, Dewan Pengawas Syariah, serta Komite Audit dalam mengoptimalkan kinerja keuangan dan keberhasilan perusahaan. Namun, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi ROA, serta menguji pengaruh variabel ini pada sampel perusahaan yang lebih luas dan beragam. Selain itu, penelitian lanjutan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpotensi memengaruhi ROA, seperti faktor-faktor eksternal dan kebijakan manajemen perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah :
- Indikator yang diplilih hanya berdasarkan pada ketersediaan informasi yang ada pada annual report, namun tidak semua yang disajikan dalam annual report.
- Teori untuk pengertian dari masing-masing variabel masih kurang , sehingga penulis masih terdapat kesulitan untuk mendukung penelitian ini
Saran
Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti untuk penelitian dimasa mendatang adalah :
- Perusahaan yang diteliti hanya terfokus pada satu bidang saja (Bank Syariah di Indonesia) sehingga tidak digeneralisasikan pada jenis industri lain. Untuk penelitian berikutnya disarankan memperbesar sampel perusahaan, tidak hanya terbatas pada perusahaan Bank Syariah di Indonesia. Penelitian selanjutnya disarankan bisa menggunakan perusahaan yang berjalan di sektor lainnya.
- Menambahkan variabel lain dengan tujuan dapat meningkatkan hasil R-Square, sehingga dengan R-Square lebih tinggi maka dapat dikatakan bahwa variabel yang diteliti pada suatu penelitian berpengaruh lebih besar dibandingkan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian tersebut.
- Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu yang lebih lama dan periode terbaru karena semakin periode lebih lama diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
References
- A. Rama, "Analisis Deskriptif Perkembangan Perbankan Syariah Di Asia Tenggara," J. Tauhidinomics, vol. 1, no. 1, pp. 1-25, 2015.
- A. Committee, "Komite Audit," 2015.
- A. Arianto, "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Assets (Roa), Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019)," J. Akunt., vol. 1, no. 1, pp. 22-32, 2022.
- E. K. Dewi and A. Astari, "Peran Pembiayaan Mudharabah Dalam Pengembangan Kinerja Usaha Mikro Pada Bmt (Baitul Maal Wat Tamwil)," Law Justice, vol. 2, no. 2, pp. 113-123, 2018. doi: 10.23917/Laj.V2i2.5142.
- H. A. Maith, "Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.," J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis Dan Akunt., vol. 1, no. 3, 2013. doi: 10.35794/Emba.V1i3.2130.
- H. Manoppo and F. Arie, "Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014," J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis Dan Akunt., vol. 4, no. 2, pp. 485-497, 2016.
- H. P. Dewanata and G. N. Ahmad, "Pengaruh Intellectual Capital, Profit Sharing Ratio, Zakat Perforamnce Ratio, Dan Equitable Distributiom Ratio Terhadap Kinerja Bank Syariah," 2016.
- I. Ulum, A. W. Jati, M. I. Audina, and A. Prasetyo, "The Influence Of Firm‟S Characteristics On The Level Of Intellectual Capital Disclosure Of Indonesian Islamic Banking," Adv. Econ. Bus. Manag. Res. vol. 136. Atl. Press., 2020.
- I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program Ibm Spss 23, Cetakan Vi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
- I. Ulum and P. Fitri Wijayanti, "Intellectual Capital Disclosure Of Muhammadiyah Universities: Evidence From 4icu 2018," J. Account. Invest., vol. 20, no. 1, 2018. doi: 10.18196/Jai.2001113.
- I. Ulum, "Konstruksi Komponen Intellectual Capital Untuk Perguruan Tinggi Di Indonesia," Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, vol. 2, no. 2, pp. 251-262, 2012. [Online]. Available: https://doi.org/10.1016/S0167-9473(97)//00038-8.
- I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23," Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2018.
- I. Ghozali, "Metode Penelitian," J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689-1699, 2018.
- Ilhami, "Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Syariah Sebagai Otoritas Pengawas Kepatuhan Syariah Bagi Bank Syariah," Jurnal Mimbar Hukum, vol. 21, no. 3, 2009.
- L. Hanum, F. I. Azra, and D. Areva, "Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)," Pengaruh Good Corp. Gov. Terhadap Nilai Perusah. Dengan Corp. Soc. Responsib. Sebagai Var. Moderasi (Studi Empiris Pada Perusah. Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI), pp. 1-7, 2012.
- M. Aghnia, "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2006-2013," Econ. Dev. Anal. J., vol. 4, no. 2, pp. 143-150, 2017. [Online]. Available: https://doi.org/10.15294/Edaj.V4i2.14815.
- Mutiara, "Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Kualitas Integrated Reporting Sebagai Variabel Intervening," Skripsi, 2019.
- N. G. Giannini, "Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia," Account. Anal. J., vol. 2, no. 1, pp. 1-4, 2013. [Online]. Available: https://doi.org/10.15294/Aaj.V2i1.1179.
- Republik Indonesia, "Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah," 2008.
- Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B," Bandung: Aflabeta, 2015.
- Sugiyono, "Metode Penelitian Bisnis," Bandung: CV Alfabeta, 2017.
- Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R
- Sugiyono, "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D," Bandung: Alfabeta, 2014.
- S. Juliana and A. S. Mulazid, "Analisa Pengaruh Bopo, Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, Bagi Hasil Dan Profitabilitas Terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011-2015," 2017.
- V. Setyawati, R. Arifati, and R. Andini, "Pengaruh Suku Bunga Acuan, Bagi Hasil, Inflasi, Ukuran Bank, Npf, Dan Biaya Promosi Terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2014," J. Account., vol. 2, no. 2, pp. 1-12, 2016.
- W. K. Wardhani, K. H. Titisari, and S. Suhendro, "Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan," Ekon. J. Econ. Bus., vol. 5, no. 1, p. 37, 2021. [Online]. Available: https://doi.org/10.33087/Ekonomis.V5i1.264.