Abstract

This study aimed to investigate the implementation of Nazhoriyah Al-Wahdah system and student response in Arabic language learning. A qualitative research design was employed, utilizing data collection techniques such as observation, interviews, questionnaires, and documentation. The data analysis followed Miles and Huberman's techniques, involving data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings revealed that the implementation of Nazhoriyah Al-Wahdah in Arabic language learning commenced with lesson planning, combining content from Durusullughoh textbook (Pondok Modern Darussalam Gontor) and Silsilah Ta'lim Al-Lughah Al-Arobiyyah (LIPIA). The learning process encompassed three stages: listening and writing skills, reading comprehension, and conversational skills. Summative assessments were conducted at the end of each semester, with evaluation content derived from Durusullughoh. Student responses indicated a positive perception and enthusiasm in mastering various Arabic language skills through the implementation of Nazhoriyah Al-Wahdah. The study implies the need to further enhance practical Arabic language usage in daily life, guided directly by instructors. This research contributes to the field of Arabic language education and encourages future investigations on the effectiveness and broader implementation of Nazhoriyah Al-Wahdah system in diverse educational contexts.

Highlight:

  • Implementation of Nazhoriyah Al-Wahdah in Arabic language learning combines content from reputable textbooks.
  • The three-stage approach in implementing Nazhoriyah Al-Wahdah: listening and writing, reading comprehension, and conversation.
  • Positive student response indicates ease in understanding and enthusiasm for mastering Arabic language skills.

Keyword:

Nazhoriyah Al-Wahdah, Arabic Language Learning, Student Response, Qualitative Research, Implementation

Pendahuluan

Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan, karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak akan terlepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Bahasa menjadi alat penyambung dalam interaksi antara manusia satu dengan manusia lain atau kelompok satu dengan kelompok lain. Bahasa merupakan alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tertulis.[1] Selain itu, dalam konteks bahasa memiliki fungsi yang sangat vital bagi manusia. Sedemikian pentingnya bahasa, menjadikannya harus diwujudkan dalam bentuk materi pelajaran yang tersusun secara sistematis, yang kemudian diajarkan dalam proses belajar- mengajar. [2]

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan budi pekerti, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. [3]

Dalam pendidikan di Indonesia terdapat sistem yang mengatur jalannya proses belajar mengajar di dalam suatu lembaga pendidikan. Sistem pembelajaran bahasa sangat penting dalam mengembangkan bahasa Arab, namun dari lembaga pendidikan terkadang kurang memperhatikan penggunaannya dengan benar. Hal ini akan berdampak besar pada keberhasilan kemampuan berbahasa pelajar. [3]Sistem pembelajaran yang sesuai adalah sistem yang tersusun secara matang, menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi, sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai standar proses pendidikan agar tujuan pendidikan itu sendiri dapat tercapai. Penyusunan standar proses pendidikan diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan. Dengan demikian, standar proses dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi proses pendidikan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah perencanaan sistem pembelajaran. Melalui perencanaan sistem pembelajaran dapat terlihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses dalam pendidikan. [4]

Begitu juga dengan pembelajaran bahasa Arab terdapat sistem yang mengatur di dalam proses pembelajarannya. Agar mencapai pada tujuan pembelajaran pastinya dalam suatu lembaga pendidikan akan memgunakan sistem dan metode yang mendorong keberhasilan dalam Nazhoriyah Al-Wahdah pembelajarannya. Sebagaimana yang di uraikan oleh M. Asy’ari terdapat beberapa sistem dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu sistem terpadu, sistem separasi, dan sistem gabungan. [5]

Nazhoriyah Al-Wahdah ini merupakan salah satu sistem dalam pembelajaran yang populer digunakan dalam lembaga pendidikan di Indonesia khususnya pada lembaga pendidikan Islam. Berikut penjabaran tentang sistem (Nazhoriyah): 1.Sistem Terpadu (Nazhoriyah Al-Wahdah) merupakan pendekatan yang memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Keterpaduan yang dimaksud yaitu bagaimana cara melihat bagian-bagian bahasa Arab dan bagaimana cara mengajarkan bagian-bagian tersebut. Sistem Nazhoriyah Al-Wahdah disebut juga dengan sistem integrasi atau terpadu atauall in one system. Sistem ini mengandung makna bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah bahasa merupakan satu kesatuan yang berkaitan erat, dan bukan disajikan dalam bentuk terpisah (bercabang-cabang).[6] Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan metode satu dengan metode yang lain.[7] 2. Sistem Separasi atau Cabang (Nazhoriyah Al-Furu’) merupakan pendekatan dalam sistem pembelajaran bahasa Arabnya dibagi-bagi dalam berbagai mata pelajaran, perencanaan, dan pengevaluasiannya di lakasanakan secara terpisah tanpa berkaitan.[8]

Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang adalah salah satu lembaga Islam yang ada di Jawa Timur khususnya Malang, dimana dalam proses pembelajarannya menerapkan Nazhoriyah Al-Wahdah (sistem terpadu). Dalam penerapan pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan pendekatan nadzoriyah al-wahdah selalu dimulai dengan menetapkan tema ( judul) sebagai pusat kegiatan dalam pengajaran. Kemudian dari tema tersebut dikembangkan dalam berbagai materi yang terdapat dalam buku pegangan (buku paket), yang meliputi : at-taqdīm, mufradāt, ḥiwār, tarkib, qirā’ah dan kitābah.[9]Keterpaduan dalam pendekatan terpadu diciptakan melalui suatu “jembatan” untuk menghubungkan unsur-unsur yang akan dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Secara khusus pendekatan Nazhoriyah Al-wahdah ini mencakup empat keterampilan bahasa Arab. Dimana empat keterampilan tersebut menjadi tujuan pembelajaran bahasa Arab, antara lain (Istima’) membaca (Qiro’ah), menulis (Kitabah), dan berbicara (Kalam)[10]Di mana dalam proses pembelajarannya materi pembahasan tersebut dijadikan satu mata pelajaran yakni bahasa Arab selama satu jam pelajaran dan evaluasinya menjadi satu. Hal tersebut tidak menuntut kemungkinan bahwa dalam penerapan pendekatan tersebut terdapat perbedaan antara lembaga pendidikan satu dengan lembaga yang lain dalam penerapannya.

Pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah sudah mencakup beberapa komponen penting dalam pembelajarannya, seperti mendengar (Istima’) membaca (Qiro’ah), menulis (Kitabah), dan berbicara (Kalam). Dimana dalam kegiatan harian yang ada di pondok tersebut setiap hari diberikan kosakata (mufrodat) dan setiap hari minggu terdapat kegiatan muhawarah yang dibimbing oleh pengajar-pengajar dari lulusan lembaga pendidikan bahasa Arab LIPIA Jakarta dan juga dari pendidikan bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sehingga untuk mensukseskan progam bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah ini sebagai prioritas utama. [11]

Berdasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti terhadapNazhoriyah Al-Wahdah yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab, peneliti mengetahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah memadukan beberapa konten bahasa Arab menjadi satu proses pembelajaran, satu waktu, satu pengevaluasiaan. Selain itu terdapat perbedaan penerapan dengan beberapa lembaga pendidikan yang telah menerapkanNazhoriyah Al-Wahdah, yaitu jika pada umumnya penerapan Nazhoriyah Al-Wahdah buku bahan ajar yang digunakan sebagai acuan pembelajaran hanya satu bahan ajar dimana di dalam konten isinya sudah memadukan dari berbagai unsur yaitu at taqdim, mufradat hiwar, tarkib, qira'ah dan kitabah. Akan tetapi di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al Fattah Ngantang dalam tahap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP sedikit berbeda, yaitu dengan mengacu pada dua bahan ajar sekaligus yaitu bahan ajar kitab Durusullughoh[12]dari GONTOR, dengan bahan ajar kitab Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah[13]yang dipakai Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Arab yang di terbitkan oleh Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’udi Al-Islami .

Pondok pesantren ini juga memiliki progam unggulan, yakni tahfidz Alquran yang dibina oleh hafidz yang sudah bersanad keilmuannya, bahasa Arab serta santri juga dibekali dengan ilmu umum. Dapat dibuktikan dari alumni Pondok Pesantresn Tahfidz Muhammadiyah Ngantang sudah terbekali berbagai kemampuan, mulai dari mahir berbahasa Arab, memiliki akhlakul karimah, hafalan Alquran sebanyak 3 juz, dan juga santri bisa menafsirkan Alquran per kata dengan menggunakan bahasa Jawa. [14]

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan tentang sistemNazhoriyah Al-Wahdah,antara lain :Pertama, penelitian oleh Citra Dewipada tahun 2013, dengan judul : Implementasi Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah Islam Terpadu ( SDIT ) Ar-Risalah Surakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang sistem pembelajaran terpadu ( Nazhoriyah al-wahdah ) secara umum dan kelengkapan administrasi internal.Hasil dari penelitian ini adalah : 1) Implementasi sistem pembelajaran terpadu di SDIT Ar-Risalah Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan dari Pusat Kurikulum-Departemen Pendidikan Nasional pembelajaran tematik untuk kelas bawah belum dilakukan secara penuh. Pembelajaran tematik menuntut adanya guru kelas, sedangkan di SDIT Ar-Risalah Surakarta berlaku guru mata pelajaran. Kendala utama dari pelaksanaan pembelajaran terpadu yaitu kurikulum yang belum terpadu. Hal ini menuntut kemampuan guru (tim guru) dalam memadukan konsep atau topik antarmata pelajaran. 2) Implementasi sistem pembelajaran terpadu meningkatkan keefektifan pembelajaran di SDIT Ar-Risalah Surakarta. Keefektifan pembelajaran terpadu tercermin dari bermaknanya pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna menghasilkan siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga terjadi komunikasi dua arah guru dan murid. Pembelajaran disebut menyenangkan jika guru kreatif dan terdapat variasi cara belajar sehingga menghasilkan prestasi belajar yang baik.[15]Kedua, penelitian dilakukan oleh Novita Rahmi pada tahun 2019 ( Universitas Sriwijaya ), dengan judul : Problematika Penerapan Sistem Al-Wahdah pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah se-Kota Metro Tahun 2018. Adapun tujuan penelitiannya untuk mengetahui problematika yang muncul setelah menerapkan sistem Al-Wahdah pada pembelajaran bahasa Arab. Hasil penelitian adalah bahwa problematika ini terjadi karena alokasi waktu yang tidak memadai dan tidak tersedianya laboratorium bahasa. Dan guru yang profesional di bidang bahasa Arab dan adanya lingkungan bahasa menjadi solusi dari permasalahan ini.[6]Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Aufa Syukronpada tahun 2019 dengan judul “Implementasi Pendekatan Integrated System dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas XI Di MA NU Miftahul Ulum Margasari-Tegal”. Penelitian ini berfokus pada implementasi pendekatan integrated system dan bagaimana pengaruh implementasi sistem tersebut pada peningkatan minat dan prestasi belajar bahasa Arab pada siswa kelas XI di MA NU Miftahul Ulum Margasari-Tegal.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pra tindakan, siswa kurang berminat sebanyak 40%, kemudian setelah pelaksanaan tindakan meningkat menjadi cukup berminat. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat dengan rata-rata 75,7 di atas nilai KKM 67.[16]Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem Nazhoriyah Al-wahdah mulai dari perencanaan, implementasi, dan pengevaluasiannya, serta mengetahui respon siswa pada proses pembelajaran bahasa Arab.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian yang dalam penelitiannya tidak menggunakan angka.[17]subjek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan penelitian atau lebih tepat dimaknai sebagai seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan.[18]Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru pengampu bahasa Arab dan siswa kelas VIII.

Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan metode gabungan atau simultan, yang artinya adalah penggabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, namun yang lebih dominan kualitatif.[19] Adapun penelitian ini diperoleh dengan observasi secara langsung ke lapangan dan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa Arab untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Arab dengan menerapkan sistem Nazhoriyah Al-Wahdah. Selanjutnya angket dimana peneliti menyiapkan berupa beberapa peryataan kepada siswa kelas VIII putra sebanyak 15 orang, hasilnya akan diolah dalam bentuk deskriptif untuk menyimpulkan perolehan respon peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Arab tersebut. Selanjutnya dokumentasi tentang proses pembelajaran, pengumpulan data, serta lingkungan belajar di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik Miles dan Huberman. Dimana teknik tersebut memiliki 3 komponen yaitu[20]reduksi data (memilah data yang telah didapat dari wawancara, observasi, angket dan dokumentasi), sajian data (menampilkan data yang telah dipilah dan dijabarkan), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (mengambil kesimpulan dari data yang dijabarkan).

Hasil dan Pembahasan

A. Penerapan Sistem Nazhoriyah Al-Wahdah pada Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantresn Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang

Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Ngantang berlokasi di Dusun Sumbermulyo, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Pada 2012 dilakukan pembebasan lahan, selanjutnya pada 2015 melakukan pembangunan, dan digunakan proses belajar mengajar pada 2017. Pondok pesantren ini adalah cabang dari Pondok Al-Fattah Buduran Sidoarjo yang bekerja sama dengan PCM Ngantang untuk mendirikan pondok pesantren Tahfidz di Kecamatan Ngantang.

Pondok Pesantresn Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan Nazhoriyah Al-wahdah (sistem terpadu) pada pembelajaran bahasa Arab. Dalam satu pekan pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan selama tiga hari yakni pada hari Senin, Selasa, dan Rabu. Penerapan sistem Nazhoriyah Al-Wahdahpada pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang ialah guru pengampu bahasa Arab melakukan perencanaan,pelaksanaan, ebaluasi. Antara lain:

1. Perencanaan

Perencanaan pada pembelajaran bahasa Arab mengacu pada silabus yang telah disepakati oleh guru pengampu dengan pihak Al-Fattah pusat, akan tetapi penggunaannya tidak seratus persen atau tidak sepenuhnya digunakan. Karena dalam pelaksanaan pembelajarannya guru bahasa Arab mempunyai sistem dan metode belajar tersendiri. Perencanaan pembelajaran bahasa Arab dimulai dengan menetapkan tema, dimana dalam satu tahun ajaran guru menetapkan 15 tema. Kemudian dari tema tersebut dikembangkan dalam berbagai materi pembahasan meliputi : Mufradāt, ḥiwār, qirā’ah dan kitābah,dengan memadukan konsep bahan ajar kitab Durusullughoh dari Pondok Modern Darussalam Gontor dan kitab Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah yang digunakan oleh LIPIA. Yang selanjutnya perpaduan dua bahan ajar kitab diatas diwujudkan dengan pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) telah disesuaikan pada Kurikulum Merdeka revisi 2013 yang digunakan pada Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang.[11] Dalam satu tahun ajarandi Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang terdapat 36 jam pelajaran yang dibagi menjadi 2 semester dengan alokasi waktu 60 menit, dimana dari 15 tema tersebut 8 tema ditempuh pada semester I dan 7 tema selanjutnya di tempuh pada semester II.

Hal ini sesuai dengan teori Gentery yang diuraikan oleh Wahyudi bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran tercapai.[21]

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada RPP dimulai dengan tiga tahapan, dimana konten isinya sudah disesuaikan dengan tema yang akan dipelajari. Adapun proses pelaksanaannya antara lain :

a. Tahap I yaitu guru pengampu memfokuskan pada ketrampilan mendengar (Istima’) dan menulis (Kitabah). guru pengampu menggunakan Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah Baina Yadaikyang berbentuk MP3 untuk mengasah keterampilan mendengar (Istima’), guru melafalkan materi dengan ditirukan peserta didik. Selanjutnya keterampilan menulis (Kitabah) menggunakan kitab Kurrasatu At-Tadribat Al-Khatdari Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah mustawa awwal. Guru memberi gambar yang sudah disesuaikan dengan tema, lalu peserta didik diminta mendeskripsikan gambar yang di berikan sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Arab, dan menulis kata baru yang belum dipahami. Kemudian peserta didik mengumpulkan hasil dan guru mengoreksi hasil tulisan tersebut serta menjelaskan tentang kosa kata yang masih belum belum dipahami. Hal ini bertujuan untuk bekal peserta didik agar dapat mudah memahami dan bebas berekspresi dalam bahasa Arab secara lisan maupun tulisanyang didengar dari lisan orang Arab asli maupun orang yang mahir berbahasa Arab, serta dapat menulis sesuai kaidah penulisan bahasa Arab.

Hal ini sudah sejalan dengan Implikasi dalam pelaksanaan pengajaran ialah bahwa guruhendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan(sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaranbahasa Arab baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidaktidaknyaketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapanbaru, atau pola kalimat baru.[22]Adapun dalam tujuan pembelajarannya sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Arab pada kitab Kurrasatu At-Tadribat Al-Khat dari Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah mustawa awwal yakni memudahkan peserta didik dalam penguasaan dan pengekspresian terhadap pembelajaran bahasa Arab.[23]

b. Tahap II yaitu keterampilan membaca (Qira’ah); pada tahap ini guru pengampu memberikan teks deskripsi yang mengacu pada bahan ajar kitab Durusullughoh dari Pondok Modern Darussalam Gontor. Selanjutnya, guru pengampu memerintahkan peserta didik untuk membacakan teks tersebut secara bergilir dengan suara yang lantang. Hal itu bertujuan agar peserta didik terbiasa melafalkan bahasa Arab secara jelas dan benar sesuai dengan pelafalan bahasa Arab.

Hal ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada pada kitab Al-qira’ah Wa Al-Kitabahdari Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah mustawa awwalyakni pembiasaan peserta didik dengan pengucapan bunyi bahasa Arab yang sesuai dengan kaidah berbahasa Arab.[24]

c. Tahap III yaitu keterampilan berbicara (Kalam); dalam hal ini guru menyediakan teks percakapan yang mengacu pada bahan ajar kitab Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyah adapun konteks isinya telah disesuaikan dengan tema pembelajaran. Selanjutnya guru pengampu membagikan teks tersebut kepada semua perseta didik yang kemudian mempraktikkan secara langsung. Selain itu, untuk memaksimalkan peserta didik dalam penguasaan keterampilan berbicara terdapat progam pembiasaan berbahasa Arab yaitu Yaumul Lughoh yang diadakan dua kali dalam satu pekan antara lain di hari Senin dan Kamis, berjalan sejak pagi hingga sore hari. Selain itu, di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang juga mengadakan workshop motivator dengan beberapa orang Arab dan juga alumni dari Pondok Al-Fattah pusat yang sekarang menuntut ilmu di timur tengah. Hal ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Arab dan mengasah beberapa keterampilan bahasa Arab yang dimiliki peserta didik. Dari tiga tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut guru tidak akan melanjutkan ke tahap selanjutnya hingga tahap sebelumnya berjalan dengan sempurna.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab tersebut bahwasannya tujuan pembelajaran sudah sejalan dengan yang diuraikan oleh Muhammad Hilmi yakni tujuan dari pembelajaran Bahasa Arab adalah untuk mengembangkan empat keterampilan bahasa yaitu keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Empat keterampilan ini telah terprogram dalam pembelajaran bahasa arab.[25]Selain itu fitri nur salam juga mengemukakan bahwa pendekatan Nazhoriyah Al-Wahdahdalam urutan pengajaran kemahiranberbahasa adalah menyimak (al-istima’, listening), menulis (al-kitabah, writing), membaca (al-qira’ah, reading), berbicara (al-kalam, speaking).[26]

3. Pengavaluasian

Tahap akhir dari penerapan Nazhoriyah Al-Wahdah adalah tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi, guru pengampu mempunyai beberapa susunan kriteria evaluasi penerapan dari perencanaan Nazhoriyah Al-Wahdahyang telah dibuat atau direncanakan. Dimana di Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang dalam pengevaluasian pembelajaran bahasa Arab dilakukan dua pengevaluasian: Pertama pemberian tugas harian, yang nantinya dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Kedua melakukan Sumatif Akhir Semester I dan II. Adapun dalam penyusunan soal Sumatif Akhir Semester tersebut guru pengampu memadukan beberapa konsep sekaligus yaitu untuk soal uraian dan pencocokan mengambil konsep dari bahan ajar kitab Silsilah Ta’lim Al-Lughah Al-Arobiyyahdari LIPIA, pada soal pilihan ganda guru pengampu mengambil konsep dari LKS bahasa Arab Kurikulum 2013. Sedangkan konten isi dari pengevaluasian guru pengampu mengambil dari bahan ajar kitab Durusullughoh dari Pondok Modern Darussalam Gontor. Tujuan dilaksanakan evaluasi adalah untuk mengetahui penguasaan keterampilan dan pemahaman terhadap pembelajaran bahasa Arab.

Hal ini sejalan dengan uraian Cahya Edi Setyawan tentangkegunaan dari evaluasi program ini adalah untukmengetahui tingkat keberhasilanpembelajaran bahasa arab selama satu semester atau dua semester.[27] Dan juga menurut Ubaid Ridho evaluasi adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat vital dalam kegiatan belajar mengajar. Karena dengan evaluasi bisa diukur sukses tidaknya proses pembelajaran.[28]

B. Respon Siswa pada Penerapan Sistem Nazhoriyah Al-Wahdah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantresn Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang

Peneliti menggunakan angket yang akan dibagikan kepada peserta didik kelas VIII putra sebanyak 15 orang. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap beberapa keterampilan dan pemahaman materi yang dimiliki pada pembalajaran bahasa Arab dengan menggunakan Nazhoriyah Al-Wahdah dan mencari apakah pembelajaran bahasa Arab dapat diterima oleh peserta didik. Dengan demikian guru pengampu mata pelajaran Bahasa Arab juga bisa mengetahui apakah sistem pembelajaran Nazhoriyah Al-Wahdah yang telah diterapkan menghasilkan perkembangan atau hasilnya justru dirasa menyulitkan peserta didik. Hal itu sudah sesuai dengan apa yang diuraikan oleh Kennia Ayu bahwa respon berarti reaksi atau tanggapan berupa penerimaan, penolakan, atau sikap acuh tak acuh terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator dalam pesannya.[29]

Adapun peneliti menemukan hasil dari penyebaran angket tersebut Bahwa siswa merasa puas dalam pembelajaran bahasa Arab. hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem Nazhoriyah Al-Wahdahtermasuk dalam kategori layak diterapkan pada pembelajaran bahasa Arab. Bisa dibuktikan bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung antara lain; Dalam proses pembelajaran berlangsung peserta didik merasa cukup memahami pembahasan materi yang disampaikan guru pengampu.Peserta didik dapat memperhatikan dengan baik selama proses berlangsung, dibuktikan dengan keaktifan dalam bertanya, menjawab soal yang diberikan guru.Peserta didik merasa cukup bersemangat ingin menguasai dan merasa dapat mengembangkan dengan baik semua keterampilan mendengar, membaca, menulis, berbicara dalam bahasa Arab. Serta dalam mempraktikkan bahasa Arab pada kehidupan sehari-hari peserta didik mempraktikkan dengan cukup baik.

Dari penemuan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa hasil respon peserta didik pada penerapan Nazhoriyah Al-Wahdah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammdiyah Al-Fattah Ngantang menunjukkan bahwa peserta didik merasakan kemudahan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan penerapan Nazhoriyah Al-Wahdah. Mulai dari penyampaian materi guru pengampu mudah dipahami, murid menjadi aktif saat proses pembelajaran berlangsung, memunculkan rasa ingin mengetahui dan bersemangat dalam mengembangkan dan menguasai dari beberapa keterampilan berbahasa Arab.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem Nazhoriyah Al-Wahdah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Al-Fattah Ngantang memberikan manfaat dalam memahami dan menguasai Bahasa Arab. Sistem ini melibatkan perencanaan pembelajaran yang memadukan bahan ajar dari kitab Durusullughoh dan kitab Silsilah Ta'lim Al-Lughah Al-Arobiyyah, serta melalui tiga tahapan pembelajaran yang mencakup keterampilan mendengar, menulis, membaca, dan percakapan. Respon peserta didik terhadap penerapan ini menunjukkan kemudahan dalam memahami pembelajaran Bahasa Arab. Namun, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengkaji dampak penerapan sistem ini secara menyeluruh dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Arab peserta didik, serta untuk memperluas penelitian ini ke lingkungan pembelajaran lainnya guna mengidentifikasi efektivitas dan penerapan sistem ini dalam konteks yang lebih luas.

References

  1. T. Wiratno and R. Santosa, "Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial," Modul Pengantar Linguistik Umum, pp. 1–19, 2014. Available: http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/BING4214-M1.pdf
  2. A. Djamaluddin and Wardana, Belajar Dan Pembelajaran. 2019.
  3. W. Munawaroh, "Program Intensif Bahasa Arab Di Pondok Pesantren," E-Jurnal Unisda, pp. 17–32, 2020.
  4. A. Munawwir, "Pendekatan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab," Shaut al Arab, vol. 7, no. 2, pp. 193–203, 2019, doi: 10.24252/saa.v7i2.11451.
  5. M. Asyàri, "Metode, Sistem Dan Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab Yang Inovatif," An-Nabighoh, vol. 20, no. 2, 2018.
  6. N. Rahmi, "Problematika Penerapan Sistem Nazhariyyah Al Wahdah pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Se-Kota Metro Tahun 2018," An Nabighoh J. Pendidik. dan Pembelajaran Bhs. Arab, vol. 21, no. 01, p. 61, 2019, doi: 10.32332/an-nabighoh.v21i01.1253.
  7. M. Asy’ari, "Metode, Sistem dan Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab yang Inovatif," An Nabighoh J. Pendidik. dan Pembelajaran Bhs. Arab, vol. 20, no. 02, p. 288, 2019, doi: 10.32332/an-nabighoh.v20i02.1465.
  8. R. Farkhatul iIslah, "Penerapan Sistem Cabang (Nadzoriyatul Furu’ Atau Branched System) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Kelas Xi Ma Madinatunnajah Kota Cirebon," pp. 1–20, 2016.
  9. A. A. Sa’adah, "Penerapan Naẓariyatul Wahdah Dalam Pengajaran Bahasa Arab Kelas Xi Madrasah Aliyah (Ma) Al-Ma’had An-Nur Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012," Univ. Islam Negeri Sunan Kalijaga, no. FM-UINSK-BM-05-06/R0, pp. 1–23, 2016.
  10. Abdurrahman bin Ibrahim, M. Thahir Husain, and Muhammad Abdul Kholik, Al-Arabibiyyah Bayna Yadaik 1, Jilid 1. Riyad: Al Arobiyyah liljami’, 2014.
  11. "Ustadz Abdul Mun’im Marzuqi selaku guru pengampu bahasa Arab (20-02-2022)." 2023.
  12. A. Roheem, "Durusul Lughah Al-Arabiyyah, mustawa 1, kitabu Ash-shuar, Thobiah st. madinah munawwarah," 1998.
  13. A. bin H. Al-Hamid, "mustawa-1-silsilah-ta_lim-al-lughah-al-arabiyyah_buku-1031.pdf," Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’udi Al-Islamiyah.
  14. "Ustadz Abdul Mun’im Marzuqi selaku guru pengampu bahasa Arab (20-02-2022)," 2022.
  15. C. Dewi, "Implementasi Sistem Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Ar-Risalah Surakarta," Pap. Knowl. Toward a Media Hist. Doc., vol. 53, no. 9, pp. 12–26, 2013.
  16. A. Aufa Syukron, "Implementasi Pendekatan Integrated System Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas XI Di MA NU Miftahul Ulum Margasari-Tegal," El-Staqafah, vol. 18, no. 2, 2019.
  17. H. M. Musfiqon, "Metodologi Penelitian Pendidikan," 4th ed. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012.
  18. Rahmadi, "Pengantar Metodologi Penelitian," 2011. [Online]. Available: https://idr.uin-antasari.ac.id/10670/1/PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN.pdf
  19. Mustaqim, "Metode Penelitian Gabungan Kuantitatif Kualitatif / Mixed Methods Suatu Pendekatan Alternatif," J. Intelegensia, vol. 04, no. 1, pp. 1–9, 2016. [Online]. Available: https://ejournal.unisnu.ac.id/JI/article/view/1351
  20. F. Nugrahani, "Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa," Surakarta: Cakra Books, 2014. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.04.758.
  21. W. N. Nasution, "Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan Dan Prosedur," Ittihad, vol. 1, no. 2, pp. 185–195, 2017.
  22. K. Ramma Oensyar and A. Hifni, "Pengantar Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab," 1st ed. Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015.
  23. A. bin H. Al-hamid, "Kurrasatu At-Tadribat Al-Khat-Mustawa-1-Silsilah-Ta_Lim-Al-Lughah-Al-Arabiyyah_," Riyad: Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’udi Al-Islamiyah, 1993.
  24. A. bin H. Al-Hamid, "Al-qira’ah Wa Al-Kitabah -Mustawa-1-silsilah-ta_lim-al-lughah-al-arabiyyah," Riyad: Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’udi Al-Islamiyah, 2004.
  25. M. Hilmi, "Fa’aaliyati Ta’limi Al-Lughah Al-Arabiyyati Bi istihdami Kitab Al-Lughah Al-Arabiyyati Liagradi Khasshah Fi Al-Barnamiji Al-Khasshah Li Ta’limi Al-Lughah Al-Arabiyyati Fi Jami’ati Maulana Malik Ibrahim Al-Islamiyati Al-Hukumiyati Malang," 2014.
  26. Y. Fitri and N. Salam, "Signifikansi Pendekatan All in One," CendekiaJurnal Pendidik. dan Kemasyarakatan, vol. 9, no. 1, 2011.
  27. C. E. Setyawan, "Desain Evaluasi Program Pembelajaran Bahasa Arab," Al-Manar, vol. 4, no. 1, 2015, doi: 10.36668/jal.v4i1.64.
  28. U. Ridho, "Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab," An Nabighoh J. Pendidik. dan Pembelajaran Bhs. Arab, vol. 20, no. 01, p. 19, 2018, doi: 10.32332/an-nabighoh.v20i01.1124.
  29. K. A. Purwantiningtiyas, "Deskripsi Respon Siswa Pada Pembelajaran Dengan Metode Problem Based Learning Maupun Tidak Menggunakan Problem Based Learning," J. Ilm. Multi Disiplin Indones., vol. 2, no. 1, pp. 163–173, 2022. [Online]. Available: https://katadata.co.id/berita/2020/01/06/baru-83-peserta-bpjs-kesehatan-per-akhir-2019-