Abstract

This study aims to reveal and analyze how the management of TPQ institutions in improving al-Qur'an education in TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya. This type of research uses qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques using the method of observation, interviews, and documentation. Then the data obtained in the field, analyzed through three stages, namely: (1) the data reduction stage, (2) the data presentation stage, (3) the conclusion drawing stage. The results of the research on the management of the TPQ institution in improving al-Qur'an education at TPQ Ar Rahmah wal Barokah can be said to be good, this can be seen from (1) the analysis of the management indicators of the TPQ Ar Rahmah wal Barokah institution that has been managed which consists of a) elements agency management includes: 1) man (HR); 2) money (funds); 3) machines (machines); 4) methods (method); 5) materials (sarpras); 6) market (marketing); b) the management functions of a well-managed TPQ institution consist of: 1) Planning; 2) organizing; 3) implementation; 4) supervision. Meanwhile, the obstacles to the management of TPQ institutions in improving Qur'anic education at TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya are, among others: (a) The organizing function has not been fully implemented; (b) The passing standard of students can only be measured by the munaqis of the institution, namely the head and internal of the institution. Keywords: Management, TPQ Institute, Al-Qur'an Education

Pendahuluan

Manajemen dalam sebuah lembaga pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan lembaga melalui pelaksanaan empat fungsi yang diistilahkan dengan POAC, yang merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling [1]. Karena itulah, aplikasi manajemen lembaga hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM suatu lembaga yang bersangkutan.

Salah satu lembaga pendidikan non formal di masyarakat yang dapat membantu orang tua muslim untuk tumbuh kembang anaknya dari sisi al-Qur’an dan agama Islam yaitu dengan adanya Lembaga Taman Pendidikan Al Qur’an. Yaitu salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan al-Qur’an dan nilai-nilai spiritual yang berorientasi pada pembentukan akhlak dan kepribadian Islamiyah. Kesadaran umat Islam untuk mensyiarkan dan mendalami agama Islam dan al-Qur’an tampak semakin tinggi. Hal ini ditunjukan oleh semakin bertumbuh dan berkembangnya Taman Pendidikan Al-Qur’an diberbagai pelosok daerah. Bukan hanya di desa-desa namun Taman Pendidikan Al-Qur’an sudah ada di komplek-komplek perumahan di daerah perkotaan [2].

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) juga sebagai salah satu sarana dakwah Islam yang dibuat sesuai dengan tumbuh kembang anak dalam mempelajari al-Qur’an dan agama Islam. Hal ini terbukti karena semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai lembaga pendidikan Islam yang membantu masyarakat mendapatkan pendidikan al-Qur’an dan agama Islam yang bisa dimulai sejak dini.

Dengan adanya lembaga TPQ pada urgensinya juga membantu orang tua dan sekolah dalam berperan sebagai lembaga pendidik di masyarakat yang membantu tumbuh kembang anak dari sisi spiritual keagamaan dan Al Qur’an yang menjadikan setiap anak memiliki budi pekerti luhur (akhlakulkarimah) dan mencintai al-Qur’an sebagai orientasi pada negri akhirat.

Dalam landasan Yuridis, sejak tahun 2006, Pembinaan Taman Pendidikan Kanak-kanak Al-Qur’an (TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), dan Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA) telah beralih dari Direktorat Penamas Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji ke Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, artinya salah satu peran pemerintah dalam membina kelembagaan pendidikan Islam karna telah berkiprah besar terhadap masyarakat maka dibuat regulasi kelembagaan, pemenuhan kapasitas dan fasilitas lembaga serta adanya bentuk perhatian besar terhadap pendidikan Al-Qur’an yaitu pada Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 128 dan 44 A tahun 1982 tentang “Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari [3].

Dengan pemaparan luasnya fungsi lembaga TPQ di masyarakat serta adanya landasan yuridis bahwasannya dalam rangka usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka diperlukan penerapan manajemen lembaga dan menganalisis kendala dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’an di lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an. .

Dengan paparan singkat yang telah disebutkan, urgensi atau manfaat dari penelitian yang akan di teliti oleh peneliti adalah untuk mengurai dan menyingkap lebih dalam mengenai analisis manajemen lembaga TPQ serta kendalanya dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an yang ada di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, karena di dalam penelitian ini lebih menekankan kepada makna, gambaran, keadaan dan proses daripada hasil dari suatu aktivitas. Sehingga data yang diperoleh penulis dapat dideskripsikan secara rasional dan obyektif sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakterisitik objek dana subjek yang diteliti secara tepat [4].

Secara sederhana penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka, dapat berupa kalimat, pernyataan, dokumen, serta data lain yang berisfat kualitatif untuk dianalisis secara kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bersifat memberikan penjelasan-penjelasan dan bagian-bagian yang berdasarkan kondisi tinjauan penelitian. Penelitian ini menggunakan konsep naturalistik yaitu apa yang terjadi di tempat penelitian menjadi ukuran data yang paling bisa diterima [5].

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pengelolaan serta untuk menganalisis kendala manajemen pengelolaan lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’an. Mengapa perlu dilakukannya manajemen pengelolaan lembaga dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’an di lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah karena lembaga ini termasuk lembaga non formal yang baru beberapa tahun berdiri, tetapi sudah mendapatkan perhatian besar dari masyarakat. Data yang ditemukan di lapangan kemudian dilakukaan analisis.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Setelah diuraikan gambaran umum tentang TPQ Ar Rahmah Wal Barokah Surabaya, selanjutnya akan disajikan mengenai data hasil penelitian dan analisis tentang manajemen lembaga TPQ serta kendalanya di dalam meningkatkan Pendidikan al-Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya.

Maka pada bab ini akan dipaparkan data-data yang diperoleh dari temuan peneliti yang dihasilkan secara berurutan meliputi:

1. Manajemen Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya

a. Unsur-unsur Manajemen

Manusia sebagai pelaku manajemen dimana yang diatur oleh manusia adalah semua aktivitas yang ditimbulkan dalam proses manajemen. Untuk mencapai manajemen lembaga, seorang manajer atau pengelola TPQ membutuhkan unsur-unsur manajemen yang disebut “the six M in Managemen”yaitu man, money, material, machine, methods dan market [6]. Setiap unsur-unsur tersebut memiliki peranan dalam menjalankan manajemen lembaga. Adapun unsur-unsur manajemen TPQ Ar Rahmah wal Barokah yang peneliti temui antara lain:

1) Man (Sumber Daya Manusia)

Man merupakan unsur manusia atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di TPQ yakni tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mulai dari Kepala Sekolah, Guru, staf Operator, staf Tata usaha dan lainnya direncanakan dengan matang mulai dari kualifikasi, kriteria, rekrutmen, penempatan dan pembagian tugas, pengembangan wawasan, kemampuan, keterampilan dan karir hingga pemberian penghargaan dan sanksi.

Berikut tenaga pendidik TPQ Ar-Rahmah wal Barokah Surabaya:

No. Nama Guru Jabatan Kompetensi
1. Muhammad Wildan, S.Pd Kepala TPQ Munaqisy/Penguji- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag- Bersertifikat Ummi
2. Muhammad Syafi’i Wakil Kepala TPQ/ Guru Tingkat Lanjutan Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
3. Totok Yudianto, SE Bendahara/ Guru Tingkat Akhir Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
4. Eka Nur Qomariyah, S.Tr.Kom Sekertaris Operator Sekolah
5. Siti Mujayanah, SE Wali Kelas/ Guru Tingkat Lanjutan Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
6. Alifah Hiqmayanti Guru Tingkat Lanjutan Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
7. Rizal Bisma Aminullah Guru Tingkat Dasar Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
8. Zeni Rusmawati, S.TP Guru Tingkat Dasar Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
9. Ika Nurdiana Guru Tingkat Dasar Guru Qur’an- Bersertifikat Guru Qur’an dari Depag
10. Diana Decia Wahyuningsih Guru Tingkat Akhir Guru Qur’an
Table 1.Daftar Guru

2) Money (Dana/Keuangan)

Money berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut masalah keuangan di TPQ. Uang memang bukanlah yang utama tapi tanpa uang kegiatan TPQ akan sulit berjalan karena seluruh biaya operasional di TPQ membutuhkan uang atau dana, diantara kebutuhan TPQ Ar Rahmah wal Barokah untuk pembiayaan operasional kegiatan antara lain:

  1. Biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) seperti, kertas, kapur/spidol, buku absensi, buku catatan surat menyurat dan arsip dan lain-lain.
  2. Biaya untuk pengadaan sarana prasarana pendidikan, mulai dari : papan tulis, meja, alat peraga dan lain-lain.
  3. Biaya untuk honorarium Guru, staf dan lain-lain.

Oleh karenanya, menyangkut masalah dana atau keuangan ini, hal-hal yang dilakukan TPQ Ar-Rahmah wal Barokah adalah :

  1. Menyusun Rencana Anggaran bulanan dan tahunan yang didalamnya berisi tentang perkiraan pendapatan dan pengeluaran yang dibutuhkan oleh sekolah selama sebulan dan tahunan.
  2. Menginventarisir, mengelola dan mengembangkan sumber-sumber dana yang ada seperti : SPP/Infak bulanan santri, donatur, dan usaha lain yang halal dan tidak mengikat.

3) Machines (Perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja apabila diperlukan)

Pada umumnya yang dimaksud dengan machines adalah peralatan atau mesin yang digunakan untuk mengolah dan memproduksi sesuatu, akan tetapi untuk lingkungan TPQ, machines ini dapat diartikan sebagai perangkat yang mendukung terselenggaranya kegiatan pendidikan karena output atau keluaran dari bidang jasa pendidikan ini bukan produk berupa barang atau benda mati.

Masuk dalam kelompok machines ini adalah semua perangkat fisik yang menyangkut bidang manajemen pendidikan baik yang digunakan secara langsung di kelas maupun yang berada di kantor TPQ Ar Rahmah wal Barokah antara lain : peralatan komputer, printer, meja, lemari arsip, papan tulis, proyektor, alat peraga dll.

4) Methods (Metode/Cara)

Merupakan cara atau metode yang digunakan dalam rangka merancang, mengolah maupun mengevaluasi suatu kegiatan, termasuk pula kedalam kelompok ini adalah perangkat tata aturan dan prosedur yang diterapkan.

Hal-hal yang dipersiapkan TPQ Ar Rahmah wal Barokah antara lain :

  1. Bidang perkantoran : sistem dan prosedur surat menyurat dan pengarsipan, sistem pengadaan, inventarisasi, mutasi dan penghapusan barang, sistem dan prosedur rekrutmen SDM, sistem dan prosedur pengelolaan Keuangan Sekolah dan lain-lain.
  2. Bidang Pendidikan : sistem dan metode penerimaan santri baru, sistem dan metode pembelajaran, pengaturan/penjadwalan dan pengajaran, prosedur perencanaan pengajaran melalui Satuan Kegiatan Harian (SKH), Satuan Kegiatan Bulanan (SKB), petunjuk pelaksanaan kegiatan Ekstrakulikuler dan lain-lain.

5) Materials (Sarana/Prasarana)

Materials diterjemahkan sebagai seluruh komponen atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, namun untuk di lingkungan TPQ diterjemakan sebagai sarana atau prasarana pendidikan yang mendukung proses terselenggaranya pendidikan.

Materials TPQ Ar Rahmah wal Barokah adalah :

  1. Barang-barang atau perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan perkantoran, seperti Alat Tulis Kantor dan lain-lain
  2. Barang-barang atau perlengkapan yang digunakan untuk terselenggaranya proses belajar mengajar seperti : spidol, penghapus papan tulis, meja mengaji, buku absensi, buku prestasi santri, buku kurikulum, manjemen, supevisi, alat bantu peraga pendidikan dana lain-lain.

Secara umum yang dimaksud dengan market adalah pangsa pasar atau potensi objek yang menjadi sasaran sekolah. Market sangat erat kaitannya dengan bidang informasi dan komunikasi. Hubungan antara masyarakat dan sekolah adalah : masyarakat membutuhkan informasi tentang sekolah dan sekolah membutuhkan komunikasi untuk menginformasikan mengenai sekolahnya kepada masyarakat.

b. Fungsi Manajemen

Ada lima fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengontrol. Sejauh ini fungsi-fungsi manajemen belum ada kesepakatan antara praktisi maupun para teoritis. Sehingga menimbulkan berbagai pendapat dari banyak penulis seperti Dr. SP. Siagan, MPA: Planning, Organizing, Motivating,Controling(POMC), George R. Terry: Planning, Organizing, Actuating,Controling(POAC), Jame F. Stoner, Planning, Organizing, Leading,Controling(POLC) [7].

Untuk mencapai manajemen lembaga selanjutnya, pengelola TPQ membutuhkan fungsi manajemen diatas dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’annya. Proses pelaksanaan manajemen TPQ Ar Rahmah wal Barokah adalah melakukan serangkaian kegiatan yang terbagi dalam empat fungsi manajemen pada umummya :

1) Perencanaan Lembaga TPQ

a) Penetapan tujuan pendidikan sejalan dengan Visi dan Misi Lembaga

Tujuan merupakan arah yang harus dicapai. Maka agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuann itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan adanya sasaran yang jelas, maka ada target yang harus dicapai. Target itulah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya [8].

Adapun tujuan pendidikan di TPQ Ar Rahmah wal Barokah sebagaimana yang disampaikan oleh kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah, Muhammad Wildan,(wawancara, 13 Januari 2022), merupakan tujuan yang kami ambil dari visi dan misi lembaga salah satunya yang menjadi daya tarik di lembaga kami yakni menyiapkan santri-santri yang memiliki bekal keilmuan al-Qur’an baik dari sisi baca-tulis dan menghafal al Qur’an serta dasar-dasar agama yang mereka dapat untuk siap dan dapat bersaing untuk masuk ke pondok pesantren diusia remaja tidak hanya itu juga kita membantu orang tua di dalam mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak yang sholeh yang mereka mengamalkan al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti berdoa, berdzikir dari bangun tidur, makan, mengenakan pakaian, menaiki kendaraan, masuk kamar mandi serta diajarkan cara bermuamalah kepada guru, orang tua begitu pula diajar tentang nilai-nilai ketauhidan dan cara ibadah yang berkualitas .

Dan adapun tujuan pendidikan menurut depag secara tidak langsung sama dengan pendidikan formal yang ada taman pendidikan al-Qur’an yang memiliki tujuan antara lain:

  1. Memberikan pedoman dasar bagi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bisa diterima ditempat umum.
  2. Memberikan penjelasan dasar teknis membaca al-Qur’an sebagai penunjang mata pelajaran Agama Islam di sekolahan formal.
  3. Merangsang sekolah umum dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dibidang keagamaan seperti telah disebutkan dalam peraturan pemerintah menteri agama RI. Nomor : 03 Tahun 1983, bahwa dasar pendidikan adalah UUD 1945
  4. Dan memberi kontribusi kepada siswa taman pendidikan al-Qur’an untuk menimba ilmu untuk bisa mengembangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan agama.
  5. Memberikan sarana pelatihan dan pendalaman agama bagi siswa agar dapat mendialogkan materi pelajaran Agama Islam, yang pernah mereka peroleh dengan situasi diri dan lingkungannya, sehingga agama kemudian bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, selain itu merekapun diharapkan mampu menentukan sikap dan arah yang harus diambilnya dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Memberi bekal kemampuan kepada warga belajar untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim yang beriman dan bertakwa, percaya diri dan berakhlak mulia [9].

b) Mengembangkan adanya kurikulum yang khas yaitu kurikulum 4T di TPQ Ar Rahmah wal Barokah

Setelah tujuan dari penyelenggaraan pendidikan harus sejalan dengan visi dan misi lembaga TPQ dan tentu harus memiliki daya tarik tersendiri sehingga masyarakat melihat lembaga ini memiliki kurikulum yang khas atau berbeda dari lembaga TPQ lainnya.

Adapun Musthofa menjelaskan, Pedoman Kurikulum Taman Kanak-Kanak al-Qur’an (TKA/TKQ) dan Taman pendidikan al-Qur’an (TPA/TPQ), kurikulum TKQ (untuk anak usia 4-7 tahun) memuat tujuh materi pokok, yaitu dasar pembelajaran al-Qur’an, hafalan bacaan sholat, hafalan surah pendek, latihan dan praktek sholat, doa dan adab harian, tahsinul kitabah, dan pengenalan dasar Dinul Islam. Selain itu, lembaga TPQ juga diperkenankan menambah muatan lokal sesuai dengan kebutuhan seperti senam santri, nasyid, dan lain-lain [10].

Sementara kurikulum TPQ (untuk usia 7-12 tahun) mencakup ilmu tajwid, ayat pilihan, hafalan bacaan sholat, hafalan surah pendek, latihan ibadah, doa dan adab harian, tahsinul iadah, dan pengenalan dasar dinul Islam.

Berbeda dengan halnya di TPQ Ar Rahmah wal Barokah, Kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah Muhammad Wildan,(wawancara, 13 Januari 2022), menuturkan TPQ kita harus punya daya beda dibanding TPQ lain. TPQ kita harus punya menu spesial yang tidak ada di TPQ lain. Menu inilah yang akan membuat menu TPQ dikenal dengan mudah. Dengan kata lain, TPQ ini akan dilabeli oleh masyarakat karena menu istimewa tersebut. Maka kami membuat kurikulum 4T yakni Tahsin (membaca al Qur’an dengan benar), Tahfidz(menghafal al Qur’an, Hadits, Doa dan Dzikir sehari-hari), Tafhim(memahami agama Islam, ibadah dan akhlak), Taktib(menulis arab dengan baik). (observasi, 13 januari 2022)

Dalam pelaksanaan kurikulum 4T tersebut didukung dengan struktur kurikulum yang jelas di setiap tingkat, baik dasar, lanjutan dan akhir yang ada di TPQ, tujuannya memudahkan dalam proses pembelajaran santri dan pencapaian target di tiap tingkat.

Dalam struktur kartu rencana mengaji TKQ/TPQ ini santri dihimbau untuk dapat menyelesaikan mata pelajaran yang ada, yang nantinya tiap-tiap mata pelajaran akan dikemas dalam bentuk jadwal pelajaran. Adapun mata pelajaran yang harus dikuasai oleh santri ada 3 mata pelajaran diantaranya :

  1. Tahsin jilid 1-4 : Indeks kelulusan yang pertama santri harus mampu membaca dengan makhrajul huruf yang baik dan benar dan masing-masing jilid memiliki target kelulusan dalam membaca.
  2. Tahfidz Surat Pendek: Indeks kelulusan yang kedua santri harus mampu hafal surat an Nas – al Ashr dengan baik dan benar.
  3. Tahfidz Bacaan Sholat: Indeks kelulusan yang kedua santri harus mampu hafal bacaan solat.

c) Membentuk tingkatan berdasarkan kloster dasar, lanjutan dan akhir

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal 24 ayat 2 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menyatakan bahwa Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKA/TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ), Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA), dan bentuk lainnya yang sejenis.

Adapun penentuan tingkatan di TPQ Ar Rahmah wal Barokah lebih terperinci dengan kloster pembagian yang juga disesuaikan oleh usia dan ada target yang diberlakukan, demikian data melalui observasi, 13 Januari 2022 diantaranya sebagai berikut:

a. Tingkat Dasar (ditempuh 2 Semester/ 1 Tahun)

Jenjang pada tingkat Dasar atau TKQ/TPQ (Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an/ Pendidikan Al-Qur’an) ini ditempuh dalam 1 Tahun yang terbagi atas 2 semester. Tiap semester ada pembagian rapot sisipan. Untuk TKQ/TPQ, pembelajaran minimal 5 kali dalam satu minggu, dan tiap pertemuan minimal 80 menit. TKQ ini diperuntukkan untuk anak usia TK (4-6 th) adapun TPQ untuk usia SD (7-12 th) dan jenjang TKQ/TPQ ini diperuntukkan bagi anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an.

b. Tingkat Lanjutan TKQL/TPQL (Lanjutan) ditempuh dalam 2 Semester/ 1 Tahun

Jenjang pada tingkat lanjutan atau TKQL/TPQL (Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an/ Pendidikan Al-Qur’an Lanjutan) ditempuh dalam 1 Tahun yang terbagi atas 2 semester. Tiap semester ada pembagian rapot sisipan. Untuk TKQL/TPQL (Lanjutan), pembelajaran minimal 3 kali dalam satu minggu, dan tiap pertemuan minimal 80 menit. TKQL ini diperuntukkan untuk anak usia (5-7 th) adapun TPQL untuk usia (8-13 th) dan jenjang TKQL/TPQL ini diperuntukkan bagi anak yang lulus Sertifikat Kelulusan Dasar.

c. Tingkat Akhir TQA (Ta’limul Qur’an Lil Aulad) ditempuh dalam 2 Semester/ 1 Tahun

Jenjang pada tingkat akhir atau TQA (Ta’limul Qur’an Lil Aulad) ditempuh dalam 1 Tahun yang terbagi atas 2 semester. Tiap semester ada pembagian rapot sisipan. Untuk TQA, pembelajaran minimal 5 kali dalam satu minggu, dan tiap pertemuan minimal 80 menit. TQA ini diperuntukkan bagi anak yang lulus Sertifikat Kelulusan Lanjutan.

d) Penentuan alokasi waktu dan roundown yang terstruktur

Umumnya lama belajar Lembaga TPQ setiap harinya adalah 60 menit yakni pukul 16.00 – 17.00 WIB dengan setiap kelas maksimal 30 orang santri. Adapun alokasi waktu dari 60 menit tersebut sebagai berikut : 15 menit pertama doa pembukaan, ikrar santri, mars TKA/TPQ, tepuk Islam dll. Kemudian 30 menit berikutnya untuk prifat mengajarkan cara membaca al Qur’an dan 15 menit terakhir untuk hafalan sholat, B-3 (bermain, bercerita dan bernyanyi) [11].

Adapun penentuan alokasi waktu di TPQ Ar Rahmah wal Barokah menurut Muhammad Wildan,(wawancara, 15 Januari 2022) dibuat tersetruktur yaitu terbagi dari beberapa mata pelajaran dengan alokasi waktu dan roundown pembelajaran yang terstruktur selama persemesternya serta adanya target pokok dan target penunjang dengan materi yang diajarkan dari buku pembelajarannya yang dikemas dalam Jurnal teknis pengajarannya yang akan dijelaskan secara rinci.

Waktu belajar untuk Tingkat Dasar dimungkinkan sore hari dan anak dikelompokkan sesuai usia yakni TKQ (4- 6 th) dan TPQ (7-12 th). Perbandingan guru dengan santri 1:10-15 ( 1 orang guru mengajar 10-15 santri). Maka alokasi waktu dan roundown itu dijelaskan sebagai berikut :

1. Waktu yang 80 menit untuk Tingkat Dasar diantara:

a) Roundown Materi Tahsin dan Tahfidz

  1. 05 Menit : Pembukaan (Salam, Do’a dan presensi (absensi).
  2. 20 Menit : Klassikal (Materi Tahfidz)
  3. 15 Menit: Peraga Jilid (Materi Tahsin)
  4. 35 Menit: Baca Simak Murni (Materi Tahsin)
  5. 05 Menit: Penutup (Drill, Nasihat, Do’a Majlis)

b) (Materi Tafhim dan Taktib)

  1. 05 Menit : Pembukaan (Salam, Do’a dan presensi (absensi).
  2. 20 Menit : Praktek Ibadah (Materi Tafhim)
  3. 35 Menit: Baca Simak (Materi Tafhim)
  4. 15 Menit: Menulis (Materi Taktib)
  5. 05 Menit: Penutup (Kesimpulan, Do’a Majlis)

Pembukaan biasanya dalam rangka mengkondisikan dimulainya kegiatan belajar mengajar seperti mempersiapkan santri agar siap belajar, Do’a belajar, absensi, menanyakan yang tidak masuk dll.

Klassikal yakni secara kelompok/bersama dimasing-masing halaqah/kelompok belajar yang dimana guru menalqinkan materi hafalan lalu santri mengikuti dengan bersama-sama berulang-ulang dengan memperhatikan makhrajul hurufnya serta kelancaran membacanya.

Peraga jilid yakni proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan alat peraga pada setiap jilid untuk memahamkan santri tentang pokok bahasan setiap jilid sehingga mudah dan lancar membaca halaman awal sampai akhir disetiap jilid.

Adapun Baca Simak yakni proses belajar dan mengajar yang dilakukan dengan cara santri diperintah oleh guru membaca materi buku pemahaman sesuai tema yang dibahas perparagraf secara bergiliran, satu membaca yang lain menyimak lalu kemudian guru menjelaskan dari materi yang telah dibaca oleh santri dengan mengevaluasi pemahaman mereka di setiap paragraf dengan pertanyaan dan jawaban.

2) Pengorganisasian Lembaga TPQ

Setelah tahap perencanaan lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an dilaksanakan, maka tahap berikutnya adalah pengorganisasian lembaga TPQ tersebut. Adapun fungsi pengorganisasian lembaga dimaksudkan adalah untuk menentukan pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap pengajar sesuai tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. Dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur dan komponen maka kegiatan pembelajaran, baik proses maupun kualitas dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Setelah menentukan tujuan, kurikulum, jenjang tingkat, target, buku materi yang digunakan dan alokasi waktu dan jadwal pelajaran, maka Kepala TPQ mengorganisasikan tugas dan pengajaran dengan penempatan para pengajar sesuai keahlian dan pengalaman dalam mengajar baik di jenjang usia atau tingkatan di TPQ. Berikut ini tugas dan fungsi dalam struktural TPQ Ar Rahmah wal Barokah (Arsip TPQ Ar Rahmah wal Barokah) :

No. Nama Guru Jabatan
1. Agus Setiyo Wibowo, ST Pembina Yayasan
2. Nur Herawati, SE,. S.Pd Pengawas Yayasan
3. Amri Kasim, SE,. MM Ketua Yayasan
4. Muhammad Wildan, S.Pd Kepala Sekolah
5. Muhammad Syafi’i Wakil Kepala Sekolah
6. Totok Yudianto, SE Bendahara/Guru Tingkat Akhir Putra
7. Eka Nur Qomariyah Sekertaris/Operator Sekolah
8. Siti Mujayanah, SE Wali Kelas/Guru Tingkat Lanjutan Putri
9. Alifah Hiqmayanti Guru Tingkat Lanjutan Putri
10. Rizal Bisma Aminullah Guru Tingkat Dasar Putra
11. Zeni Rusmawati, S.TP Guru Tingkat Dasar Putri
12. Ika Nurdiana Guru Tingkat Dasar Putra
13. Diana Decia Wahyuningsih Guru Tingkat Akhir Putri
Table 2.Struktural Pengelola , Pelaksana , Pengawas TPQ

3) Pelaksanaan Lembaga TPQ

Tahap berikutnya setelah tahap perencanaan dan pengorganisasian adalah pelaksanaan lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an. Pelaksanaan lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an dapat terlihat dari beberapa hal berikut ini:

a. Pembukaan penerimaan peserta didik baru tiap semester

Sebagaimana yang dipaparkan oleh PD Pontren [12] diantaranya, Pengumuman yang dibuat harus bersifat komunikatif dan memberikan kesan yang mendalam terhadap keberadaan TKA/TKQ & TPA/TPQ yang merupakan media sangat tepat untuk mendidik anak.

b. Briefing Pengajar

Kegiatan briefing pengajar merupakan salah satu aktivitas rapat singkat berupa pengarahan yang diberikan oleh kepala TPQ kepada seluruh pengajar untuk mensosiallisasikan kebijakan atau aturan yang ada sebelum mereka terjun mengajar.

Briefing adalah komunikasi yang paling efektif untuk saling menguatkan peran kerja, menguatkan komitmen bersama, dan meningkatkan etos untuk pencapaian kinerja terbaik”[13]. Selama ini kita mengenal istilah briefing hanya dalam dunia perkantoran, namun sebetulnya akan sangat baik jika kita juga menerapkannya dalam pengelolaan sekolah.

c. Proses pelaksanaan pembelajaran

Berdasarkan ketentuan proses pelaksanaan pembelajaran di TPQ dari Pontren.com sebuah situs website resmi milik Kementrian Agama Republik Indonesia menjelaskan bahwa, Setelah mendapatkan kesepakatan dari semua yang terkait, khususnya POS (persatuan orang tua santri), maka langkah langkah berikut yang harus diambil untuk mewujidkan kelancaran kegiatan belajar mengajar ( KBM ) pada TPA atau TKA secara efektif dan efisien.

Selanjutnya dalam hal Kenaikan Jilid (EBTA) oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk kepala sekolah karena dianggap mampu. Demikianlah informasi mengenai Proses Kegiatan KBM TPQ Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mengacu kepada buku Kemenag tahun terbitan 2013

Adapun Kegiatan pelaksanaan pembelajaran di TPQ Ar Rahmah wal Barokah dimulai pukul 15.40 WIB dan diawali dengan santri-santri TPQ Ar Rahmah wal Barokah berbaris bershaf di dalam masjid dan salah satu santri yang telah di jadwalkan menjadi pemimpin dzikir lalu memimpin dzikir secara klasikal, adapun materi klasikal ini tersusun dalam kurikulum diantara isi materi adalah murojaah (mengulang) hafalan bacaan sholat dari takbirotul ihram sampai salam lalu kemudian di sambung dengan dzikir setelah sholat dan kemudian disambung dengan dzikir sore. (wawancara bersama kepala TPQ Muhammad Wildan, 15 Januari 2022)

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan masuk ke halaqoh/kelas masing-masing yakni tepat dipukul 16.00 WIB. Salah seorang pengajar tingkat akhir yakni ustadz syafi’i (wawancara, 15 Januari 2022 menuturkan bahwa pembelajaran al Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah sangat berbeda dengan TPQ lainnya disekitar yakni adanya metodologi pengajaran yang menyenangkan dan efektif sehingga mampu membuat suasana kelas kondusif dan fokus sehingga tujuan pembelajaran di sesi al Qur’an dapat berjalan dengan efektif.

4) Pengawasan dari Pelaksanaan Lembaga TPQ

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan juga merupakan proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan .

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Dalam hal evaluasi dari pelaksanaan lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah terbagi menjadi 2 pengawasan yaitu:

a. Pengawasan Lembaga

Pengawasan adalah proses memonitor aktivitas untuk memastikan aktivitas-aktivitas tersebut diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan dan memperbaiki setiap deviasi yang signifikan. (Wawancara dengan Ustadz Amri Kasim selaku Ketua Yayasan Ar Rahmah wal Barokah 18 Maret 2022)

TPQ Ar Rahmah wal Barokah pun melakukan fungsi pengawasan ini dalam mengelola lembaganya dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an. Hal tersebut dapat terlihat dalam beberapa hal berikut ini:

1) Pembentukan grup-grup whatsapp untuk pengajar

Salah satu cara TPQ Ar-Rahmah wal Barokah untuk bisa mengontrol dan mengawasi proses pelaksanaan lembaga yang diselenggarakan adalah dengan membentuk grup-grup whatsappuntuk pengajar. Didalam grup ada ketua yayasan, kepala TPQ dan para pengajar dan ada juga grup khusus untuk wali santri yang didalamnya ada kepala TPQ, wali kelas dan para pengajar.

Dengan adanya grup whatsapp untuk para pengajar akan sangat memudahkan para pengajar untuk menyampaikan keluhan dan saran, serta informasi terkait pembelajaran kelas yang dilaksanakan. Baik itu terkait permasalahan peserta didik, materi yang diajarkan, masukan-masukan atau hal-hal yang lainnya. Dengan begitu Kepala TPQ bisa menilai kemudian mengambil keputusan atau kebijakan jika diperlukan. Keluhan-keluhan serta saran-saran tersebut dapat juga dijadikan bahan untuk rapat evaluasi nantinya.

Sedangkan grup-grup whatshappuntuk para wali santri TPQ Ar Rahmah wal Barokah setiap kelompok kelas tingkatan yakni agar memudahkan para wali santri untuk berkonsultasi langsung dengan wali kelas atau ustadz dan ustadzah terkait pembelajaran yang dilaksanakan. Jika ada hal-hal yang masih membingungkan atau kurang dipahami terkait informasi seputar pendidikan dan laporan hasil belajar harian, pekanan atau bulanan maka bisa langsung disampaikan melalui grup ini. Pengajar juga dapat memberikan tugas tambahan seperti murojaah hafalan al Qur’an atau materi lainnya untuk mengawasi aktivitas di rumah sehingga orang tua dapat bekerja sama dengan pihak Lembaga TPQ sehingga bersama-sama mencetak generasi muslim yang mencintai al Qur’an dan agamanya.

Melalui grup itu pula wali santri atau orang tua dapat menyam-paikan izin jika berhalangan hadir dalam pembelajaran. Ini akan memudahkan ustadz dan ustadzah dalam mengontrol santri-santrinya yang ada.

Wali kelas juga dapat dengan mudah untuk menyampaikan pengumuman atau informasi melalui grup kelas tiap tingkatan melalui grup ini. Baik itu berkaitan dengan waktu pembayaran SPP bulanan, , kegiatan tes kenaikan jilid, tasmi’, munaqosyah, rapot semesteran, liburan, dan kegiatan tahunan seperti ramadhan ceria, haflah, pentas anak sholeh dan yang lainnya.

2) Rapat evaluasi rutin pekanan, bulanan

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Amri Kasim, MM selaku Ketua Yayasan Ar Rahmah wal Barokah, bahwa rapat evaluasi dilaksanakan setiap bulan melalui laporan pencapaian masing-masing kelas kepada Kepala TPQ lalu di laporkan kepada Yayasan secara berkala.

Didalam rapat tersebut disampaikan pencapaian jilid pra al Qur’an atau Juz dan halaman atau ayat (tahsin), begitu juga dari sisi target hafalan (tahfidz) : al Qur’an, Hadits, bacaan sholat dan dzikir setelah sholat serta doa-doa harian sesuai target setiap tingkatan di TPQ Ar Rahmah wal Barokah. Begitu pula kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan dalam cetakan buku, kesalahan harokat, kata, redaksi, soal yang tidak sesuai dan semisalnya dan lain-lain.

Maka melalui informasi-informasi yang didapat dalam rapat evaluasi tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat kebijakan dan strategi ke depan guna mengembangkan lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an.

3) Pembinaan Tahsin al Qur’an untuk Guru secara berkala

Para guru meyakini bahwa untuk membentuk peserta didik yang mampu membaca al Qur’an dengan baik dan menghafal juz 30 harus dimulai dengan pembentukan kemampuasn bacaan dan hafalan al Qur’an guru itu sendiri. Untuk membentuk guru yang mempunyai kemampuan bacaan dan hafalan tersebut, Lembaga memiliki program pembinaan tahsin al Qur’an bagi semua guru TPQ secara berkala. Pada program tersebut guru diberikan layanan tahsin dan tahfidzserta muraja’ah al Qur’an serta mauidzulhasanah agar dapat menjadi seorang muslim yang memiliki kualitas bacaan dan hafalan al Qur’an serta bertambahnya iman. (wawancara ustadz Ahmad Syafi’i pengajar dan Wakil Kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah, 15 Maret 2022)

4) Tes Tashih Guru

Program tes ini dimaksudkan untuk memetakan standar kualitas bacaan al Qur’an guru atau calon guru al Qur’an, sekaligus untuk memastikan bacaan al Qur’an guru/ calon guru al Qur’an yang akan mengajarkan al Qur’an sudah baik dan tartil. Mereka yang telah lulus pembinaan tahsin akan diikutkan tes tashih agar berhak menerima sertiifkat guru al Qur’an.

5) Sertifikasi Guru

Program ini dilaksanakan selama 3 hari dalam rangka penyampaian metodelogi bagaimana mengajarkan al Qur’an dari anak belum mengetahui huruf hijaiyyah, sampai mampu membaca dengan tartil, di sertifikasi ini juga guru diajarkan cara mengatur dan mengelola pembelajarn al Qur’an. Bagi guru yang lulus dalam sertifikasi guru al Qur’an ini akan mendapatkan syahadah/ sertifikat sebagai pengajar al Qur’an.

b) Pengawasan Pelaksanaan Pembelajaran

a. Penilaian Harian

Penilaian harian yang ada di buku prestasi santri merupakan sebuah administrasi yang dibuat sebagai media komunikasi tidak langsung dalam rangka menyampaikan atau memberitahukan hal-hal penting yang menyangkut perkembangan santri harian di TPQ dan di rumah.

Setiap guru di TPQ Ar Rahmah wal Barokah agar daapat menyampaikan segala hal terkait santri kepada wali atau orang tuanya, terutama dalam hal perkembangan di kelompok halaqoh pada kegiatan pembelajaran sehari-hari, sehingga orang tua menjadi tahu bagaimana perkembangan anaknya ketika belajar. Buku prestasi ini juga menjadi alat pemantau kegiatan santri selama di rumah terutama pada aspek perkembangan afeksi dan ibadah harian siswa.

Buku prestasi sebagai penilaiaan harian santri ini disajikan dalam bentuk tabel yang memuat tentang keterangan : hari tanggal, penilaian, ibadah harian, tilawah al Qur’an, catatan dan tanda tangan orang tua dan catatan dari guru.

Kegiatan penilaian harian inidilakukan oleh guru terhadap santri setiap hari. Proses kegiatan ini dilakukan oleh guru dengan mengisi nilai di Buku Prestasi Santri yang dimiliki oleh santri.

Penilaian harian ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan anak tidak hanya dalam belajar al-Qur’an (Tahsin) akan tetapi juga materi tambahan (Tahfidz, Tafhim dan Taktib) agar anak lebih cepat berkembang baik di TPQ maupun di rumah.

Adapun model penilaian dan konversi nilai sebagai contoh berikut:

NILAI KONVERSI KESALAHAN KETERANGAN
90-100 A / A+ 0 Naik ke halaman berikutnya
85 B+ -1 Naik ke halaman berikutnya
80 B -2 Naik ke halaman berikutnya
75 B- -3 Naik, tapi diulangi dulu halaman tsb
70 C+ -4 Belum boleh dinaikkan/diulangi lagi
65 C -5 Belum boleh dinaikkan/diulangi lagi
60 C- -6 Belum boleh dinaikkan/diulangi lagi
<60 D -7 Belum boleh dinaikkan/diulangi lagi
Table 3.Model Penilaian Harian

b. Penilaian Kenaikan Jilid pada tiap tingkat

Yaitu penilaian yang dilakukan oleh munaqisy (penguji) untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelancaran dan kualitas santri setelah menyelesaikan buku jilidnya disetiap jenjang tingkat dari materi 4T (Tahsin, Tahfidz, Tafhim dan Taktib) kepada pengampunya. Ini dilakukan dalam rangka menjaga mutu dan kualitas santri TPQ baik dari sisi al Qur’an, hadits, akhlak, pengetahuan agama yaitu aqidah, fiqih, sirah juga sisi bahasa Arab.

c. Tahap Akhir (Tasmi’, munaqosyah, Kaderisasi)

1) Tasmi’

Adalah kegiatan santri dengan menyetor materi hafalan secara utuh didepan penguji. Tujuan Tasmi ini antara lain :

  1. Sebagai momen santri menguji hafalannya
  2. Sebagai upaya memperbagus bacaan hafalannya
  3. Sebagai legalitas untuk melanjutkan ke materi hafalan selanjutnya

Adapun pelaksanaan dari Tasmi ini adalah sebagai berikut :

  1. Ketika ada siswa yang sudah selesai setor hafalan tingkat dasar/lanjutan/akhir, guru pengampu menginfokan atau mendaftarkan kepada munaqisy (Penguji) untuk dilakukan munaqasyah.
  2. Munaqisy bermusyawarah dengan kepala sekolah TPQ untuk menentukan waktu dan tanggal munaqasyah.
  3. Orang tua diberi surat pemberitahuan, bahwa anaknya akan mengikuti program munaqasyah. Orang tua membantu dirumah dengan meminta ananda murojaah dan mengulang hafalan tingkat yang akan diujikan. Dalam surat tersebut, orang tua diminta hadir saat pelaksanaan munaqasyah.
  4. Santri diuji oleh pihak internal maupun eksternal yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
  5. Setelah lulus diuji, santri diberikan sertifikat sebagai tanda apresiasi dan penghargaan dari pihak TPQ. Sangat dianjurkan mengundang orang tua ke sekolah saat santri diberikan sertifikat.

2) Munaqasyah Tingkat

Adalah ujian yang diselenggarkan oleh pihak TPQ terhadap santri untuk mengetahui sejauh mana kualitas dan mutu santri. Ujian ini dilakukan ketika santri sudah menyelesaikan Tasmi sebanyak target yang ditentukan ditiap tingkat yaitu tingkat dasar/lanjutan/akhir. Ujian ini merupakan salah satu tahap yang sebaiknya dilalui oleh santri sebelum naik ke tingkat berikutnya, sehingga kualitas dan mutu dari setiap tingkat benar-benar bagus dan maksimal.

Pelaksanaan dari ujian ini adalah sebagai berikut :

  1. Ketika ada siswa yang sudah Tasmi’ hafalan tingkat dasar/lanjutan/akhir, guru pengampu menginfokan atau mendaftarkan kepada munaqisy (Penguji) untuk dilakukan munaqasyah.
  2. Munaqisy bermusyawarah dengan kepala sekolah TPQ untuk menentukan waktu dan tanggal munaqasyah.
  3. Orang tua diberi surat pemberitahuan, bahwa anaknya akan mengikuti program munaqasyah. Orang tua membantu dirumah dengan meminta ananda murojaah dan mengulang hafalan tingkat yang akan diujikan. Dalam surat tersebut, orang tua diminta hadir saat pelaksanaan munaqasyah.
  4. Santri diuji oleh pihak internal maupun eksternal yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
  5. Setelah lulus diuji, santri diberikan sertifikat sebagai tanda apresiasi dan penghargaan dari pihak TPQ. Sangat dianjurkan mengundang orang tua ke sekolah saat santri diberikan sertifikat.

3) Munaqasyah al-Qur’an

Ujian yang dilakukan untuk masuk ke jenjang khatam dan mengetahui tingkat penguasaan materi yang ditargetkan dalam kurikulum. Teknis dari ujian ini adalah sebagai berikut :

  1. Munaqisy meminta santri membacakan ayat-ayat tertentu dari juz 1 – 5 secara acak selama lebih kurang 5 menit dengan bacaan standart tartil, pada saat yang sama munaqisy menilai kemampuan bacaan peserta munaqosyah.
  2. Ketentuan munaqosyah :

1) Bidang tajwid dan fashohah

1 kesalahan berat seperti Tho’ dibaca Ta, harakat kasroh dibaca fathah dikurangi 2 (dua) poin. Adapun 1 kesalahan ringan seperti kurang dengung, waqof salah, kesalahan pengucapan sifatul huruf dikurangi 1 (satu) poin.

2) Bidang ghorib dan musykilat

1 kesalahan seperti tidak bisa mengucapkan bacaan ghorib dan musykilat dikurangi 1 (satu) poin. Setelah lulus diuji, santri diberikan sertifikat sebagai tanda apresiasi dan penghargaan dari pihak TPQ. Sangat dianjurkan mengundang orang tua ke TPQ saat santri diberikan sertifikat.

4) Khatam al Qur’an

Yaitu proses santri telah menyelesaikan bacaan al Qur’annya 30 juz dengan tartil yang di monitoring melalui hasil belajar yang tertulis di buku prestasi santri dengan menyetorkan bacaan santri dengan tartil kepada guru sampai 30 juz. Setelah santri dinyatakan khatam oleh guru santri berhak mendapatkan sertifikat khatam al Qur’an dari lembaga yang diketahui kepala TPQ dan ditashih oleh guru pengampu.

5) Wisuda

Wisuda menurut kamus Bahasa Indonesia terbaru, karangan Drs. Suharto dan Drs. Tata Isyanto yaitu : “Pelantikan atau Peresmian yang dilakukan dengan upacara khidmat” .

Untuk lebih memotivasi dan memberikan kegembiraan yang mendalam bagi santri, maka perlu dilakukan wisuda bagi para santri yang telah selesai dari proses belajar pada tingkat dasar, lanjutan, akhir lalu kemudian diujikan dan mendapatkan sertifikat Lulus tingkat dasar, lanjutan, akhir dan lulus munaqosyah al Qur’an diujikan dan mendapat sertifikat Lulus al Qur’an dan khatam al Qur’an. Wisuda mempunyai tujuan sebagai berikut :

  1. Wisuda dilaksanakan dalam rangka menjembatani para santri untuk dapat melanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu Pengkaderan.
  2. Pelaksanaan wisuda secara teknis diatur menjelang pelaksanaan dengan berpatokan pada petunjuk yang berlaku serta berdasarkan kepada ketetapan Panitia Pelaksanaan Wisuda.

6) Kaderisasi

Siklus kehidupan senantiasa berputar, begitupun dalam Lembaga Pendidikan Islam seperti TPQ dan lembaga lainnya. Kepengurusan Lembaga setiap tahun akan berganti menuju generasi selanjutnya. Untuk melanjutkan estafet kepengurusan dan juga pengajar yang kompeten maka di perlukan pembekalan agar kader selanjutnya mampu mengajar dan mendidik dengan baik serta menjaga nilai-nilai dasar lembaga dan mampu menjalankan lembaga lebih baik dari sebelumnya.

Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah kegiatan dimana kegiatan tersebut mampu menjadi tempat meningkatkan kapasitas kader agar mampu melanjutkan estafet kepengurusan.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan program berjenjang agar calon kader betul-betul memiliki mutu pendidikan al Qur’an dan Bahasa Arab yang baik ketika mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh selama belajar di TPQ. Diantara program kaderisasi sebagai berikut:

a. Majlis Tahsin Al-Qur’an

Ini adalah sebuah program untuk kembali membekali calon kader TPQ membaca Al Qur’an yang fasih dan benar sesuai makhorijul huruf dan tajwid. Kegiatan ini nantinya akan dibimbing oleh pembimbing yang berkompeten dibidang al Qur’an.

Calon kader akan menjalani tahsin selama 12 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan dua jam dan dilaksanakan seminggu sekali. Setelah itu, calon kader akan menjalani tashih untuk evaluasi bacaan. Jika sudah lancar maka dinyatakan lulus. Jika belum maka mengulang kembali. Namun mengulang ini tidak dari nol, hanya menambah tiga sampai empat pertemuan lagi.

Calon kader yang telah menyelesaikan target belajar dan dinyatakan lulus setelah tashih berhak mengikuti program Diklat Pengajar Al Qur’an selama 3 hari.

b. Kursus Bahasa Arab

Ini adalah sebuah program pilihan dari minat dan bakat santri yang ingin membekali dirinya kepada ilmu bahasa Arab untuk bisa membaca kitab para ulama, menterjemahkan kutaib-kutaib kecil dan bisa menjadi calon kader pengajar Bahasa Arab bagi adik-adik di TPQ-nya. Kegiatan kursus ini nantinya akan dibimbing oleh pembimbing yang berkompeten dibidang Bahasa Arab.

Calon kader akan menjalani kursus selama 12 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan dua jam dan dilaksanakan seminggu sekali dalam 4 semester. Setelah itu, calon kader akan menjalani Imtihan untuk evaluasi membaca, menulis, dan berbicara bahasa Arab. Jika sudah lancar maka dinyatakan lulus. Jika belum maka mengulang kembali. Namun mengulang ini tidak dari nol, hanya menambah tiga sampai empat pertemuan lagi.

Calon kader yang telah menyelesaikan target belajar dan dinyatakan lulus setelah Imtihan berhak mengikuti program Diklat Pengajar Bahasa Arab selama 3 hari.

Meningkatkan Pendidikan Al-Qur’an

Dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’an, ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan diantranya:

a. Target

Menurut Basori Alwi Mutadho (2005: 8) Untuk mencapai tujuan ini, TPQ merumuskan target-target operasional. Dalam waktu kurang lebih satu tahun, diharapkan setiap anak didik (santri) akan memiliki kemampuan [14] :

  1. Membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
  2. Melakukan shalat dengan baik dan benar
  3. Hafal beberapa surat pendek, ayat-ayat pilihan dan doa al-Qur’an sehari-hari
  4. Menulis huruf al-Qur’an

Kemampuan membaca al-Qur’an dengan benar merupakan target pokok yang harus dicapai oleh setiap santri. Oleh karena itu kemampuan membaca al-Qur’an dijadikan materi utama, sedangkan materi yang lain sebagai materi penunjang. Sesuai dengan tujuan dan target, maka materi pelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu materi pokok belajar al-Qur’an dengan menggunakan buku Iqro’/Qiroati dan materi penunjang disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada (yang telah disusun) . kurikulum ini dapat disusun oleh masing-masing TPQ disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Adapun Target kelulusan di TPQ Ar Rahmah wal Barokah dibentuk dengan beberapa target sesuai tingkatan kloster dasar, lanjutan dan akhir sebagai berikut: (observasi, 15 Maret 2022)

1) Target Tingkat Dasar (TKQ/TPQ)

Target ini terbagi menjadi 2 target pembelajaran yaitu :

  1. Target Pokok : yang harus dicapai dan menjadi standar kelulusan
  2. Target Penunjang: yang diharapkan bisa dicapai walaupun tidak menjadi standar minimal kelulusan

Adapun Target Pokok selama 2 semester/tahun yaitu:

Santri mampu :

  1. Membaca jilid 1 – 4 sesuai kaidah dan makhrajul huruf yang baik dan benar.
  2. Hafal surat an Nas – al Ashr dengan baik dan benar.
  3. Hafal bacaan sholat dari takbirotul ihram sampai salam.

Adapun Target Penunjangnya yaitu :

Santri mampu :

  1. Hafal 13 doa-doa sehari- hari.
  2. Hafal 24 hadits pilihan.
  3. Memahami aqidah dan ibadah yang benar.
  4. Menulis (menebalkan) tulisan Arab.

2) Target Tingkat Lanjutan (TKQL/TPQL)

Adapun Target Pokok selama 2 semester/tahun yaitu:

Santri mampu :

  1. Membaca jilid 5 – 6 sesuai kaidah dan makhrajul huruf yang baik dan benar.
  2. Hafal surat at Takatsur – al Lail dengan baik dan benar.
  3. Hafal 13 doa sehari-hari
  4. Hafal dzikir setelah sholat.

Adapun Target Penunjangnya yaitu :

Santri mampu :

  1. Hafal 24 hadits pilihan.
  2. Hafal Ayat-ayat pilihan.
  3. Memahami aqidah dan ibadah yang benar.
  4. Menulis (menebalkan) tulisan Arab.

3) Target Tingkat Akhir TQA (Ta’limul Qur’an Lil Aulad)

Adapun Target Pokok selama 2 semester/tahun yaitu:

Santri mampu :

  1. Membaca al Qur’an dengan kaidah dan tajwid yang baik dan benar.
  2. Hafal surat surat asy Syams – an Naba’ dengan baik dan benar.
  3. Hafal 13 doa sehari-hari
  4. Hafal dzikir setelah sholat.

Adapun Target Penunjangnya yaitu :

Santri mampu :

  1. Hafal 24 hadits pilihan.
  2. Hafal Ayat-ayat pilihan.
  3. Memahami aqidah dan ibadah yang benar.
  4. Menulis (menebalkan) tulisan Arab.

b. Sistem

Pendekatan sistem banyak digunakan oleh berbagai pihak, termasuk lembaga-lembaga pendidikan dalam usahanya menganalisa serta menata berbagai gejala demi lancarnya suatu proses dan peningkatan hasil. Sistem adalah keseluruhan, yang saling bertahan dan saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan [15].

Sistem yang dimiliki TPQ Ar Rahmah wal Barokah adalah sistem yang dikembangkan secara mandiri seperti mendesain kurikulum bahan ajar secara mandiri, Mendesain buku materi ajar secara mandiri. Mendesain buku materi ini dilakukan di tiap tingkat bagi setiap kloster pada tingkatan di TPQ untuk mengantarkan santriwan dan santriwati dalam menyelesaikan standar kelulusan di lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah. Akhirnya diputuskanlah untuk menyusun buku materi secara mandiri yang merupakan bagian dari kurikulum yang menjadi ciri khas TPQ Ar Rahmah wal Barokah yaitu kurikulum 4T. Penyusunan kurikulum baru ini telah selesai sejak tahun 2018 dan kemudian diemplementasikan sambil di evaluasi isinya tentunya dengan melibatkan para pengajar. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang mana TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam proses pembelajarannya menggunakan metode Iqro’ dan belum ada kurikulum menghafal serta pemahaman agama Islam.

Salah seorang pengajar di tingkat akhir di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Ustadz Totok Yudianto, SE beliau juga merangkap menjadi staf bendahara TPQ (wawancara, 15 Maret 2022) membenarkan bahwasannya bahan ajar yang ada di TPQ Ar Rahmah wal Barokah merupakan bahan ajar yang dirancang dan didesain oleh kepala TPQ yang lama dengan melibatkan tim pengajar di TPQ Ar Rahmah wal Barokah itu sendiri. Bahan ajar ini merujuk dari beberapa buku pembelajaran semisal buku jilid dan peraga metode Ummi, tilawati, Dirosah, dan lainnya lalu untuk menghafal merujuk kepada kitab arbain an nawawi, utsulus stalatsah, al adzkar al imam an nawawi, dzikir pagi dan petang ustadz Yazid dan pemahaman yang juga merujuk kepada buku-buku ilmiah lainnya baik seputar fiqih, aqidah dan akhlak, namun penyusunan tersebut disesuaikan dengan tujuan pendidikan di TPQ Ar Rahmah wal Barokah yang mengacu kepada visi dan misi lembaga yaitu mengantarkan santri-santri memiliki bekal keilmuan dasar baik al Qur’an dan keislaman agar menjadi anak-aak yang sholeh dan sholehah yang juga dapat menjadi bekal untuk masuk di pondok pesantren serta dapat bersaing.

3. Kendala Manajemen Lembaga TPQ

Teori kendala atau theory of constraints (TOC) merupakan filosofi manajemen yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal tahun1980 dan dikenalkan dalam bukunya, The Goal. Theory Of Constrain menyatakan bahwa kinerja perusahaan (sistem) dibatasi hambatan (constraints). Teori ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus menerus suatu perusahaan (continous improvement). The theory of constrain (TOC) merupakan teknik strategik bertujuan untuk membantu perusahaan secara efektif meningkatkan faktor keberhasilan dengan mengelola hambatan atau kendala untuk mendukung tujuan dari perbaikan terus menerus [16].

Pembahasan

Adapun diantara kendala yang dapat penulis temukan lewat wawancara langsung dari guru pengajar di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya, sebagai berikut:

a. Kebijakan Menteri Pendidikan memberlakukan 5 hari sekolah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa kebijakan tentang 5 hari yang diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 bertujuan untuk menguatkan karakter peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuker.

Dalam Implementasi Manajemen Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an diantara kendala yang peneliti temukan adalah kebijakan Menteri Pendidikan memberlakukan 5 hari sekolah, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya

“Dengan kebijakan dari Menteri pendidikan yang kabarnya berasal dari Muhammadiyah atau minimal dekat dengan ormas Islam ini berakibat dengan anak didik menjadi pulang lebih lama. Akibatnya Lembaga pendidikan Islam seperti TPQ Sore atau malam kehabisan waktu untuk mendapatkan ruang melaksanakan kegiatan pembentengan tunas bangsa sejak dini. bisa jadi banyak TPQ akan kukut (gulung tikar) karena kebijakan ini. Hanya sedikit dari TPQ yang bertahan karena alokasi waktu ba’da magrib. Akan tetapi hanya berapa gelintir?” (wawancara Muhammad Wildan,Kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah, 18 Maret 2022)

Menurut pengamatan penulis kendala kebijakan Menteri Pendidikan memberlakukan 5 hari sekolah harus ditangani dengan memaksimalkan pembelajaran di TPQ dengan intensif di waktu maghrib untuk santri yang pulang sekolah sampai pukul 4 sore. Sehingga ada waktu istirahat bagi mereka selepas pulang sekolah agar tidak mempengaruhi semangat belajar dan kemampuannya dalam berfikir berat apalagi baru menginjak diusia sekolah dasar.

b. Kurangnya dana dalam operasional

Dalam implementasi manajemen Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an diantara kendala yang peneliti temukan adalah Kurangnya dana dalam operasional, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya

“Kendala kurangnya dana dalam operasional di TPQ Ar Rahmah wal Barokah karna sumber pemasukan hanya bergantung dari SPP hal ini juga terjadi karna Yayasan tidak mampu memberi pemasukan bagi pengeluaran operasional TPQ seperti gaji guru, sedangkan sudah seharusnya sebuah lembaga Yayasan yang menaungi unit lembaga dibawahnya menjadi keharusan untuk di cover seluruh operasionalnya baik itu gaji, sarana dan prasarana dan program kegiatan bulanan atau tahunan tentunya jika hal ini terus terjadi maka kemungkinan masanya dimana ekonomi santri menurun TPQ tidak mampu lagi menyelenggarakan proses pendidikan dikarenakan bergantung dengan SPP bulanan dan biaya paket buku serta pendaftaran.”

Kurangnya dana dalam operasional di TPQ perlu di siasati oleh pengelola untuk melakukan kenaikan SPP di tahun ajaran baru bagi peserta didik baru yang mendaftar, bisa dibuatkan pilihan pembayaran sesuai kemampuan orang tua misalnya yang sebelumnya Rp 30.000 untuk SPP bulanan menjadi Rp 75.000 untuk pilihan 1, Rp 100.000 untuk pilihan 2 dan Rp 150.000 untuk pilihan 3 tentu ditunjang dengan kualitas output lulusan dari TPQ. Adapun untuk kegiatan tahunan seperti pondok Ramadhan, haflah atau perlombaan agustus dll bisa disiasati dengan open donasi dengan anggaran dan laporan yang jelas dan terbuka agar wali santri atau masyarakat dapat ikut berpartisipasi dan bergotong royong dalam kebaikan dan kemajuan TPQ. Dan pengelola mengembangkan amal usaha yang ada seperti usaha buku dan seragam ke produk usaha makanan atau pakaian muslim.

c. SDM Guru Pengajar al Qur’an yang keluar masuk

Dalam implementasi manajemen Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an diantara kendala yang peneliti temukan adalah adanya kondisi guru yang keluar masuk dalam setiap awal tahun pembelajaran, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadzah Siti Mujayanah selaku Wali Kelas TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya, 18 Maret 2022.

“Keluar masuknya guru menjadi kendala yang kami hadapi, hal ini memengaruhi proses pembelajaran al Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya, guru baru tentu harus beradaptasi dalam proses pendidikan dan membutuhkan waktu untuk menjadi guru al Qur’an yang handal dan mahir.”

Menurut pengamatan penulis kendala keluar masuknya guru harus ditangani oleh lembaga dengan melihat akar masalah yang terjadi, masalah tersebut dapat disebabkan oleh faktor suasana kerja yang kurang kondusif, faktor kesejahteraan yang kurang dan faktor lainnya bisa datang dari guru itu sendiri misalnya, panggilan jiwa untuk mengajar yang kurang. Maka pengelola harus mencari jalan keluar mungkin dengan membuat kontrak mengajar sebelum di tetapkan menjadi guru tetap di lembaga dengan mengeluarkan SK sehingga jika dikemudian hari ada pengunduran diri namun kontrak belum habis akan diberi sanksi tegas.

d. Les Sekolah/privat

Dalam implementasi manajemen Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an diantara kendala lainnya yang peneliti temukan adalah munculnya les sekolah/privat, hal ini karena orang tua melihat prestasi pelajaran disekolah sangat penting untuk masa depannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadzah Alifah selaku pengajar TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya, 18 Maret 2022.

“Les mata pelajaran dan privat saat ini laris, kadang sampai ratusan ribu biaya perbulannya sanggup dikeluarkan demi meraih prestasi duniawi tentunya membawa dampak negatif terhadap lembaga pendidikan islam yang bersifat ukhrowi menjadi ditinggalkan karena lebih memberatkan kepada kepada les mata pelajaran.”

Menurut pengamatan penulis kendala munculnya les sekolah atau privat ini dapat disiasati dengan lembaga membuat parenting kepada orang tua santri dalam rangka memberikan edukasi pentingnya pendidikan agama Islam terutama al Qur’an sebagai benteng anak pada zaman ini agar selamat dari kerusakan dan kenakalan remaja sehingga terjauhkan dari siksa api neraka dan dimasukkan ke Surga-Nya Allah yang lebih baik dan lebih kekal.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian manajemen lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al-Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah dapat dikatakan baik hal ini dapat dilihat dari :

  1. Analisis indikator manajemen lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah yang sudah dikelola yang terdiri dari: a. Unsur-unsur manajemen lembaga, meliputi: 1) Man (SDM); 2) Money (dana); 3) Machines (mesin); 4) Methods (metode); 5) Materials (sarpras); 6) Market (pemasaran); b. Fungsi manajemen lembaga, meliputi: 1) Perencanaan; 2) Pengorganisasian; 3) Pelaksanaan; 4) Pengawasan
  2. Kendala Manajemen Lembaga TPQ dalam meningkatkan pendidikan al Qur’an di TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya antara lain: : (a) Fungsi pengorganisasian belum sepenuhnya diterapkan; (b) Standar kelulusan santri hanya dapat diukur oleh munaqisy lembaga yaitu kepala dan internal lembaga tersebut.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak Lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah Surabaya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan penelitian di lembaga tersebut. Peran kepala dan para staf pengajar sangat mendukung penelitian kami sampai selesai, semoga kedepannya lembaga TPQ Ar Rahmah wal Barokah dapat terus berkiprah membawa kemanfaatan kepada ummat dan kaum muslimin.

REFERENSI

[1] Siagan Herbangan, Manajemen :SuatuPengantar. Semarang: Satya Wacana, 1993.

[2]Chumaidi, dkk, 2011:5

[3]Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren : V

[4] Iwan Hermawan, 2019: 37

[5] Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan,Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2016.

[6]George R Terry & Leslie W Rue, Dasar-dasarManajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992.

[7] Reni Maralis & Aris Triyono, ManajemenResiko. Yogyakarta: Deep Publish, 2019.

[8]Nurlaila, 2018: 96

[9]RI, Depag, 2004. Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Proyek EMIS

[10]Dirjen PD Pontren Kemenag RI tahun 2013

[11] Kayyis, Moch, Jurnal Qalamuna, Vol. 10 No. 2, Juli - Desember 2018

[12] diakses 9 november 2021

[13] Bernadeta, Dasar-Dasar Manajemen: Pengertian Evaluasi, Fungsi fan Tujuan Evaluasi dan Model Evaluasi Bandung: Alfabeta, 2014.

[14] Alwi Murtdho, Basori, Pokok-pokokIlmu Tajwid, Malang: CV. Rahmatika, 2005.

[15] Hamalik, Oemar, Pengajaran Unit PendekatanSistem, Yogyakarta: Mandar Maju, 1985.

[16] Blocher , Stout, and Cokin. Cost Management; a Strategic Emphasis. New York: McGraw-Hill Companies Inc. 2010

References

  1. Siagan Herbangan, Manajemen : Suatu Pengantar. Semarang: Satya Wacana, 1993.
  2. Chumaidi, dkk, 2011:5
  3. Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren : V
  4. Iwan Hermawan, 2019: 37
  5. Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2016.
  6. George R Terry & Leslie W Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992.
  7. Reni Maralis & Aris Triyono, Manajemen Resiko. Yogyakarta: Deep Publish, 2019.
  8. Nurlaila, 2018: 96
  9. RI, Depag, 2004. Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Proyek EMIS
  10. Dirjen PD Pontren Kemenag RI tahun 2013
  11. Kayyis, Moch, Jurnal Qalamuna, Vol. 10 No. 2, Juli - Desember 2018
  12. Panduan Pengumuman Pembukaan Penerimaan Calon santri TKA/TKQ dan TPA TPQ - pontren.com diakses 9 november 2021
  13. Bernadeta, Dasar-Dasar Manajemen: Pengertian Evaluasi, Fungsi fan Tujuan Evaluasi dan Model Evaluasi Bandung: Alfabeta, 2014.
  14. Alwi Murtdho, Basori, Pokok-pokok Ilmu Tajwid, Malang: CV. Rahmatika, 2005.
  15. Hamalik, Oemar, Pengajaran Unit Pendekatan Sistem, Yogyakarta: Mandar Maju, 1985.
  16. Blocher , Stout, and Cokin. Cost Management; a Strategic Emphasis. New York: McGraw-Hill Companies Inc. 2010