Abstract

This study aims to determine the preparation, implementation, evaluation and supporting and inhibiting factors of OLA (Outdoor Learning Activity) learning at SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. This research is a narrative research using descriptive qualitative methods. The data collection techniques used were interviews, observations and documentation. The results of this study indicate that learning Arabic through OLA (outdoor learning activity) for class VIII students is very helpful in supporting the lack of learning hours in class and greatly affects the grades of class VIII students at SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. .

Pendahuluan

Bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di mata dunia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya bahasa Arab bukan hanya bahasa peninggalan peradaban orang arab kuno, melainkan juga bahasa yang digandrungi oleh para ilmuwan. Selain itu merupakan bahasa Al-Qur’an, bahasa arab juga mempunyai tetori yang sangat bagus. Bahasa Arab juga mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa lainnya. Bahkan selain bahasa orang arab bahasa arab juga merupakan bahasa Islam [1].

Proses penyebaran bahasa Arab di berbagi negara adalah pengaruh dari perkembangan agma islam yang sumber ajarannya dari Al-Qur‟an dan As-Sunah yang menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab juga merupakan bahasa utama yang dapat menghantarkan pada pemahaman terhadap dua pilar utama ajaran agama islam tersebut (Al Qur‟an Dan As-Sunah), serta literatur-literatur yang berkenaan dengan hukum islam yang kebanyakan masih di tulis dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai bahasa Arab menjadi kebutuhan setiap muslim. Bagi seorang muslim bahasa Arab perlu dipelajari untuk membentuk dan meningkatkan kualitas keimanan terhadap pemahaman ajaran agama islam.

Faktanya, perhatian banyak orang terhadap bahasa Arab tidak diimbangi dengan perhatian mereka terhadap bahasa asing lainnya. Meskipun bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang dipelajari orang untuk memahami ajaran Islam, bahasa Arab juga berguna untuk tujuan lain, seperti ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, dan budaya.Bisa belajar bahasa Arab adalah sesuatu yang membanggakan, apalagi jika bisa digunakan secara aktif (berbicara) atau pasif (mengerti kitab-kitab bahasa Arab).

Pembelajaran bahasa Arab adalah proses transformasi pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan bahasa Arab, yang harus dilakukan secara profesional dan berorientasi pada tujuan.Tujuan bahasa Arab dapat terwujud secara efektif apabila dilandasi oleh visi, misi dan orientasi yang jelas terhadap tata cara yang dilaksanakan atas dasar strategi, pendekatan dan metode yang wajar dan relevan sehingga tujuan akhirnya adalah hasil yang optimal dan memuaskan bagi hasil belajar siswa. guru dan lembaga pendidikan. Masyarakat luas mendukung proyek yang diusulkan. [2].

Apabila kita melihat kembali perkembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, maka setidaknya kita akan temuka kurikulum tahun 1964, 1974, 1984, 1994, dan 2004. Kemudian kurikulum tahun 2004 disempurnakan dengan diterbitkannya permendiknas No 22, 23, 24, tentang Standar Isi (SI) satuan pendidikan, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan pelaksanaan SI dan SKL, dan juga didukung dengan semangat otonomi daerah2 sehingga lahirlah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sedangkan untuk pelajaran bahasa Arab merujuk pada Permenag No: 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk mata pelajaran agama [3].

Makna atau kesan dalam memori atau Outdoor Learning Activity adalah tindakan di luar ruang belajar atau di luar sekolah yang membuat pembelajaran menjadi sangat menarik dan menyenangkan, cenderung dilakukan di mana saja dengan menggarisbawahi sistem pembelajaran yang bergantung pada kenyataan yang sebenarnya, sehingga materi yang disampaikan dapat mudah difahami. Dalam pembelajaran denganmmenggunakan metode outdoor activty siswa akan dapat mengembangkan bakat dan kreativitasnya dengan seluas – luasnya di alam terbuka. Sehingga bisa menciptakan kesadaran dan pemahaman siswa dengan cara menghargai alam dan lingkungan [4] .

Proses pengajaran di sekolah formal, tengah mengalami kejenuhan. Rutinitas proses belajar yang cenderung kaku dan baku, tidak lagi mengutamakan ide kreatifitas setiap peserta didik karena semuanya harus berpola linier di dalam kelas (Pedagogy Indoor Learning). Metode yang diterapkan adalah sama dan bisa saja apa yang tertulis dalam buku hafal letak koma dan titiknya, apabila tidak sama seperti dalam buku dianggap salah. Seperti itulah rupa sistem pendidikan yang telah kita jalani saat ini. Sistem pendidikan di atas terus dikritik, dengan anggapan bahwa setiap manusia telah memiliki bakat dan pengetahuan, in harus menjadi sesuatu yang terus disempurnakan dan diasah dalam dunia pendidikan. Sedikit demi sedikit, pendidikan pendidikan mengalami proses kejenuhan belajar, menciptakan pendekatan baru yang kita kenal sebagai pembelajaran lapangan, yang lebih meningkatkan unsur pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran biasanya fleksibel, menggunakan alam sebagai media, dan mengutamakan kreativitas dan inisiatif berdasarkan kemampuan berpikir siswa [5].

Metode outdoor learning activty ialah sesuatu aktivitas mengantarkan pelajaran di luar kelas, sehingga aktivitas ataupun kegiatan belajar- mengajar berlangsung di luar kelas ataupun di alam leluasa [6]. Metode outdoor activty bisa digunakan pada seluruh mata pelajaran. Dalam penerapannya guru wajib dapat membangkitkan/ membangun motivasi siswa terhadap perihal yang hendak dipelajari diluar kelas, dan metode menggerakkan tingkah laku, memusatkan, serta menguatkan tingkah laku para siswa di luar kelas. Bila guru sanggup berlagak demikian, hingga partisipan didik dapat memperoleh motivasi penuh dalam pendidikan di luar kelas menampilkan atensi, semangat, serta intensitas yang besar dalam pelajaran yang diberikan di luar tanpa kurangi intensitas belajar sebab aspek alam leluasa.

Dalam pendidikan dengan memakai tata cara outdoor activty siswa hendak bisa meningkatkan bakat serta kreativitasnya dengan seluas– luasnya di alam terbuka. Dapat menghasilkan pemahaman serta uraian siswa metode menghargai alam serta area. Dan siswa dapat belajar dari pengalaman langsung. Dengan demikian uraian serta kemampuan modul siswa terhadap pendidikan yang dicoba oleh guru hendak lebih baik, ini hendak berefek pada meningkatnya hasil belajar siswa itu sendiri. Perihal ini cocok dengan komentar Adelia Vera dalam bukunya yang bertajuk Tata cara Mengajar Anak di Luar Kelas kalau aktivitas belajar mengajar di luar kelas sanggup mengaktifkan segala kemampuan kecerdasan partisipan didik ialah kecerdasan intelektual, emosional, serta spiritual [7].

Kesimpulan Outdoor Learning adalah suatu kegiatan di luar kelas atau luar sekolah yang membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, bisa dilakukan di manapun dengan menekankan pada proses belajar berdasarkan fakta nyata, yang materi pembelajarannya dapat secara langsung dialami melalui kegiatan pembelajaran secara langsung dengan harapan siswa dapat lebih membangun makna atau kesan dalam memori atau ingatannya. Mengenal tentang SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo penulis mengambil data observasi untuk memaparkan tentang program-program pengembangan bahasa melalui program Outdoor Learning Activity dengan konsep yang jauh lebih menyenangkan [8]. Dari titik itu, tugas pendidik sebagai pelaksana pembelajaran diandalkan mampu untuk memiliki pilihan menerapkan strategi pembelajaran (Outdoor Learning Activity) dengan baik, untuk mencapai tujuan suatu teknik secara keseluruhan. Motivasi di balik strategi aksi pembelajaran terbuka dimanfaatkan untuk memberikan prestasi belajar yang maksimal melalui latihan-latihan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang belajar atau di luar lingkungan sekolah. Dari observasi ini penulis mewawancara guru bahasa arab kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan menemukan satu masalah pada siswa terkait pembelajaran bahasa arab yang kurang maksimal dikarenakan waktu pembelajaran didalam kelas yang kurang maksimal. Maka dari itu diadakannya program Outdoor Learning Activity guna untuk menunjang pembelajaran bahasa arab. Karena itulah penulis tertarik dengan membuat penelitian yang berjudul “Pembelajaran Bahasa arab Melalui OLA (Outdoor Learning Activity) Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo”.

Berdasarkan kondisi yang sudah diuraikan tersebut, maka muncul ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Pembelajaran Bahasa Arab Melalui OLA (Outdoor Learning Activity) Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo” yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan pembelajaran Bahasa Arab Outdoor Learning Activity di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kualitatif, karena penelitian ini menitik beratkan pada proses belajar-mengajar tertentu di lingkungan sekolah. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan analisis terhadap suatu peristiwa berupa kata-kata lisan atau tulisan yang diamati peneliti, dan objek yang diamati secara detail guna menangkap makna yang tersirat dalam penelitian tersebut [9]. Tenik pengumpulan data yang digunakan dalam studi penelitian diantaranya yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru bahasa arab, dan siswa VIII SMP Muhammadiyah 1 sidoarjo yang berjumlah 1 orang dan peneliti akan mewawancarai pengajar tersebut.

Hasil dan Pembahasan

1. Persiapan pembelajaran bahasa arab melalui OLA (Outdoor Learning Activity) disekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

Hasil wawancara yang diperoleh dengan guru bahasa arab di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menyatakan bahwa persiapan pembelajaran bahasa arab menggunakan metode OLA (Outdoor learning activity) sebagai berikut: Pertama sebelum dimulainya pembelajaran OLA (Outdoor Learning Activity) guru merancang pembelajaran melalui pengembangan indicator yang akan dicapai oleh siswa. Indicator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran bahasa arab. “Dalam indikator tersebut terdapat materi yang sama dengan materi dengan apa yang dipelajari dikelas, karena materi pada pembelajaran OLA (outdoor learning activity) ini mengambil pecahan materi yang ada dikelas, jadi rpp pembelajaran OLA (outdoor learning activity) ini hampir sama dengan pembelajaran dikelas cuman lebih spesifik pada penerapan pembelajaran” kata guru bahasa arab kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo terkait dengan pembelajaran OLA (outdoor learning activity) [10].

Seorang guru menyajikan pengalaman belajar bersifat motivasi, guru juga menggerakkan minat atau memacu para siswa agar timbul suatu keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan meningkatkan prestasi dalam belajar sehingga akan tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah. Sebelum dimulainya pembelajaran siswa mempersiapkan perlengkapan belajar yang akan diperlukan seperti alat alat tulis dll, kemudian guru merencanakan dan membagi kelompok dengan sejumlah siswa sebagai anggota, kelompok kecil dengan kemauan yang berebeda-beda, setiap siswa anggota harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Dari pengamatan peneliti ketika disekolah mula – mula sebelum dimulainya pembelajaran guru menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dikelas, awal mula guru menilik materi pembelajaran yang ada dikelas, misalnya dikelas sedang mempelajari materi mufrodat kemudian guru mengambil materi dari pembelajaran yang ada dikelas untuk menjadi materi pada pembelajaran OLA (Outdoor Learning Activity) dengan mengembangkan pembelajaran seperti tebak arti mufrodat agar para siswa lebih bersemangat dan mudah memahami materi pembelajaran [11]. Seperti materi dikelas menghafal mufrodat lalu pada pembelajaran OLA (Outdoor Learning Activity) menghafal dan menyambungkan kosa kata sehingga menjadi kalimat pendek itupun sudah bagus kalau anak-anak faham dan bisa ucap bapak ardhi selaku guru bahasa arab kelas VIII [12].

2. Penerapan pembelajaran bahasa arab melalui OLA (Outdoor learning Activity) disekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

Hasil wawancara yang diperoleh dengan guru bahasa arab disekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menyatakan bahwa penerapan pembelajaran bahasa arab menggunakan metode OLA (Outdoor Learning Activity) sebagai berikut : “Guru menyiapkan rpp berisikan materi yang sama dengan materi pembelajaran bahasa arab yang dipelajari dikelas jadi materi OLA itu pecahan dari kd materi yang ada dikelas jadi hampir sama materinya” kata pak ardhi selaku guru bahasa arab kelas VIII [13]. Jadi untuk materi OLA merupakan pecahan materi pembelajaran yang ada dikelas jadi tidak jauh berbeda hanya saja pembelajaran di OLA guru lebih memodifikasi pembelajaran agar lebih berfariatif, agar peserta didik dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah.

Dari hasil penelitian dihari pertama, peneliti mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru bahasa arab kelas VIII, awal mula mulainya pembelajaran dibuka dengan salam dari guru dan berdoa bersama, kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari atau membahas sedikit materi yang akan disampaikan, pada saat itu guru memberi materi membuat jumlah mufidah tentang “fil qoryati” yang artinya didesa kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca mufrodat atau kosa kata yang diberikan dengan berulang kali, setelah dibaca beberapa kali, guru memberikan pertanyaan kepada satu persatu siswa agar mereka hafal arti dari mufrodat/kosa kata tersebut. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk menulis arti dari kosa kata yang belum diketahui sambil guru mendikte arti dari kosa kata tersebut. Lalu siswa membaca bersama sama dan bergilir satu persatu disertai dengan arti dari kosa kata tersebut, dan yang terakhir guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari dan menjelaskan maksud dari materi pembelajaran kemudian guru menutup pelajaran [14].

Dengan adanya diskusi antar peserta didik sehingga dapat menambah pemahaman tentang metri yang dipelajari, dengan menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran, siswa dengan bebas berkomuniskasi dalam mengemukakan pendapat. Tujuan dari metode diskusi ini ini agar siswa terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan yang keras, namun tetap mengikuti etika yang telah ditetapkan. Dibantu dengan adanya keterlibatan siswa untuk mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Sumber belajar saat ini sangat tidak terbatas apalagi dengan adanya computer, internet, dan media cetak, sehingga guru harus mampu memanfaatkan peluang yang baik, serta harus dengan adanya interaksi antar guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. mula-mula penerapan ini dilakukan dari guru masuk kelas dan memberikan salam kepada siswa serta membuka pembelajaran, kemudian diikuti dengan doa belajar setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Sebelum masuk ke materi selanjutnya guru mengingat kembali tentang materi sebelumnya agar siswa tidak lupa dengan materi yang telah diajarkan dipertemuan kemarin, setelah itu guru menjelaskan materi yang dipelajari pada hari ini, seperti biasa guru berdialog dengan siswa agar siswa aktif disaat pembelajaran sekaligus faham dengan apa yang dipelajari. Tidak hanya itu guru juga menggunakan beragam pendekatan pembelajaran pada siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda, adakala guru menggunakan media yang sesuai dengan pola belajar siswa dan sebagainya. Guru juga memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas disetiap pertemuan dan diskusi antar guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga siswa dapat menemukan gagasan baru dan agar lebih bervariatif untuk memahami materi yang dipelajari baik lisan maupun tertulis.

Kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan terus bertanya jawab dengan guru ataupun siswa tanpa rasa takut, terdapat juga strategi yang diberikan guru kepada siswa dengan memberikan umpan balik/memancing pola pikir siswa agar mudah mengingat pembelajaran dan memberikan penguatan berupa motivasi-motivasi guna menunjang keberhasilan pembelajaran siswa, terutama kepada siswa yang kurang aktif disaat pembemlajaran dan siswa yang kurang dalam hal ini khususnya pada pelajaran bahasa arab, agar siswa aktif dalam berpartisipasi dan bersemangat sehingga mendapat hasil pembelajaran yang maksimal.

Masuk pada penutupan pembelajaran guru mengajak siswa bersama-sama membuat ulasan dari apa yang sudah dipelajari pada hari itu, dengan tujuan agar siswa tidak lupa dengan materi yang disampaikan sekaligus melatih penguatan daya daya ingat siswa agar tidak mudah lupa dengan apa yang telah disampaikan dari semua pelajaran. Guru juga memberikan kesempatan bertanya kepada siswa dengan segala hal kesulitannya karena sertiap siswa sangat berbeda pada tingkat kesulitan dengan hal itu dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berpartisiapasi secara aktif dalam percakapan dikelas, maka dengan cara mendistribusikan perhatian ataupun pertanyaan adalah hal yang penting. Kemudian masuk pada akhir peneutupan pembelajaran, guru menyiapkan siswa untuk berdoa bersama-sama dan membubarkan pembelajaran “salah satu tujuan kegiatan OLA adalah untuk mengembangkan potensi dan bakat anak pada bidang bahasa arab. Supaya anak mampu mengembangkan potensinya dengan baik, secara tidak langsung mereka juga dapat menumbuhkan rasapercaya diri yang sebelumnya tidak dimiliki”.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembelajaran bahasa arab melalui OLA (outdoor Learning Activity) kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo Tahun ajaran 2020/2021, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran bahasa arab melalui OLA (outdoor Learning Activity) memiliki tiga proses tahapan dalam pembelajaran : pelaksanaan dan proses tahapan yakni sebagai berikut :

1. Pada tahap persiapan pembelajaran OLA (Outdoor Learning Activity) di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo berupa guru merancang pembelajaran melalui rpp pada pembelajaran bahasa arab kemudian guru mengambil materi dari rpp tersebut dan mengembangkannya kembali sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam pembelajaran, inti dari persiapan ini adalah pengembangan indikator yang akan dicapai oleh siswa sehingga siswa tertunjang materi pembelajaran dikelas dengan kegiatan OLA (outdoor learning activity).

2. Penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahasa arab yaitu dengan mempelajari pecahan materi yang ada dikelas kemudian dikembangkan kembali dan dengan adanya aktivitas yang melibatkan siswa secara fisik intelektual maupun emosional untuk memperoleh pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran OLA (outdoor learning activity) adalah pencapaian kompetensi akademik.

3. Tahap evaluasi yang dilakukan oleh guru bahasa arab yakni penilaian sendiri terhadap hasil belajar yang telah diselesaikan oleh siswa, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan yang terstruktur seperti halnya tes atau ulangan harian guna mengukur kefahaman siswa.

4. Ada banyak faktor pendukung faktor pendukung dan penghambat, mulai dari sarana dan prasarana, kemampuan guru, lingkungan belajar, sumber belajar, dan minat belajar.

References

  1. Imam Burdah, Bahasa Arab Sebagai Bahasa Dunia,(Yogyakarta: Progam Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas maret,2015), Hlm 5.
  2. Jurnal Ilmiah Didaktika. VOL-XII NO 2 Februari 2012. Hlm: 310-311.
  3. Abdul Wahab Rosyidi, Menengok Kembali Kurikulum Bahasa Arab Dan Pembelajarannya, Jurnal Repository UIN Malang 2012.
  4. Asiah, Siti Mintohari, Penerapan Metode Outdoor Activity Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, (Jurnal PGSD Universitas Negeri Surabaya 2014) Hlm:2.
  5. Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2013) hal 18
  6. Siti Asiah, Mintohari, Penerapan Metode Outdoor Activity Dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal (PGSD VOL 2 NO 3 UNESA: 2014), hlm: 2.
  7. Observasi di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo 28 Juni 2021.
  8. Suhendriyanto, Penerapan Metode Pemeblajaran di Luar Kelas (Outdoor Study) Dalam Materi Permasalahan Lingkungan Dan Upaya Penanggulangannya Pada Siswa MTS AL-IKHLAS Kuala Mandor B. Jurnal (Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak:2019), hlm: 16.
  9. Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta:PT. Prestasi Pustaka,2016), Hlm:70.
  10. Wawancara dengan guru bahasa arab kelas VIII senin, 13 desember 2021.
  11. Observasi di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo kamis 9 Desember 2021 pukul 13:00 wib.
  12. Wawancara dengan pak ardhi S.P,d guru bahasa arab pada 9 desember 2021.
  13. Wawancara dengan pak ardhi S.P,ulang kata yang d guru bahasa arab pada 9 desember 2021.
  14. Observasi di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo kamis 9 Desember 2021.