Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v9i0.1628

The Problems of Homeschooling Arabic Learning in Sidoarjo


Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Homeschooling di Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Arabic Learning Problems Homeschooling Group Khoiru Ummah

Abstract

The Problems of Learning Arabic in the Khoiru Ummah Homeschooling Group 12 Throughout. Formulation of the problem; 1) What are the problems of learning Arabic in the Khoiru Ummah 12 Homeschooling Group? 2) How to solve the problems of learning Arabic in the Khoiru Ummah 12 Homeschooling Group? The research method used by the researcher is a descriptive qualitative approach. The results of the study: 1) Arabic learning problems a) linguistic problems, namely i) phonological aspects ii) syntactic aspects iii) semantic aspects. b) non-linguistic problems, namely i) in terms of process ii) in terms of results. 2) Solutions to the problems of learning Arabic a) solutions to linguistic problems b) solutions to non-linguistic problems.

Pendahuluan

Pada awalnya, tujuan pembelajaran Bahasa Arab sangat terbatas yakni agar seseorang mampu membaca Al Quran. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan untuk memahami Islam lebih jauh semakin meningkat, terlebih saat itu selain Al Qur’an dan Al Hadits, buku-buku penunjang lainnya masih berbahasa Arab. Sehingga mulai saat itu, tujuan pembelajaran Bahasa Arab semakin luas berdampingan dengan pembelajaran ilmu-ilmu Islam yang lain seperti Tafsir, Fiqh, dll.

Meningkatnya tujuan pembelajaran Bahasa Arab memberikan kesulitan tersendiri. Hal ini dikarenakan Bahasa Arab bukanlah bahasa murni penduduk pribumi. Sehingga kegiatan pembelajaran Bahasa Arab mengalami problematika, baik internal maupun eksternal. Menurut Drs. H. Syamsudin Asrofi, secara umum problematika pembelajaran Bahasa Arab ada tiga yaitu; problematika linguistik, problematika metodologis dan problematika sosiologis.

Yang pertama ialah problematika linguistik. Problematika linguistik adalah problematika kebahasaan dimana setiap bahasa memiliki karakter tersendiri, seperti halnya Bahasa Arab yang memiliki karakter yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Problematika linguistik diantaranya yakni tata bahasa, makna kata dan kalimat, kosakata, dialek, bunyi-bunyi bahasa, dll. Dimana hal-hal tersebut sering mengakibatkan ketidakteraturan dalam berbahasa baik mengucapkan, mendengar, berbicara, menulis ataupun menerjemahkan. [1]

Adapun problematika non linguistik merupakan problem non kebahasaan seperti problem sosio kultural, problem metodologis, lembaga pendidikan dan lain-lain. Selain problem-problem tersebut, terdapat problem sosiologis yang merupakan problem umum yang banyak dijumpai dalam pembelajaran Bahasa Arab. Dikarenakan problem ini berhubungan erat dengan kebijakan pendidikan dalam mata pelajaran Bahasa Arab, bagaimana kedudukan Bahasa Arab dalam suatu masyarakat tertentu, dan tidak adanya kebiasaan Bahasa Arab yang dapat menyokong pembelajaran Bahasa Arab.

Namun, problematika yang sangat genting dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang adalah problematika metodologis dan problematika sosiologis. Berdasarkan hasil dari observasi yang peneliti lakukan dan hasil wawancara terhadap kepala sekolah dan siswa diketahui bahawa problematika pembelajaran Bahasa Arab yang sering dijumapi di sekolah ini terutama berkaitan dengan guru, siswa, metode pembelajaran dan lingkungan sekolah.

Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo adalah sebuah lembaga sekolah alternatif yang bersuasanakan seperi rumah dimana setiap anak mendapat perhatian dalam perkembangannya sehingga nyaman bagi setiap anak untuk belajar. Dalam lembaga pendidikan ini, Bahasa Arab adalah mata pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh peserta didik. Namun apabila kita lihat realitanya, kualitas Bahasa Arab siswa Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang masih belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu diadakan suatu upaya untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi dan upaya untuk menanggulangi kurangnya kemampuan siswa Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo dalam menguasai Bahasa Arab.

Mendapati permasalahan-permasalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam terkait problematika pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Adapun judul penelitian ini adalah “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang, Sidoarjo.”

Metode Penelitian

Untuk Melaksanakan penelitian diperlukan metode penelitian yang tersusun secara teratur dan sistematis. Tujuannya adalah agar data yang dicantumkan dalam penelitian adalah data yang valid. Yang meliputi (1) lokasi penelitian, (2) pendekatan penelitian, (3) populasi dan sampel (4) pengumpuan data, (5) teknis analisis data.

Adapun Lokasi penelitian pada penelitian ini dilakukan di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo sebagai sekolah formal yang merupakan lembaga pendidikan dibawah Departemen Agama.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif ditandai dengan pelaporan data yang ada pada objek penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupaya untuk menjelaskan permasalahan yang ada berdasarkan data. Selain itu ia juga menyajikan data, menganalisis data dan mengintepretasi data.[2]

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen studi kasus merupakan pengujian secara detail terhadap latar (a detailed examination of one setting) atau seorang subjek (one single subject) atau suatu tempat pemyimpanan dokumen (one single documnetary of documnet) atau suatu peristiwa tertentu (one particular event). Demikian juga dengan Surahmad yang memberi batasan pada studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memberikan pusat perhatian pada suatu kasus secara rimci dan intensif.

Sumber daya yang biasanya ada untuk penelitian kebanyakan bersifat langka dan studi kasus menyediakan sarana dalam lingkup yang cukup besar dengan biaya yang relatif tidak terlalu mahal. Selain itu, juga menyediakan sarana agar peneliti dapat lebih detail dalam meneliti kasus yang sifatnya lebih rumit. Oleh karena itu, studi kasus yang digunakan oleh peneliti, memungkinkan peneliti untuk memilih berbagai macam metode atau pendekatan yang sesuai dengan objek permasalahan untuk kemudian diterapkan secara menyeluruh.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif ditandai dengan pelaporan data yang ada pada objek penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupaya untuk menjelaskan permasalahan yang ada berdasarkan data. Selain itu ia juga menyajikan data, menganalisis data dan mengintepretasi data.

Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti sedangan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek. Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh tenaga pengajar dan seluruh siswa Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas IX, selain para siswa tersebut, yang menjadi subjek dalam penelitian adalah: Kepala sekolah Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 sepanjang Sidoarjo, Guru pengajar Bahasa arab homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo, Siswa kelas IX Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo

Metode pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif.

Hasil dan Pembahasan

A. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang

Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran Bahasa Arab juga bahasa asing lainnya, meliputi dua hal; permasalahan kebahasaan dan non kebahasaan. Masalah kebahasaan berhubungan dengan dengan unsur-unsur bahasa seperti kosakata, tata bunyi, tata kalimat dan tulisan. Sedangkan permasalahan non kebahasaan meliputi unsur-unsur yang lain yaitu sosiologis, psikologis dan metodologis.[3]

Secara umum, ada beberapa permasalahan kebahasaan yang ditemukan di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang. Diantaranya: Aspek Fonologi (Tata Bunyi / ( علم الصوت), Bunyi adalah unsur bahasa, bahasa terdiri dari beberapa bunyi, bunyi huruf-huruf Arab banyak berbeda dengan huruf latin. Tata bunyi dalam pembelajaran bahasa Arab sangat penting, karena dengan memperhatikan aspek tersebut akan membantu dalam mencapai kemahiran menyimak dan berbicara. Tata bunyi itu sering terabaikan dalam mempelajari bahasa Arab di sekolah-sekolah, padahal tujuan mempelajari bahasa Arab tidak hanya diarahkan agar siswa mampu memahami bahasa tulisan yang terdapat dalam buku yang bertuliskan Arab, melainkan juga diarahkan sebagai alat komunikasi. Dalam keterampilan berbahasa, menyimak dan berbicara merupakan awal dari kegiatan berbahasa. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui hubungan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar berbicara, membaca dan menulis.

Adapun Tata bahasa adalah sintaksis yaitu ilmu menyusun kalimat sehingga kaidahnya mencakup hal-hal lain disamping i’rab, juga kesesuaian antara mubtada’ (subyek) dengan khabar (predikat) dan antara sifat dan mausuf. Maksud dari kesesuaian disini adalah kesesuaian dalam segi jenis kelamin, bilangan, dan segi ta’aruf (Untuk sifat mausuf). Dalam tata kata seperti fi’il harus terletak di depan fa’il dan khabar harus sesuai dengan mubtada’nya baik dari segi jenis kelamin dan bilangan, khabar harus terletak sesudah mubtada’, kecuali apabila khabar itu jar majrur maka boleh atau wajib mendahului mubtada’ hal seperti ini tidak terdapat dalam gramatikal bahasa Indonesia.

Sedangkan Menulis yaitu kegiatan yang arahnya untuk memperoleh ketrampilan tangan dalam menulis Arab. Bagi mereka yang baru pertama kali mengenal huruf Arab, maksudnya tentu saja proses belajar menulis. Sedang bagi yang sudah mampu menulis Arab, menulis disini dapat dikembangkan misalnya menulis dalam bentuk halus. Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti, Pada saat guru menyuruh siswa untuk menulis Arab dengan dikte, beberapa siswa masih harus dibantu dengan penulisan huruf abjad. Sebagai contoh ketika guru mengucapkan kalimat يذهب masih membantu dengan tulisan huruf latin, yadzhabu.

Secara umum untuk mengetahui permasalahan non kebahasaan bagi siswa di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang harus ditinjau dari dua segi yakni dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses artinya keberhasilan pembelajaran bahasa Arab terletak dalam proses belajar yang diperoleh peserta didik sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik.[4]

a. Dari Segi Proses

Pembelajaran bahasa Arab bagi kelas VIII di Homeschooling Group Khoiru Ummh 12 Sepanjang menghadapi problematika yang cukup kompleks. Problematika tersebut ternyata berakibat pada minat dan kemauan siswa kelas VIII di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang untuk mempelajari bahasa Arab, adapun beberapa problem dan upaya yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

  1. Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa Arab, karena kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, dan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa Arab. Untuk mengatasi hal tersebut pendidik hendaknya menjelaskan tujuan atau manfaat dari pembelajaran bahasa Arab tersebut.
  2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar. Dalam situasi kondisi seperti tersebut, sangat dibutuhkan kemauan yang kuat (motivasi) setiap peserta didik. Untuk itu, sekolah harus memberikan fasilitas dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengembangkan potensi berbahasa yang mereka miliki.
  3. Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri terutama dalam pembelajaran bahasa Arab, ini disebabkan karena orang belajar bahasa Asing (bahasa Arab), modal utama yang harus dimiliki adalah rasa percaya diri. Selain itu, setiap peserta didik juga penting sekali untuk menanamkan keberanian untuk selalu berkomunikasi dengan bahasa Arab. Tanpa hal itu, peserta didik akan sulit berkembang. Untuk menanamkan keberanian ini, pendidik harus membutuhkan keyakinan peserta didik dalam belajar bahasa Arab itu tidak boleh merasa malu dan takut salah. Sebab tanpa keberanian untuk salah, kemampuan berbahasa Arab peserta didik tidak akan berkembang.

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, itu kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.[5]

b. Dari Segi Hasil Belajar/Evaluasi

Proses belajar mengajar merupakan salah satu langkah dalam rangka pencapaian hasil belajar. Hasil belajar dapat meningkat apabila proses belajar yang dilakukan peserta didik berjalan dengan baik, namun sebaliknya hasil belajar rendah apabila proses belajar yang dijalani peserta didik tidak berjalan dengan baik. Meskipun dalam sebuah aktifitas pembelajaran, unsur pokok yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah proses, namun demikian, sebuah proses yang dipandang berjalan dengan baik, akan diukur dengan angka-angka (prestasi akademik) yang diperoleh peserta didik setelah pembelajaran berakhir. Berangkat dari hal tersebut, pendidik akan mengevaluasi proses yang telah dilakukannya saat berada dalam kelas.

Kemajuan kegiatan pendidikan di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang masih kurang dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di wilayah setempat. Dalam rangka menciptakan tujuan pendidikan yang maksimal sesuai dengan harapan, ternyata masih dijumpai beberapa faktor yang masih menjadi kendala, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang, diantaranya:

A. Faktor Pendidik

Berikut paparan guru bahasa Arab saat melakukan wawancara dengan peneliti pada tanggal 07 Agustus 2017 :

“Memang dalam proses mengajar bahasa Arab, saya masih belum bisa menyeimbangkan antara rana kognitif, efektif dan psikomotorik. Karena memang saya masih merasa kesulitan jika harus menyeimb angkan ketiga ranah tersebut, jadi ketika mengajar saya sering mengutamakan sebagai rana saja”

Berbicara tentang problem manusia dalam pembelajaran, peneliti akan memulainya dari pendidik, kemudian anak didik, pendekatan dan yang terakhir adalah metode. Pertama, pendidik, kita semua tahu akan pekerjaan dengan segala resikonya, maka menjadi pendidik pun aka ada suka maupun dukanya. Akan suka ketika anak didik cepat mengerti tentang materi yang diajarkan, dan memahami serta mau mengamalkannya. Duka ketika pendidik dihadapkan pada kenyataan adanya anak didik yang agak bandel, kurang memperhatikan keterangan atau ada sarana dan prasarana yang kurang memadai. Yang tak kalah senangnya lagi ketika pendidik mengetahui bahwa siswanya menjadi juara atau berhasil lulus dengan nilai cukup baik, sebaliknya pendidik akan gelisah jika siswanya ada yang tidak lulus ujian. [6]

Wacana dan kecenderungan bahwa moral anak didik hanya menjadi tanggung jawab pendidik saja, sehingga mengakibatkan tidak sistematis dan terorganisirnya penanaman nilai-nilai agama Islam terhadap anak didik. Memperhatikan itu semua, secara umum beberapa kendala atau problem yang di hadapi oleh guru bahasa Arab hari ini adalah sebagai berikut;

Adanya kurikulum yang baru yaitu dengan menyeimbangkan antara ranah kognitif, efektif dan psikomotorik, maka seorang pendidik dalam menyajikan materi pelajaran harusnya menuju sasaran tersebut, namun kenyataannya pendidik yang kurang berani untuk menuju dan mencapai ketiga rana tersebut melainkan hanya mengutamakan sebagai rana saja terutama rana kognitif. Sehingga dengan demikian anak didik kurang mendapatkan bimbingan yang bersifat efektif dan psikomotorik.

B. Faktor anak didik

Anak didik, merupakan objek utama dalam pendidikan dimana pendidikan berusaha membawa anak didiknya yang semula serba tak berdaya, selalu menggantungkan pada orang lain menuju pada keadaan dimana anak didik mampu berdiri sendiri baik secara individu maupun sosial. Karena dalam agama Islam disebutkan anak itu dilahirkan dalam keadaan lemah dan hanya membawa fitrah, alam sekitarnyalah yang memberi corak terhadap nilai-nilai hidup atas pendidikan agamanya.

Siswa kelas VIII Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang kurang memperhatikan akan pentingnya belajar bahasa Arab. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan keadaan masyarakat yang kurang mendukung anak didik untuk giat belajar. Keadaan ini sering terjadi disekitar kita dikarenakan para pendidik masih kurang memahami tentang perkembangan anak didik.

Berikut pemaparan guru bahasa Arab ketika di wawancarai oleh peneliti pada tanggal 07 Agustus 2017:

“Kurangnya fasilitas sekolah dan dukungan yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal ini terbukti misalnya kurangnya dukungan dari orang tua, dan masyarakat yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, sehingga pembelajaran disekolah agaknya kurang membekas dalam kehidupan anak, serta kurangnya minat dan kesungguhan belajar kosa kata bahasa Arab yang merupakan modal utama untuk belajar bahasa Arab”

Pendidikan tidaklah terbatas pada pengertian dan penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga perkembangan jiwa dan penyesuaian diri dari anak didik terhadap kehidupan sosialnya. Anak didik adalah manusia yang senantiasa mengalami perkembangan sejak terciptanya hingga meninggal.[7]

Menyimpulkan hasil observasi peneliti, bahwa problem pada anak didik dalam pembelajaran bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang dapat digariskan sebagai berikut: 1) Perbedaan latar belakang pendidikan orang tua, 2) Kurangnya bimbingan orang tua terhadap anak, 3) Lingkungan yang kurang mendukung, 4) Kurang aktifnya pendidik dalam proses mengajar.

C. Faktor metode yang digunakan

Tugas sekolah adalah memberikan pengajaran pada peserta didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan pada murid-murid yang merupakan proses belajar mengajar itu harus dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan metode-metode tertentu.

Metode mengajar yang dilakukan oleh guru bahasa Arab pada kelas VIII Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang kurang variatif dan cenderung menoton yakni, hanya memakai metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga anak didik merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab. Berikut pemaparan ketua kelas VIII pada waktu peneliti melakukan wawancara pada tanggal 10 Agustus 2017:

“Saya tidak terlalu suka pelajaran bahasa Arab kak, karena belajar bahasa Arab itu susah, apalagi membaca dan mengartikan, kurang ada main-mainnya”.

Hal ini dikarenakan belum diperhatikannya tentang cara-cara memilih suatu metode untuk dilaksanakan dalam kegiatan belajarnya sesuai dengan karakteristik sub pokok bahasanya. Pernyataan guru bahasa Arab dapat diilustrasikan sebagai berikut pada tanggal 10 Agustus 2017;

“Metode yang saya pakai dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di kelas adalah menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, disatu sisi saya sebenarnya menyadari akan dibutuhkannya variasi metode, akan tetapi fasilitas kurang memadai”.

Kenyataannya, seringkali terjadi problem pembelajaran bahasa Arab dalam hal metode. Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk menetapkan apakah suatu metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Jadi sebelum menentukan metode yang akan dipakai dalam proses belajar, seorang pendidik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dalam materi tersebut serta memadukan dengan sub pokok bahasannya.

D. Faktor media atau sarana pembelajaran

Problem media pembelajaran bahasa Arab antara lain:

“Di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang ini masih kurang media atau sarana yang dapat kami pakai dalam proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran bahasa Arab, jadi ketika saya ngajar agak sulit dalam proses pembejaran bahasa Arab itu sendiri”.

  1. Kurangnya sarana atau media yang lengkap yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Sehingga peserta didik tidak bisa lebih mudah untuk menerima materi yang diberikan oleh guru. Berikut ungkapan guru bahasa Arab. pada tanggal 12 Agustus 2017 :
  2. Dalam menentukan media yang akan dipakai, seorang pendidik kurang memperhatikan pribadi peserta didiknya yang meliputi bakat, perkembangan dan sebagainya. Jadi ketika guru mengajar bahasa Arab, tidak bisa diterima dengan baik oleh peserta didik. Contohnya, pada waktu pendidik menerangkan pelajaran, pendidik tidak menghubungkan materi tersebut dengan hal-hal yang disukai oleh anak-anak tersebut.

E. Faktor Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang ini cenderung masih kurang baik, yang akibatnya adalah muncul perlakuan yang kurang disenangi oleh anak didiknya dalam proses pembelajaran bahasa Arab.

Kecenderungan pendekatan pembelajaran tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran ini lebih dikarenakan kurangnya perhatian dari seorang pendidik terhadap anak didik. Karena jika seorang pendidik mau memperhatikan dan melakukan proses belajar mengajar dengan baik serta bisa membawa suasana kelas yang menyenangkan, maka peserta didik akan mau mengikuti apa yang disuruh oleh pendidik dengan tanpa paksaan.[8]

F. Faktor Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi ini perlu dilakukan, sebab untuk melihat sejauh manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode tertentu dan menggunakan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Kenyataannya, di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang kurangnya jam pelajaran serta sumber pelajaran dalam mata pelajaran bahasa Arab menjadi salah satu problem untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran bagi pendidik.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang, pada tanggal 12 Agustus 2017;

“Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab, diawal dan diakhir pembelajaran, menggunakan waktu yang kurang cukup dan siswa-siswa yang memiliki buku paket lebih memudahkan mengerjakan, tetapi siswa yang kurang berminat diberi tugas lanjutan sesu ai target kemampuannya.”

B. Upaya-upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang, solusi yang diupayakan madrasah untuk mengatasi problem-problem tersebut antara lain;

1. Problem Linguistik

Untuk mengatasi problem-problem yang berkitan dengan materi dan linguistik, madrasah dan para guru Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang mengadakan kelas tambahan setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Kelas tambahan dimulai jam 06.30-07.00 WIB. Untuk mengatasi problem yang berkaitan dengan materi bahasa Arab guru menggunakan metode drill yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Disebut juga metode latihan, untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketrampilan, tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Tujuan lin dari metode latihan ini adalah agar siswa memiliki keterampilan motoris atau gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, mengembangkan kecakapan intelektual, memiliki kemampuan menghubungkan kosakata dalam kalimat berfaidah.[9]

2. Problem non linguistik

a. Upaya pada Pendidik

Upaya dalam mengatasi masalah kurang efektifnya guru dalam menyampaikan pelajaran didalam kelas maka pihak sekolah sering mengikutkan pendidik-pendidik tersebut antara lain:

  1. Mengikuti penataran-penataran
  2. Mengikuti kursus-kursus pembelajaran
  3. Memperbanyak membaca buku pembelajaran
  4. Mengadakan studi banding (kunjungan-kunjungan) ke sekolahan lain yang lebih maju.

b. Upaya pada Anak Didik

Memberikan pengertian dan motivasi akan pentingnya belajar bahasa Arab sebagai bahasa alqur‟an dan hadits dan bekal dimasa mendatang, serta menyarankan kepada wali murid melalui pertemuan sekolah atau kumpulan masyarakat untuk memperhatikan perkembangan belajar anaknya.

c. Upaya pada Media atau Sarana Pembelajaran

Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk melengkapi sarana pembelajarannya, yakni pihak sekolah akan berusaha melengkapi fasilitas dan sarana yang memang sangat dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar.[10]

d. Upaya dan Pendekatan Pembelajaran

Proses belajar mengajar, guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan belajar peserta didik, karena dalam satu kelas tidak mungkin kemampuan dalam pemahaman siswa itu sama (pasti berbeda-beda). Jadi seorang guru harus bisa mengatasi berbagai macam karakteristik siswa yang memang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, mungkin perbedaan tersebut bisa dari latar belakang orang tua yang kurang mendukung anaknya dalam belajar atau bahkan memang dari IQ anak tersebut yang berbeda.

Jika dalam proses belajar mengajar mengalami masalah maka sikap guru seharusnya tidak langsung menghukum anak tersebut, melainkan mendekati dan mencari informasi tentang anak tersebut.

e. Upaya pada Evaluasi Pembelajaran

Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun oleh pendidik dapat diketahui lebih jelas setelah program tersebut di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Namun kenyataannya di Homeschooling Group Khoiru Ummh 12 Sepanjang ini dalam mata pelajaran bahasa Arab kelas VIII, kurang melaksanakan evaluasi yang dikarenakan waktunya yang kurang cukup. Untuk mengatasi hal tersebut, pendidik bahasa Arab di kelas VIII sering memberikan pekerjaan rumah (PR), selain itu diadakan kursus (belajar diluar jam pelajaran) seperti hafalan mufrodat dan bacaan Al-qur’an.[11]

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bagian yang terdahulu, terkait dengan jawaban daripada permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam skripsi ini, maka berikut ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan bahwa Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo, antara lain: Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa Arab, karena kurangnya dukungan dari orang-orang yang terdekat. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi belajar. Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri terutama dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing [12]

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Homeschooling Group Khoiru Ummah 12 Sepanjang Sidoarjo, antara lain: Pihak sekolah berusaha meningkatkan jaminan kesejahteraan pada pendidik dan mengikutkan mereka pada pelatihanpelatihan kependidikan baik dari pemerintah maupun swasta. Memberikan pengertian dan motivasi kepada anak didik akan pentingnya belajar sebagai bekal dimasa mendatang. Memilih metode mengajar yang tepat dan tidak menoton (variatif) sehingga sesuai dengan karakteristik pokok bahasan yang diajarkan. Melengkapi fasilitas dan sarana yang memang sangat dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran, dimana guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan belajar setiap peserta didik. 6).Memberikan pekerjaan rumah (PR), selain itu diadakan kursus (belajar diluar jam pelajaran) seperti hafalan mufrodat dan bacaan alqur'an.[13]

References

  1. Asrofi, Syamsudin, 2006. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Telaah Problematika Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pokja Akademik, UIN Sunan Kalijaga
  2. Arsyad, Azhar, 2010. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Pustaka Belajar: Yogyakarta,
  3. Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka
  4. Djafar, Hamsiah. 2011. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar: Alauddin University Press
  5. Haryono, Daniel. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Media Pustaka Poenix
  6. Hermawan, Acep. 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  7. Hermawan, Tayar dan Syaiful Anwar.1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada KEMENAG RI. 2012.
  8. Mu‟in, Abdul. 2004. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi). Jakarta: Pustaka Al Husna Baru
  9. Muhaimin Dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media
  10. Nuha,Ulin. 2009. Pengajaran Bahasa Asing dengan Pendekatan Interaktif Yogyakarta: Idea Press
  11. Nursalam. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika. Makassar: Alauddin University Press
  12. Permenag. 2008. Bab VI. Tentang Standar Kompetensi dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
  13. Radhiyah Z, 2005. Metode dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group