Abstract
At the beginning of the entry of the Covid-19 virus in Indonesia in March 2020, it was known that 2 Indonesian citizens were exposed to the Covid-19 virus. This made the government decide to hold learning from home for all educational institutions. Thus, this study was conducted to determine student responses to learning Arabic through online. The student's response to learning Arabic through online is that students are not happy with learning Arabic through online because Arabic is a foreign language where learning is more effective face-to-face. Applications that are often used by teachers in learning Arabic through online are Zoom and Google Meet to deliver material, Quipper and Google Classroom to provide practice questions. Student learning outcomes are more effective offline learning than online learning because offline learning is easier to understand, the time is longer and the material can be explained in detail and the teacher is more flexible and more effective in delivering the material. Keywords - Student Response and Online Learning.
Pendahuluan
Awal masuk virus covid-19 di Indonesia pada bulan Maret 2020. Diketahui 2 orang WNI terpapar virus covid-19, berawal dari seorang WNA India datang ke Indonesia dan bertemu langsung dengan 2 orang tersebut. Dengan demikian pemerintah Indonesia melalui media masa mengumumkan kabar kepada masyarakat, agar tidak terjadi penyebaran yang semakin meluas. Dengan hal ini maka Menteri Pendidikan mengambil sikap tegas bahwa seluruh Lembaga Pendidikan di Indonesia dilakukan secara daring (melalui online) dirumah. Tentu saja hal ini sangat mengganggu proses kegiatan pembelajaran antara guru dengan siswa dan pembatalannya penilaian belajar yang berdampak pada psikologis siswa dan keterampilan mereka. [1]
Bahasa Arab adalah bahasa agama islam, karena sumber hukum Islam ialah Alquran dan Alhadist. Dimana keduanya berasal dari bahasa arab, dalam fiman Allah SWT :
“إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ”
artinya “Sesungguhya Kami menurunkan Alquran dengan berbahasa arab agar kamu memahaminya”. Nabi Muhammad SAW bersabda “Saya meninggalkan dua hal untuk kalian semua, kamu tidak kan disesatkan oleh sesuatu yang menjebak Kitab Allah SWT dan Sunnah Nabi-Nya”.
Dari penjelasan tersebut pentingnya bahasa arab dipelajari bagi umat islam, tentu saja hal ini membutuhkan metode pengajaran, saran pendidikan untuk memfasilitasi kinerja pengajaran bahasa arab sehingga kegiatan pendidikan tidak menjenuhkan dan terasa senang untuk mempelajarinya. Me[nurut Al-Ghalayin, bahasa arab adalah gabungan dari beberapa kata yang dipergunakan oleh masyarakat arab untuk mengutarakan tujuan (pikiran dan perasaan) mereka.[2]
Pembelajaran bahasa arab ini dimulai dari lembaga pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Universitas idealnya peserta didik memiliki kemampuan menguasai 4 ketrampilan bahasa diantaranya maharah kalam (berbicara), maharah istima’ (mendengar) , maharah kitabah (menulis) dan maharah qira’ah (membaca) baik secara fungsional maupun proporsional.[3] Tuntutan mempelajari bahasa arab tidak cukup dengan sekedar sebagai alat untuk menerjemahkan sumber-sumber rujukan islam, akan tetapi harus dikembangkan menjadi bahasa komunikasi aktif sehingga menjadi identitas yag patut dibanggakan bagi sebuah Lembaga Pendidikan Islam.[4]
Dalam Kamus Besar Berbahasa Indonesia istilah “Respon” adalah tanggapan.[5] Tanggapan atau reaksi siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman dalam pembelajaran bahasa arab yang dilakukan secara daring.
Respon siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman memerlukan adaptasi dari pembelajaran luring menjadi pembelajaran daring. Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya ketidaksiapan siswa dalam pembelajaran jarak jauh, keterbatasan kuota internet, jaringan dibeberapa daerah yang kurang stabil, ketidakefektifan penerimaan materi pembelajaran, waktu yang kurang efisien bagi siswa maupun guru, kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan media sehingga membuat siswa menjadi malas dibanding dengan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di sekolah sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran bahasa arab melalui daring dimasa pandemi, aplikasi apa yang efektif digunakan selama pembelajaran daring, dan lebih efektif mana antara pembelajaran daring dan luring di SMA Muhammadiyah 1 Taman.
Metode Penelitian
Kualitatif adalah jenis data berbentuk selain angka. Jenis data ini bisa diperoleh dari observasi, wawancara, dokumen, rekaman video atau foto. Data ini dituangkan dalam bentuk deskriptif.[6] Kuantitatif adalah jenis data berupa angka. Tipe data dapat dianalisi menggunakan statistika.[7] Metode yang digunakan yakni metode kualitatif pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Artinya penelitian tersebut berupa kalimat, pernyataan, dokumen serta data lain yang dianalisis secara kualitatif.[8]
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai pengambilan data sealama penelitian.[9] Peneliti harus mengumpulkan data dengan menganalisi subjek dan situasi yang terjadi dilapangan. Teknik ini dilakukan agar peneliti mendapatkan kesimpulan data dari berbagai narasumber yang telah didapatkan. Langkah yang perlu diperhatikan diantaranya mengorganisasi data, membuat kategori, mereduksi data, menyajikan data fokus, menganilisis data, dan memaknai temuan penelitian.[10]
Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran bahasa arab melalui daring tentu saja menjadi pembelajaran pertama kali dilakukan oleh SMA Muhmmadiyah Taman. Dalam hal ini maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui respon siswa daripada SMA Muhammadiyah 1 Taman itu sendiri dalam pembelajaran khususnya bahasa arab melalui daring. Dalam penelitian siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman khususnya kelas XI tidak menyenangi dengan adanya pembelajaran melalui daring terutama pelajaran bahasa arab. Bahasa asing yang efektif dan maksimal dalam penyampaian materinya melalui tatap muka. Akan tetapi dalam hal ini siswa memahami materi yang dijelaskan oleh guru bahasa arab sebab guru bahasa arab kreatif dalam penyampaian materi dan berinovasi agar pembelajaran bahasa arab tetap berjalan dengan baik meski waktu terbatas, sinyal yang tidak stabil. Guru juga harus membuat materi yang akan disampaikan menarik buat siswa agar minat siswa mempelajari bahasa arab meningkat, sehingga materi yang dijelaskan tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aplikasi yang digunakan oleh guru bahasa arab dalam pembelajaran yaitu google Meet adalah platform konferensi video yang dikembangkan oleh Google yang menyaingi layanan dan aplikasi videotelephony seperti Zoom dan Microsoft Teams, Zoom untuk merupakan aplikasi untuk pendidikan dan bisnis sangat direkomendasikan oleh para profesional dari seluruh dunia, alasan guru bahasa arab menggunakan zoom yakni ” Zoom sangat mudah digunakan – cukup unduh, klik, atur, dan akan aktif dan berjalan. Ini adalah salah satu bagian termudah dari solusi konferensi video yang dapat diterapkan. Ini bekerja langsung, dan sangat mudah bagi siapa saja untuk terhubung melalui Zoom dan berbicara dengan kolega atau pelanggan jarak jauh. Zoom terhubung dengan mudah di seluruh desktop, perangkat seluler, dan sistem ruangan untuk menyatukan berbagai departemen, kantor, dan peserta jarak jauh dengan mulus. Dengan antarmuka pengguna yang intuitif, kecepatan bergabung ke ruang, dan kemudahan berbagi layar, Zoom membuat pembelajaran lebih fleksibel”, Google Classroom adalah layanan web gratis yang didedikasikan untuk pendidikan yang menawarkan campuran alat pembelajaran guru, akademisi, siswa, dan orang tua (pembelajaran campuran), adapun alasan guru dalam penggunaan aplikasi google classroom “Google Classroom merupakan platform yang didedikasikan untuk mengoptimalkan pendidikan formal melalui alat pembelajaran campuran, yang digunakan oleh guru untuk membuat ruang kelas virtual tempat mereka dapat berbagi file teks pendidikan, video, gambar, dan audio dengan siswanya. Di lingkungan virtual Google Classroom, guru dan siswa memiliki penyimpanan informasi yang hampir tak terbatas, yang disediakan oleh Google Drive. Guru dapat mengunggah file penilaian ke cloud , yang dapat diakses dan diedit oleh siswa. Semua siswa yang terhubung akan dapat mengerjakan file yang sama dari perangkat yang berbeda , dapat berkolaborasi atau bekerja secara individu, seperti yang ditentukan oleh penilaian”, Quipper, juga dikenal sebagai Quipper School, adalah aplikasi pembelajaran online berbasis web, alasan guru bahasa arab dalam penggunaan aplikasi quipper adalah “Tidak seperti platform manajemen pembelajaran berbasis web serupa lainnya seperti Moodle, Claroline, ATutor, Omeka dan Docebo yang memerlukan instalasi di situs hosting yang ada (atau server web), Quipper menyediakan guru dan siswa dengan berbasis web siap pakai aplikasi pembelajaran. Ini juga mendukung guru melalui penyimpanan virtual yang memungkinkan mereka mengunggah dan menyimpan presentasi PowerPoint, file PDF, gambar, dan video mereka secara online. Selanjutnya, penyimpanan membantu guru memelihara catatan kegiatan belajar mengajar mereka di server web; dengan demikian, mereka dapat memantau belajar siswa mereka tanpa menemui kendala waktu dan tempat. Menariknya, penggunaan fasilitas ini di Quipper benar-benar gratis, meskipun memerlukan registrasi. Namun aplikasi ini juga sulit dipahami oleh siswa”.Keempat aplikasi tersebut digunakan oleh guru bahasa selama proses pembelajaran melalui daring, akan tetapi aplikasi yang sering digunakan adalah google meet untuk menyampaikan materi dan google classroom untuk memberikan latihan soal dan ujian.
Daring merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. Kemajuan teknologi yang semakin pesat ini menyebabkan perkembangan teknologi dan informasi ini memberikan kemudahan dan keefektifan terhadap segala jenis perancangan dan pengembangan sistem dalam pendidikan. Pembelajaran luring dapat meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar artinya ketertarikan, perhatian dan keinginan secara berlebih yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu hal tanpa adanya paksaan dari orang lain maupun dorongan dari orang lain. Menurut guru prestasi belajar sebagai indikator hasil belajar dapat menyatakan sebagai berikut :
“ Pembelajaran luring dapat lebih berhasil karena saya sebagai guru dapat mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa. Pertama melalui penilaian pemahaman. Kemampuan siswa mendiskripsikan konsep, membandingkan, mengurutkan peristiwa dan menentukan hasil analisis permasalahan. Kedua, penilaian dan penafsran siswa. Siswa mampu menafsirkan tabel dan diagram dan melukiskan gambar-gambar yang sesuai dengan deskripsi pembelajaran. Selanjutnya penalaran siswa. Siswa mampu mengidentifikasi contoh maupun bukan contoh dan memeriksa kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga mampu memecahkan permasalahan. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan ilmu agama yang telah dipelajari”
Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan bahwa sistem belajar luring dapat lebih berhasil dikarenakan guru lebih bisa mengetahui dan mengawasi siswa terkait kemampuan belajarnya mulai dari pemahamannya, penafsiran, penalaran dan pemecahan masalahnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa hasil respon siswa terhadap pembelajaran bahasa arab melalui daring yakni siswa tidak senang dengan adanya pembelajaran bahasa arab melalui daring dikarenakan bahasa arab adalah bahasa asing yang dimana pembelajarannya lebih efektif dilakukan dengan tatap muka. Siswa juga menyukai dan lebih tertarik dengan pembelajaran bahasa arab dengan materi yang menyenangkan. Sinyal bukan menjadi permasalahan dalam penerapan pembelajaran daring.
Aplikasi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran daring ialah google classroom, zoom, google meet dan quipper. Dari keempat aplikasi tersebut siswa lebih kesulitan mengoperasikan aplikasi quipper. Guru juga lebih sering memakai google meet untuk menyampaikan materi disamping itu juga lebih murah penggunaan internetnya dan google classroom untuk memberikan latihan soal maupun ujian karena di google classroom memudahkan dan ada menu untuk pembuatan soal-soal latihan, hasil pembelajaran siswa lebih sukses melalui pembelajaran luring dibandingkan pembelajaran daring karena pembelajaran secara luring lebih mudah dipahami, waktu lebih panjang dan materi dapat dijelaskan secara rinci serta guru lebih leluasa dan lebih efektif.
References
- Jurnal Sosial dan Budaya syar-i.(9)5, 395-402-2020
- Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Diva Press, 2016)
- Nanang Kosim, Strategi dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Bandung: CV. Arfino Raya, 2016)
- Lina Marlina, Signifikansi Metode Langsung dalam Pengajarab Maharat Al-Kalam, El-Ibtikar Volume.04, nomor 02, 2015
- Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, (Jakarta, 2003: PT. Gramedia Pustaka Utama)
- Ulin Nuha, Ragam Metodologi & Media Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Diva Press, 2016)
- Bugin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015)
- M.Musfiqon,M.Pd., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT.Prestasi Pustakarya) 2012, 3
- Albi Anggito&Johan Setiawan,S.Pd., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), hal146
- M.Musfiqon,M.Pd., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT.Prestasi Pustakarya) 2012, 154