Abstract
Learning Arabic at the Al Farisi Arabic Course Institute in Pare Kediri uses the qowa`id guide book written by Ustadz Salman Faroh as the founder of Al Farisi, and the book Al Muhadatsah wal Muhawaroh billughotil `Arobiyyah as a guide book for muhadatsah classes. Which in the implementation of Arabic language learning at the Al Farisi course institution is taught in stages according to the abilities of students and each level is taught using different materials and methods. The existence of a good learning system is an advantage that the Al Farisi Institute has. Meanwhile, what is part of the shortcomings at Al Farisi are the absence of E-learning for distance learning and the ineffective learning in online learning using Google Meet due to network constraints that do not support it.
Pendahuluan
Mempelajari Bahasa Arab merupakan syarat wajib untuk memahami isi dalam Al-Qur'an. Bahasa Arab dan al qur`an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam belajar alqur`an Bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus dikuasai.[1] Di Indonesia terdapat penduduk sebanyak lebih dari 150 juta jiwa yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa ibu, atau bahasa sehari hari mereka. Jumlah itu menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang terkenal dan banyak digunakan oleh masyarakat di dunia.[2]
Banyaknya populasi umat muslim di Indonesia membuat bahasa arab dapat diterima dengan mudah dikarenakan adanya kebutuhan untuk mempelajari bahasa Al- Quran dan juga kebutuhan untuk menjalankan ibadah keagamaan lainnya[3] Untuk itu, penggunaan bahasa Arab tidak hanya sebagai komunikasi antar manusia saja, melainkan bahasa Arab adalah bahasa yang terpilih untuk peribadatan dalam islam.[4]
Saat ini bahasa arab sudah berkembang menjadi bahasa resmi internasional, yang mana pada saat ini bahasa tersebut banyak digemari oleh peserta didik. Maka sangatlah pantas jika pengajaran bahasa arab membutuhkan penekanan dan perhatian seksama
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Kursus Bahasa Arab Al-Farisi Pare Kediri serta apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Kursus Bahasa Arab Al-Farisi Pare Kediri.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian Kualitatif yaitu melakukan penelitian tentang latar belakang keilmuan atau latar belakang suatu entitas dengan mengumpulkan data dari subjek yang diteliti sebagai sumber langsung. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat kejadian yang terjadi secara hati-hati, melakukan analisis, serta membuat laporan secara mendetail.[5]. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
Dalam pembelajaran dibutuhkan penetapan dan pengembangan metode atau strategi pembelajaran yang tepat untuk mendapat hasil belajar yang maksimal.[6]
Selama pandemi Lembaga Al Farisi tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan murid yang berjumlah 30 orang. Selama pandemi Al Farisi tidak hanya melakukan pembelajaran offline tetapi juga pembelajaran online menggunakan googlemeet. Pembelajaran di Al Farisi terbagi menjadi bernagai macam kelas sesuai kemampuan peserta didik, diantaranya kelas qowaid 1, qowaid 2, qowaid 3, muhadatsah 1, muhadatsah 2, muhadatsah 3.
Lembaga Al Farisi memiliki pencapaian sendiri dalam hal penguasaan materi pada masing-masing kelas. Materi Pembelajaran merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan supaya pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai sasaran.[7]
Berikut penulis paparkan materi pada masing-masing kelas :
Kelas Qowaid Ula الكلام, الإعراب, إسم غير منصرف, عامل جوازم, عامل نواصب الأفعال, المعرفة و النكرة, علم صرف
Kelas Qowaid Tsaniyahمرفوعة الأسماء, عامل نواسخ, منصوبة الأسماء, مخفوضة الأسماء, توابع, علم صرف
Kelas Qowaid Tsalitsah
para santri diajarkan bagaimana cara mengi`lal dan mengi`rob kalimat arab
Kelas Muhadatsah Ula
Peserta didik harus menguasai mufrodat sehari-hari disertai dengan pembuatan contoh di dalam kalimat dan latihan dasar-dasar muhadatsah (percakapan).
Kelas Muhadatsah tsaniyah
Para santri dianjurkan untuk aktif berbicara seperti bercerita, mujadalah (debat), diskusi, mengarang.
Kelas Muhadatsah Tsalitsah
Para siswa akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang bahasa Arab ilmiyah/modern dan bahasa Arab pasaran.
Kelas Privat
Kelas khusus bagi peserta didik yang hanya ingin menguasai sebagian materi.
Yang mana masing-masing kelas memiliki waktu pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan jadwal kegiatan keseharian yang sudah peneliti bahas diatas dan masing-masing memiliki durasi yang sama yaitu 1½ jam.
Dalam proses pembelajaran tentu saja Al Farisi memiliki beberapa metode supaya siswa dapat dengan mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Metode adalah suatu komponen atau suatu faktor dalam pendidikan, dimana faktor tujuan, faktor situasi murid dan kepribadian guru juga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Mempelajari metode pengajaran tentu saja merupakan suatu keharusan mutlak bagi seorang guru, dimana guru harus memiliki pengetahuan dan penguasaan mengenai materi.[8]
Metode yang digunakan oleh Lembaga Al Farisi dalam pembelajaran qowa`id adalah metode campuran dari metode gramatika tarjamah dan metode membaca. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah adalah metode campuran dari Metode Langsung, Metode Komunikatif, metode gramatika tarjamah, dan metode hafalan.
Ketika pembelajaran berlangsungpun sangat dibutuhkan media pembelajaran untuk memudahkan siswa memahami penjelasan guru. Media merupakan salah satu faktor pendorong siswa untuk memaksimalkan daya serap dan kreatifitasnya yang mana dimiliki oleh siswa, dengan itu, media dapat menjadikan pembelajaran lebih ekspresif dan mengoptimalkan aktivitas siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.[9]
Media yang digunakan oleh lembaga kursus Al Farisi ialah media cetak, papan tulis, dan LCD. Namun saat ini lembaga kursus Al-Farisi masih belum memiliki media pembelajaran berupa E-Learning.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, Al Farisi melaksanakan evaluasi pembelajaran. Yang mana arti dari Evaluasi pembelajaran merupakan pengumpulan kenyataan untuk menetapkan apakah terjadi perubahan dalam diri siswa serta menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.[10]
Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi pembelajaran dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup luas, evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan.
Evaluasi yang digunakan oleh lembaga kursus Al Farisi berupa evaluasi pre-test (evaluasi yang dilakukan sebelum materi disampaikan) dan evaluasi pro-test (evaluasi yang dilakukan setelah materi disampaikan), serta evaluasi sumatif (evaluasi berupa ulangan pada setiap akhir bulan).
Setiap suatu lembaga pasti ditemukan adanya kelebihan dan kelebihan dalam lembaga tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti dapat melihat adanya kelebihan yang dimiliki oleh lembaga kursus Al Farisi berupa sistem pembelajaran yang baik, yaitu berupa pengelompokan kelas, perencanaan materi pada masing-masing kelas, serta memilih metode yang tepat untuk pembelajaran bahasa arab, diantaranya metode gramatika tarjamah, metode membaca, metode langsung, metode komunikatif, dan metode hafalan. Dan yang merupakan kelebihan dari lembaga kursus Al Farisi adalah tetap bersedia membuka kelas online dimasa pandemi walau hanya diminati oleh sebagian kecil orang guna untuk mensyiarkan agama Islam. Dan yang merupakan kekurangan di lembaga Al Farisi adalah Tidak adanya E-Learning sebagai penunjang pembelajaran jarak jauh tanpa harus bertemu dan Tidak efektifnya pembelajaran online menggunakan googlemeet karena adanya faktor jaringan yang tidak mendukung.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis terkait pembelajaran bahasa arab di lembaga kursus bahasa arab Al Farisi Pare Kediri dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Arab di Lembaga Kursus Bahasa Arab Al-Farisi Pare Kediri pembelajaran bahasa Arab di lembaga kursus bahasa arab Al Farisi diajarkan dalam berbagai macam kelas yaitu, qowa`id 1, qowa`id 2, qowa`id 3, muhadatsah 1, muhadatsah 2, muhadatsah 3, dan kelas privat. Dan buku panduan yang digunakan untuk kelas qowa`id berupa buku catatan karangan ustadz Salman Faroh sendiri, sedangan untuk kelas muhadatsah menggunakan buku panduan yang berjudul Al Muhawaroh Al Haditsah karangan Sayyid Hasan ibnu Ahmad Baharun.
Metode ataupun pendekatan yang digunakan oleh lembaga kursus Al-Farisi juga sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan pada umumnya yaitu, metode gramatika tarjamah (Ath Thariqah Qowaid wat Tarjamah), metode langsung(Thariqah Mubasyarah), metode membaca (Thariqah Qiro`ah), metode menghafal dan metode komunikatif (Thariqah Ittisholiyah).
Media yang digunakan ketika pembelajaran yaitu, media cetak berupa buku panduan, media audio visual berupa LCD, serta media non proyeksi berupa papan tulis.
Sedangkan evaluasi yang digunakan di Al Farisi yaitu evaluasi pre-test dan pro-test berupa evaluasi yang dilakukan sebelum memulai materi dan sesudah penyajian materi, serta evaluasi sumatifberupa ulangan pada setiap akhir bulan.
Kelebihan yang dimiliki lembaga Al Farisi adalah memiliki sistem pembelajaran yang baik, yaitu berupa pengelompokan kelas, perencanaan materi pada masing-masing kelas, serta memilih metode yang tepat untuk pembelajaran bahasa arab, diantaranya metode gramatika tarjamah, metode membaca, metode langsung, metode komunikatif, dan metode hafalan dan tetap membuka kelas online dimasa pandemi walau hanya diminati oleh sebagian kecil orang, guna untuk mensyiarkan agama Islam.
Dan kekurangan dalam pembelajarannya yaitu belum adanya E-Learning yang menunjang pembelajaran jarak jauh tanpa harus bertemu dan tidal efektifnya Pembelajaran online menggunakan google meet dikarenakan factor jaringan yang tidak mendukung.
References
- Zainuri, M. (2019). Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia. Jurnal Tanding. Vol. II No. (02).
- Albantani & Madkur. (2019). Teaching Arabic in the era of Industrial Revolution 4.0 in Indonesia: Challenges and opportunities.Asean Journal of Community Engagement.Vol.3 (2).
- Wekke, I .(2015). Arabic Teaching and Learning: A Model From Indonesian Muslim Minority. WCES. Elsevier doi:10.1016/j.sbpro.205.04.236
- Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Muhith, A. (2013). Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Abdul Wahab Rosyidi & Mamlu`atul Ni`mah. (2012).Memahami konsep dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Uin Maliki Press.
- Rosyidi A. & Ni’mah, M. (2011). Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Uin-Maliki Press.
- Hanifah, U. (2011). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Surabaya: Putra Media Nusantara.
- Ubaid, R. (2018). Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. An-Nabighoh. Vol. 20 (01) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
- Ubaid, R. (2018). Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. An-Nabighoh. Vol. 20 (01) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.