Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v9i0.1618

The Concept of Islamic Family Education (Study on Tafsir Ali-Imran Verses 33-37) and Its Implementation in Millennial Families in Sidoarjo Regency


Konsep Pendidikan Keluarga Islami (Kajian Tafsir Surat Ali-Imran Ayat 33-37) dan Implementasinya dalam Keluarga Milenial di Kabupaten Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Islamic Family Education Tafsir Surah Ali-Imran Verses 33-37 Millennial Families

Abstract

The purpose of this study is to find out how the concept of Islamic family education is contained in the letter Ali-Imran verses 33-37. In this case the researcher provides answers to the following questions: 1. How is the concept of Islamic family education in accordance with the Tafsir of Ali'Imran verses 33-37. 2. How is the implementation of millennial family education at Taman Anggun Sejahtera Housing 3 Kepuh Kemiri Village. This type of research uses qualitative research for the method used in this study, namely using analysis or analysis methods. The approach used in this study is to use a descriptive approach, which is to explain the meanings contained in each verse from the main source, namely the interpretation of Surah Ali-Imran verses 33-37 and analyze the meaning contained in secondary data sources so that the results are obtained in order to The results of the research findings show that: (1) in the concept of Islamic family education in Surah Ali-Imran verses 33-37 the results of the traveler's analysis are faith education, worship education, da'wah education and moral education. (2) the application of Islamic family education in the letter Ali-Imran verses 33-37 with current education, namely by instilling values ​​that are applied every day both in the family and in the community so that the hope is able to be used as the foundation of a strong Islamic family in a person's family.

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan di indonesia menjadi prioritas utama, karena mendapatkan penanganan yang khusus dari pemerintah pusat. Hal ini dibuktikan dengan mengajukan pendidikan di indonesia pemerintah berusaha keras untuk mewujudkannya.

Lewat pendidikan seseorang dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sesuai yang diinginkan. Seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan sektor yang strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut KI Hajar Dewantara adalah pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan selaras dengan alam dan masyarakat. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda saat ini bisa memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma yang telah dilakukan oleh generasi tua dengan cara mewariskan semua pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang mendasari nilai kesempurnaan hidup dan kehidupan.

Oleh karena itu pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti memiliki tujuan tentang nilai moralitas kepada manusia yang dilakukan secara sadar dan dalam tindakan nyata. Nilai yang dimaksud adalah sebuah proses bagaimana nilai tersebut terbentuk dan mengapa nilai itu harus didasari pada pengetahuan, sehingga komprehensif dengan tipologi manusia sebagai makhluk yang kompleks.

Dalam perkembangan anak pendidikan adalah pondasi utama yang akan menentukan baik buruknya karakter. Proses tumbuh kembang anak dalam keluarga sangat erat kaitannya dengan pendidikan, telah dikatakan suatu demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan dan intelektual. Maupun minat seorang anak didapatkan pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai yang sangat didapatkan bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan cepat tumbuh menjadi kepribadian yang mandiri, tangguh dan memiliki sifat berakhlak baik, seperti tidak gampang marah, melatih kestabilan emosional, mampu bersosialisasi dan lain sebagainya.

Yang bisa kita fahami Keluarga dalam pandangan Islam mempunyai arti yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua metode

Pertama yaitu Penelitian yang penulis laksanakan adalah termasuk penelitian kepustakaan atau sering disebut Library Research yaitu Penelitian Kepustakaan. Penelitian yang sumber datanya didapatkan di lingkup perpustakaan. Dengan itu perpustakan ini tidak wajib untuk diartikan secara resmi, namun beberapa sumber ilmu dan folder dokumen yang bisa di jadikan bukti untuk sumber data penelitiaan library research.

Penelitian kepustakaan memiliki ciri-ciri yaitu peneliti berhadapan langsung dengan sumber sumber buku dan naskah. Data pustaka memiliki sifat siap pakai, artinya seorang peneliti tidak berlu melakukan observasi ke tempattempat lain, kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan dan data pustaka tidak memiliki batas ruang dan waktu.

Penelitian kepustakaan ini bertujuan agar dapat mengungkap persoalanpersoalan yang sesuai dengan realita atau peristiwa yang sesungguhnya. Sumber data penelitian Library Research sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

Yang kedua adalah penelitian kualitatif. Menurut Lexy J Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami fenomena yang dialami subjek dengan menggunakan metode deskriptif. Penggunaan berbagai bentuk metode ilmiah dalam rentang alam tertentu dalam berbagai teks dan bahasa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode di mana seorang peneliti melakukan suatu fenomena atau populasi dari suatu objek dalam bentuk individu, operasi, atau lainnya.

Pada umumnya penelitian deskriptif tidak menggunakan asumsi (non-hipotesis) sehingga tidak perlu merumuskan asumsi dalam penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian deskriptif mencakup tiga pendekatan, yaitu studi kasus atau studi kasus, studi kausal komparatif dan studi korelasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah studi yang mendalam, rinci dan mendalam tentang organisasi suatu lembaga atau fenomena tertentu di bidangnya. Studi kasus hanya mencakup area atau topik yang sangat sempit.

Hasil dan Pembahasan

Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa dia menjadikan keluarganya sebagai keluarga pilihannya, terutama semua makhluk hidup di muka bumi. Allah SWT membuat mereka yang dipilih di antara semua makhluk alam dengan membuat mereka nabi Allah beberapa ada anggota di antara mereka. Allah SWT telah memilih satu makhluk yang Dia ciptakan yaitu nabi Adam untuk menjadi manusia pertama, Allah menciptakan nabi adam dengan tanganNya sendiri dan selanjutnya Allah memberikan ruh kepada tubuh nabi adam, memerintahkan para malaikat untuk sujud atau memberi hormat kepada Adam, beri tahu dia nama benda itu, masukkan Adam di surga, Kemudian Allah Azza wa Jalla mengirim Adam ke bumi untuk dosa, ada hikmah dibalik membawa Adam ke bumi ini, lalu Adam memintanya untuk bertaubat dan Allah Azza wa Jalla menunjuknya. Allah azza wa jallah berfirman : “Kemudian Tuhannya memilih dia, maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (taha: 122)Rasul dan Muhammad salaallahu alaihi wa salam mempunyai garis keturunan dari Nabi Adam alaihi wa sallam. selanjutnya, Allah Azza wa jallah menunjuk Nabi Nuh dan di muliakan, bapak kedua manusia setelah Nabi Adam. Ketika banyak yang menjadi penyembah berhala, maka Allah Azza wa jallah menunjuk nabi Nuh sebagai nabi pertama yang ditugaskan untuk makhluk yang ada di bumi. Kemudian Allah Azza wa Jalla mendatangkan bencana besar berupa banjir bandang yang menyapu bersih mereka Menenggelamkan banyak dari mereka dan menyelamatkan Nuh dan orang-orang percaya yang naik kapal yang kabir. Nabi Nuh mempunyai banyak keturunan nabi dan rasul Allah. Nabi Nuh alahi salam ialah utusan yang pertama di tunjuk oleh Allah Azza wa jallah untuk manusia di muka bumi sesudah Nabi Adam alaihi salam, yang meberi pelajaran hukum tentang kerabat dekat terlarang antara saudara kandung, bibi dan kerabat dekat hukum reproduksi Syariah.

Allah Azza wa Jalla menunjuk keluarga dari keturunan Nabi Ibrahim alaihi salam' dan memuliakannya, dan di antara keluarga mereka ialah seorang leader ummat manusia dan pamungkas para Nabi-nabi secara pasti, yaitu Nabi mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beberapa di antara mereka ialah Nabi Isma'il alaihi salam', selanjutnya Nabi Ishaq alaihi salam. dan Nabi Ya'qub alaihi salam. dan anak keturunannya, keluarga nabi Ibrahim alaihi salam di pilih dan di muliakan Allah Azza wa Jalla, ialah famili 'Imran, yaitu anaknya adalah Nabi Isa alaihi salam, yang mempunyai ibu bernama Maryam anaknya 'lmran dari susunan keturunan dengan Nabi Ya'qub alahi salam.Yang bernama imran di dalam pembahasan ini ialah bapaknya maryam dan maryam mempunyai anak bernama nabi isa alahi salam. Mempunyai Nama panjang yaitu 'lmran anaknya Yasyim anaknya Misya anaknya Hazqiya anaknya nabi Ibrahim dan nasab keturunanya berujung hingga ke Nabi Sulaiman anaknya Dawud alahi salam. so, nabi ibrahim alahi salam mempunyai anak keturunan bernama Nabi Isa alahi salam.

Allah Azza wa Jalla menunjuk sekian dari mereka orang-orang yang terpilih, orang yang di tunjuk oleh Allah mendapatkan kelebihan dan amanah berupa kenabian dan kerasullan kepada orang yang di pilih Allah. Orang yang di pilih berasal dari keturunan yang se jalur, di antara mereka dengan yang satu dengan mereka yang lain mempunyai ke persisan dengan hak keutamaan mereka, kelebihan , keistimewaan dan berjihad untuk menegakan agama Allah Azza wa jallah. Garis keturunan Keluarga Nabi Ibrahim alaihi salam, ialah Nabi Isma'il alaihi salam, kemudian Nabi Ishaq alahi salam. dan anak keturunan dari mereka berdua mempunyai garis keturunan dari Nabi lbrahim alahi salam. Sedangkan dengan Nabi Ibrahim alahi salam mempunyai garis keturunan dari Nabi Nuh alahi salam dan Nabi Nuh alahi salam sendiri mempunyai garis keturunan dari nabi adam alaihi salam. Sedangkan keturunan 'lmran, yaitu nabi Harun alahi salam, nabi Musa alahi salam dan nabi Isa alaihi salam. ibunya juga mempunyai garis keturunan dari Nabi Ibrahim alahi salam' selanjutnya dari Nabi Nuh alaihi salam Dan berujung ke Nabi Adam alaihi salam. Mereka adalah orang-orang yang di tunjuk oleh Allah dari banyaknya makhluk yang di ciptakaNya dan Allah memuliakan keluarga mereka. Selanjutnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi yang mempunyai gelar insan di karenakan nabi muhammad menjadi rahmatan lil alamin. Allah Azza wa Jalla berfirman,"Dan Kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh Alam." (al-AnbiYaa' : 107)

Tujuan Allah menciptakan Para rasul adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk dari Allah agar terhindar dari kesesatan. Adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah rahmat itu sendiri. Oleh karena itu, beliau nabi muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah seorang nabi yang membawa ketenangan dan ketentraman untuk ummat manusia. Beberapa perawi yaitu salah satunya Al- Hakim dan anaknya Asakir meriwayatkan dari bapaknya Hurairah radiaallahu anhu. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Sesungguhnya aku tidak lain adalah sebuah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah Azza wa Jalla kepada makhluk)."Di dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. menjelaskan bahwa nabi muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah rahmat dari Allah Azza wa Jalla untuk makhluk dan semesta alam. Garis keturunan yang di fahami dalam sabda ini ialah membahas tentang nabi ibrahim alahi salam. "Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Yaqub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk" (al-An'aam: 84). Allah Azza wa jallah dengan firmanya menyebutkan mereka secara sepesifik di karenakan nabi dan rasul yang Allah sebut adalah berasal dari orang yang di pilih langsung oleh Allah Azza wa jallah.

Allah Azza wa Jalla mengetahui permasalahan para hambaNya dan memahami yang ada di dalam hati mereka. Jelaskan kepada mereka wahai Muhammad bahwa istri 'lmran ialah ibu kandungnya Maryam dan mempunyai nama ialah Hannah binti Faqud yang di fonis menjadi wanita mandul (tidak mempunyai anak) dan ia sangat mendambakan seorang keturunan, hannah berdoa kepada Allah dan ia meminta supaya hannah di karuniai seorang keturunan. Selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengkabulkan permintaan dari hannah tersebut. Setelah hannah di fonis hamil ia ber nadzar kepada Allah.ia berkata "Tuhanku, hamba menadzarkan janin yang ada di dalam kandungan ini hanya untuk-Mu semata, menjadikannya orang yang menyerahkan hidupnya untuk beribadah dan berkhidmah di Baitul Maqdis." hukum perkataan Nadzar hannah ini di bolehkan oleh hukum syari'at dengan pemberlakuan waktu itu dan seorang anak wajib hukumnya untuk taat.

Hannah Istri 'lmran doa meminta supaya Allah Azza wa Jalla bersedia mengabulkan dan menerima perkataan nadzar hannah tersebut. Allah Azza wa Jalla mendengar sesuatu setiap apa yang di ucapankan makhluknya dan Allah Mengetahui semua niat seorang hamba dan keikhlasan dalam hati seseorang yang mengatakan. Dengan perkara ini Allah berkehendak bahwasanya di ijabahkan doa yang diminta ialah sebagai karunia yang besar dan kenikmatan dari Allah. Dengan itu, hannah istri 'lmran juga belum mengetahui janin yang ada dalam perutnya seorang anak perempuan atau laki laki.

Nadzar ialah suatu perkara yang dinyatakan wajib untuk seorang dan kembali buat dasar dirinya sendiri, nadzar sam seperti ibadah yang pada awalnya tidak di wajibkan untuk pribadi. Apabila dia tidak membuat kewajiban untuk dirinya sendiri, maka Nadzar ini tidak di hukumi wajib bagi dirinya sendiri kecuali seorang itu sendiri yang membuat bahwa nadzar tersebut wajib. Maksud dari surat ali-imran ayat 33 ialah menerangkan bapak dari Nabi Musa alahi salam, maksud dari surat ali-imran ayat 35 ialah penjelasan tentang bapak dari Maryam. Perkiraan Jarak zaman untuk keduanya ialah kurang lebih 1800 tahun, waktu itu hannah istri imran melahirkan seorang bayi perempuan. maka waktu itu hannah merasa bersedih dan ia berkata, "Sesungguhnya saya melahirkan anak perempuan." Kesedihan hannah ini dikarenakan ia menginginkan anak laki-laki yang kedepanya di peruntukan untuk berkhidmah di baitul magdis dan hannah sudah bernadzar kepada Allah. Karena menurut hannah anak perempuan banyak mempunyai kekurang dan tidak dapat maksimal ketika di peruntukan untuk berkhidmah di baitul magdis. Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla Maha mengetahui tentang sesuatu yang di ciptakanNya dan Allah tahu kedepanya anak tersebut. Dengan ini banyak hikma yang bisa di petik bahwa seorang perempuan tidak hanya di pandangdalam kelemahanya saja tapi banyak kelebihan yang di miliki seorang perempuan dan ini adalah bentuk kehormatan kepada seorang perempuan. Hannah pun tidak bisa memandang atau menyamakan dengan anak perempuan dengan anak laki-laki tentang hal kekuatan atau tenaga, ketekunan dan keistiqomahan dalam kegiatan beribadah untuk melakukan tugas di Masjid al Aqsha. Akan tetapi, yang di lahirkan oleh hannah seorang anak perempuan lebih baik dan lebih ahsan di bandingkan dengan apa yang di minta oleh hannah yaitu anak laki-laki karena Allah Azza wa jallah maha mengetahui.

Ayat (36) adalah perkataan Allah Azza wa Jalla. Namun, jika di iqrokan [dengan ta' baca dhammah), maka kata tersebut termasuk perkataan istri 'Imran, yang tujuannya untuk memuliakan dan mensucikan Allah Azza wa Jalla. Dan ayat (37) bisa dikatakan termasuk kalam Allah SWT, atau menurut di atas, bisa juga termasuk perkataan istri Imran. Artinya jika ayat "wallaahu a'lamu bimaa wedha'et" dibaca dengan ta', maka dibaca sukun, yang artinya ayat ini terkandung dalam firman Allah Azza wa Jalla. Namun jika dibaca "wallaahu a'lamu bimaa wedhe'tu" dan huruf ta' dibaca dhammah, berarti ayat "walaisadz dzakaru kal untsee" adalah salah satu ucapan istri lmran. Ia mengatakan hal itu karena ingin memohon ampunan Allah Azawajara, karena ternyata bayi yang dilahirkannya adalah bayi perempuan yang dilahirkan oleh Allah dan tentunya tidak layak untuk beribadah di Masjid Al-Aqsha. Karena anak perempuan adalah alat kelamin yang harus dilindungi dan dilindungi.

Istri Imran berkata: "Saya memang memberinya nama Mariam, yang memiliki arti yang baik, Hamba Allah, dan saya berdoa kepada Allah untuk melindunginya dari godaan setan terkutuk. Saya juga berdoa Anda melindungi Maryam dan keturunannya dari kejahatan. yaitu Yesus (damai dan berkah Allah besertanya) dari setan dan kekuasaannya atas mereka. Lalu Allah Azza wa Jalla mengabulkan doa istri 'lmran ini. Imam Bukhari dan imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahuanhu. bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, "Setiap anak cucu Adam ketika sedang dilahirkan ibunya tidak selamat dari sentuhan setan kecuali Maryam dan putranya (Isa a.s.)."

Artinya setan terkutuk selalu memiliki keinginan yang kuat untuk memikat ke dalam keburukan dan kesesatan setiap anak Adam kecuali Mariam dan anak-anaknya. Kemudian Allah Azawajara menerima Mariam ibunya dengan sangat ramah, Allah Azawajara puas dengan Mariam karena dia menjadi penyembah Allah yang taat dan di sebuah gereja bernama Baitul Maqdis tempat melayani anak-anak, meskipun dia perempuan dan masih sangat muda.Allah Azza wa Jalla juga memelihara dan memberikan pendidikan kepada Maryam, berupa pengasuhan dan pendidikan yang sangat baik sesuai dengan kondisinya, dan pendidikan yang baik dan mulia, meliputi jiwa dan raga, seperti tanaman yang ditanam di tanah yang sangat subur, nah dirawat, irigasi cukup. Dengan pupuk yang baik, ia menyingkirkan sekitarnya dan gulma yang mengganggu pertumbuhannya. Allah Azza wa Jalla menjadikan Nabi Zakariya sebagai suami dari Bibi Maryam yang dikenal saleh, baik dan akhlaknya mulia, membantu mengurus dan mengurus berbagai keperluan Maryam hingga dewasa. Allah Azza wa Jalla memilih Nabi Zakariya sebagai orang yang membantu merawat dan merawat Maryam hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan Maryam agar Maryam bisa belajar ilmu yang sangat bermanfaat dari Nabi Zakariya dan meneladani ketakwaan dan akhlaknya. Sementara itu, setiap nabi Zakariya masuk untuk menemui Maryam di tempat Mihrab, maka nabi zakariya selalu mendapatkan di dekat Maryam kebaikan yang sangat banyak, rezeki yang sangat melimpah dan berbagai macam-macam makanan yang tidak pada suatu musimnya. Sekelompok ulama tafsir dari suatu kelompok tabi'ian berkata, "Pada musim dingin, Zakariya menemukan di samping Maryam buah-buahan musim panas, begitu juga sebaliknya, pada musim panas, ia menemukan di dekat Maryam buah-buahan musim dingin." Lalu nabi Zakariya berkata kepada Maryam, "Dari mana kamu mendapatkan semua ini? Padahal sekarang adalah musim kering dan paceklik." Lalu ia Maryam berkata, "Semua ini datang dari kehendak Allah Azza wa Jalla Dzat Yang memberi rezeki kepada semua manusia di muka bumi ini dengan cara menciptakan hubungan timbal balik dengan baik yang saling menguntungkan antara satu dengan yang lainnya. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas kuantitasnya dan tanpa bersusah payah memberikannya. Ada pendapat mengatakan bahwa ayat, "innallaaha yarzuqu man yasyaa'u bighairi hisab," adalah termasuk dari perkataan Maryam. Namun, bisa juga merupakan dari perkataan yang baru di luar perkataan Maryam. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong nabi Zakariya berdoa kepada Allah Azza wa Jalla minta dikaruniai anak.

Fiqih Kehidupan atau Hukum-Hukum

Kaum musyrik dan kitab suci mengingkari kebenaran identitas kenabian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hanya karena dia pria biasa seperti mereka, dan dia bukan dari keluarga Israel. Kemudian Allah Azawajara membantah penyangkalan mereka, Allah Azawajara memang memilih dan memuliakan Adam bapak manusia dan Nuh bapak kedua. Dari keturunan Adam dan Nuh, Allah SWT memilih dan memuliakan keluarga Ibrahim. Dari keluarga dan keturunan Ibrahim, Allah SWT memilih dan memuliakan “Keluarga Imran”. “Keluarga Imran adalah keturunan Bani Israil, cucu Ibrahim. Jika hak memilih dan kemuliaan adalah milik Allah SWT, maka dia juga memilih dan mengangkat seorang nabi dari kalangan Arab, yang juga Ibrahim Keturunan dari putra Shin Ismail. Ini cerita menegaskan keaslian identitas Nabi Muhammad. Membantah kesesatan mereka yang memiliki Alkitab, yang percaya bahwa status para nabi hanya untuk anak-anak Israel, dan kesesatan orang-orang musyrik, yang percaya bahwa para nabi berasal dari jenis non-manusia. Sehingga mereka tidak mengenal identitas kenabian Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena dia adalah orang yang sama yang diutus nabi untuk dikunjungi.

Kisah ini juga mengandung penegasan bahwa Isa a.s. adalah seorang nabi karena ibunya lahir dari seorang ibu tua yang tidak subur yang tidak sesuai dengan adat istiadat populer. Ibunya juga diterima sebagai orang yang saleh di Baitul Maqdis, sehingga Sheila sucinya menunjukkan bahwa putra yang dilahirkannya berasal dari roh yang diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla dan firman-Nya kepada Maria. "Aku memberinya nqma Maryam" menunjukkan bolehnya memberi nama bayi ketika baru dilahirkan dan ini masuk kategori syar'u man qablanaa (syari'at umat terdahulu sebelum umat Islam). Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bahwa beliau bersabda, "Malam ini inakku yang berkelamin laki-laki dilahirkan, lalu aku memberinya nama dengan nama bapakku, yaitu lbrahim."

Di antara pengaruh doa istri 'lmran yang diperkenankan oleh Allah Azza wa Jalla yang mengandung permohonan agar Allah Azza wa Jalla menjaga bayi dan keturunannya kelak dari gangguan setan adalah terlindunginya Nabi Isa a.s. dari bujukan dan gangguan setan, seperti halnya Allah Azza wa Jalla juga menjaga para Nabi yang lainnya dari bisikan setan dan kekuasaan setan. Berapa banyak usaha-usaha yang dilakukan setan untuk menggoda dan menjerumuskan para Nabi dan para wali (kekasih) Allah Azza wa Jalla ke dalam jurang kesesatan dan kerusakan. Namun, meskipun begitu, Allah Azza wa Jalla tetap menjaga dan melindungi mereka semua dari semua itu. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Sesungguhnya kamu (iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat." (al-Hijr: 42)

Kesimpulan

Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan keluarga Islami dalam keluarga milenial mempunyai implikasi khususnya dalam pendidikan keluarga dan anak di perum TAS 3 desa kepuh kemri kecamatan tulangan Kabupaten sidoarjo, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

Khususnya Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dan harus mengetahui pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Membangun keluarga yang berpedoman dengan Al-Qur’an dan as-sunnah. Melakukan ketaatan kepada Allah dan rasulNya, memberikan pendidikan yang wajib seperti pengetahuan agama islam dan ini sangat penting karena ketika anak di berikan pondsi pendidikan islam maka anak tersebt bisa menjadi generasi yang robbani. karena sebagaimana orang tua berhak memberikan pendidikan, memelihara, membesarkan anak dengan kasih sayang. Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anak tentang agama khususnya dalam ilmu agama. Memberikan nafkah yang halal serta mendo’akan dengan segala kebaikan.

  1. Bagaimana konsep pendidikan keluarga islami berdasarkan dengan Tafsir surat Ali’Imran ayat 33-37.
  2. Bagaimana implementasi pendidikan keluarga islami dalam pendidikan milenial di Perumahan Taman Anggun Sejahtera 3 Desa kepuh kemiri berdasarkan dengan Tafsir surat Ali’Imran ayat 33-37
  3. Upaya yang dilakukan orang tua terhadap pendidikan anak di perum TAS 3 orang tua sudah berupaya semampunya walaupun belum maksimal di mana para orang tua berusaha memberikan motivasi dan dukungan, pembinaan seperti contohnya adalah memberikan hadiah, mengantar anak ke tempat atau ke lembaga pendidikan. Serta memberikan hukuman apabila anak tersebut susah untuk di beri nasehat. Meskipun orang tua hanya menyerahkan pendidikan anak ke lembaga atau ke guru ngaji saja karena faktor kesibukan orang tua.

References

  1. Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, (1996), Metode Tafsir Mawdhu’iy, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
  2. Abd. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997).
  3. Al-Qur’an dan Terjemahan
  4. As’ad Yasin, dkk, (2001), Sayyid Quthb: Penerj. Tafsir Fi Dzilalil Quran Jilid II, Jakarta: Gema Insani Press.
  5. BPS, & Kementerian PPPA. (2018). Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
  6. Darajat Zakiyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam.
  7. Departemen Agama RI, Membangun Keluarga Harmoni (Tafsir Al-Qur’an Tematik), Jakarta: Departemen Agama RI, 2008.
  8. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008 ).
  9. El saha M. Ishom dan Saiful Hadi, Sketsa al-Qur’an (tempat, tokoh, ulama, dan istilah dalam al-Qur’an), (Cet. I; Jakarta: Lista Fariska Putra, 2005).
  10. https://id.wikipedia.org/wiki/Milenial
  11. I.N Thut dan Don Adams, Pola-pola Pendidikan dalam Masyarakat Kotemporer, (Yogyakara: Pustaka Pelajar, 2005).
  12. Leibo Jetfa. Sosiologi Pedesaan. (Yogyakarta: Andi Offset,1995).
  13. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002)
  14. M. Amir, “Perspektif Al-Qur’an Tentang Metode Pendidikan,” Al-Fikr, Thn. VII. Vol. 16. 2012.
  15. M. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi penelitian pendidikan, (Sidoarjo: Prestasi Publikasi, 2012).
  16. Miles dan Huberman, Analisa Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press Jakarta, 1992).
  17. Muslich Masnur. Pendidikan Karaker: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensiona, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011 )
  18. Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000).
  19. Shaleh Abdul Rahman, Pendidiklan Agama Dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
  20. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
  21. Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Paraktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University pres, 2004).
  22. Suryani Sri, Anak Digital, http://digital.metrotvnews.com/anakdigital/, diakses pada hari Rabu, 20 Januari 2019 pada pukul 16.00.
  23. Thayib Anshari. Struktur Keluarga Muslim, Risalah Gusti, ISBN 979-556-013-1.