Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v7i0.1613

Middle School Education Quality Improvement Management


Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan SMP

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Management Quality Education

Abstract

This study aims to get an overview of the efforts made by SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin, Sidoarjo Regency in creating the ability to Survive in the midst of a wave of Government policies related to education as tangible evidence of the durability of an educational institution, on the other hand, the increasing number of competitive a new educational institution with an offer of various excellent programs. Creating private school institutions whose resources are provided with greater self-reliance and funds towards quality schools, alternative choices, or even referrals is not easy. This research is a qualitative research, using a phenomenological approach, as for how to obtain data by observation, interviews, and documentation, after the data is collected an analysis is carried out so as to produce the conclusion that this Al-Islamiyah Middle School is able to compete with other schools both local public and private schools. This school has implicitly implemented MPMBS and internal and external quality assurance efforts, as for what supports the survival of this school in the following ways; the number of students is stable or even increases every year, the infrastructure is adequate, public trust is still quite high, the school has an Islamic style even though it is a public school, is not affiliated with any particular community organization, the educational qualifications of the teachers are adequate and has the potential to teach effectively, the library runs smoothly. good, the morality of students is good, the cost is standard (affordable).

Pendahuluan

Setiap negara senantiasa berupaya untuk mampu mengikuti perkembangan dunia dan menciptakan kesejahteraan rakyatnya, demikian pula Indonesia. Salah satu upaya untuk menciptakan bangsa Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain adalah dengan mendorong terciptanya pendidikan yang bermutu, karena dengan pendidikan yang bermutu akan menghasilkan generasi unggul, generasi unggul unilah yang diharapkan mampu bersaing di pada tataran lokal, nasional, dan global . Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peran sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia telah terbukti menjadi penentu kemajuan suatu bangsa, banyak negara yang terbatas sumber daya alamnya namun memiliki kualitas sumber daya manusia yang unggul berhasil menjadi negara kaya dan maju serta mampu menyejahterakan rakyatnya seperti; Hongkong, Jepang, Luxemberg, Singapura, Swiss, dan Korea Selatan[1].

Kualitas sumber daya manusia yang unggul sangat dipengaruhi oleh mutu dan tingkat pendidikannya, seiring dengan hal tersebut Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin sangat menekankan pentingnya belajar, bahkan Rasulullah mendapatkan perintah pada wahyu yang pertama adalah اقرأ bacalah! karena itulah betapa Islam mengajarkan semangat belajar yang tinggi, melakukan pengamatan dengan hati, akal, dan pikiran untuk mendidik manusia agar selalu mempelajari apa yang ada di jagad raya, baik materi maupun immateri, Allah mengagungkan hamba-Nya yang beriman dan berilmu dengan mengangkat derajat mereka beberapa derajat lebih tinggi dari yang lainnya. QS.Al Mujadilah 58:11, berkaitan dengan firman Allah QS. Fathir 35: 27-28 yang menguraikan pada penutupan ayatnya bahwa yang takut dan kagum kepada ayat-ayat Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah ulama, Shihab menyimpulkan bahwa ilmu yang dimaksud bukan hanya ilmu agama saja, tetapi semua ilmu yang menghasilkan khasyyah, yakni rasa takut[2], Al Qur’an menerangkan bahwa dalam Islam tugas menuntut ilmu ini sangat ditekankan. Allah memperingatkan, hendaknya umat Islam khawatir meninggalkan generasi yang lemah terutama ilmu[3].

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah Negara Republik Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial[4]. Dalam rangka mencapai cita-cita nasional ttersebut dibutuhkan pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bermakna, berfungsi, dan berdampak pada perubahan yang lebih baik. Pendidikan yang bermakna tidak terlepas dari prinsip ilmiah kehidupan yaitu; (1) Prinsip saling-bergantungan, bahwa menurut para ilmuwan modern, segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan, (2) Prinsip diferensiasi, bahwa setiap yang ada memiliki keunikan tersendiri dan menjadi indah karena perbedaan sehingga saling melengkapi (3) Prinsip pengaturan-diri sendiri, bahwa setiap sesuatu yang berbeda mempunyai potensi bawaan untuk berkembang dengan sendirinya[5].

Pada kenyataannya pembangunan pendidikan tidaklah terlepas dari tujuan pembangunan nasional yang lain yang tahapannya mengikuti kondisi keberadaan negara itu sendiri. Perencanaan pendidikan turut serta dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu; (1) Tujuan pembangunan nasional suatu bangsa, (2) Masalah strategi, termasuk penanganan kebijakan secara operasional, (3) Jenis dan tingkat kemajuan negara[6]. Pada pelaksanaannya penyelenggaraan pendidikan tidaklah mudah untuk mencapai suatu kesuksesan. E Mulyasa mengemukakan ada tujuh masalah pokok sistem pendidikan nasional, yaitu menurunnya akhlak dan moral peserta didik, pemerataan kesempatan belajar, masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, status kelembagaan, manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, dan sumber daya yang belum profesional[7] .

Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah banyak memberikan perhatian dengan meningkatkan penambahan alokasi dana pendidikan secara nasional, peserta didik mendapatkan bantuan anggaran dana berupa BOSDA dan BOSREG, sebagai upaya meringankan biaya pendidikan, membentuk lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), Lembaga Penjaminan Mutu Eksternal (LPME), dan Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) di satuan pendidikan, adapun upaya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan dilakukan dengan melakukan akreditasi pada satuan pendidikan baik formal maupun nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan[8], dengan upaya ini harapan mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Mutu atau kualitas menurut Edward Sallis terbagi menjadi dua konsep, konsep pertama kualitas yang bersifat absolut (mutlak), kedua adalah konsep kualitas yang bersifat relatif. Kriteria absolut dipersepsikan oleh produsen. Semakin tinggi standar atau penilaian produsen maka produk semakin berkualitas, adapun konsep relatif ditentukan oleh pelanggan. Derajat keunggulan produk tergantung pada penilaian atau persepsi konsumen, sehingga mutu terbaik ditentukan pada kepuasan terbaik dan tercapainya kebutuhan/keinginan pelanggan[9].

Mutu pendidikan SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin saat ini menuju Standar Nasional Pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan prestasi peserta didik, baik akademik maupun non akademik dari Tahun Pelajaran 2019/2020 sampai pada Tahun Pelajaran 2020/2021, meskipun demikian sekolah ini tetap survive di tengah kebijakan pemerintah yang terus mengalami perubahan terutama dampak zonasi PPDB sekolah negeri, yang berdampak pada tumbuh kembangnya sekolah swasta di sekitarnya. Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan sangat erat kaitannya dengan manajemennya. Menurut Siagian (1978) menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Menurut GR Terry (1972) dalam bukunya principles of management menyebutkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya lainnya. Longnecker & Pringle merumuskan manajemen sebagai proses memperoleh dan menggabungkan sumber-sumber manusia, finansial, dan fisik untuk mencapai tujuan pokok organisasi menghasilkan produk atau jasa layanan yang diinginkan oleh sekelompok masyarakat[10].

Lembaga pendidikan yang survive selalu berupaya meningkatkan mutunya melalui manajemen peningkatan mutu. Peningkatan mutu terlebih dahulu diawali dengan melakukan jaminan mutu (quality assurance) dilanjutkan dengan peningkatan mutu yang proaktif, sehingga mutu yang rendah dapat ditingkatkan melalui peningkatan secara proaktif dan terus menerus. Menurut Husaini Usman, peningkatan mutu merupakan kegiatan untuk meningkatkan mutu agar sesuai dengan standar dengan membuat input, proses, dan outcome lebih baik lagi[11].

Sekolah diberikan kesempatan untuk mengatur lembaga secara mandiri guna meningkatkan kualitas atau mutu pendidikannya melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS). MPMBS adalah segala usaha untuk memberikan kewenangan kepada sekolah dan guru untuk mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber daya insani serta sarana dan prasarana untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah[12]. Karakteristik MPMBS sangat perlu dipahami oleh sekolah yang akan Menerapkannya, hal ini tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif. Jika MPMBS merupakan wadah/kerangkanya, maka sekolah efektif merupakan isinya. sekolah merupakan sebuah sistem, sehingga penguraian karakteristik MPMBS berdasarkan pada input, proses dan output[13] .

a.Input Pendidikan. Dalam input pendidikan ini meliputi; (1) memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas, (2) sumber daya yang tersedia dan siap, (3) staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, (4) memiliki harapan prestasi yang tinggi, (5) fokus pada pelanggan.

b.Proses. Dalam proses terdapat sejumlah karakter yaitu; (1) PBM yang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, (2) Kepemimpinan sekolah yang kuat, (3) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (4) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (5) Sekolah memiliki budaya mutu, (6) Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis.

c.Output yang diharapkan. Output Sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajarn dan manajemen di sekolah. Pada umumnya output dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa prestasi akademik yang berupa NEM, lomba karya ilmiah remaja, caracara berfikir (Kritis, Kreatif, Nalar, Rasionalog, Induktif, Deduktif dan Ilmiah). Selanjutnya output non akademik, berupa keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerjasama yang baik, toleransi, kedisiplinan, prestasi olahraga, kesenian dari para peserta didik dan sebagainya.

SMP Al-Islamiyah sebagai lembaga sekolah swasta berbasis religius terus berupaya bukan hanya mengajarkan keilmuan umum namun juga ilmu agama dan penerapannya sesuai dengan visinya ”Berimtaq, Berkarakter, Bermutu, dan Berprestasi”, selain itu lembaga ini tidak berafiliasi dengan organisasi masyarakat Islam manapun, semua muridnya dari berbagai latar belakang masyarakat yang majemuk, baik dari daerah asal, sosial ekonomi, maupun budayanya.

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas peneliti merasa tertarik dan tertantang untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin”.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut penulis jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian karena Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati[14]. Peneliti ini menggunakan metode deskriptif dimaksudkan agar pencarian fakta dapat di interprestasi kan secara tepat untuk membuat deskripsi (gambaran dan lukisan), secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat diantara fenomena yang di teliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik antara lain;

1.Observasi, observasi adalah pengamatan terhadap kegiatan dengan menggunakan seluruh indra secara langsung. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi manajemen pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin.

2.Interview (wawancara), interview (wawancara) adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu dan responden tidak perlu menulis jawabannya.Teknik ini digunakan untuk mengetahui tentang latar belakang obyek penelitian serta hal-hal yang berkaitan peningkatan manajemen mutu pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin.

3.Dokumentasi, Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya[15].

Analisa data ialah proses menyusunan atau mengolah data agar dapat ditafsirkan lebih baik. Selanjutnya Moeleong berpendapat bahwa analisis data dapat juga dimaksudkan untuk menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian yang berisikan kategori yang lebih kecil dari data penelitian. Data yang baru didapat dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumen tentang masalah analisis mutu pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin dianalisis dengan cara menyusun, menghubungkan, dan mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan data selama dan sesudah pengumpulan data.

Hasil dan Pembahasan

1.Profil SMP Al-Islamiyah

Letak SMP Al-Islamiyah berada di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. letak geografis sekolah ini berada pada -7,5039 garis lintang, 112,7318 garis bujur. SMP Al Islamiyah Putat Tanggulangin adalah sekolah swasta berbasis Islam menggunakan Kurikulum Pendidikan Nasional di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga sekolah ini berada dalam satu atap SMP dan SMA pada Yayasan Pendidikan dan Sosial Al-Islamiyah (YAPISA). Sekolahan ini berdiri sejak tahun 1976 namun baru diresmikan pada 1977 dengan Kepala Sekolah Drs. H. Al Muntadzir. Pada mulanya SMP Al-Islamiyah mengikuti dua jalur kurikulum yakni jalur kurikulum di bawah naungan Kemendikbud dan Kementerian Agama. Siswa yang telah sampai pada kelas 3 SMP mengikuti 2 ujian, ujian jalur kurikulum Kemendikbud di SMP Negeri 1 Sidoarjo dan ujian jalur Kementerian Agama di MTs Islamiyah Tanggulangin. Pada saat mengikuti ujian MTs para siswa kesulitan dan banyak yang tidak lulus karena struktur kurikulum yang berbeda karena itulah sekolah ini akhirnya mengikuti jalur Kemendikbud saja.

2.Visi dan Misi

Dra. Endang Sri Wahyuni selaku Kepala SMP Al Islamiyah Putat menyampaikan bahwa Visi dan Misi sekolah SMP Al Islamiyah telah dituangkan dalam RPS (Rencana Pengembangan Sekolah) Jangka panjang, RKAS (Rencana Kerja Sekolah) atau RKJM (Rencana Kerja Jangka Menengah) dan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) Tahun Ajaran 2020/2021, yang dijabarkan berikut;

a.Visi Sekolah

Dalam merumuskan visi dan misi sekolah, pihak-pihak yang terkait bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat,) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya, adapun

visi yang dirumuskan oleh warga sekolah SMP Al Islamiyah Putat adalah ”Berimtaq, Berkarakter, Bermutu, dan Berprestasi”

b.Misi Sekolah

1)Standar Isi

a)Mewujudkan perilaku Islami dalam pergaulan sehari-hari melalui peningkatan pendidikan agama di sekolah.

b)Meningkatkan mutu pendidikan melalui program pengajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c)Meningkatkan kebiasaan disiplin, serta santun dalam pergaulan di sekolah maupun di luar sekolah.

d)Mewujudkan pemetaan standar kompetensi dan indikator berbasis kecakapan hidup

e)Mewujudkan pengembangan perangkat pembelajaran silabus berbasis kecakapan hidup

f)Mewujudkan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis kecakapan hidup

g)Mengembangkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator muatan lokal

2)Standar Proses

a)Mewujudkan metode pembelajaran khususnya strategi pembelajaran dengan pendekatan CTL

b)Mewujudkan bahan pembelajaran berbasis kecakapan hidup

c)Mengembangkan metode, strategi dan model pembelajaran

3)Standar Kompetensi Lulusan

a)Meningkatkan perolehan Nilai AKM

b)Meningkatkan prestasi bidang olahraga

c)Meningkatkan prestasi bidang kesenian

d)Membentuk prilaku siswa yang religius

e)Membentuk prilaku siswa yang memiliki kepedulian sosial tinggi

f)Membentuk lulusan yang terampil

g)Mewujudkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi

4)Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a)Meningkatkan SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang professional

b)Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang religious

c)Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang sehat

d)Meningkatkan kepekaan sosial masyarakat pada pendidik dan tenaga kependidikan

5)Standar Sarana dan Prasarana

a)Meningkatkan fasilitas pendidikan

b)Meningkatkan pemeliharaan dan perawatan fasilitas sekolah

6)Standar Pengelolaan Pendidikan

a)Mengembangkan pengelolaan pada masing-masing urusan dan tata usaha

b)Mengembangkan manajemen sekolah yang transparan

7)Standar Pembiayaan Pendidikan

a)Mewujudkan penggalangan pembiayaan pendidikan yang memadai

b)Mewujudkan pembiayaan sekolah yang efektif dan efisien

8)Standar Penilaian Pendidikan

a)Mengembangkan Instrumen atau perangkat soal-soal untuk berbagai model evaluasi

b)Mengembangkan sistem penilaian

  1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
  2. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Al Islamiyah Putat Tanggulangin

1.Perencanaan Peningkatan Mutu Pendidikan

Kepala sekolah melakukan evaluasi, menganalisa dan mendata apa yang menjadi kebutuhan sekolah, baik masalah siswa, pendidik, tenaga kependidikan, sarana, prasarana, dan yang lainnya, menerima masukan-masukan kemudian membuat skala prioritas berdasarkan kondisi yang dimiliki oleh sekolah, jika masih memungkinkan memberdayakan apa yang ada di sekolah, tapi jika tidak kepala sekolah mencari solusi lain yang terbaik. Perencanaan yang dilakukan kepala sekolah meliputi beberapa hal berikut;

a.Bidang Kurikulum

1)Revisi kurikulum untuk mengikuti kebijakan pemerintah terutama terkait kondisi pandemi dengan memberlakukan kurikulum kondisi khusus sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus.

2)Penyesuaian startegi pembelajaran, konten materi ajar, dan jam pembelajaran sesuai dengan alokasi jam pelajaran kurikulum kondisi khusus.

3)Perbaikan pada pelaksanaan proses pembelajaran siswa dengan diawali pendisplinan guru dalam pembelajaran terkait masuk kelas dan pergantian jam pembelajaran.

b.Bidang Kesiswaan

1)Penguatan karakter peserta didik melalui beberapa kegiatan Intra kurikuler

2)Penguatan nilai-nilai ke-Islaman melalui kegiatan shalat berjamaah, berbagai kegiatan keagamaan peringatan hari besar Islam.

3)Penanaman nasionalisme melalui berrbagai kegiatan intra dan ekstrakurikuler

4)Menjaga kesehatan warga sekolah dengan kegiatan .

5)Sosialisasi sekolah dengan mendatangi SD sekitar berisi informasi PPDB.

c.Bidang Hubungan Masyarakat

1)Sosialisasi program sekolah kepada seluruh orang tua atau wali siswa.

2)Mengadakan kerjasama lintas sektoral

3)Mengadakan pembelajaran praktik di lapangan kehidupan di sekitar sekolah

4)Mengadakan sarana komunikasi berbasis IT

5)Kegiatan peduli sosial.

6)Usaha memperkokoh keutuhan keluarga besar SMP Al-Islamiyah sebagai stakeholders internal

d.Bidang Sarana dan Prasarana

1)Melakukan perbaikan gedung dan perawatan perlengkapan.

2)Memindah Pos Penjagaaan sekolah yang saat ini berada dekat dengan kantor sekolah akan dipindahkan ke depan pintu masuk lewat barat sekolah.

3)Memindah kantin sekolah untuk perluasan sarana wudhu siswa agar pelaksanaan shalat berjamaah berjalan dengan baik.

4)Mengupayakan pengadaan gedung pertemuan permanen.

e.Pembiayaan

1)Memberikan keringanan biaya SPP kepada siswa yang memiliki prestasi dengan pembebasan biaya pendidikan secara berjenjang dan memberikan pembebasan biaya penuh kepada siswa yatim, yatim piatu dan fakir miskin dengan syarat memiliki SKTM.

2.Pengorganisasian Peningkatan Mutu Pendidikan

Kepala Sekolah melakukan pengorganisasian mengacu pada dua aspek utama, pertama pengelompokan bidang-bidang kerja baik pendidik maupun tenaga kependidikan, misalnya: penentuan guru mata pelajaran dan jam pembelajarannya, wali kelas, petugas piket, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan lain-lain. Kedua pembagian tugas, yaitu pemberian tugas pekerjaan sesuai bidangnya pada setiap individu dalam organisasi agar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya masing-masing,

3.Pelaksanaan Peningkatan Mutu Pendidikan

Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu meliputi:

a)Tahap persiapan, yang meliputi penyebaran informasi kepada semua pihak, menyusun tim pengembang dengan melibatkan stakeholders, membentuk tim evaluasi sekolah, menentukan sasaran yang akan dievaluasi, dan menentukan sasaran kepada siapa sosialisasi akan dilakukan.

b)Tahap implementasi yang meliputi pelaksanaan program pada setiap bidang yang direncanakan, pengumpulan informasi, pengolahan informasi, penyusunan laporan dan rekomendasi.

c)Tahap tindak lanjut yang meliputi menganalisis hasil evaluasi, menyusun skala prioritas, menetapkan sasaran dan target sekolah, dan menyusun program kerja untuk meningkatkan mutu sekolah lebih lanjut.

4.Pengawasan Peningkatan Mutu Pendidikan

a)Pengawasan pendahuluan bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya revisi atau perubahan terhadap setiap program yang akan dilaksanakan, terhadap guru dengan melihat program pembelajaran (RPP) yang dibuat masing-masing, sedangkan bagi tenaga kependidikan dengan melihat program kerja dan target kerja yang telah dibuatnya.

b)Pengawasan proses dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan suatu program. Pengawasan proses dilaksanakan melalui monitoring dan supervisi.

c)Pengawasan umpan balik dilakukan untuk menyesuaikan dan mengukur hasil-hasil dari suatu program yang telah diselesaikan serta adanya tindak lanjut dan umpan balik terhadap kondisi sebelumnya, hari ini dan masa yang akan datang. Untuk merealisasikan program tersebut, kepala sekolah mengadakan rapat setiap bulan untuk staff dan dua bulan sekali rapat dinas, biasanya pada awal bulan, atau paling lambat pada pertengahan bulan.

C. Mutu Pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin

Pelaksanaan MPMBS mengacu pada pandangan Suryosubroto bahwa dalam manajemen pendidikan di sekolah tidak terlepas dari komponen terkait meliputi input, proses, dan output pendidikan.

1. Input Pendidikan

Input pendidikan ini meliputi adanya Visi Sekolah yang jelas yaitu ”Berimtaq, Berkarakter, Bermutu, dan Berprestasi” , Sumber daya yang tersedia dan siap Antara lain; Kepala sekolah yang energik dan supel, pendidik dan tenaga kependidikan sekitar 75% muda, fasilitas, dan sumber belajar telah tersedia perpustakaan, tenaga staf sekolah muda dan energik, memiliki harapan prestasi yang tinggi, fokus pada pelanggannya berupa kepedulian pendidikan dunia khirat dan sosial ekonomi.

2.Proses Pendidikan

Pembelajaran berjalan dengan baik sesuai ketentuan antara lain; mengacu silabus, mengarahkan pada pencapaian kompetensi. Dokumen diupayakan lengkap dan sistematis dalam pengawasan kepala sekolah dan pengawas sekolah, adapun setelah pandemi pembelajaran cukup mengalami kendala karena PJJ yang membawa dampak pada kesulitan sebagian guru dan siswa antara lain tidak semua dapat mengakses internet baik karena biaya atau masih kurangnya penguasaan IT.

Kepemimpinan kepala sekolah yang aktif dan komunikatif mendukung terciptanya iklim lingkungan sekolah kondusif dan menyenangkan, dengan team work yang kuat dan berbudaya mutu.

3. Output Sekolah

Output Sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajarn dan manajemen di sekolah. dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa;

1)Dalam bidang akademik sekolah telah mengikuti berbagai kompetisi, namun belum berprestasi

2)Prestasi non akademik, berupa keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, kerjasama yang baik, toleransi telah cukup berhasil dengan dipraktikkannya hidup di tengah masyarakat. Prestasi olahraga, dan kesenian dari para peserta didik sampao pada tingkat kecamatan melalui pramuka dan voli.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin

1.Faktor Pendukung

Faktor pendukung sekolah ini meliputi; dukungan pemerintah baik melalui kebijakan aturan maupun pembiayaannya, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, didukung guru yang baik, mengikuti kebijakan kurikulum yang berlaku, memiliki budaya organisasi dan mendapatkan perhatian dari masyarakat dengan bukti animo untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

2.Faktor Penghambat

Faktor penghambat mutu pendidikan di sekolah ini antara lain; Biaya, meskipun biaya relatif murah namun masih cukup banyak siswa yang tidak rutin untuk membayar bahkan ada yang tidak membayar selama beberapa tahun., Peran serta komite sekolah untuk memajukan sekolah belum optimal, terdapat beberapa guru yang perlu peningkatan profesionalismenya, belum memiliki laboratorium IPA sendiri masih bergabung dengan SMA demikian pula dengan Laboratorium komputernya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan terhadap masalah pokok dalam rumusan masalah penelitian ini yang terdiri dari dua hal, pertama bagaimana mutu pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat mutu pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin, penulis menyimpulkan;

1.Pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pendidikan di SMP Al-Islamiyah Putat Tanggulangin sudah berjalan. Secara implisit dan terus untuk ditingkatkan.

2.Mutu Pendidikan di SMP Al Islamiyah Putat Tanggulangin menuju Standar Nasional Pendidikan hal ini di dasarkan pada; a. Input Pendidikan ; Beberapa hal yang belum maksimal dalam input pendidikan meliputi; Sumber daya manusia dari kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan. belum lengkapnya sarana pembelajaran terutama laboratorium IPA dan laboratorium Komputer, masih terbatasnya kerjasama dengan stakeholders eksternal terutama komite sekolah. b. Proses Pendidikan ; Kepala sekolah belum memiliki afiliasi pada sekolah lain yang berbasis Islam berkemajuan, Pembelajaran belum maksimal terutama ketika terjadi pandemi Covid-19. Perlu peningkatan kegiatan intra dan ekstra kurikuler siswa. c. Output Sekolah ; Prestasi akademik siswa belum memenuhi harapan. Prestasi non akademik berupa moralitas dan praktik keagamaan sesuai harapan sekolah.

3.Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen peningkatan mutu pendidikan di SMP Al Islamiyah adalah berikut;

a.Faktor Pendukung mutu pendidikan di SMP Al Islamiyah antara lain berikut; 1) Dukungan dari pemerintah, baik berupa aturan perundangan maupun biaya operasional, 2) Kepemimpinan Kepala sekolah yang demokratis dan terbuka, 3) Kinerja guru yang baik dan masih muda, 4) kurikulum yang relevan memadukan antara kepentingan akhirat dan duniawi , 5) Lingkungan masyarakat yang kondusif dalam pendidikan, 7) dukungan masyarkat dan orang tua masih tinggi terhadap kemajuan pendidikan.

b.Faktor Penghambat mutu pendidikan

Faktor penghambat mutu pendidikan di SMP Al Islamiyah antara lain berikut; 1) Anggaran biaya, sekolah ini biayanya relatif masih minim dibandingkan sekolah lain, karena minimnya biaya ini berdampak pada terbatasnya ketersediaan fasilitas sekolah, maupun kesejahteraan guru. 2) Peran serta masyarakat masih kurang, terutama keterlibatan unsur komite dalam usaha pengembangan pendidikan. 3)

Sarana prasarana sekolah yang masih terbatas terutama Lab. IPA dan komputer. 4) Profesionalisme guru masih belum baik perlu peningkatan

Ucapan Terima Kasih

Penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, demikian pula kepada Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam yang selalu memberikan motivasi dan arahan, kepala sekolah SMP Al Islamiyah dan dewan guru serta seluruh tenaga kependidikan yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penelitian ini, hingga selesai.

References

  1. Saru Arifin, Kedaulatan Permanen atas sumber daya alam dalam kebijakan ekonomi Asean, http://www.e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/MADANI/article/download/1721/1087, 22 Maret 2020
  2. M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbach: pesan, kesan. Dan keserasian Al-Quran (Jakarta: Lenetra gati, 2012),vol. 13 hal. 488-491
  3. M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbach: pesan, kesan. Dan keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera hati, Cet. V, 2012), hal. 424 (QS. An Nisa’ 4: 9)
  4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Visimedia, 2007), 1
  5. Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning menjadikan kegiatan belajjar-mengajar mengasyikkan dan bermakna, ter. Ibnu Setiawan, (Bandung, Kaifa, 2010), 68-84
  6. Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan suatu pendekatan komprehensif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 10-11
  7. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), 6
  8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Visimedia, 2007), 27
  9. Barnawi dan M. Arifin, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan teori dan parktik, (Yogyakarta, Ar-Ruz Media, 2017), 1
  10. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2013), 1.
  11. Husaini Usman, Manajemen: teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 524
  12. Rosna Modelu dan Siti Asiah T., “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS): antara Harapan dan Realita di SMA Negeri 3 Atinggola” Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam Vol.2, No.1, (Juni 2019), 129
  13. Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2014),.97.
  14. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 4
  15. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 231.