Abstract

The pandemic Covid-19 has forced all activities to be carried out at home. This is very influential in the world of education. The students’ motivation and interest in learning decreases. The research intends to explore information related to the causes of decreased student motivation and interest in online learning Islamic religious education at SD Muhammadiyah 11 Randegan. The research method is qualitative with a phenomenological approach. The data were analyzed qualitative using the Miles Huberman analysis model. The data was proved from the result of the research that the decline in students’ motivation and interest in online learning Islamic religious education at SD Muhammadiyah 11 Randegan occurs slowly. Meanwhile, the causes of the decline in students’ motivation and interest in online learning in Islamic religious education at SD Muhammdiyah 11 Randegan are boring learning, limited learning media used online, lack of direct teacher supervision, lack of parental attention to students when learning online, more students prefer playing mobile phones instead of online learning, and limited interaction between students.

Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan perubahan baik dari pengetahuan maupun tingkah laku. Adapun pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru, dengan bahan ajar, metode belajar, strategi belajar, dan sumber belajar. Dalam proses belajar memerlukan banyak faktor pendukung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya adalah dipengaruhi oleh motivasi dan minat belajar. Dimana motivasi dan minat belajar siswa yang tinggi mampu mencapai keberhasilan belajar yang optimal[1]. Karena motivasi belajar mendorong siswa untuk semangat belajar yang nantinya menumbuhkan minat. Minat belajar muncul dari dalam diri siswa itu sendiri karena adanya motivasi. Dengan adanya motivasi dan minat belajar yang tinggi, maka hasil belajar juga akan tinggi.

Di akhir tahun 2019, dunia mulai digemparkan dengan adanya virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut dengan coronavirus disease 2019 (Covid-19). Wabah ini terjadi di banyak negara di belahan dunia. Pada mulanya, transmisi dari virus Covid-19 ini belum bisa ditentukan dapat tertular atau tidak antara manusia dengan manusia, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, jumlah kasus virus Covid-19 ini semakin bertambah[2].

Dengan ditetapkannya virus Covid-19 sebagai pandemi, pemerintahan di berbagai negara belahan dunia mengambil tindakan tegas untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut. Begitupun dengan Indonesia yang memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dimana aturan ini menghimbau kepada seluruh warga untuk beraktifitas di rumah saja. Hal ini sangat berpengaruh bagi berbagai aspek kehidupan, salah satunya pada dunia pendidikan. Dimana pembelajaran yang awal mula dilakukan di sekolah kini dituntut untuk pembelajaran jarak jauh (daring). Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pembelajaran tatap muka (luring) untuk sementara waktu diubah menjadi dalam jaringan (daring)sebagai upaya pencegahan penularan covid-19[3].

Menurut Rizqulloh yang dikutip oleh Novenia Hizkia Wulansari dan Janet Trineke Manoy, pembelajaran daring (e-learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang pada pelaksanaannya tidak bertatap muka langsung di kelas, sehingga semua proses pembelajaran akan berbeda dengan yang di sekolah[4]. Pembelajaran ini menuntut guru dan siswa untuk saling berkomunikasi melalui jejaring sosial. Pembelajaran daring dapat dijadikan solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam, seperti yang terjadi saat ini ketika pemerintah menetapkan kebijakan social distancing[5]. Pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan media jejaring sosial sesuatu yang masih asing bagi guru dan siswa.

Hal tersebut memunculkan hambatan dalam pembelajaran yang mencakup berbagai aspek, baik aspek yang terkait dengan program pembelajaran, waktu pembelajaran, metode pembelajaran, juga aspek pengajar. Serta orangtua wali siswa yang mendapatkan tugas baru sebagai pendamping dan penghubung siswa dengan guru pengajar selama proses belajar mengajar berlangsung[6]. Bahkan guru dan siswa juga dituntut untuk mahir dalam menggunakan jejaring sosial sebagai media pembelajaran. Sedangkan untuk mahir dalam penggunaan jejaring sosial sebagai media pembelajaran harus beradaptasi terlebih dahulu. Proses adaptasi itu berdampak pada kualitas mengajar guru dan hasil belajar siswa. Karena tidak adanya persiapan yang matang dalam peralihan media pembelajaran setelah adanya pandemi.

Dari proses pembelajaran PAI secara daring yang telah dilaksanakan di SD Muhammadiyah 11 Randegan ditemukan bahwa terjadi penurunan motivasi dan minat belajar siswa. Penemuan tersebut ditunjukkan melalui penelitian awal yang telah dilakukan dimana berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas menyatakan bahwa siswa kelas V SD Muhammadiyah 11 Randegan motivasi dan minat belajar daring pada pelajaran PAI menurun. Adapun gejala menurunnya motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran pai PAI ditandai dengan menurunnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran daring, tidak aktif untuk bertanya yakni enggan untuk bertanya ketika tidak tahu, serta terlambat dalam mengumpulkan tugas dimana siswa mengumulakn tugas melebihi batas waktu yang telah diberikan.

Dari pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung dengan tatap muka, siswa pasti memiliki motivasi yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran daring. Karena siswa maupun guru dapat berinteraksi dengan langsung. Sehingga pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih efektif untuk meningkatkan motivasi siswa[7]. Meskipun berinteraksi ataupun berdiskusi dapat dilakukan secara daring, namun siswa cenderung malas untuk menyimak. Menurut Melani Kartika Sari, pembelajaran daring membawa dampak kepada siswa, yakni siswa merasa sangat jenuh dan juga bosan akan pembelajaran[8]. Semangat dan antusias yang ditunjukkan semakin hari semakin menurun.

Hal tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena menurunnya motivasi dan minat belajar siswa sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian, peneliti sangat tertarik untuk menganalisis faktor-faktor atau penyebab menurunnya motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan.

Metode

Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Dimana menurut jonathan sarwono, fenomenologi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala dengan menekankan pada penghayatan dan pemahaman interpretatif[9]. Sedangkan menurut Isa Anshori, pendekatan fenomenologi merupakan penelitian dengan memperhatikan gejala dan fenomena yang ada di lapangan, juga mengartikan kejadian yang tidak nampak oleh panca indera[10]. Sehingga pendekatan fenomenologi mampu mengungkapkan pandangan atau pemikiran seseorang dengan memperhatikan perilaku yang ditunjukkan.

Sumber data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer pada penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan kepada guru, orang tua, dan siswa kelas V serta observasi pada saat pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan. Adapun sumber data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen atau arsip.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis data model Miles Huberman yang terdiri dari tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Hasil dan Pembahasan

Pada masa pandemi Covid-19, diketahui bahwa semua kegiatan dilakukan dari rumah. Begitupun dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring atau online. Pembelajaran secara daring ini memberikan dampak langsung kepada siswa. Salah satu dampak yang terjadi adalah mulai munculnya penurunan motivasi belajar siswa sehingga dibutuhkan cara khusus untuk menanggulanginya.

Tingginya motivasi belajar daring PAI siswa kelas V SD Muhammadiyah 11 Randegan hanya terlihat ketika awal pembelajaran saja, dimana siswa mau mengikuti serangkaian pembelajaran dengan aktif seperti bertanya. Akan tetapi, setelah beberapa waktu pembelajaran daring PAI berlangsung beberapa siswa diam dan tidak bertanya ketika mengalami kesulitan ketika mengerjakan tugas daring PAI. Bahkan beberapa siswa selalu diam saja dan enggan untuk bertanya. Hal tersebut tidak terjadi secara menyeluruh melainkan sebagian saja sehingga masih ada beberapa siswa yang mau bertanya ketika merasa kesulitan mengerjakan tugas daring PAI.

Motivasi belajar siswa pada pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan mengalami penurunan secara perlahan. Walaupun tidak terjadi penurunan secara drastis, tetapi penurunan ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurunnya motivasi belajar ini ditandai dengan adanya penurunan semangat ketika pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara daring. Meskipun terdapat beberapa siswa masih berusaha dalam mengerjakan tugas daring PAI yang telah diberikan oleh guru untuk mendapatkan nilai yang terbaik meskipun terdapat beberapa siswa yang biasa saja.

Dalam pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan tidak hanya motivasi belajar siswa yang menurun melainkan juga minat belajar siswa juga mengalami penurunan. Menurunnya minat belajar yang ditandai dengan kurangnya perhatian siswa ketika guru menjelaskan. Pada pelaksanan pembelajaran daring ini dibutuhkan media pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi tidak semua sekolah memilikinya. Seperti halnya di SD Muhammadiyah 11 Randegan yang menggunakan layanan WhatsApp grup dan WhatsApp Video Call sebagai media pembelajarannya.

Kurang memadainya media pembelajaran yang digunakan ketika pembelajaran daring membuat siswa merasa bosan sehingga siswa lebih menyukai bermain handphone dibandingkan dengan belajar daring. Tak hanya itu, sebaian besar siswa menyukai PAI dan menyatakan bahwa Pelajaran PAI tidak sulit. Akan tetapi ketika belajar daring, siswa jarang belajar ketika tidak ada tugas. Hal tersebut karena menurunnya minat belajar siswa kelas V pada pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan

  1. Menurunnya Motivasi dan Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Daring PAI
  2. Penyebab Menurunnya Motivasi dan Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Daring PAI

Motivasi dan minat belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Begitupun dengan menurunnya motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

Kebosanan ini terjadi karena kurang atraktifnya pembelajaran yang disampaikan guru, selain itu kebosanan terjadi karena belum tersedianya perangkat pembelajaran dan media pembelajaran yang dikhususkan saat pelaksanaan pembelajaran daring. Pada hakikatnya siswa membutuhkan pembelajaran yang menyenangkan. Begitupun dengan minat belajar siswa yang ikut menurun akibat aktifitas belajar yang kurang menarik sehingga siswa kurang melibatkan diri dalam pembelajaran. Terutama pada siswa tingkat dasar yang membutuhkan pendekatan khusus sehingga pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Pada siswa tingkat dasar dalam usia 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret yang membutuhkan adanya sesuai hal nyata untuk membantu dalam proses belajar. Kebosanan yang terjadi itulah membuat menurunnya motivasi dan minat belajar siswa.

Salah satu faktor menurunnya motivasi dan minat belajar siswa di SD Muhammadiyah 11 Randegan karena keterbatasan yang ada pada media pembelajaran yang digunakan. Sehingga menjadikan meningkatnya kebosanan siswa ketika belajar. Kebosanan ini menjadikan siswa tidak dapat mendengarkan penjelasan guru secara berkelanjutan dan hanya mau mendengarkan ketika awal saja. Paparan tersebut menunjukkan bahwa motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran daring PAI di SD Muhammadiyah 11 Randegan menurun secara perlahan yang disebabkan oleh kebosanan siswa karena pembelajaran yang terbatas hanya menggunakan media WhatsApp Grup dan WhatsApp Video Call.

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru memiliki peranan yang penting saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Komunikasi antara guru dan siswa juga sangat penting, apabila guru dan siswa sering berkomunikasi maka proses belajar akan berjalan lancar karena siswa merasa tidak jauh dengan guru dan tidak segan untuk berpartisi aktif dalam pembelajaran. Akan tetapi sebaliknya, ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring yang tidak mempertemukan secara langsung guru dengan siswa sehingga menyebabkan kurangnya pengawasan, perhatian, serta komunikasi guru terhadap berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Guru tidak dapat memantau secara langsung perkembangan siswa apalagi hanya menggunakan WhatsApp Video Call yang memiliki keterbatasan dalam hal jumlah peserta yang dapat masuk. Sehingga ketika sebagian siswa melaksanakan pembelajaran maka siswa yang lain tidak dapat ikut secara bersama-sama. Berbeda dengan kegiatan pembelajaran tatap muka yang dapat disaksikan guru secara langsung semua tindakan yang dilakukan siswa. Kurangnya pengawasan ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan menurunnya motivasi dan minat belajar siswa. Dalam pembelajaran daring siswa merasa bahwa tidak ada yang mengawasi sehingga munculnya sikap kurang peduli saat pembelajaran daring berlangsung.

Kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa mampu menurunkan motivasi dan minat belajar siswa. Hal ini dikarenakan dua sebab, yakni orang tua yang bekerja dan orang tua yang tidak mampu mendampingi belajar siswa. Pendidikan bagi anak usia dasar dipengaruhi banyak hal yang dapat mendukung suksesnya pendidikannya. Salah satu hal yang memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan anak adalah keterlibatan orang tua. Keterlibatan orang tua ini semakin besar ketika pembelajaran dilangsungkan secara daring. Hal ini disebabkan karena waktu belajar anak lebih banyak dilakukan di rumah masing-masing. Salah satu peran orang tua adalah memberikan motivasi dan pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan anaknya. Semakin baik perhatian orang tua kepada anaknya akan membuat peningkatan motivasi belajar anak, karena itulah orang tua harus dapat memberikan perhatian yang lebih banyak ketika pelaksanaan pembelajaran daring. Hal ini sebagaimana dalam teori bahwa perhatian otang tua termasuk dalam faktor yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar yang termasuk dalam faktor ekstrinsik.

Berdasarkan hasil yang didapatkan ketika melakukan observasi, ternyata perhatian orang tua siswa kelas V SD Muhammadiyah 11 Randegan masih belum maksimal karena adanya dua faktor utama yaitu, banyaknya orang tua siswa yang bekerja baik itu ayah maupun ibunya. Kedua orang tua yang bekerja ini menyebabkan kurangnya waktu terhadap anak apalagi melakukan bimbingan dan pengawasan pembelajaran yang seharusnya dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu faktor lainnya ialah kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada anak-anaknya. Banyak faktor yang menjadikan ketidakmampuan orang tua tersebut, seperti tidak semua orang tua memiliki pendidikan yang memadai, dan lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang mendukung. Kurangnya perhatian orang tua ini mengharuskan siswa belajar secara mandiri, tetapi belajar mandiri ini tidak dapat dipisahkan dengan pola asuh orang tua sejak anak kecil, karena semakin baik pola asuh yang diberikan orang tua maka akan semakin baik pula kemampuan belajar mandiri yang dimiliki anak.

Persoalan teknologi yang berkembang semakin pesat ini memberikan dampak yang cukup besar, dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif ini salah satunya adalah munculnya ketergantungan anak terhadap penggunaan handphone. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur kepada siswa, sebanyak 67% siswa menyatakan mereka sangat suka bermain handphone daripada belajar daring dan juga sebanyak 23% siswa menjawab suka bermain handphone yang dimilikinya daripada belajar daring. Hal ini akan menjadikan persoalan bagi kemampuan dan motivasi belajar siswa. Besarnya prosentase yang ada tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dalam jangka waktu yang lebih lama akan semakin mempengaruhi siswa dalam belajarnya. Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan untuk dapat mengawasi anak-anaknya ketika menggunakan handphone dalam setiap kegiatan kesehariannya.

  1. Pembelajaran daring yang membosankan
  2. Terbatasnya media pembelajaran yang digunakan saat daring
  3. Kurangnya pengawasan guru secara langsung
  4. Kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa pada saat belajar daring
  5. Lebih senang bermain handphone daripada belajar daring
  6. Terbatasnya interaksi antar siswa

Interaksi siswa dengan teman sebaya ini memiliki peran penting dalam tumbuh kembang siswa. Saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara langsung siswa dapat bertemu dan bermain teman sebayanya apalagi saat istirahat berlangsung. Hal ini berbanding terbalik ketika pembelajaran dilakukan secara daring yang membuat siswa tidak bisa lagi bertemu dan bermain dengan teman sebayanya, padahal dunia anak sangat erat kaitannya dengan dunia bermain dan berkumpul bersama teman sebayanya. Selain itu, adanya interaksi dengan teman memunculkan rasa bersaing dalam diri pada proses belajar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menurunnya motivasi dan minat belajar pada pembelajaran daring PAI siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Randegan yang ditandai dengan menurunnya semangat dan perhatian saat pembelajaran daring secara perlahan. Akan tetapi menurunnya motivasi dan minat belajar pada pembelajaran daring PAI siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Randegan tidak merata. Dimana tidak semua siswa motivasi dan minat belajar pada pembelajaran daring PAI menurun.

Beberapa sebab yang mempengaruhi menurunnya motivasi dan minat belajar pada pembelajaran daring PAI siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Randegan, antara lain: pembelajaran yang membosankan, terbatasnya media pembelajaran yang digunakan saat daring, kurangnya pengawasan guru secara langsung, kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa pada saat belajar daring, lebih senang bermain handphone daripada belajar daring, dan terbatasnya interaksi antar siswa

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan serta doanya. Terima kasih kepada pihak SD Muhammadiyah 11 Randegan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan informasi yang peneliti perlukan dalam penelitian ini.

References

  1. S. A. Laras and A. Rifai, “Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di BBPLK Semarang,” J. Eksistensi Pendidik. Luar Sekol., vol. 53, no. 9, pp. 121–130, 2019.
  2. Y. Yuliana, “Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur,” J. Wellness Heal. Mag., vol. 2, no. 1, pp. 187–192, 2020, doi: 10.30604/well.95212020.
  3. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Surat Edaran Nomor 4,” Jakarta, 2020.
  4. N. H. Wulansari and J. T. Manoy, “Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Selama Study at Home,” J. Penelit. Pendidik. Mat. dan Sains, vol. 4, no. 2, pp. 72–81, 2020, [Online]. Available: http://journal.unesa.ac.id/index.php/jppms/
  5. R. Yunitasari and U. Hanifah, “Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa pada Masa COVID 19,” Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no. 3, pp. 232–243, 2020, [Online]. Available: https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
  6. T. Churahman, D. A. Romadlon, and U. M. Sidoarjo, “Problematika Wali Murid Sekolah Muhammadiyah Dalam Mendampingi Belajar Daring di Masa Pandemi Covid-19 ( Studi di Kabupaten Sidoarjo ),” Tadris Jurna Pendidik. Islam, vol. 15, no. 2, pp. 195–209, 2020, doi: 10.19105/tjpi.v15i2.3813.
  7. Z. Sidik and A. Sobandi, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Kemampuan Komunikasi Interpersonal Guru,” J. Pendidik. Manaj. Perkantoran, vol. 3, no. 2, p. 50, 2018, doi: 10.17509/jpm.v3i2.11764.
  8. M. K. Sari, “Sosialisasi tentang Pencegahan Covid-19 di Kalangan Siswa Sekolah Dasar di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri,” J. Karya Abdi, vol. 4, no. 1, pp. 80–83, 2020.
  9. J. Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
  10. I. Anshori, “Melacak State Of The Art Fenomenologi Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial,” Halaqa Islam. Educ. J., vol. 2, no. 2, pp. 165–181, 2018, doi: 10.21070/halaqa.