Islamic Economics
DOI: 10.21070/ijis.v2i1.1598

Contribution of Islamic Personality in Increasing Work Ethic in Business/Industrial World


Kontribusi Kepribadian Islami Dalam Meningkatkan Etos Kerja di Dunia Usaha/Dunia Industri

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Contributions Islamic personality Work ethic Field work practices Business World Industrial World

Abstract

The educational process organized by Muhammadiyah schools has a large role in shaping the work ethic, which is of course by shaping the Islamic personality of the students. The main problems in this study are, (a) How is the formation of Islamic personality to improve the work ethic of students carried out at SMK Muhammadiyah 2 Taman _ Sidoarjo, (b) how the contribution of the formation of Islamic Personality in improving the work ethic of students during the Field Work Practice at DU / DI organized by SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo. The purpose of this study is to describe and understand: (a). Implementation of the formation of Islamic personality to improve the work ethic of students while carrying out Field Work Practices in DU / DI organized by SMK Muhammadiyah 2 Taman - Sidoarjo, (b). Contributions to the formation of Islamic personality in improving the work ethic of students in the implementation of Field Work Practices in DU / DI for SMK Muhammadiyah 2 Taman-Sidoarjo.This study uses a qualitative type with a phenomenological approach, the research subject is determined purposively, namely 164 grade XI students who are currently doing Job Training. Derived from the majors of Electric Power Installation Engineering, Machining Engineering, Light Vehicle Engineering, and Multi Media. Data collection techniques using observation, interviews and documents. Data that has been collected is analyzed through data reduction, display and drawing conclusions.

Pendahuluan

Terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun 2015, sebagai petanda negara negara kawasan ASEAN peka terhadap perkembangan era globalisasi. Sebagai respon kebijakan ekonomi di kalangan masyarakat ASEAN, seiring dengan berkembangannya era globalisasi. Era ini, ditandai dengan kompleksitas, menuntut sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi . Dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), negara-negara ASEAN sepakat untuk menghilangkan semua peraturan non tarif barier dan mengimplementasikanya secara menyeluruh ditahun 2020. Pada masyarakat ini, barang, jasa, inventasi, model, dan tenaga kerja ahli dibebaskan untuk mengembangkan bisnisnya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri memasuki era tersebut, terutama persiapan sumber daya manusia, dimulai dari peserta didik. Karena peserta didik merupakan sumber daya manusia masa depan, diharapkan bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bisa bekerja dan menghasilkan produk yang unggul. Penyiapan sumber daya manusia harus dilaksanakan sejak dini melalui pendidikan, direncanakan secara komprehensif dan dilakanakan dengan sungguh-sungguh penuh tanggung jawab.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pendidikan dan pelatihan di Sekolah Menegah Kejuruan. Sekolah Menegah Kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. [1] Pada Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada PMK diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikembangkan berdasarkan profil lulusan yaitu: (1) beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur; (2) memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3) menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan; (4) memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan (5) berkontribusi dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global.[2]

Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan yang berkepribadian maupun sikap yang islami yaitu kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan psikologis peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada pada bidang keahlian yang dilakukan di sekolah SMK//madrasah, di dunia kerja,yakni Dunia Usaha dan Dunia Industri,, atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses pembelajaran melibatkan DUDI terutama melalui model penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan.

Dalam menyelenggarakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, agar sesuai dengan harapan penyelenggaraan pendidikan kejuruan, maka implementasinya harus “diadministrasikan” atau dikelola dengan baik. Pengelolaan adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien, Sesuai dengan Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang: Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang meliputi: (1) Perencanaan Program; (2) Pelaksanaan Rencana Kerja; (3) Pengawasan atau Evaluasi. [3]

Praktik kerja Lapangan adalah suatu cara menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kejuruan, khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang memadukan kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan belajar melalui bekerja langsung pada bidangnya, serta suasana yang sesungguhnya dan relevan di lapangan kerja/dunia usaha dan atau dunia industri. Dengan harapan terjadi Link and Macth atau keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan dunia industri. Mengingat keterbatasan dari pihak industri dalam menerima siswa PKL, maka pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dan tersebar di beberapa industri yang ada di wilayah Jawa Timur

Sudah tentu dalam praktek kerja lapangan dibutuhkan bekal berupa kecakapan, potensi, memiliki kepribadian Islami dan harus bisa mewujudkan nilai - nilai budaya kerja, agar bisa menjamin terjadinya peningkatan kenerja pada pelaksanaa PKL[4]. Siswa harus memiliki Integritas (bertekat dan berkemauan untuk bebuat baik, berfikir positif, mematuhi peraturan yang ada di DU/DI), profesionalitas (bekerja disiplin, kompeten dan tepat waktu), Inovasi (berkreasi hal baru, meningkatkan kompetensi, berani mengambil trobosan), tanggung jawab dan keteladanan (menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu, berani mengakui kesalahan, mengatasi masalah dengan segera) [5] Kepribadian Islami merupakan bagian dari nilai – nilai budaya kerja, terlihat pada kepribadian yang baik, bisa meningkatkan etos kerja, serta memiliki keterampilan yang berdampak pada produktifitas kerja.

SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan menengah yang dibawa naungan Majelis Dikdasmen Cabang Sepanjang, Sidoarjo, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, yang dalam penyelenggaraan pendidikannya sangat konsen dalam pembentukan kepribadian Islami, disamping pendalaman keilmuan dan ketrampilan. Dengan cara seperti inilah, para siswa diharapkan bisa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dunia Usaha dan Industri secara lebih baik, beretos kerja tinggi.Kepribadian Islami yang dimaksud disini adalah kepribadian peserta didik yang berhubungan dengan kegiatan maupun penilaian yang berkenaan dengan kegiatan keIslaman dan Pelajaran tentang Al Islam dan Praktek Ibadah sehingga dapat menumbuhkan kepribadian Islam berkompeten

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi berusaha mengungkap makna subyektif; mencari makna, memposisikan individu sebagai pemberi makna, yang kemudian menghasilkan tindakan berdasarkan pengalaman. Berfikir secara induktif, setiap masalah penelitian dipandang sebagai kasus yang bersifat mikro baru kemudian ditarik dalam konteks yang lebih umum. [6] Penelitian langsung ke lapangan, mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperoleh tersebut. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian, tidak mewakilkan. Dalam kondisi inilah peneliti melakukan interaksi secara insentif dengan subyek. Karakteristiknya adalah (1) peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan teori, (2) data diperoleh dari latar alamiah, (3) peneliti sebagai instrumen kunci, dan (4) bersifat verbal. [7]

Pendekatan fenomenologi mendasarkan diri pada fenomena dan fakta yang ada di lokasi penelitian. Pendekatan ini dipilih karena peneliti berupaya membongkar dibalik yang nampak, kontribusi kepribadian Islam dalam meningkatkan etos kerja siswa pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan bagi SMK Muhammadiyah 2 Taman – Sidoarjo

Subyek penelitian ditentukan secara porposif, dalam hal ini meliputi peserta didik yang mengikuti kegiatan Praktek kerja Lapangan, disamping itu juga kepala sekolah, pembimbing Praktek Kerja, guru ismuba, guru Bimbingan Konseling, guru produktif, serta pengelola DU/DI mitra SMK Muhammadiyah 2 Taman sebagai pendukung utama untuk pembentukan kepribadian Islami dan etos kerja siswa tersebut. Jumlah DU/DI yang diteliti sebanyak lima puluh delapan tersebar di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo pada tahun pelajaran 2019 -2021

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data berupa gambatran kepribadian Islami siswa dan etos kerja siswa, kosntribusi kepribadian Islami dalam peningkatan etos kerja, serta bukti-bukti peningkatan etos kerja melalui kegiatan pembentukan kepribadian Islami pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan di DUDI. Data tersebut merupakan data primer dan sekunder.

  1. Data primer adalah data penelitian yang didapatkan langsung dari objek penelitian. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan sekolah, guru ismuba, BK dan guru produktif yang berperan dalam kepribadian Islam yang diterapkan sebelum dan selama pelaksanaan PKL di DU/DI, serta wawancara dengan pengelola DU/DI utuk memperoleh informasi etos kerja dan kepribadian islami siswa, serta peningkatan etos kerja selama pelaksanaan PKL.
  2. Data sekunder ialah data yang berbentuk dokumen yaitu dokumen nilai kepribadian Islami dan etos kerja siswa yang dilaporkan oleh guru Ismuba, BK, pembimbing PKL. Juga dokumen buku laporan Ismuba dan PKL yang mencakup kegiatan setiap hari dan penilaiaan akhir kegiatan PKL, buku minitoring PKL.

Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

  1. Observasi (pengamatan) merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan mengamati kepribadian islam peserta didik selama proses belajar mengajar di sekolah dan luar sekolah, etos kerjanya selama melaksanakan praktikum disekolah, kemudian dilanjutkan dengan selama melaksanakan PKL di DU/DI. Dalam hal ini mengamati dan menilai kegiatan yang dilakukan di DU/DI bersama guru pembinan PKL.
  2. Interview (wawancara) yaitu teknik mendapatkan data dengan berkomunikasi langsung dengan subjek penelitian untuk mendapatkan data penelitian dengan cara tanya jawab, dalam hal ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, kepala sekolah, guru ismubah, BK, guru produktif dan DU/DI untuk memahami seberapa besar kontribusi kepribadian Islami dalam meningkatkan etos kerja peserta PKL di DU/DI yang diselenggarakan SMK Muhammadiyah 2 Taman.
  3. Dokumentasi ialah teknik terakhir teknik pengambilan data, teknik ini mengumpulkan data pendukung seperti dokumen yang terkait tentang nilai kepribadian Islami dari guru Ismuba dan BK. Nilai etos kerja dari guru laboran dan Pembina PLL, Juga dokumen laporan melihat kinerja peserta PKL dan hasil Laporan

Hasil dan Pembahasan

Sekolah Menengah Kejuruan Mahammadiyah 2 Taman Sidoarjo merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki konsen tinggi dalam pembentukan kepribadian Islami kepada peserta didknya. Pembentukan kepribadin Islami seperti ini diharapkan berkonstribusi besar bagi peningkatan etos kerja para siswa sewaktu melaksanakan tugasnya, dibidang keahlian masing-masing.

Pembentukan kepribadian islami yang selama ini dilakukan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah ternyata berkonstribusi besar bagi terbentuknya kepribadian Islami siswa dalam peningkatan etos kerja para siswa. Hal ini bisa dibuktikan dari hasil observasi selama siswa tersebut belajar di sekolah, praktek di laboratorium, dan melakukan Praktek Kerja Lapangan di Dunia Usaha dan Industri. Wawancara dengan para guru Ismuba, para pembimbing laboratorium, guru pembina Praktek Kerja Lapangan, dan para pengguna (pemilik bengkel tempa t PKL siswa).dan hasil penilaian yang dilakukan olehguru Ismuba, guru mata pelajaran keahlian, guru laboran, guru pembimbing kerja lapangan dan pengguna. SMK Muhammadiyah 2 Taman selalu berupaya untuk membentuk karakter siswa, terkait dengan nilai riligius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. [7] Pembentukan karakter tersebut dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.

Pada penilai kepribadian Islami, peneliti bepedoman pada penilaian dengan menggunakan kegiatan keislaman Sholat Dhuha dan baca Qur’an yang dilakukan setiap hari jum’at, Mabit (Malam bina Taqwa) diadakan setiap 2 bulan sekali dan pelajaran yang ada pada kurikulum, yaitu Praktek Ibadah, Al Islam dan bahasa Arab. Melalui dokumen inilah peneliti memiliki gambaran kepribadin Islami siswa, sebagai tolok ukur kepribadian islam para siswa. Terutama siswa kelas XI sejumlah 164 siswa jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan,Teknik Kendaraan Ringan, Multi Media. Guru Ismuba dengan menetapkan Kreteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) adalah 82 ( A ) dan penilaian dibawah Kreteria Keteuntasan Minimal (KKM) 80 ( D ) Dari hasil penilaian guru Ismuba menunjukkan, prosentase siswa yang belum tuntas jauh lebih kecil daripada siswa yang sudah tuntas. Penilaian yang berhubungan dengan kepribadian Islam yaitu Praktek Ibadah, tuntas 93% yang belum tuntas 7%. Al Islam yang tuntas 92,8%, yang belum tuntas 7,2%, Bahasa Arab yang tuntas 90%, yang belum tuntas 10%.[8]

Etos kerja juga merupakan bagian utama pada penigkatkan kenerja peserta didik dalam mengembangkan kemampuan sikap, berinofasi dan kreatif dalam mengembangkan keterampilan pada pelaksanaan Praktek Kerja lapangan di Dunia Usaha /Dunia Industri, penilaian etos kerja pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan menggunakan kreteria nilai sangat baik 91-100, baik 80-89, cukup 77-79, kuang 76 - 50 kurang, dengan mengacu kreteria penilaian yang ada sehinnga dapat kita prosentasekan hasil penilaian yang berhubungan dengan etos kerja peserta PKL dengan hasil yaitu dengan aspek penilaian disiplin , kerja sama, kreatif/inisiatif, sikap, tanggung jawab

Setelah kita menghitung nilai etos kerja pada pelaksanaan PKL bisa kita simpulkan untuk nilai disiplin yang tuntas 159 Siswa dengan prosentase 96,8 % , dan belum tuntas 5 Siswa dengan prosentase 3,2 %, Kerja sama nilai yang tuntas 157 siswa dengan prosentase 95,5 %, yang belum tuntas 7 siswa prosentase 4,5 %,Kreatif nilai yang tuntas 157 siswa dengan prosentase 95,5 % yang belum tuntas 7 siswa prosentase 4,5 %,sikap nilai yang tuntas 158 siswa dengan prosentase 96 % yang belum tuntas 6 siswa prosentase 4 %,, Tanggung Jawah yang tuntas 156 dengan prosentaase 95 % yang belum tuntas 8 siswa prosentase 5 %.

Etos kerja yang baik ini ditandai pula dengan ketrampilan siswa dalam bekerja sebagai indikasi kerja yang professional. Menurut Isa Anshori pada pelaksanaan praktek kerja lapangan dituntut untuk bekerja secara profesinal yaitu bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil yang terbaik. Indikasi positifnya adalah:

  1. Melakukan praktek kerja lapangan sesuai dengan kompetensi keahliannya
  2. Disiplin dan bersungguh – sungguh dalam meningkatkan kepribadian islam dalam meningkatkan etos kerja pada pelaksanaan praktek kerja lapang di perusahaan sebagai rekanan
  3. Melakukan Praktek kerja lapangan secara terukur
  4. Melaksanakan dan menyelesaikan Job Shit yang dikerjakan pada perusahaan secara tepat waktu
  5. Menerima reward berupa hasil penilaian praktek kerja lapangan dengan hasil baik [9]

Sehingga dengan bekerja profesinalitas diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keterampilan sesuai dengan kompetensi keahliannya yang didapat pada dunia usaha dan dunia industri

Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Dunia Usaha & Industri digunakan kriteria sebagai berikut :

Sedangkan untuk nilai keterampilan siswa pada pelaksanaan Praktek kerja Lapangan dapat kita simpul pada jurusan Teknik Instalasi listrik nilai yang tuntas adalah 95% yang belum tuntas 6% ,Teknik Pemesinan yang tuntas 95,5% yang belum tuntas 4.5%,Teknik kendaraan Ringan yang tuntas 94,5% yang belum tuntas 5,5% dan untuk jurusan multi media yang tuntas 93,9 dan yang belum tuntas 6,1% [10] sehingga nilai keseluruhan menunjukkan nilai yang tuntas lebih besar dibanding nilai yang belum tuntas .Maka kita dapat simpulkan kontribusi kepribadian islami dalam meningkatkan nilai etos kerja dan keterampilan peserta didik dalam melaksnakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan menghasilkan nilai yang lebih baik terutama di SMK Muhammadiyah 2 Taman

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan penelitian diatas maka dapat kita simpulkan sebagai berikut:

Pembentukan kepribadian Islami dalam rangka meningkatkan etos kerja siswa telah dilakukan oleh para guru SMK Muhammadiyah 2 Taman, mellaui berbagai model pembelajaran, dimulai sebelum siswa ditugaskan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di Dunia Usaha dan Dunia Industri,

Pembentukan kepribibadian Islami yang dilakukan berkonstribusi dalam meningkatkan etos kerja siswa selama praktek kerja lapangan di dunia usaha/dunia industri. Peningkatan kepribadian Islami ini bisa dilihat dari semakin baiknya sikap dan perilaku siswa dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di perusahaan maupun dilingkungan sekolah SMK muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo.

References

  1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
  3. Ridhotullah, S. “Pengantar Manajemen”. Putrakarya Jakarta 2015 hal 1
  4. Anshori, Isa. (2018). “Penerapan Nilai Budaya Kerja: Peluang dan tantangan bagi Peningkatan Kinerja Madrasah”, CENDEKIA : Jurnal Pendidikan dan Humaniora, VOL 2 (3), 8.
  5. Anshori, Isa. ( 2007). Isa Anshori, “Standar Kualitas Guru Masa Depan”. KHAZANAH, 4. http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/39661
  6. Anshori, Isa. (2018). “Melacak State of The Art Fenomenologi dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial”. Halaqa: Islamic Education Journal, 2 (2), 165-181. https://doi.org/10.21070/halaqa.v2i2.1814
  7. Musfiqon. (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta: Prestasi Pustakakarya
  8. Data nilai Kepribadian Islami diambil dari koordinator guru ISMUBAH SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo Juni 2020
  9. Anshori, Isa. (2017). “Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah”, HALAQA: Islamic Education Journal 1(2), 11-22. http://doi.org/10.21070/halaqa.v1i2.1243
  10. Data Nilai Etos Kerja dan Keterampialan diambil dari hasil penilaian anak PKL di DU/DI bagian Waka Humas SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo Juni 2020