Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v2i1.1596

Analysis of Barriers to the Development of Islamic Educational Institutions in Kembangsri Ngoro Village, Mojokerto


Analisis Hambatan Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam di Desa Kembangsri Ngoro Mojokerto

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Analysis Barriers Development of Islamic Education

Abstract

Islamic educational institutions are considered to have more challenges than public schools. Besides the constraints of quality, relevance, elitism and management. Islamic educational institutions are actually trapped in decline, backwardness, powerlessness and poverty, as experienced by most of the Islamic countries and societies compared to non-Muslims. In Kembangsri Village, Ngoro District, Islamic educational institutions are less attractive to the surrounding community. They make Islamic educational institutions the last choice for their children if they are not accepted in public schools. So the purpose of this study was to identify and analyze the inhibiting factors and the efforts made in the development of Islamic educational institutions in Kembangsri Ngoro Village, Mojokerto. The type of research used is qualitative research. With the research subject, the Head of SMP Muhammadiyah 5 Ngoro and the Head of MI Darul Arqom Kembangsri. Data collection techniques were carried out by (1) observation, (2) interviews, (3) documentation. The results of the study indicate that the inhibiting factors in the development of Islamic educational institutions in Kembangsri Village lie in the management of institutional human resources, the principal who is less assertive in leading and the lack of institutional finance. Efforts that can be made by the institution are to improve management for the better, such as participating in trainings for the teacher council, adding extracurriculars to attract new prospective students, establishing cooperation with institutions related to education. Keywords: Analysis, Barriers, Development of Islamic Education.

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan tempat yang bukan hanya umtuk berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam suatu sistem yang saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipadang sebagai suatu organisasi. Sekolah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapakan menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan masyarakat.[1]

Lembaga pendidikan Islam ialah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam melalui upaya/program kegiatan yang tersusun rapi dan terorganisir dengan baik mengikuti khirarki dan aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan[2]. Lembaga pendidikan akan berkembang apabila mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar, masyarakat juga berpengaruh pada kemajuan suatu lembaga. Tanpa adanya dukungan dari masyarakat lembaga pendidikan tidak akan berkembang.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diminati[3]. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik tertentu seperti proses penelitian yang lebih bersifat artistik (tidak berpola), data hasil penelitian lebih berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan, penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrumen[4].

A. Subjek dan Lokasi

Subjek dalam penelitian ini meliputi:

Lokasi penelitian, peneliti melakukan penelitian didua tempat yang ada di Desa Kembangsri Ngoro Mojokerto pertama di SMP Muhammadiyah 5 Ngoro dan kedua di MI Darul Arqom Kembangsri.

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field reasearch) yaitu penelitian dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.[5]27Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yanglangsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal melalui orang lain atau melalui dokumen.

a) Sumber Data

  1. Kepala SMP Muhammadiyah 5 Ngoro
  1. Kepala MI Darul Arqom Kembangsri
  1. PCM Ngoro Masyarakat desa Kembangsri

b) Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder yang digunakan peneiti yaitu, buku-buku yang membahas perihal Analisis Hambatan Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian memerlukan teknik-teknik atau cara pengumpulan data yang tepat untuk mengumpulkan data-data yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

  1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian.[6]

  1. Wawancara

Menurut pendapat Esterergwawancara adalah penemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dilakukan untuk mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari informan. [7]

  1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental seseorang.

D. Teknik Analisis Data

Sugiyono yang mengutip Miles dan Hubermanmemberi petunjuk secara umum langkah-langkah dalam analisis data kualitatif, yaitu melalui proses reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan simpulan (conclusing) atau verifikasi (verification).[8]Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan cara :

  1. Pengumplan data (data collection)

Data didapat dari proses wawancara dan observasi dapat berupa tulisan maupun tidak tertulis sebagai bahan untuk tahapan selanjutnya. Adapun informasi tidak tertulis dapat berupa foto, video, atau rekaman suara selama peneliti berada dilokasi [9].

  1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang terkumpul dan diperoleh dari lapangan kemudian dirangkum dan disusun secara sistematis dalam bentuk uraian atau laporan agar mudah dipahami.

  1. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi agar lebih mudah dipahami baik oleh peneliti maupun orang lain, data tersebut perlu disajikan. Penyajian data dapat berupa uraian singkat, bagan dan sejenisnya.

  1. Simpulan (conclusing) atau verifikasi (verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.[10]

Hasil dan Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa pembahasan mengenai hambatan yang terjadi di lembaga pendidikan Islam yang ada di Desa Kembangsri Ngoro Mojokerto. Lembaga pendidikan Islam yang ada di Desa Kembangsri terdapat dua lembaga, yang pertama SMP Muhammadiyah 5 Ngoro dan kedua MI Darul Arqom Kembangsri. Kedua lembaga ini memilki beberapa hambatan dalam pengembangannya diantaranya; SMP Muhammadiyah 5 Ngoro memiliki hambatan yang pertama kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar, masyarakat kurang mendukung segala kegiatan yang dilakukan lembaga serta perbedaan latar belakang

Muhammadiyah dari pendidik dan masyarakat dominan dari Nahdahtul Ulama. Kedua dari kepala sekolah yang kurang berwibawa dalam memimpin, ketiga guru yang kurang kompak, apabila guru tidak bisa kompak sekolah akan susah untuk berkembang dengan baik. Terakhir hambatan yang terjadi keuangan yang kurang memadahi. Kedua lembaga MI Darul Arqom juga memiliki kendala dalam, pertama pemimpin yang kurang tegas dalam memimpin serta ruang gerak yang kurang luas. Kedua guru yang sudah berusia sehingga susah untuk diajak melakukan inovasi-inovasi baru. Dan ketiga kendala dalam hal pendanaan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kedua lembaga ini memiliki kesamaan dalam hambatan pengembangannya, hambatan tersebut terdiri dari kepala sekolah yang kurang tegas saat memimpin dan juga keuanga yang kurang memadahi sehingga untuk melakukan perbaikan-perbaikan mengalami kesulitan. Sehingga kedua lembaga ini susah untuk mengalami perubahan yang lebih baik lagi serta sulit untuk menyamakan kedudukan dengan sekolah-sekolah favorit.

References

  1. Nur Cholis, Managemen Berbasis Sekolah: teori, model dan aplikasi, (Jakarta:Grasindo,2013), 20
  2. Riyuzen, “Strategi Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam”, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam. Vol 8 No 2 (Lampung Selatan, 2017)
  3. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia,2002)
  4. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014)
  5. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung; Rosda, 1993,)
  6. Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. Qualitative Data Analysis (terjemahan).( Jakarta : UI Press. 2005)
  7. Ibrahim,dkk, Komunikasi Dan Komodifikasi, Mengkaji Media Dan Budaya Dalam Dinamika Globalisasi,
  8. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2014
  9. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2016)
  10. Musfiqon, Panduan Lengkap Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya, 2012