Islamic Education
DOI: 10.21070/ijis.v4i0.1576

The Influence of Family Communication, Environment and Youtube Media on the Islamic Character of Children


Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan dan Media Youtube Terhadap Karakter Islami Anak

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Komunikasi Keluarga Lingkungan Youtube Karakter Islami Anak

Abstract

The formulation of the problems contained in this study are a) How is the influence of family, environment and YouTube media simultaneously on the Islamic character of children? And b) How is the influence of family communication, environment and YouTube media partially on the Islamic character of children?. The type of research used is quantitative, the sample used as research is 109 children, the sampling technique used is simple random sampling, the data collection technique uses a questionnaire, the data analysis technique uses multiple linear regression with the help of the IBM SPSS Statistics 20 application. simultaneously between the variables of family communication, environment and YouTube media on the Islamic character of children. And there is a partial effect of each variable (family communication, environment and youtube) on the child's Islamic character variable.

Pendahuluan

Anak merupakan karunia terindah yang diberikan Allah, untuk dijaga dan dididik dengan baik. Sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan mengarahkan karakter anak. Karena karakter anak tidak semata-mata tumbuh sendiri, melainkan hasil dari pembentukan orang tua dan lingkungan tempat anak tersebut tinggal. Hadits yang ditegaskan oleh Abu Hurairah r.a dalam Nailul [1] :

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (perasaan percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.”

Bila melihat dari hadits ini, maka dapat digambarkan anak terlahir seperti selembar kain putih, dan orang tua yang akan memberikan tinta sebagai penggambaran bagaimana anak itu untuk kedepannya. Difase pertumbuhan sebagai orang tua patut sekiranya untuk berhati – hati dalam bersikap. Prasanti [2] mengatakan bahwa, “sebagai orang tua, tanpa disadari, sikap orang tua yang negatif pada anaknya pun justru akan menjatuhkan anak tersebut. Misalnya, ketika orang tua memukul dan memberikan tekanan yang menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri, minder, penakut, dan tidak berani mengambil resiko, yang dimana karakter tersebut akan dibawa anak sampai dewasa.” Ketika sikap negatif mulai tertenam pada diri anak, maka anak susah untuk dikendalikan. Bahkan anak cenderung mengarah ke arah kenakalan pada nantinya.

Seperti saat ini, kenakalan anak mulai merajalela dimana-mana. Bermacam-macam perbuatan negatif yang dilakukan, diakui hanya hal biasa dan menjadi suatu kebanggaan oleh anak-anak sekarang. Salah satu fenomena ini, penulis temukan di Kelurahan Sidosermo RT 4 RW 2. Beberapa anak di Kelurahan tersebut, sering mengakses Handphone untuk bermain game, menonton youtube, bermain di warung kopi ketika pelajaran (membolos). Hal ini menyebabkan anak pada kelurahan tersebut, menjadi tidak patuh terhadap orang tua, malas dalam beribadah dan sering berkata kasar yang tidak sepantasnya diucapkan pada anak usia mereka. Hal ini bisa terjadi karena orang tua membiarkan anak-anak menggunakan handphone, termasuk berkata-kata kasar dan berperilaku buruk, sedangkan didaerah ini terdapat tiga pondok pesantren dan TPQ (artinya) sehingga bisa dikatakan lingkungannya adalah lingkungan agamis. Tapi disisi lain kenakalan anak sudah mengarah ke tindak pidana, seperti berita di inews.id

Gambar 1. Kecanduan Film Porno, Bocah SD Perkosa Siswi SMA Hingga Hamil

Gambar 2. Kecanduan Film Porno, Berita Bocah SD Perkosa Siswi SMA Hingga Hamil

Gambar 3. Kecanduan Film Porno, Berita Bocah SD Perkosa Siswi SMA Hingga Hamil

Berita di atas memberikan penjelasan bahwa seorang anak SD merencanakan kenakalan dalam wujud pornografi. Kenakalan ini terjadi karena anak SD dan SMP yang terlalu sering melihat video porno, kemudian anak SD memiliki rencana untuk memperkosa anak SMA yang tinggal serumah dengannya tetapi hanya memiliki hubungan kerabat saja. Fenomena ini sangat berbahaya, karena anak yang masih duduk di bangku SD sudah pintar dalam merencanakan kenakalan yang mengarah pada pidana.

Fenomena di atas merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena, tentang perubahan kenakalan anak yang menuju ranah pidana. KPAI pada tahun 2018 menangani 1885 kejadian pada tahapan awal, dari angka ini tercatat Anak yang Berhadapan dengan Hukum atau biasa disingkat ABH layaknya mencuri, asusila sampai pelaku narkoba menjadi catatan terbanyak. Dari 1885 kasus terdapat 504 kejadian, (detik.com). Anak menurut WHO (World Health Organization) yakni sekelompok yang berusia 7 – 15 tahun. Wajar ketika terjadi kecemasan atau kekhawatiran dari kalangan masyarakat karena rentan usia anak yakni usia 7 – 15 tahun, dalam kategori ini bentuk kenakalan sudah bergeser ke arah pidana.

Bila dimaknai lebih dalam, semua orang tua perlu wasapada karena video porno sangat mudah diakses, karena dalam kasus ini menggambarkan bahwa anak SD bisa mengakses video porno. Dengan mudahnya akses, segala situs yang menggunakan video patut dicurigai. Melihat fenomena di atas penulis menyatakan bahwa karakter anak dipengaruhi oleh tiga hal, yakni komunikasi keluarga yang terjadi di dalam keluarga inti, lingkungan rumah dan sekolah dan media youtube. Diantara sekian banyak pernyataan yang disampaikan penulis, tentu itu semua memiliki pengaruh yang berbeda pada nantinya. Bahkan terdapat variabel–variabel lain yang bisa dikaitkan dengan karakter anak. Penelitian ini penting dilakukan karna mengetahui pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan dan media youtube secara simultan terhadap karakter islami anak itu seperti apa, untuk mengetahui pengaruh komunikasi keluarga secara parsial terhadap karakter islami anak itu seperti apa, untuk mengetahui pengaruh lingkungan secara parsial terhadap karakter islami anak itu seperti apa, dan untuk mengetahui pengaruh youtube secara parsial terhadap karakter islami anak itu seperti apa.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian ini menggunakan metode Survey dan masuk ke dalam penelitian Kuantitatif. Peneliti menggunakan metode survey untuk mendapatkan data lebih terperinci pada RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya. Hal yang peneliti lakukan untuk mencari data lebih terperinci dengan cara datang ke rumah-rumah untuk mengedarkan kuesioner dan menunggu responden menjawab kuesioner sampai dengan selesai. Definisi konseptual terdapat pada penelitian ini, untuk mengetahui lebih jelas tentang variabel yang digunakan oleh peneliti. Komunikasi Keluarga menurut Vitalis [3] “Komunikasi dalam keluarga adalah hubungan antara orang tua (ayah dan ibu) kepada anak – anak atau antara anak dengan orang tua, atau antara anak satu dengan anak yang lainnya dalam ikatan suatu persekutuan hidup”. Lingkungan menurut Imam Supardi [4] yakni “lingkungan merupakan jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati”. Lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Youtube menurut Budiargo [5] yakni youtube merupakan video online dan yang utama dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web. Sedangkan karakter Islami anak adalah nilai-nilai Islam yang terpatri dalam diri seorang anak melalui pendidikan dan pengalaman yang menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilakunya.

Definisi operasional digunakan sebagai penjelasan dari masing-masing variabel pada penelitian yang terhubung dengan indikator-indikatornya. Pada variabel bebas dimulai dari komunikasi keluarga memiliki lima indikator yakni keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Lingkungan memiliki tiga indikator yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Youtube memiliki enam indikator yakni potensial, praktis, informatif, interaktif e, shareable dan terdapatnya teacher tube. Sedangkan untuk variabel terikat yakni karakter Islami anak yang memiliki beberapa indikator mulai dari beriman kepada Allah, tanggungjawab, rajin belajar, bersilaturahmi serta menyambung komunikasi keluarga, jujur, amanah, berbuat adil, tolong menolong, kasih sayang dan hormat pada orang tua, pemaaf, selalu bersyukur, berempati, mengalah dan sabar serta optimis. Lokasi yang dijadikan penelitian yakni RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya dengan sampel yang akan diteliti berjumlah 109 anak. Teknik sampling yang digunakan yakni simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Teknik analasis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 20.

Respon Kategori Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Table 1.Respon, kategori dan nilai

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti yakni di RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya. RT 04 ini yakni salah satu dari beberapa RT yang terdapat pada RW 02 desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo Surabaya. Menurut informasi yang peneliti dapatkan bahwa RT 04 ini mempunyai luas yakni 650m2. Dengan batasan wilayah sebagai berikut :

  1. Sebelah Barat berbatasan dengan RT 02
  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan RT 01
  3. Sebelah Timur berbatasan dengan RT 03
  4. Sebelah Utara berbatasan dengan RT 05

Menurut informasi yang di dapatkan peneliti dari ketua RT 04, penduduk RT 04 berjumlah 500 jiwa. 500 jiwa penduduk ini jika dibagi dalam bentuk jenis kelamin maka sebagai berikut :

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 290 58%
2 Perempuan 210 42%
Total 500 100%
Table 2.Gambaran umum lokasi penelitian berdasarkan jenis kelamin

Sedangkan jika dibagi dalam bentuk usia maka akan terbentuk sebagai berikut :

No Usia Frekuensi Prosentase
1 0-9 tahun 60 12%
2 10-19 tahun 200 40%
3 20-29 tahun 55 11%
4 30-39 tahun 65 13%
5 40-49 tahun 60 12%
6 50-70 tahun 60 12%
Total 500 100%
Table 3.Gambaran umum lokasi penelitian berdasarkan prosentase usia
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1 Laki-laki 64 59%
2 Perempuan 45 41%
Total 109 100%
Table 4.Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Bila melihat dari tabel diatas maka terbentuk kesimpulan responden terbanyak yakni laki-laki dengan total 64 orang (59%), sedangkan sisanya yakni responden perempuan dengan total 45 orang (41%). Bila dibagi kembali berdasarkan usia, maka akan terbentuk tabel seperti dibawah ini :

No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 10 tahun 33 30%
2 11 tahun 13 12%
3 12 tahun 8 7%
4 13 tahun 13 12%
5 14 tahun 17 15%
6 15 tahun 25 24%
Total 109 100%
Table 5.Gambaran umum responden berdasarkan usia

Bila melihat dari tabel diatas maka dapat menarik kesimpulan, responden dengan usia 10th total 33 anak (30%), usia 11th total 13 anak (12%), usia 12 tahun total 8 anak (7%), usia 13th total 13 anak (12%), usia 14th total 17 anak (15%) dan terakhir usia 15th total 25 anak (24%). Maka jika ditarik kesimpulan untuk responden terbanyak adalah anak berusia 10th dengan frekuensi 33 (30%), sedangkan untuk paling terendah yakni anak berusia 12th dengan frekuensi 8 (7%).

Analisis Data

No Indikator Prosentase
1 Keterbukaan 89%
2 Empati 92%
3 Sikap Mendukung 93%
4 Sikap Positif 84%
5 Kesetaraan 90%
Total prosentase 89,6%
Table 6.Prosentase variabel komunikasi keluarga
No Frekuensi Kategori
1 0% – 20% Sangat tidak baik
2 21% – 40% Tidak baik
3 41% – 60% Cukup baik
4 61% – 80% Baik
5 81% – 100% Sangat baik
Table 7.Pedoman

Berdasarkan tabel diatas dan tabel pedoman, variabel komunikasi keluarga memiliki prosentase 89,6%. Perosentase ini menunjukkan kategori sangat baik. Artinya keluarga di RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya, telah melakukan komunikasi yang meliputi keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

No Indikator Prosentase
1 Lingkungan Keluarga 91%
2 Lingkungan Sekolah 92%
3 Lingkungan Masyarakat 92%
Total prosentase 91,6%
Table 8.Prosentase variabel lingkungan

Berdasarkan tabel diatas dan berpedoman pada tabel pedoman, variabel lingkungan memiliki prosentase 91,6%. Prosentase ini menunjukkan kategori sangat baik. Artinya anak di lingkungan RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya, telah memahami dengan sangat baik tentang lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat

No Indikator Prosentase
1 Saya menonton youtube dalam seminggu sebanyak 53%
2 Saya menonton youtube dalam satu kali selama 61%
3 Saya menonton youtube untuk menonton game 83%
4 Saya menonton youtube untuk menonton musik 82%
5 Saya menonton youtube untuk menonton film 82%
6 Saya menonton youtube untuk menonton dakwah/ceramah agama 87%
7 Saya menonton youtube untuk mencari bahan tugas sekolah 86%
Total prosentase 76%
Table 9.Prosentase variabel youtube

Berdasarkan tabel diatas dan berpedoman pada tabel pedoman, variabel youtube memiliki prosentase 76%. Prosentase ini menunjukkan dalam kategori baik. Artinya anak di RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya telah menggunakan youtube yang meliputi durasi yang sesuai, menonton game, menonton musik, menonton film, menonton dakwah serta menonton untuk mencari tugas.

No Indikator Prosentase
1 Saya senang melaksanakan sholat 5 waktu 94%
2 Saya suka mengerjakan tugas sekolah 92%
3 Saya senang belajar 91%
4 Saya senang bermain dengan saudara atau tetangga 92%
5 Saya tidak pernah berbohong 90%
6 Saya senang meminjamkan mainan kepada adek 90%
7 Saya senang menolong orang yang sedang kesusahan 91%
8 Saya menyayangi kedua orang tua 92%
9 Saya memaafkan kesalahan saudara atau teman 90%
10 Saya menyukai pemberian orang tua 92%
11 Saya ikut sedih ketika saudara atau teman menceritakan hal yang menyedihkan 88%
12 Saya mengalah ketika bertengkar dengan saudara 89%
Total prosentase 91%
Table 10.Prosentase variabel karakter islami anak

Berdasarkan tabel diatas dan tabel pedoman, variabel karakter islami anak dengan persentase 93%. Prosentase ini menunjukkan kategori sangat baik. Artinya anak di RT 04 RW 02, desa Sidosermo, kecamatan Wonocolo, Surabaya berkarakter islami merujuk pada senang sholat 5 waktu, senang mengerjakan tugas sekolah, senang belajar, senang bermain dengan saudara atau tetangga, tidak pernah berbohong, senang meminjamkan mainan pada adek, senang menolong orang yang sedang kesusahan, menyayangi kedua orang tua, memaafkan kesalahan saudara atau teman, menyukai pemberian orang tua, ikut sedih ketika saudara atau teman menceritakan hal yang menyedihkan dan mengalah ketika bertengkar dengan saudara.

Pembahasan

1.Pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube secara parsial terhadap karakter islami anak

Vitalis [3] memberi pernyataan yakni “Komunikasi dalam keluarga adalah hubungan antara orang tua (ayah dan ibu) kepada anak–anak atau antara anak dengan orang tua, atau antara anak satu dengan anak yang lainnya dalam ikatan suatu persekutuan hidup”. Komunikasi yang sering dijumpai dalam keluarga adalah komunikasi interpersonal, hal ini dikarenakan di dalam keluarga hanya ada sekelompok kecil yakni ayah, ibu dan anak.

Sedangkan Manusia tidak akan pernah luput dari lingkungan karena sejak kecil hingga dewasa selalu bersinggungan dengan lingkungan. Seperti pendapat Slameto [4] “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Purwanto [4] memberikan pendapat “lingkungan pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga :

a.Lingkungan Keluarga, yang disebut lingkungan pertama

b.Lingkungan Sekolah, yang disebut lingkungan kedua

c.Lingkungan Masyarakat, yang disebut lingkungan ke tiga

Imam Supardi [4] memberikan penjelasan tentang lingkungan keluarga, menurut beliau “lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati”. Jadi bisa disimpulkan keluarga masuk kedalam deretan lingkungan. Karena di dalam keluarga terdapat benda hidup dan juga benda mati atau bisa disebut dengan Ayah, Ibu dan Anak yang memiliki hubungan perkawinan atau adopsi.

“Anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga” pendapat ini disampaikan oleh Slameto [4]. Jika faktor ini berjalan dengan baik maka dapat mendorong anak untuk lebih giat dalam belajar dan mejadi anak yang berbakti terhadap orang tua. Lingkungan Sekolah merupakan pendidikan selanjutnya bagi anak, Lingkungan sekolah sendiri merencanakan berbagai macam kesempatan bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar. Syamsu Yusuf [4] “Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial”.

Lingkungan Sekolah merupakan tempat yang sangat memberikan pengaruh pada proses sosialisasi dan lemaga dalam mewariskan kebudayaan masyarakat pada anak. Hal ini dipekuat oleh pendapat Slameto [4] yakni “faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, ralasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah”.

Fathurrohman dan Sulistyorini [6] memberikan pendapat lingkungan masyarakat adalah suatu pengaruh pada pekembangan diri anak, sebab kehidupan sehari-hari anak bertambah banyak dalam berteman dengan lingkungan anak itu tinggal. Safaria [7] menjelaskan bahwa salah satu yang memberikan pengaruh pada perkembangan keagaaman anak yakni lingkungan masyarakat positif. Jika anak-anak berada pada masyarakat suka main judi, narkoba, pornografi, minuman keras dan sebagainya.

Budiargo [5] menyatakan bahwa Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web. Menurut David dkk [8] Youtube mudah digunakan, tidak membutuhkan banyak dana, bisa diakses dimana-mana tentunya dengan Handphone yang kompatibel. Dengan kemudahan tersebut maka memicu kreator video dapat bebas mengupload konten untuk disebarkan. Youtube adalah suatu aplikasi berbagi video yang penontonnya dapat menonton, memuat serta membagi secara gratis.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube secara parsial terhadap karakter islami anak. Disini peneliti mengambil 109 responden, masing-masing responden peneliti beri kuesioner untuk diisi sampai dengan selesai. Dan menghasilkan sebuah jawaban secara parsial sebagai berikut :

a) Variabel komunikasi keluarga memiliki nilai signifikansi t 0,000 < 0,05 sehingga memiliki efek signifikan pada variabel karakter islami anak,

b) Variabel lingkungan memiliki nilai signifikansi t 0,004 < 0,05 sehingga memiliki efek signifikan pada variabel karakter islami anak dan

c) Variabel youtube memiliki nilai signifikansi t 0,034 < 0,05 sehingga memiliki efek signifikan pada variabel karakter islami anak.

Jika disimpulkan jawaban di atas maka dapat dijabarkan, komunikasi keluarga mempunyai pengaruh signifikan terhadap karakter islami anak. Selanjutnya untuk lingkungan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap karakter islami anak. Dan yang terakhir youtube juga memimiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakter islami anak.

Maka keluarga dalam berkomunikasi dengan anak harus berhati-harti karna setiap cara berbicara ke anak, anak akan menangkap dan hasil tangkapan tersebut akan merubah karakter islami anak itu. Untuk lingkungan juga demikian, lingkungan memberikan pelajaran bagi sang anak. Dimuali dari lingkungan keluarga, kemudian lingkungan sekolah yang trakhir lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga ini memberikan pengaruh pertama kali anak itu tumbuh dan berkembang, jadi berikan pengaruh positif agar anak bisa memahami dan belajar dengan baik tentang lingkungannya. Youtube memberikan pengaruh juga bagi anak, maka sebagai keluarga dekat berikan tontonan yang dirasa sesuai agar anak dapat belajar dan menyesuaikan pada tontonannya, karena youtube ini memberikan pengaruh juga terhadap karakter islami anak.

Jawaban penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Vitalis Djarot Sumarwoto [3], berjudul “Pengaruh Komunikasi Dalam Keluarga dan Perhatian Orang Tua Terhadap Kepribadian Siswa M.Ts. Ponorogo Tahun Pelajaran 2010-2011”. Hasil dari penelitiannya yakni ada pengaruh komunikasi dalam keluarga terhadap perkembangan siswa kelas VIII M.Ts. Negeri Ponorogo tahun pelajaran 2010-2011.

Jawaban penelitian ini kembali didukung oleh penelitian terdahulu dari Muhammad Muslih [4], berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN Limbangan”. Hasil dari penelitiannya yakni adanya hubungan yang sangat rendah antara lingkungan keluarga siswa dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa

Terakhir hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Hamim Tohari, Mustaji dan Bachtiar S Bachri [9], berjudul “Pengaruh Penggunaan Youtube Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Mahasiswa”. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh signifikan pada penggunaan youtube sebagai sumber belajar by utulization pada mata kuliah perancangan basis data untuk materi SQL oleh mahasiswa semester IV program studi komputerisasi akuntansi PNM terhadap hasil belajar mahasiswa.

2.Pengaruh komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube secara simultan terhadap karakter islami anak

Uji f atau uji secara simultan antara komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube terhadap karakter islami anak ini dapat dijabarkan yakni signifikasi f memiliki nilai 0,000. Nilai ini (0,000) < 0,05. Sehingga ketiga variabel independent (komunikasi keluarga (X1), lingkungan (X2) dan youtube (X3)) memberikan pengaruh signifikan pada variabel dependent (karakter islami anak (Y)). Yang artinya semua variabel bebas (independet) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent).

Jawaban ini juga didukung penelitian terdahulu oleh Vitalis Djarot Sumarwoto [3], berjudul “Pengaruh Komunikasi Dalam Keluarga dan Perhatian Orang Tua Terhadap Kepribadian Siswa M.Ts. Ponorogo Tahun Pelajaran 2010-2011”. Hasil dari penelitiannya yakni ada pengaruh komunikasi dalam keluarga dan perhatian orang tua terhadap kepribadian siswa kelas VIII M.Ts. Negeri Ponorogo tahun pelajaran 2010-2011.

Jawaban penelitian ini kembali didukung oleh penelitian terdahulu dari Muhammad Muslih [4], berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN Limbangan”. Hasil dari penelitiannya yakni adanya hubungan secara simultan yang sangat rendah antara lingkungan keluarga siswa dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

Kesimpulan

Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil analisis yang telat peniliti lakukan, :

  1. Terdapat pengaruh secara simultan dari variabel komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube terhadap variabel karakter islami anak. Yang artiya komunikasi keluarga, lingkungan dan youtube berpengaruh secara bersama-sama terhadap karakter islami anak,
  2. Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel komunikasi keluarga terhadap variabel karakter islami anak. Yang artinya komunikasi keluarga berpengaruh terhadap karakter islami anak,
  3. Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel lingkungan terhadap variabel karakter islami anak. Yang artinya lingkungan berpengaruh terhadap karakter islami anak dan
  4. Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel youtube terhadap variabel karakter islami anak. Yang artinya youtube berpengaruh terhadap karakter islami anak

References

  1. Darimi, Ismail. 2018. Pendidikan Karakter Islami Anak Usia Dini Di PAUD Seuramoe Jaya dalam Jurnal Pendidikan Anak Volume 4.
  2. Dr. Riduwan, M.B.A. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : ALFABETA, cv.
  3. Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19.Semarang : Badan Penerbit Undip.
  4. Maryono. 2015. The Implementation Of Character Education Policy At Junior High Schools And Islamic Junior High Schools In Pacitan dalam International Journal of Education and Research volume 3
  5. Marzuki. 2015. Pendidikan karakter Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
  6. Muchlas samani dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
  7. Muslih, Muhammad. 2016. Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan
  8. Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN Limbangan dalam Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia Volume 1
  9. Prasanti, D & Fitriani D.R. 2018. Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga, Sekolah, Dan Komunitas? (Studi Kualitatif tentang Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Keluarga, Sekolah, dan Komunitas) dalam Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini volume 2
  10. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
  11. Sujianto E. A. 2014. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta : Prestasi Publisher. Sulistyowati, Endah. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Citra Aji Parama.
  12. Sumarwoto, Vitalis Djarot. 2011. Pengaruh Komunikasi Dalam Keluarga Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Kepribadian Siswa M.Ts. Ponorogo Tahun Pelajaran 2010-2011 dalam E-journal UNIPMA Volume 1
  13. Tohari, Hamim, Mustaji, Bachtiar S Bachri. 2019. Pengaruh Penggunaan Youtube
  14. Tehadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Mahasiswa dalam Journal Teknologi Pendidikan Volume 7